Joe melirik ke arah Lucy, lalu menjawab dengan santai, "Cuma seorang kolega bisnis."Alaia menurunkan pandangan. Dia terlihat masih sangat muda dan polos, seperti gadis berumur awal 20-an.Namun, Alaia sebenarnya sudah berusia 25 tahun. Pelan-pelan, dia juga sudah bisa membaca situasi.Lucy juga tengah memandang mereka. Dia mengangkat gelasnya dengan gaya elegan.Wanita semenawan itu tiba-tiba saja muncul di sisi Joe. Selamban apa pun Alaia, dia bisa menebak bahwa Lucy adalah wanita yang hendak dijodohkan dengan Joe."Begitukah?" ucap Alaia sambil tersenyum tipis, tidak menuntut penjelasan lebih jauh.Ketika Joe hendak mengatakan sesuatu, seorang pelayan datang dan mempersilakannya untuk meresmikan dansa pertama. Acara dansa sudah dimulai.Joe mengernyit. Dia belum selesai bicara dengan Alaia, tetapi malam ini adalah hari besar Diana.Joe berujar lembut pada Alaia, "Tunggu aku di sini. Selesai dansa, aku akan segera kembali."Alaia tidak biasanya tidak menurut. Dia menatap Joe, lalu me
Joe memandang ke arah lantai tiga. Lampu di studio menyala, jadi seharusnya Alaia berada di sana. Setiap wanita itu bersedih, dia selalu mengurung diri di sana.Joe ingin naik ke atas, tetapi lalu mengurungkan niatnya. Dia menunggu hingga pesta selesai, baru mencari kesempatan di saat anggota Keluarga Chandra sedang berbincang dengan Diana.Diana menyiapkan hadiah spesial untuk Alaia, tetapi Alaia tidak terlihat batang hidungnya."Alaia bilang dia lelah, jadi istirahat duluan di lantai atas," jelas Clara sambil tersenyum.Diana yang menyayangi Alaia berkata, "Aku kenal seorang dokter tradisional yang bagus. Nanti akan kuundang untuk memeriksa Alaia."Clara menanyakan detailnya dengan gembira. Diana pun menjelaskan apa saja yang dia tahu.Saat itu, Joe menepuk celananya dan berucap dengan santai, "Aku lihat keadaannya dulu."Begitu kata-kata itu terlontar, Ivander langsung berdiri dan berkata, "Biar aku saja, Kak."Joe menatap adik laki-lakinya yang berusia 8 tahun lebih muda dengan pen
Kembang api sudah habis dinyalakan. Vloryne berlari turun dan masuk ke ruang kerja di lantai dua.Satya berada di dalam. Dia sedang duduk bersandar di kursi kulit sambil membaca laporan keuangan bulanan.Ketika mendengar suara pintu dibuka, Satya langsung tahu itu adalah putri bungsunya. Dia bertanya pelan, "Kak Alaia-mu nggak apa-apa?"Vloryne melangkah ke belakang Satya, lalu memeluk leher ayahnya dengan manja. Dia masih terbayang-bayang adegan ketika Joe dan Alaia berciuman tadi.Meskipun Alaia adalah putri adopsi, hal ini tetap mengejutkan. Vloryne mengamati ekspresi ayahnya. Dia yakin kedua orang tuanya tidak tahu, tetapi Ivander pasti tahu.Vloryne masih muda, tetapi selalu memiliki banyak ide. Dia berkata, "Sepertinya Kak Joe membuat Kak Alaia marah. Waktu aku masuk, mereka kelihatan cuek pada satu sama lain. Ayah, kurasa itu karena kehadiran Lucy malam ini."Maksud Vloryne sudah sangat jelas, tetapi Satya masih tidak menangkapnya. Dia mengernyit dan berkata, "Mereka bertengkar?
