Larut malam, Satya baru kembali ke kamar. Dia masuk bertepatan dengan Clara keluar dari kamar mandi. Clara duduk di depan meja rias dan bertanya, "Koyo Bi Aida kali ini bagus nggak? Kalau cocok, aku akan beli lebih banyak di rumah sakit."Satya menutup pintu, lalu melangkah ke belakang istrinya. Dia memegang lembut bahu kurus Clara seraya berkata, "Lumayan, katanya sudah nggak sakit lagi di malam hari.""Baguslah," balas Clara.Sambil menggunakan produk perawatan wajah, Clara berkata, "Kita sudah mengatur jodoh buat Joe, tapi Alaia juga sudah dewasa. Tadi, Yuna bilang padaku kalau keponakannya pernah bertemu Alaia dan tertarik padanya. Pria itu belajar seni dan keluarganya juga berada. Kurasa dia cocok dengan Alaia."Satya melepaskan pegangannya di bahu Clara, lalu merebah di ranjang dengan kedua tangan di belakang kepala. Dia memikirkannya sejenak sebelum berkata, "Kamu bisa bicarakan dulu dengan Alaia besok pagi. Dia anak yang introver, kita nggak bisa terlalu ikut campur soal hal s
Suasana seketika berubah menjadi tegang.Alaia memandang Joe dengan mata berkaca-kaca. Namun, seluruh keluarga ada di sini. Dia harus menahan diri agar tidak meneteskan air mata. Jika tidak, dia akan terlihat sangat memalukan.Beberapa saat kemudian, Alaia menunduk sambil berkata, "Aku juga bisa mengembangkan karier di Kota Brata. Keluargaku ada di Kota Brata. Aku nggak akan selamanya tinggal di Kota Aruma. Aku tentu saja mau pulang."Joe hanya menatap Alaia tanpa mengatakan apa-apa. Setelah beberapa saat, dia mengambil jaketnya dan berjalan keluar. Suaranya terdengar dari pintu. Dia berkata, "Aku mau ke perusahaan, sekalian mengantar Alaia ke pameran seni."Di meja makan, Alaia sedang makan roti lapis dengan tenang.Clara menepuk-nepuk tangan Alaia dengan lembut seraya menghibur, "Nggak usah pedulikan ucapan kakakmu. Pulang saja kalau kamu mau. Kota Brata sangat berkembang sekarang, nggak kalah dari Kota Aruma. Apalagi, ada yang akan menjagamu di Kota Brata."Alaia mengiakan. Setelah
Joe melajukan mobilnya. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa mulai sekarang hubungannya dengan Alaia sudah retak.Bisnis Joe menjadi sangat besar, bahkan melebihi bisnis ayahnya. Namun, wanita yang telah menunggunya selama enam tahun tidak lagi menunggunya. Dia perlahan kehilangan Alaia.....Joe mengemudikan mobilnya ke perusahaan. Orang-orang sudah duduk di dalam ruang rapat. Mereka bisa menyadari bahwa suasana hati Joe sedang buruk. Wajahnya yang tampan terlihat muram.Joe sangat ketat kepada perwakilan Grup Sutomo saat memimpin rapat. Orang itu adalah Lucy. Menurut Lucy, hanya Alaia yang bisa membuat Joe tidak senang.Pria seperti Joe yang selalu berterus terang di hadapan wanita, ternyata bisa bersikap lembut di hadapan Alaia. Hal ini memang membuat Lucy kesal, tetapi dia tidak menganggapnya serius. Seberapa besar kesabaran yang Joe punya untuk menghadapi wanita?Rapat berakhir. Mereka masih harus membahas beberapa detail.Lucy memiliki paras yang cantik dan lekuk tubuh yang seks
