Marcella mengambil ponsel dan membaca pesan WhatsApp yang dikirimkan Angel, salah seorang murid yang pernah diajarnya. Pesan itu hanya berisikan tiga kalimat pendek.[ Selamat Natal, Bu Marcella. Angel lihat suami Marcella. Pak Joe lagi di sekolah. ]....Marcella tertegun. Belakangan, dia ingat bahwa meskipun pernikahannya dengan Joe diketahui seantero Kota Brata, berita perceraian mereka tidak terlalu menimbulkan sensasi. Tidak heran jika Angel tidak tahu.Marcella membalas Angel.[ Selamat Natal juga, Angel. ]Marcella tidak memusingkan alasan Joe datang ke sekolah. Mereka telah bercerai, jadi apa pun yang dilakukan pria itu tidak lagi penting. Marcella juga akan segera meninggalkan Kota Brata setelah Tahun Baru.Usai membalas pesan, Marcella tidak langsung beranjak pergi. Dia mematung di tempat dan memandangi butir salju yang melayang turun.Momen ketika mereka baru menikah terlintas di benak Marcella. Dia dan Joe berciuman di tengah salju sambil memandangi bianglala.Waktu itu, Jo
"Hanya mampir," ujar Joe dengan datar.Tadinya, Joe ingin kembali ke kantor untuk rapat, tetapi suasana hatinya mendadak memburuk. Dia sendiri tidak tahu apa alasannya. Joe meninggalkan beberapa pesan pada Tasya, lalu pulang sendiri.Setelah bercerai, Joe tidak pindah kembali ke rumah orang tuanya. Dia tetap tinggal di vila yang dihuninya sesudah menikah.Di tengah perjalanan, Joe tiba-tiba teringat keluhan Ratih pagi ini bahwa bumbu memasak sudah tinggal sedikit. Bumbu itu dijual di supermarket premium.Berhubung suasana hatinya juga sedang buruk, Joe berpikir untuk jalan-jalan sejenak. Jadi, dia pun mengemudikan mobilnya menuju supermarket itu.Kepingan salju yang halus melayang turun ke tanah. Seorang pria berwajah tampan dan bertubuh tinggi yang mengenakan mantel tipis melangkah ke supermarket di bawah tatapan kagum banyak wanita.Joe sudah lama terbiasa menjadi pusat perhatian. Jadi, dia hanya berjalan lurus ke rak yang dituju dan mengambil dua botol saus tomat.Ketika Joe hendak
Setelah telepon ditutup, Joe melamun cukup lama. Lamunannya baru terputus ketika rokoknya padam dan sedikit abu jatuh ke celananya.Ujung jari Joe tiba-tiba saja bergetar. Dia mendongak dan memandang ke luar lagi. Namun, wanita hamil tadi sudah pergi.Joe seketika menginjak pedal gas dan refleks menyusul wanita itu. Namun, dia tiba-tiba mengerem setelah mobil baru melaju 100 meter.Tubuh Joe bergetar hebat. Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.Dengan jari gemetar, Joe menyalakan setengah batang rokoknya. Apa yang sedang dia lakukan? Mengapa dia tiba-tiba ingin mengejar wanita hamil yang tidak dikenalnya? Mengapa dia menggila ketika dia bahkan tidak melihat jelas wajahnya? Apa karena rambut hitam sebahunya sangat mirip dengan mantan istrinya?Jika Marcella hamil, apakah tubuhnya juga akan berubah sintal? Apakah dia juga akan pergi ke supermarket seperti ini untuk membeli barang keperluan bayi? Apa dia juga akan berjalan sendirian di tengah salju?Ngomong-ngomong, di man
Joe yang memiliki aset sebesar ratusan triliun dikejar-kejar banyak wanita di Kota Brata. Kesempatan untuk kencan buta dengannya adalah sesuatu yang sangat langka.Yolanda tahu betul bahwa syarat terdasar menjadi istri pria kaya adalah tidak banyak menuntut dan pandai membaca situasi.Usai membahas Simon, obrolan berhenti sampai di sana. Ketika Yolanda sedang berusaha memikirkan topik pembicaraan lain, Joe tiba-tiba berdiri dan keluar kafe. Langkahnya yang begitu cepat membuat Yolanda tertegun."Pak Joe, kamu kenapa?" tanya Yolanda dengan cemas. Perubahan sikap pria itu membuatnya keheranan. Apa ada masalah di Grup Chandra?....Di pintu masuk kafe, sepasang mantan itu bertemu, hanya terpisahkan jarak beberapa langkah. Mereka baru bercerai tiga bulan lalu, tetapi keduanya sudah terlihat berbeda.Joe menatap perut Marcella lekat-lekat. Marcella hamil. Marcella sedang hamil!Joe belum pernah punya anak, tetapi dia memiliki pengetahuan dasar tentang wanita hamil. Kehamilan Marcella pasti
