"Aku akan segera pergi!" Zakki menyela perkataan istrinya. Ketika merasa nada bicaranya sedikit kasar, dia menambahkan, "Setelah urusanku selesai, aku akan menemanimu."Annika membalasnya dengan senyuman, lalu pergi menyiapkan pakaian suaminya.Lampu di ruang ganti sangat terang. Annika mengambil pakaian yang akan dikenakan oleh Zakki, lalu memilih dasi dan jam tangan yang senada .... Annika memilih pakaian kerja yang terlihat sedikit kasual. Dia berpikir, Shilla pasti akan terpesona begitu melihat Zakki.Tiba-tiba, tubuh Annika dipeluk. Zakki memeluk pinggang Annika dengan erat dan mendekatkan wajahnya di leher wanita ini. Kemudian, dia berbicara dengan suara maskulin, "Apa kamu marah?"Ketika berbicara, Zakki menggoda Annika beberapa kali, seolah-olah ingin melakukan hubungan dengannya.Sementara itu, Annika mencium bau obat dari tubuh Zakki. Suasana hatinya sontak menjadi tidak nyaman, tetapi dia masih menjawab dengan lembut, "Bukannya nanti ada rapat penting di perusahaan? Sebagai
Sorot mata Zakki tampak gelap. Ternyata, Annika tahu Zakki akan datang kemari malam ini. Zakki melangkah maju dan meraih pergelangan tangan Annika. Ketika hendak mengatakan sesuatu ...."Jangan sentuh aku!" Annika mendorong Zakki dengan kuat. Dia melangkah mundur sambil menatap pria ini, lalu melanjutkan, "Zakki, kamu sudah janji nggak akan bertemu Shilla lagi! Kamu bilang, malam ini mau pergi rapat di perusahaan! Tapi, kamu malah terus menemaninya! Kamu anggap apa diriku dan pernikahan kita? Apa kamu hanya menganggap ucapanmu sebagai angina lalu?"Zakki meraih tangan Annika lagi, lalu mengernyit sembari berkata dengan suara rendah, "Jangan membuat masalah."Annika tersenyum dengan sinis. Dia belum melakukan apa-apa, tetapi Zakki sudah memintanya untuk jangan membuat masalah. Memangnya, apa yang sudah Annika lakukan? Apa haknya untuk membuat keributan?Kedua mata Annika terasa basah. Dia menatap suaminya seraya menimpali dengan pelan, "Zakki, kalau kamu nggak pernah bilang mencintaiku
Annika tampak menggeleng. Dia melihat pintu lift yang tertutup sambil berkata pelan, "Aku sudah kehilangan pernikahan, tapi nggak boleh kehilangan karier juga, 'kan? Aku baik-baik saja, Kak Justin .... Ayo, kita pergi!"Pesta pribadi malam ini secara tak terduga diadakan dengan sukses. Di depan para maestro industri musik, Annika memainkan lagu "Butterfly Lovers". Dia segera menjadi bintang musik klasik yang paling menjanjikan dalam industri. Wito sangat bangga kepada Annika dan mengenalkannya kepada banyak orang.Annika minum banyak anggur merah. Di dalam perjalanan pulang, dia merasa tidak enak badan. Perutnya terasa seperti terbakar.Sopir mengantarkannya pulang dan secara khusus memberi tahu pembantu di vila bahwa Annika sedang tidak enak badan. Dia juga meminta mereka untuk membuatkan teh pereda mabuk dan mengantarkannya ke lantai atas.Pembantu di vila memang memperlakukan Annika dengan baik sehingga segera melakukannya. Namun, ketika sampai di lantai 2, salah satu pembantu menem
Tatapan mereka bertemu. Zakki mendapati istrinya yang mengenakan baju pasien. Wajah mungilnya yang seukuran telapak tangan tampak lesu. Tatapannya juga penuh dengan keputusasaan. Dia memandang Zakki dengan tatapan yang sangat asing.Padahal, belum lama ini Annika masih berada dalam pelukannya dan berbicara dengan suara yang sangat lembut, "Zakki, mungkin butuh beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun bagiku untuk menemukan kembali perasaanku terhadapmu .... Pada saat itu, apakah kamu masih menginginkannya?"Saat itu, Zakki mengiakannya dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, setelah itu dia malah menginjak-injak ketulusan Annika. Ini juga merupakan kebenaran.Setelah memandang Annika cukup lama .... Akhirnya, Zakki memanggilnya dengan suara hampir gemetar, "Annika!"Zakki ingin meraih tangan istrinya, tetapi wanita itu menolak. Annika terlihat sangat sedih. Dia melontarkan kata-kata dengan susah payah, "Aku memang terlalu polos. Aku bisa-bisanya mengira bahwa kamu sedikit suka padaku. Sam
