Paul masih sangat bersedih atas kematian putra sulungnya yang baik. Jadi, dia tentu juga menyimpan keluhan pada Serly.Serly bersikeras tidak mau pergi. Bagaimana dia bisa rela? Gemma adalah putri kandungnya dan Henley juga sangat menyukai anak-anak. Hanya tinggal selangkah lagi untuk menyukseskan rencananya.Henley pasti berbohong padanya. Mana mungkin Gemma adalah anak orang lain? Dia pasti menyusun skenario palsu untuk mengelabuinya.Serly yang tidak tahu malu mulai membuat keributan di depan kediaman. Hal ini memancing kejengkelan para pembantu. Ariel yang berada di aula bunga juga mendengarnya, lalu berjalan keluar.Ariel tidak perlu bersikap angkuh. Latar belakang keluarga dan penampilan menawan warisan orang tuanya telah memberinya keanggunan alami. Meskipun dia hanya mengenakan pakaian kasual, dia tetap terkesan berkelas.Ariel keluar dari serambi dan berdiri di puncak tangga. Sisa salju membasahi sepatu dan kaus kakinya, tetapi Ariel tidak peduli.Sambil menatap Serly, Ariel b
Serly akhirnya diusir pergi.Gemma bersandar ke dekapan Ariel, menempelkan wajah mungilnya ke tubuh wanita itu dan menghirup aroma tubuhnya. Meski belum pernah dipeluk ibu kandungnya, Gemma merasa seperti inilah seharusnya aroma seorang ibu. Tangan kecilnya memeluk Ariel erat-erat.Ariel mengelus kepala gadis kecil itu, lalu menyapa orang tua Henley, "Halo, Paman, Bibi."Orang tua Henley saling memandang. Paul masih bisa mempertahankan ketenangannya, tetapi Mary tidak kuasa menahan kegembiraan.Keluarga Zaryan akhirnya memiliki seseorang yang bisa mengalahkan Serly! Mary sudah menganggap Ariel sebagai menantu perempuannya. Makin lama melihatnya, dia makin suka.....Salju sudah berhenti. Matahari pagi bersinar menembus kabut tipis dan jatuh ke salju di tanah. Sinarnya yang cemerlang membuat dunia yang dingin seakan-akan diselimuti lapisan emas.Kediaman utama sangat ramai. Berhubung orang tua Henley datang berkunjung, Ariel sengaja libur kerja untuk menemani mereka. Setelah berpesan pa
Ariel benar-benar akan menikah!Pagi itu, Andre sama sekali tidak fokus bekerja. Dia terus memandangi foto pasangan yang membuatnya cemburu itu.Saat Zafira menelepon, Andre juga malas mengangkatnya. Berkat perjanjiannya dengan Ariel, dia sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan Zafira. Dia hanya perlu menunggu Jovan keluar dan menangani Zafira.Pintu ruangan perlahan dibuka, lalu Silvia berjalan masuk. Tahu bahwa suasana hati Andre sedang buruk, dia berucap dengan hati-hati, "Pak Andre, Nona Serly ingin bertemu dengan Bapak."Nona Serly? Siapa itu? Andre sedang tidak ingin bertemu siapa pun saat ini. Namun, Silvia lalu menambahkan, "Dia bilang dia adalah kakak iparnya Henley."Kakak ipar bajingan itu? Berarti wanita itu ibu kandung Gemma? Andre mulai tertarik. Dia ingin bertemu wanita itu dan membandingkannya dengan Zafira, mungkin saja kedua wanita manipulatif itu memiliki kesamaan.Jadi, Andre pun berkata dengan datar, "Persilakan dia masuk."Serly datang dengan membawa harapannya. D
Pintu ruangan terbuka. Zafira tertegun di depan pintu. Dia tidak menyangka melihat Andre bersama wanita lain.Wanita itu sangat muda dan cantik. Dia sedang ada di atas meja dan bermesraan dengan Andre. Siapa pun yang bisa berpikir akan tahu apa yang sedang mereka lakukan!Zafira merasa percaya diri karena dia sudah menikah dengan Andre dan memegang kelemahan Andre. Dengan status sebagai istri sah, Zafira maju untuk menyerang Serly.Zafira menjambak rambut Serly dan menariknya dari meja.Dia melayangkan dua tamparan ke wajah Serly sembari membentak, "Dasar wanita murahan!"Serly tercengang. Setelah Serly sadar, Zafira menyeretnya ke dinding, menjambak rambutnya. dan membenturkan kepalanya ke dinding. Dia menyergah, "Wanita murahan, kamu nggak punya suami? Beraninya goda suami orang lain. Hari ini, aku akan beri pelajaran untukmu!"Kala ini, Serly sudah sadar. Dia tentu tidak akan diam saja. Serly dan Zafira pun mulai bertengkar di dalam kantor Andre.Silvia merasa kejadian ini sangat tid