Marcella tidak berencana untuk rujuk dengan Joe. Pria itulah yang tidak memberinya kesempatan. Selain menghina Marcella, dia juga sudah punya pacar baru.Joe terlihat sangat serasi dengan pacar barunya. Marcella tiba-tiba teringat pesta akhir tahun yang diselenggarakan perusahaan tahun lalu. Saat itu, Joe tidak ingin mengajaknya. Marcella rasa, tipe Joe memang wanita yang pintar dan kompeten.Marcella berusaha tetap tenang. Bagaimanapun, mereka sudah bercerai dan urusan di antara mereka sudah berlalu.Setelah meninggalkan kata-kata tadi, Marcella mengangguk sopan ke arah Yolanda dan ingin langsung pergi. Namun, Joe tiba-tiba meraih pergelangan tangan Marcella dan meremasnya dengan kuat.Pergelangan tangan Marcella sangat sakit dan mulai membiru. Dia mengaduh pelan dan memperingatkan Joe lewat tatapan matanya.Marcella hendak memperingatkan Joe bahwa mereka sudah bercerai. Bahwa pacar Joe masih di sana dan sikap pria itu padanya kurang pantas.Marcella tidak mengatakan semua itu. Sebab,
Jose menutup pintu mobil, lalu meninggalkan vila Joe. Setelah Jose pergi, pelayan di vila mulai sibuk. Ada yang membuat minuman pereda mabuk, ada yang menyeka wajah Joe.Pelayan juga melepaskan jaket Joe dengan hati-hati supaya dia merasa lebih nyaman. Ratih menyeka leher Joe sambil mengomelinya minum anggur terlalu banyak.Ratih juga mengatakan hidup Joe berantakan sejak kehilangan istri. Dia memuji mantan istri Joe yang patuh dan perhatian kepada suaminya. Bukannya orang yang dimaksud Ratih adalah Marcella?Joe yang berbaring di sofa merasa sekelilingnya berguncang, apalagi lampu kristal di langit-langit. Joe merasa pusing.Sementara itu, Ratih masih tidak berhenti mengomel. Joe yang merasa gusar ingin segera naik ke lantai atas. Dia ingin berbaring di kasur yang pernah ditidurinya dan Marcella.Aroma Marcella memang sudah hilang, tetapi masih ada kenangan dari Marcella. Joe berdiri sempoyongan, lalu naik ke lantai atas sambil bertumpu pada pegangan tangga.Ratih berseru, "Minuman pe
Terdengar suara ketukan pintu. Tasya bertanya, "Pak Joe, kamu cari aku?"Joe tetap melihat undangan itu sambil berkata kepada Tasya, "Kamu antar undangan ini ke kediaman Keluarga Orlando. Undangan ini harus diserahkan kepada Marcella ... ini perjanjianku dengannya."Tasya mengambil undangan itu. Dia terkejut. Joe dan Marcella sudah bercerai selama 8 bulan. Seharusnya, mereka tidak berhubungan lagi.Akan tetapi, sudah jelas Joe belum melupakan Marcella. Apa Joe memberikan undangan ini kepada Marcella untuk memprovokasinya? Dalam hubungan antara pria dan wanita, tidak ada gunanya mementingkan kemenangan.Namun, Tasya adalah bawahan Joe. Jadi, dia tidak berkomentar. Kemudian, Tasya mengantar undangan ke kediaman Keluarga Orlando.Tasya tahu tempat tinggal Selvy dan Marcella. Dia bisa menemukan rumah mereka dengan mudah. Namun, pelayan mereka mengatakan Marcella sudah pindah beberapa bulan yang lalu. Bahkan, Marcella tidak pulang untuk merayakan tahun baru.Mendengar ucapan pelayan, Tasya
Tasya segera menceritakan masalah tadi kepada Joe dengan singkat. Tentu saja, Tasya tidak memberi tahu Joe Selvy merobek undangan dan mengatakan Joe mati. Akhirnya, Tasya bertanya, "Pak Joe, apa kita mau cari tahu keberadaan Bu Marcella lagi?"Joe membelakangi Tasya. Dia lanjut memandangi pemandangan senja. Antusiasme Joe sebelum Tasya kembali seketika sirna.Joe berpikir Marcella pasti pergi ke Kota Handa untuk hidup bersama Nanda. Hanya saja, Joe tidak tahu kenapa mereka tidak menikah. Mungkin karena keluarga Nanda tidak setuju.Joe terus berdiri untuk waktu yang lama. Saat matanya mulai berkaca-kaca, Joe baru menjawab, "Nggak usah."Tasya memandangi Joe. Dia merasa Joe terlihat kesepian. Joe sama sekali tidak kelihatan seperti calon pengantin, tetapi seperti pria yang patah hati.Tasya mengingat kembali masa-masa pacaran Joe dengan Yolanda selama setengah tahun ini. Mereka berdua jarang bertemu. Tasya merasa Joe sama sekali tidak mencintai Yolanda.Tasya ingin bicara, tetapi ragu-ra