Pintu ruangan terbuka. Zafira tertegun di depan pintu. Dia tidak menyangka melihat Andre bersama wanita lain.Wanita itu sangat muda dan cantik. Dia sedang ada di atas meja dan bermesraan dengan Andre. Siapa pun yang bisa berpikir akan tahu apa yang sedang mereka lakukan!Zafira merasa percaya diri karena dia sudah menikah dengan Andre dan memegang kelemahan Andre. Dengan status sebagai istri sah, Zafira maju untuk menyerang Serly.Zafira menjambak rambut Serly dan menariknya dari meja.Dia melayangkan dua tamparan ke wajah Serly sembari membentak, "Dasar wanita murahan!"Serly tercengang. Setelah Serly sadar, Zafira menyeretnya ke dinding, menjambak rambutnya. dan membenturkan kepalanya ke dinding. Dia menyergah, "Wanita murahan, kamu nggak punya suami? Beraninya goda suami orang lain. Hari ini, aku akan beri pelajaran untukmu!"Kala ini, Serly sudah sadar. Dia tentu tidak akan diam saja. Serly dan Zafira pun mulai bertengkar di dalam kantor Andre.Silvia merasa kejadian ini sangat tid
Setelah membersihkan tempat perkelahian, Silvia kembali ke ruang kantor. Dia melihat Andre sedang memegang cincin pernikahan sambil termenung.Silvia bisa mengenali itu adalah cincin yang pernah dipakai Ariel. Silvia memanggil dengan prihatin, "Pak Andre."Andre tetap memandang cincin berlian itu tanpa mendongak. Dia bertanya dengan pelan, "Ini salahku, 'kan? Aku sudah kehilangan Ariel yang begitu baik."Silvia tidak bisa menjawab dan hanya menghela napas.....Pada malam hari, setelah pertemuan bisnis berakhir, Andre tidak ingin pulang. Dia tidak ingin kembali ke rumah yang menyimpan kenangan tentang Ariel karena Zafira tinggal di sana. Dia sama sekali tidak ingin melihat Zafira.Andre tidak mengemudi, melainkan berjalan kaki menyusuri jalanan malam yang sepi. Hanya rokok yang menemaninya dalam kesepian. Meskipun begitu, ini lebih baik daripada melihat Zafira.Ada rumah sakit andrologi swasta di tepi jalan. Beberapa perawat muda yang baru pulang kerja keluar dengan masih mengenakan se
Ariel pernah mencintai Andre, tetapi sekarang tidak lagi.Mobil Bantley hitam melaju melewati lampu jalanan berwarna kuning redup dan perlahan meninggalkan Andre. Bagi Ariel, momen yang singkat ini seperti melewati tujuh tahun pernikahan mereka yang penuh suka duka.Ariel melihat Andre mengejar mobilnya, tetapi untuk apa dia berhenti? Saling menyapa? Sepertinya tidak pantas. Kini, kerja sama mereka sudah menjadi akhir yang terbaik. Setidaknya, mereka tidak menjadi musuh abadi.Mengenai Andre sedih atau tidak, itu sudah bukan urusan Ariel. Semua adalah pilihan Andre sendiri. Namun, Ariel tetap merasa tertekan sampai dia tiba di apartemen dan menyalakan lampu pintu masuk.Ketika Ariel melepaskan mantel dan hendak menggantungkannya, ponsel di sakunya berdering. Ariel mengambilnya. Ada pesan WhatsApp dari Henley.[ Ibuku membuat pangsit daging sapi. Aku membawakan beberapa porsi. Ada yang sudah dimasak, tinggal dipanaskan saja. Ada susu segar di dalam kulkas. Panaskan juga dan minum sebelu
Pada pukul 4 sore, Ariel pulang kerja lebih awal. Dia memberi tahu sekretaris dirinya cuti 2 hari. Sekretaris yang turut merasa senang berujar, "Bu Ariel, sudah seharusnya kamu istirahat. Biasanya kamu selalu sibuk setiap hari sehingga jarang punya waktu untuk diri sendiri."Ariel tersenyum, lalu melepaskan jas dokter dan memakai jaketnya. Dia turun ke lantai bawah dan masuk ke mobil Bantley hitamnya.Ariel memperkirakan Henley masih rapat, jadi dia tidak mengganggu Henley. Ariel langsung pergi ke sekolah Gemma. Sekolah itu adalah TK elite di kota ini dan semua fasilitasnya sangat bagus.Cuaca hari ini cukup bagus. Matahari mulai terbenam. Setengah jam kemudian, Ariel menghentikan mobilnya di depan pintu TK.Ariel menghubungi wali kelas Gemma untuk memintanya mengantar Gemma ke depan pintu TK. Kalau tidak bisa, Ariel akan masuk ke TK untuk menjemput Gemma.Setengah menit kemudian, wali kelas menelepon Ariel kembali. Dia yang kebingungan melapor, "Bu Ariel, Gemma sudah dijemput ibunya."