Setelah membersihkan tempat perkelahian, Silvia kembali ke ruang kantor. Dia melihat Andre sedang memegang cincin pernikahan sambil termenung.Silvia bisa mengenali itu adalah cincin yang pernah dipakai Ariel. Silvia memanggil dengan prihatin, "Pak Andre."Andre tetap memandang cincin berlian itu tanpa mendongak. Dia bertanya dengan pelan, "Ini salahku, 'kan? Aku sudah kehilangan Ariel yang begitu baik."Silvia tidak bisa menjawab dan hanya menghela napas.....Pada malam hari, setelah pertemuan bisnis berakhir, Andre tidak ingin pulang. Dia tidak ingin kembali ke rumah yang menyimpan kenangan tentang Ariel karena Zafira tinggal di sana. Dia sama sekali tidak ingin melihat Zafira.Andre tidak mengemudi, melainkan berjalan kaki menyusuri jalanan malam yang sepi. Hanya rokok yang menemaninya dalam kesepian. Meskipun begitu, ini lebih baik daripada melihat Zafira.Ada rumah sakit andrologi swasta di tepi jalan. Beberapa perawat muda yang baru pulang kerja keluar dengan masih mengenakan se
Ariel pernah mencintai Andre, tetapi sekarang tidak lagi.Mobil Bantley hitam melaju melewati lampu jalanan berwarna kuning redup dan perlahan meninggalkan Andre. Bagi Ariel, momen yang singkat ini seperti melewati tujuh tahun pernikahan mereka yang penuh suka duka.Ariel melihat Andre mengejar mobilnya, tetapi untuk apa dia berhenti? Saling menyapa? Sepertinya tidak pantas. Kini, kerja sama mereka sudah menjadi akhir yang terbaik. Setidaknya, mereka tidak menjadi musuh abadi.Mengenai Andre sedih atau tidak, itu sudah bukan urusan Ariel. Semua adalah pilihan Andre sendiri. Namun, Ariel tetap merasa tertekan sampai dia tiba di apartemen dan menyalakan lampu pintu masuk.Ketika Ariel melepaskan mantel dan hendak menggantungkannya, ponsel di sakunya berdering. Ariel mengambilnya. Ada pesan WhatsApp dari Henley.[ Ibuku membuat pangsit daging sapi. Aku membawakan beberapa porsi. Ada yang sudah dimasak, tinggal dipanaskan saja. Ada susu segar di dalam kulkas. Panaskan juga dan minum sebelu
Pada pukul 4 sore, Ariel pulang kerja lebih awal. Dia memberi tahu sekretaris dirinya cuti 2 hari. Sekretaris yang turut merasa senang berujar, "Bu Ariel, sudah seharusnya kamu istirahat. Biasanya kamu selalu sibuk setiap hari sehingga jarang punya waktu untuk diri sendiri."Ariel tersenyum, lalu melepaskan jas dokter dan memakai jaketnya. Dia turun ke lantai bawah dan masuk ke mobil Bantley hitamnya.Ariel memperkirakan Henley masih rapat, jadi dia tidak mengganggu Henley. Ariel langsung pergi ke sekolah Gemma. Sekolah itu adalah TK elite di kota ini dan semua fasilitasnya sangat bagus.Cuaca hari ini cukup bagus. Matahari mulai terbenam. Setengah jam kemudian, Ariel menghentikan mobilnya di depan pintu TK.Ariel menghubungi wali kelas Gemma untuk memintanya mengantar Gemma ke depan pintu TK. Kalau tidak bisa, Ariel akan masuk ke TK untuk menjemput Gemma.Setengah menit kemudian, wali kelas menelepon Ariel kembali. Dia yang kebingungan melapor, "Bu Ariel, Gemma sudah dijemput ibunya."
Henley dan Ariel membawa Gemma pergi. Serly mengejar mereka dengan ekspresi muram. Dia berseru dengan geram, "Henley, aku ini ibunya Gemma!"Tubuh Henley menegang. Dia membuka pintu mobil bagian belakang dan berkata pada Ariel, "Kamu bawa Gemma naik ke mobil dulu."Ariel tahu Henley berniat membereskan Serly sendiri. Dia sama sekali tidak melihat Serly dan langsung membawa Gemma masuk ke mobil. Ariel bertatapan dengan Henley beberapa detik dari kaca jendela.Henley berbalik dan memandang Serly. Dia bertanya dengan tatapan muram, "Ibu? Apa kamu pantas menjadi seorang ibu?"Serly tahu dirinya sudah kalah. Setelah kejadian hari ini, dia pasti kesulitan untuk mendekati Gemma. Serly menebak Henley akan membawa Gemma ke luar negeri.Jadi, sikap Serly melunak. Dia membujuk, "Henley, aku ini istrinya Lukas. Gemma itu anak yang kami cintai. Kamu nggak boleh larang aku bertemu Gemma ...."Serly menjadi emosional. Dia menunjuk Ariel dan meneruskan, "Kamu menyuruh wanita lain menjaga dan merebut a