Lantaran Zakki terlalu sering menemani Shilla, bahkan Shinta pun mendengar kabar itu. Shinta mengingat perhatian Zakki pada mereka tempo hari, lalu dia merasa khawatir pada Annika. Jadi, dia mengajaknya keluar untuk minum kopi.Shinta mendengus dan berkata, "Kudengar umurnya nggak panjang lagi. Rasakan itu!"Setelah diam sejenak, Shinta bertanya, "Annika, apa rencanamu?"Bagaimanapun, pemikiran Shinta masih kolot. Menurutnya, jika seorang wanita tidak bisa memenangkan hati suaminya, mengendalikan keuangannya juga tidak buruk. Akan lebih baik lagi jika Annika memiliki anak yang bisa mengukuhkan statusnya sebagai Nyonya Ruslan.Annika menunduk dan mengaduk kopinya pelan. Sejujurnya, Zakki juga sudah meminta anak padanya. Hanya saja, Annika tidak mau. Annika tahu, dengan 2% saham Grup Ruslan yang dimilikinya, dia tidak perlu menderita selama sisa hidupnya. Untuk apa dia melahirkan seorang anak bagi Zakki dan bertahan dalam pernikahan yang tidak membahagiakan itu selamanya?Annika bertekad
Raut wajah Zakki tampak sangat lelah. Dia berujar dengan tidak sabar, "Bukankah Dania sudah bilang padamu? Akhir-akhir ini, ada banyak rapat di perusahaan, jadi aku kemungkinan nggak sempat datang. Kenapa kamu masih menungguku sampai sekarang?"Zakki mungkin juga sudah lapar sehingga dia langsung menyantap makanannya.Annika diam-diam melirik Zakki. Sudah 2 menit sejak Zakki datang, tetapi pria ini sama sekali tidak menatapnya saat berbicara. Jelas sekali, pria ini sedang merasa sangat cemas. Mungkin, pria ini juga sedang menyalahkan Annika karena tidak menjadi istri yang pengertian! Zakki sangat sibuk, tetapi Annika malah berani meributkan masalah ulang tahun pernikahan dengannya.Annika menunduk sambil menyentuh telinganya. Dia seperti seorang wanita berkelas yang menghadapi kekesalan suaminya. Dia bahkan tidak merasa tertekan sedikit pun dan masih bisa tersenyum.Annika menimpali dengan lembut, "Sangat jarang bisa merayakannya bersamamu. Tadi, aku juga sudah mau pergi kalau kamu mas
Annika turun dan masuk ke mobil. Melihat raut wajah Annika yang muram, sopir bertanya dengan hati-hati, "Nyonya, apa kita pulang sekarang?"Annika hanya duduk diam sambil memandang bintang yang berkelap-kelip dari balik jendela. Dia tiba-tiba menjawab, "Pak Syamsul, aku ingin jalan-jalan. Kamu pulang duluan saja."Syamsul mengernyit sembari menimpali, "Bagaimana bisa begitu? Kalau Tuan Zakki tahu Nyonya keluar sendirian tengah malam begini, dia pasti akan sangat khawatir."Annika tersenyum dan membalas, "Bagaimana dia bisa tahu?"Syamsul sontak terdiam. Zakki sering tidak pulang ke vila dan menjadi bahan gosip para pelayan. Tidak mungkin jika Zakki tidak mengetahui hal ini. Syamsul benar-benar cemas, jadi dia melajukan mobil sambil mengawasi Annika yang berjalan sendirian dari belakang.Annika tidak tahu dirinya sudah berjalan berapa lama. Pukul 02:00, dia tiba di pinggir dinding bergambar yang ada di kota. Di atasnya, ada banyak tulisan pengakuan cinta yang berwarna-warni. Annika berj
"Aku akan segera pergi!" Zakki menyela perkataan istrinya. Ketika merasa nada bicaranya sedikit kasar, dia menambahkan, "Setelah urusanku selesai, aku akan menemanimu."Annika membalasnya dengan senyuman, lalu pergi menyiapkan pakaian suaminya.Lampu di ruang ganti sangat terang. Annika mengambil pakaian yang akan dikenakan oleh Zakki, lalu memilih dasi dan jam tangan yang senada .... Annika memilih pakaian kerja yang terlihat sedikit kasual. Dia berpikir, Shilla pasti akan terpesona begitu melihat Zakki.Tiba-tiba, tubuh Annika dipeluk. Zakki memeluk pinggang Annika dengan erat dan mendekatkan wajahnya di leher wanita ini. Kemudian, dia berbicara dengan suara maskulin, "Apa kamu marah?"Ketika berbicara, Zakki menggoda Annika beberapa kali, seolah-olah ingin melakukan hubungan dengannya.Sementara itu, Annika mencium bau obat dari tubuh Zakki. Suasana hatinya sontak menjadi tidak nyaman, tetapi dia masih menjawab dengan lembut, "Bukannya nanti ada rapat penting di perusahaan? Sebagai