Henley dan Ariel membawa Gemma pergi. Serly mengejar mereka dengan ekspresi muram. Dia berseru dengan geram, "Henley, aku ini ibunya Gemma!"Tubuh Henley menegang. Dia membuka pintu mobil bagian belakang dan berkata pada Ariel, "Kamu bawa Gemma naik ke mobil dulu."Ariel tahu Henley berniat membereskan Serly sendiri. Dia sama sekali tidak melihat Serly dan langsung membawa Gemma masuk ke mobil. Ariel bertatapan dengan Henley beberapa detik dari kaca jendela.Henley berbalik dan memandang Serly. Dia bertanya dengan tatapan muram, "Ibu? Apa kamu pantas menjadi seorang ibu?"Serly tahu dirinya sudah kalah. Setelah kejadian hari ini, dia pasti kesulitan untuk mendekati Gemma. Serly menebak Henley akan membawa Gemma ke luar negeri.Jadi, sikap Serly melunak. Dia membujuk, "Henley, aku ini istrinya Lukas. Gemma itu anak yang kami cintai. Kamu nggak boleh larang aku bertemu Gemma ...."Serly menjadi emosional. Dia menunjuk Ariel dan meneruskan, "Kamu menyuruh wanita lain menjaga dan merebut a
Orang tua Henley adalah orang terpelajar. Gemma mengalami syok sehingga mereka tidak ingin membuat Gemma makin stres.Setelah Gemma pulang, mereka hanya memeluknya. Kemudian, Mary membawa Gemma ke kamar mandi untuk cuci tangan dengan sabun berbentuk bebek yang wangi.Gemma menjadi senang karena dihibur neneknya. Dia adalah anak yang ceria dan tidak pendendam, begitu pula setelah dewasa.Sesudah keluar dari kamar mandi, Mary menggendong Gemma untuk duduk di depan meja makan. Namun, dia tidak melihat Henley.Ariel mengambilkan semangkuk sup daging sapi untuk Gemma. Sup ini sangat enak jika diminum selagi hangat. Ariel berkata kepada Mary, "Henley pergi ke ruang kerja untuk mengurus sesuatu."Mary sangat memahami putranya. Dia bisa menebak apa rencana Henley. Akhirnya, Mary mendesah dan menimpali, "Kalau begitu, kita makan dulu."....Di ruang kerja lantai 2 vila, penghangat ruangan tidak dinyalakan. Henley duduk di depan meja kerja sambil menelepon. Di layar laptop, tampak data dari bank
Ariel tertegun sesaat. Henley menariknya perlahan hingga membuatnya jatuh ke pelukannya. Ruangan itu memiliki jendela yang terbuka.Suhunya tidak terlalu tinggi sehingga tubuh Henley tidak terasa begitu hangat. Namun setelah memeluk Ariel, kehangatan segera menyebar di tempat mereka bersentuhan.Henley tidak melakukan apa-apa. Dia hanya menenggelamkan wajahnya di belakang leher Ariel dan memeluknya erat-erat.Setelah sekian lama, suaranya terdengar serak ketika berujar, "Ariel, hari ini kalau bukan karena kamu, aku benaran nggak tahu apa yang akan terjadi. Mungkin Serly akan membawa Gemma pergi."Ariel bisa merasakan kerapuhan di balik kata-katanya. Dia tahu bahwa pria seperti Henley sangat jarang menunjukkan emosi seperti ini.Gemma sudah menjadi sosok yang sangat berharga dalam hidupnya. Ariel tidak cemburu karena bisa memahami hubungan seperti itu.Itu mengingatkan Ariel pada hubungan pamannya dengan Alaia dan juga hubungannya dengan ibunya dulu.Perlahan, Ariel memeluk kepala Henle
Pintu mobil terbuka. Joe mewakili Keluarga Chandra untuk menyambut tamu. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Henley dalam acara resmi.Sebagai dua pebisnis ulung, percakapan mereka berlangsung dengan lancar. Setelah basa-basi singkat, Henley membawa barang-barangnya, sementara Joe menggendong Gemma dan membawanya masuk ke rumah.Wajah Joe memang tampan. Gemma yang sedang memeluk lehernya memperhatikan wajahnya dengan saksama, lalu berucap dengan manis, "Paman Joe sangat tampan seperti Ayah."Kebetulan Marcella datang dengan menggendong Olivia. Joe pun memberi tahu istrinya, "Dengar, nggak? Gemma bilang aku dan Henley sama-sama tampan."Sembari berkata demikian, Joe mendekatkan Gemma ke arah istrinya agar bocah itu bisa melihat Olivia yang berusia 8 bulan. Olivia sangat menggemaskan. Gemma tak bisa berhenti menatapnya dengan penuh kasih sayang.Marcella yang juga menyukai Gemma pun mengelus kepala gadis kecil itu. Dia bercanda kepada suaminya, "Buat apa tampan? Kamu sudah ngga