Larut malam, Satya baru kembali ke kamar. Dia masuk bertepatan dengan Clara keluar dari kamar mandi. Clara duduk di depan meja rias dan bertanya, "Koyo Bi Aida kali ini bagus nggak? Kalau cocok, aku akan beli lebih banyak di rumah sakit."Satya menutup pintu, lalu melangkah ke belakang istrinya. Dia memegang lembut bahu kurus Clara seraya berkata, "Lumayan, katanya sudah nggak sakit lagi di malam hari.""Baguslah," balas Clara.Sambil menggunakan produk perawatan wajah, Clara berkata, "Kita sudah mengatur jodoh buat Joe, tapi Alaia juga sudah dewasa. Tadi, Yuna bilang padaku kalau keponakannya pernah bertemu Alaia dan tertarik padanya. Pria itu belajar seni dan keluarganya juga berada. Kurasa dia cocok dengan Alaia."Satya melepaskan pegangannya di bahu Clara, lalu merebah di ranjang dengan kedua tangan di belakang kepala. Dia memikirkannya sejenak sebelum berkata, "Kamu bisa bicarakan dulu dengan Alaia besok pagi. Dia anak yang introver, kita nggak bisa terlalu ikut campur soal hal s
Suasana seketika berubah menjadi tegang.Alaia memandang Joe dengan mata berkaca-kaca. Namun, seluruh keluarga ada di sini. Dia harus menahan diri agar tidak meneteskan air mata. Jika tidak, dia akan terlihat sangat memalukan.Beberapa saat kemudian, Alaia menunduk sambil berkata, "Aku juga bisa mengembangkan karier di Kota Brata. Keluargaku ada di Kota Brata. Aku nggak akan selamanya tinggal di Kota Aruma. Aku tentu saja mau pulang."Joe hanya menatap Alaia tanpa mengatakan apa-apa. Setelah beberapa saat, dia mengambil jaketnya dan berjalan keluar. Suaranya terdengar dari pintu. Dia berkata, "Aku mau ke perusahaan, sekalian mengantar Alaia ke pameran seni."Di meja makan, Alaia sedang makan roti lapis dengan tenang.Clara menepuk-nepuk tangan Alaia dengan lembut seraya menghibur, "Nggak usah pedulikan ucapan kakakmu. Pulang saja kalau kamu mau. Kota Brata sangat berkembang sekarang, nggak kalah dari Kota Aruma. Apalagi, ada yang akan menjagamu di Kota Brata."Alaia mengiakan. Setelah
Joe melajukan mobilnya. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa mulai sekarang hubungannya dengan Alaia sudah retak.Bisnis Joe menjadi sangat besar, bahkan melebihi bisnis ayahnya. Namun, wanita yang telah menunggunya selama enam tahun tidak lagi menunggunya. Dia perlahan kehilangan Alaia.....Joe mengemudikan mobilnya ke perusahaan. Orang-orang sudah duduk di dalam ruang rapat. Mereka bisa menyadari bahwa suasana hati Joe sedang buruk. Wajahnya yang tampan terlihat muram.Joe sangat ketat kepada perwakilan Grup Sutomo saat memimpin rapat. Orang itu adalah Lucy. Menurut Lucy, hanya Alaia yang bisa membuat Joe tidak senang.Pria seperti Joe yang selalu berterus terang di hadapan wanita, ternyata bisa bersikap lembut di hadapan Alaia. Hal ini memang membuat Lucy kesal, tetapi dia tidak menganggapnya serius. Seberapa besar kesabaran yang Joe punya untuk menghadapi wanita?Rapat berakhir. Mereka masih harus membahas beberapa detail.Lucy memiliki paras yang cantik dan lekuk tubuh yang seks
Joe berjalan keluar, lalu naik ke mobil dan melempar buket bunga ke kursi penumpang depan. Dia membuka aplikasi di ponselnya untuk menemukan lokasi Alaia. Ternyata Alaia berada di Restoran Cloudia.Restoran itu sangat mewah. Joe mendengus dan menginjak gas. Mobil Joe melaju keluar dari vila Keluarga Chandra dan menuju ke pusat kota.Saat Satya keluar, dia hanya melihat mobil Joe yang melaju pergi. Satya berkacak pinggang, lalu menyalakan rokok dan mengomel, "Semalam dia kelihatan nggak peduli. Sekarang dia malah buru-buru keluar. Sifatnya ini entah menurun dari siapa."Setelah mengisap rokok 2 kali, Satya mematikan rokoknya. Clara tidak ada di rumah, rokok di tangannya menjadi tidak menarik lagi.....Setengah jam kemudian, mobil hitam berhenti di depan restoran. Mobil itu menghadap ke restoran. Dari kaca depan mobil, Joe melihat ibunya dan Alaia duduk bersama Yuna dan seorang pria yang berusia di bawah 30 tahun.Mereka sedang makan sambil mengobrol dengan asyik. Terkadang, Alaia juga
Alaia tertidur pada tengah malam. Saat bangun, tubuhnya terasa panas. Joe memeluk Alaia. Begitu membuka mata, dia melihat Joe sedang menatapnya dan bertanya, "Kenapa kamu mau dijodohkan?"Alaia memandangi Joe. Dia merasa lelah. Alaia memejamkan mata sembari bertanya balik, "Kamu juga mau dijodohkan. Kenapa aku nggak boleh?"Setelah mendengar ucapan Alaia, Joe turun dari tempat tidur. Hari ini dia sangat lelah, tetapi dia tetap bergegas ke restoran untuk melihat Alaia.Joe menunggu sampai tengah malam untuk menyelesaikan masalah perjodohan Alaia. Namun, Alaia malah melontarkan pertanyaan seperti itu.Joe berjalan ke depan jendela. Angin sejuk berembus masuk dari celah jendela, tetapi amarah Joe masih belum reda.Joe memijat keningnya. Sesudah beberapa saat, Joe baru berkata, "Alaia, kita sudah berjanji untuk bersama selamanya."Alaia bersandar di kepala tempat tidur seraya memeluk kakinya. Dia terus merenungkan ucapan Joe. Kemudian, Alaia tertawa dan menimpali, "Mungkin dari awal hubung