Terdengar suara ketukan pintu. Tasya bertanya, "Pak Joe, kamu cari aku?"Joe tetap melihat undangan itu sambil berkata kepada Tasya, "Kamu antar undangan ini ke kediaman Keluarga Orlando. Undangan ini harus diserahkan kepada Marcella ... ini perjanjianku dengannya."Tasya mengambil undangan itu. Dia terkejut. Joe dan Marcella sudah bercerai selama 8 bulan. Seharusnya, mereka tidak berhubungan lagi.Akan tetapi, sudah jelas Joe belum melupakan Marcella. Apa Joe memberikan undangan ini kepada Marcella untuk memprovokasinya? Dalam hubungan antara pria dan wanita, tidak ada gunanya mementingkan kemenangan.Namun, Tasya adalah bawahan Joe. Jadi, dia tidak berkomentar. Kemudian, Tasya mengantar undangan ke kediaman Keluarga Orlando.Tasya tahu tempat tinggal Selvy dan Marcella. Dia bisa menemukan rumah mereka dengan mudah. Namun, pelayan mereka mengatakan Marcella sudah pindah beberapa bulan yang lalu. Bahkan, Marcella tidak pulang untuk merayakan tahun baru.Mendengar ucapan pelayan, Tasya
Tasya segera menceritakan masalah tadi kepada Joe dengan singkat. Tentu saja, Tasya tidak memberi tahu Joe Selvy merobek undangan dan mengatakan Joe mati. Akhirnya, Tasya bertanya, "Pak Joe, apa kita mau cari tahu keberadaan Bu Marcella lagi?"Joe membelakangi Tasya. Dia lanjut memandangi pemandangan senja. Antusiasme Joe sebelum Tasya kembali seketika sirna.Joe berpikir Marcella pasti pergi ke Kota Handa untuk hidup bersama Nanda. Hanya saja, Joe tidak tahu kenapa mereka tidak menikah. Mungkin karena keluarga Nanda tidak setuju.Joe terus berdiri untuk waktu yang lama. Saat matanya mulai berkaca-kaca, Joe baru menjawab, "Nggak usah."Tasya memandangi Joe. Dia merasa Joe terlihat kesepian. Joe sama sekali tidak kelihatan seperti calon pengantin, tetapi seperti pria yang patah hati.Tasya mengingat kembali masa-masa pacaran Joe dengan Yolanda selama setengah tahun ini. Mereka berdua jarang bertemu. Tasya merasa Joe sama sekali tidak mencintai Yolanda.Tasya ingin bicara, tetapi ragu-ra
Seketika suasana menjadi tegang. Yolanda tentu merasa tidak senang, tetapi hari ini ayahnya berulang tahun. Kerabat di rumahnya juga menunggu kedatangan Joe.Yolanda tidak berani membuat perhitungan dengan Joe sekarang. Dia tersenyum lembut dan berujar, "Kenapa kamu nggak masuk? Semua orang menunggumu."Joe baru tersadar. Yang berdiri di depannya adalah tunangannya yang pengertian. Bukan Marcella, mantan istrinya ... orang yang dipikirkannya dari tadi.Suasana hati Joe sangat buruk. Dia tidak menanggapi ucapan Yolanda dan langsung turun dari mobil. Sepasang pria dan wanita yang menawan berjalan berdampingan. Mereka terlihat serasi. Para pelayan terus menyapa mereka, "Nona Yolanda, Tuan Joe."Sikap Joe sangat dingin. Dia tidak membalas sapaan mereka. Yolanda yang merasa gembira merangkul lengan Joe. Dia juga menyandarkan wajahnya di bahu Joe.Wajah Yolanda yang mulus menempel pada baju Joe yang mahal. Rambut Yolanda tergerai sehingga dia terlihat lembut. Sayangnya, Joe tidak pernah mem
Malam harinya, Selvy sudah tertidur. Marcella menyampirkan jubah tidur di bahunya dan berjalan ke balkon. Dia memandangi pemandangan malam.Kota Clasata tidak seramai Kota Brata. Bahkan, Marcella bisa melihat pegunungan dari balkon apartemen. Sally menjalani hukuman di gunung. Hukuman Sally sudah dikurangi 3 bulan karena dia berkelakuan baik.Marcella menunduk dan melihat undangan yang sudah ditempel.[ Selamat Berbahagia, Joe Chandra dan Yolanda Darmadi ]Joe akan menikah dan dia sengaja memberikan undangan kepada Marcella. Joe pasti membenci Marcella karena Marcella mengatakan dia mengandung anak Nanda.Marcella sudah melupakan hubungan dan pernikahannya dengan Joe. Namun, undangan ini membuat hati Marcella bergejolak.Seperti undangan yang sudah dirobek ini, Marcella berusaha melupakan Joe sambil menempel undangan. Marcella berdiri di balkon untuk waktu yang lama.Keesokan paginya, Selvy sudah pergi pagi-pagi. Marcella mengantar Selvy naik ke mobil. Selvy naik ke mobil hitam, lalu t