Sorot mata Zakki tampak gelap. Ternyata, Annika tahu Zakki akan datang kemari malam ini. Zakki melangkah maju dan meraih pergelangan tangan Annika. Ketika hendak mengatakan sesuatu ...."Jangan sentuh aku!" Annika mendorong Zakki dengan kuat. Dia melangkah mundur sambil menatap pria ini, lalu melanjutkan, "Zakki, kamu sudah janji nggak akan bertemu Shilla lagi! Kamu bilang, malam ini mau pergi rapat di perusahaan! Tapi, kamu malah terus menemaninya! Kamu anggap apa diriku dan pernikahan kita? Apa kamu hanya menganggap ucapanmu sebagai angina lalu?"Zakki meraih tangan Annika lagi, lalu mengernyit sembari berkata dengan suara rendah, "Jangan membuat masalah."Annika tersenyum dengan sinis. Dia belum melakukan apa-apa, tetapi Zakki sudah memintanya untuk jangan membuat masalah. Memangnya, apa yang sudah Annika lakukan? Apa haknya untuk membuat keributan?Kedua mata Annika terasa basah. Dia menatap suaminya seraya menimpali dengan pelan, "Zakki, kalau kamu nggak pernah bilang mencintaiku
Annika tampak menggeleng. Dia melihat pintu lift yang tertutup sambil berkata pelan, "Aku sudah kehilangan pernikahan, tapi nggak boleh kehilangan karier juga, 'kan? Aku baik-baik saja, Kak Justin .... Ayo, kita pergi!"Pesta pribadi malam ini secara tak terduga diadakan dengan sukses. Di depan para maestro industri musik, Annika memainkan lagu "Butterfly Lovers". Dia segera menjadi bintang musik klasik yang paling menjanjikan dalam industri. Wito sangat bangga kepada Annika dan mengenalkannya kepada banyak orang.Annika minum banyak anggur merah. Di dalam perjalanan pulang, dia merasa tidak enak badan. Perutnya terasa seperti terbakar.Sopir mengantarkannya pulang dan secara khusus memberi tahu pembantu di vila bahwa Annika sedang tidak enak badan. Dia juga meminta mereka untuk membuatkan teh pereda mabuk dan mengantarkannya ke lantai atas.Pembantu di vila memang memperlakukan Annika dengan baik sehingga segera melakukannya. Namun, ketika sampai di lantai 2, salah satu pembantu menem
Tatapan mereka bertemu. Zakki mendapati istrinya yang mengenakan baju pasien. Wajah mungilnya yang seukuran telapak tangan tampak lesu. Tatapannya juga penuh dengan keputusasaan. Dia memandang Zakki dengan tatapan yang sangat asing.Padahal, belum lama ini Annika masih berada dalam pelukannya dan berbicara dengan suara yang sangat lembut, "Zakki, mungkin butuh beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun bagiku untuk menemukan kembali perasaanku terhadapmu .... Pada saat itu, apakah kamu masih menginginkannya?"Saat itu, Zakki mengiakannya dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, setelah itu dia malah menginjak-injak ketulusan Annika. Ini juga merupakan kebenaran.Setelah memandang Annika cukup lama .... Akhirnya, Zakki memanggilnya dengan suara hampir gemetar, "Annika!"Zakki ingin meraih tangan istrinya, tetapi wanita itu menolak. Annika terlihat sangat sedih. Dia melontarkan kata-kata dengan susah payah, "Aku memang terlalu polos. Aku bisa-bisanya mengira bahwa kamu sedikit suka padaku. Sam
Setengah jam kemudian, Annika tiba di vila. Ketika turun dari mobil, dia tidak membawa payung. Wanita itu membiarkan air hujan membasahi tubuh dan wajahnya. Baginya, tetesan air hujan adalah baptisan bagi jiwa dan emosinya .... Sepatu Annika yang menginjak karpet putih bersih tampak meninggalkan jejak air yang terlihat.Pembantu di vila tidak berani menasihatinya. Mereka hanya membuatkan sup jahe supaya Annika tidak kedinginan. Annika pun naik ke lantai atas. Apa yang pertama terlihat oleh matanya adalah "foto pernikahan" mereka.Pada awalnya, suaminya itu tidak mau berfoto, tetapi Annika malah membayar 1,6 miliar untuk membuatnya secara tebal muka. Dia berharap bahwa Zakki akan mencintainya suatu hari nanti. Akan tetapi, kini itu hanya menjadi ejekan setiap kali dia melihatnya.Annika menginjak ranjang dan melepas foto itu dari dinding. Dia terburu-buru melepaskannya sehingga tepi bingkai yang terbuat dari baja menggores tangannya. Ini menyebabkan muncul garis darah di punggung tangan