Setengah jam kemudian, Annika tiba di vila. Ketika turun dari mobil, dia tidak membawa payung. Wanita itu membiarkan air hujan membasahi tubuh dan wajahnya. Baginya, tetesan air hujan adalah baptisan bagi jiwa dan emosinya .... Sepatu Annika yang menginjak karpet putih bersih tampak meninggalkan jejak air yang terlihat.Pembantu di vila tidak berani menasihatinya. Mereka hanya membuatkan sup jahe supaya Annika tidak kedinginan. Annika pun naik ke lantai atas. Apa yang pertama terlihat oleh matanya adalah "foto pernikahan" mereka.Pada awalnya, suaminya itu tidak mau berfoto, tetapi Annika malah membayar 1,6 miliar untuk membuatnya secara tebal muka. Dia berharap bahwa Zakki akan mencintainya suatu hari nanti. Akan tetapi, kini itu hanya menjadi ejekan setiap kali dia melihatnya.Annika menginjak ranjang dan melepas foto itu dari dinding. Dia terburu-buru melepaskannya sehingga tepi bingkai yang terbuat dari baja menggores tangannya. Ini menyebabkan muncul garis darah di punggung tangan
Zakki menyentuh meja rias dengan jari-jarinya yang gemetar .... Annika telah membawa pergi buku hariannya.Tiba-tiba, aroma hangus samar-samar tercium dari arah teras. Itu adalah bau dari sesuatu yang terbakar .... Tubuh Zakki bergetar karena menyadari sesuatu. Dia pun berjalan cepat menuju teras. Kemudian, dia mendapati Annika yang sedang membakar foto pernikahan mereka. Dia juga melihat buku harian tersebut tengah dibakar oleh istrinya.Annika duduk di sana dan melihat semua ini dengan tenang, seolah-olah dia sedang membakar sesuatu yang tidak penting."Kamu sudah gila!" marah Zakki.Pria itu tidak berpikir panjang dan langsung mendekat untuk menyelamatkan buku harian itu, bahkan tanpa perlindungan apa pun .... Zakki tidak punya waktu untuk berpikir alasan dia melakukannya. Padahal, itu hanya sebuah buku harian.Apinya telah dipadamkan, tetapi buku harian itu hanya tinggal setengah. Zakki sama sekali tidak peduli dengan luka bakar di telapak tangannya. Dia segera membuka buku harian
"Aku rasa, ketika kamu memelukku dan melihat aku takluk, pasti kamu merasa bangga, 'kan? Kamu pasti berpikir, aku begitu murahan dan berhasil dibohongimu hanya dengan rayuan. Zakki, aku memang pernah menyukaimu, tapi nggak akan lagi ke depannya!" tegas Annika.....Saat melontarkan kata-kata itu, Annika merasa agak linglung dan hatinya juga terasa sakit.Zakki merasa sangat lelah. Dia juga bukan pria yang bertemperamen baik. Zakki telah bersikap ramah, tetapi Annika sama sekali tidak menghargainya.Itu sebabnya, Zakki pun mengucek sudut matanya sambil bertanya, "Jadi, apa yang kamu inginkan? Saling menghormati atau bercerai denganku? Annika, jangan lupa bahwa kakakmu masih mengharapkan bantuan Yoyok untuk menangani kasus hukumnya. Apa kamu bisa meninggalkanku?"Annika masih membenamkan wajahnya dalam bantal. Dia terdiam selama beberapa saat. Zakki kurang lebih mampu menebak isi hatinya. Wanita ini ingin bercerai dan meninggalkannya, bahkan tidak ingin berurusan lagi dengannya.Annika b
Sebuah tamparan mendarat di wajah Zakki. Pria itu pun berhenti. Dia menunduk untuk melihat wanita yang tergeletak di bawahnya. Jantung Annika berdebar sangat kencang. Piama berbahan sutranya meluncur ke bawah bahu dan memperlihatkan bahunya yang tipis dan bulat, bahkan melebihi itu. Seluruh sosok Annika tampak cantik dan halus, dengan kecantikan yang rapuh.Setelah sekian lama, Zakki bertanya, "Kamu sudah bisa memukulku sekarang?"Sorot mata pria itu memancarkan emosi yang sulit dipahami, tetapi nada bicaranya sangat lembut. Zakki menahan tangan istrinya dan menekannya di atas bantal dengan kuat .... Akan tetapi, dia tidak melakukan apa pun dalam sesaat.Hidung Annika tampak memerah. Dia mendongak untuk melihat suaminya, lalu berkata dengan suara pecah, "Zakki, sekarang kamu ingin memerkosaku atau apa? Kalau nggak mau, lepaskan aku!"Namun, Zakki tidak melepaskannya. Dia menatap Annika yang lemah. Tak lama kemudian, dia baru berkata dengan suara serak, "Aku benar-benar serius ketika me