Acara pernikahan Joe dan Yolanda diadakan di hotel termewah Kota Brata. Hampir semua orang dari kalangan atas di kota datang merayakan pernikahan kedua Presdir Grup Chandra itu.Meskipun acara sangat meriah, wajah pengantin pria terlihat tidak fokus. Seolah-olah dia tidak merasa gembira.Kemudian, Joe tiba-tiba menerima telepon dari Selvy. Suara Selvy yang selalu tenang terdengar sangat menyayat hati, seakan-akan dunianya akan segera hancur.Bagaimana tidak? Sebagai wanita, Selvy terlahir di tengah keluarga yang lebih mementingkan laki-laki. Ibunya mendekam di penjara, adiknya mengalami pendarahan dan sekarang tengah berjuang melawan takdir.Selvy berucap di telepon, "Yang dikandungnya itu anakmu. Joe, terserah kamu mau datang atau nggak!"Ponsel Joe langsung terjatuh. Untungnya lantai dilapisi karpet sehingga ponselnya tidak rusak.Joe segera memungut ponselnya, lalu bertanya tanpa ragu pada Selvy, "Di mana dia? Aku ke sana sekarang.""Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota Clasata," sahut Sel
Marcella yang kelelahan setelah melahirkan bayi langsung terkapar di ranjang bersalin. Untuk sesaat, dia seperti tidak bisa mendengar apa pun.Namun, pada saat bersamaan Marcella seolah-olah mendengar kuncup bunga merah muda perlahan mekar di kegelapan, serta suara kelopak bunga tumbuh dengan tenang.Tak berapa lama, pendengaran Marcella kembali. Dia mendengar dokter sedang merawatnya dan perawat membersihkan bayinya yang baru lahir.Bayi mungil itu menangis dengan keras. Setetes air mata mengalir dari mata Marcella. Itu anak yang telah dilahirkannya.Jari-jari putih Marcella masih digenggam erat oleh Joe. Seolah-olah dia adalah suami tercintanya.Joe tidak langsung melihat anaknya. Dia terus menjaga Marcella dan menatapnya lekat-lekat, takut wanita itu kenapa-napa.Joe lupa bahwa mereka telah bercerai lebih dari 6 bulan lalu. Dia lupa bahwa mereka sudah lama tidak bertemu dan dia telah mengirimi Marcella undangan pernikahan dengan kejam.Saat ini, Joe hanya ingin melihat Marcella, bah
Marcella yang menerima injeksi dua kantong plasma merasa lebih bugar meski tubuhnya masih lemah. Orang-orang Keluarga Chandra tidak berani mengganggu istirahatnya.Mereka hanya menengok Olivia sebentar. Kemudian, mereka segera pergi ke tempat menginap terdekat, meninggalkan Joe di kamar rawat VIP yang sangat bersih.Selvy dan Joe saling berpandangan. Di mata Selvy, Joe adalah bedebah yang tidak bertanggung jawab. Di sisi lain, Joe menyalahkan Selvy karena tidak memberitahukan kondisi Marcella lebih cepat. Mereka memperlakukan satu sama lain dengan dingin.Suara yang terdengar di kamar rawat subuh itu hanyalah napas pelan Olivia. Bayi mungil itu tidur meringkuk dengan tangan terkepal.Joe gemas sekali melihatnya, merasa hatinya hampir meleleh. Ketika dia mengamatinya lebih cermat, dia merasa kontur wajah anak itu mirip dengannya, tetapi fiturnya selembut sang ibu, membuat perpaduan yang sempurna.Joe asyik mengamati Olivia ketika bayi kecil itu mulai menangis."Oweee!" Wajah mungil Oliv
Selvy melontarkan semuanya sekaligus. Sebenarnya biasanya dia tidak akan mengucapkan kata-kata ini. Mungkin itu karena Jose datang ke Kota Clasata.Jose terus menatapnya dengan tatapan yang dalam dan sulit ditebak. Barusan, dia sebenarnya memberi Selvy kesempatan terakhir.Jika saja Selvy mengatakan bahwa dia menyesal, jika saja dia mau menerima Jose kembali, pria itu akan siap menyingkirkan segala rintangan untuknya.Jose bahkan bersedia menikahinya. Siapa pun yang keberatan akan diabaikannya. Jose tidak akan membiarkan siapa pun ikut campur dalam keputusan penting hidupnya.Jose pun tersenyum sambil menunduk. Sayangnya, Selvy tidak bersedia. Dia berkata bahwa keluarganya jatuh miskin, tetapi bukankah Marcella juga tetap bersama Joe? Lantas, kenapa Selvy tidak bisa menikah dengan Jose? .... Sebenarnya karena dia bukan Joe, 'kan?Jose mematikan puntung rokoknya, lalu mengeluarkan selembar foto dari saku jasnya. Kemudian, dia menyerahkannya kepada Selvy.Suaranya terdengar dingin saat b