Joe berjalan keluar, lalu naik ke mobil dan melempar buket bunga ke kursi penumpang depan. Dia membuka aplikasi di ponselnya untuk menemukan lokasi Alaia. Ternyata Alaia berada di Restoran Cloudia.Restoran itu sangat mewah. Joe mendengus dan menginjak gas. Mobil Joe melaju keluar dari vila Keluarga Chandra dan menuju ke pusat kota.Saat Satya keluar, dia hanya melihat mobil Joe yang melaju pergi. Satya berkacak pinggang, lalu menyalakan rokok dan mengomel, "Semalam dia kelihatan nggak peduli. Sekarang dia malah buru-buru keluar. Sifatnya ini entah menurun dari siapa."Setelah mengisap rokok 2 kali, Satya mematikan rokoknya. Clara tidak ada di rumah, rokok di tangannya menjadi tidak menarik lagi.....Setengah jam kemudian, mobil hitam berhenti di depan restoran. Mobil itu menghadap ke restoran. Dari kaca depan mobil, Joe melihat ibunya dan Alaia duduk bersama Yuna dan seorang pria yang berusia di bawah 30 tahun.Mereka sedang makan sambil mengobrol dengan asyik. Terkadang, Alaia juga
Alaia tertidur pada tengah malam. Saat bangun, tubuhnya terasa panas. Joe memeluk Alaia. Begitu membuka mata, dia melihat Joe sedang menatapnya dan bertanya, "Kenapa kamu mau dijodohkan?"Alaia memandangi Joe. Dia merasa lelah. Alaia memejamkan mata sembari bertanya balik, "Kamu juga mau dijodohkan. Kenapa aku nggak boleh?"Setelah mendengar ucapan Alaia, Joe turun dari tempat tidur. Hari ini dia sangat lelah, tetapi dia tetap bergegas ke restoran untuk melihat Alaia.Joe menunggu sampai tengah malam untuk menyelesaikan masalah perjodohan Alaia. Namun, Alaia malah melontarkan pertanyaan seperti itu.Joe berjalan ke depan jendela. Angin sejuk berembus masuk dari celah jendela, tetapi amarah Joe masih belum reda.Joe memijat keningnya. Sesudah beberapa saat, Joe baru berkata, "Alaia, kita sudah berjanji untuk bersama selamanya."Alaia bersandar di kepala tempat tidur seraya memeluk kakinya. Dia terus merenungkan ucapan Joe. Kemudian, Alaia tertawa dan menimpali, "Mungkin dari awal hubung
"Memangnya bukan begitu?" tanya Alaia. Dia berusaha membuka matanya lebar-lebar. Alaia terlihat sedih dan juga takut.Alaia merasa sedih karena hubungan mereka sudah berakhir. Dia merasa takut karena tidak tahu bagaimana bertahan hidup setelah meninggalkan Joe. Namun, Alaia yakin dia pasti bisa hidup sendiri.Alaia tidak berpendidikan tinggi, tetapi dia bisa menghasilkan uang dengan melukis. Bahkan, Alaia juga menguasai 2 bahasa asing, yaitu bahasa Ingliss dan Francis. Tanpa Joe, Alaia juga bisa keliling dunia.Alaia mendongak dan memandang pria yang dicintainya selama 6 tahun. Dia menegaskan, "Joe, kita putus saja."Joe menatap Alaia lekat-lekat. Tiba-tiba, pintu kamar diketuk. Terdengar suara Clara. "Joe, buka pintu. Ini aku."Joe dan Alaia saling bertatapan. Mereka berdua sama-sama ketakutan karena ini adalah kamar Alaia. Namun, Clara malah memanggil Joe. Alaia menyahut dengan bibir bergetar, "Oke, Bu."Kala ini, pertengkaran dan rasa sakit hati tidak penting lagi. Yang tersisa hany
Joe masih rapat di kantor.Alaia sedang berkemas sendirian di kamar tidur utama lantai dua. Selama beberapa tahun ini, mereka selalu tinggal di Kota Aruma. Jadi, berkemas saja sudah cukup melelahkan. Hanya barang sehari-harinya saja sudah membutuhkan 6 koper besar.Wanita itu melipat kemeja putih terakhir. Dia lagi-lagi tak kuasa menyentuhnya dengan lembut.Sebenarnya Alaia sangat ingin pulang bersamanya, tetapi dia masih harus menyelesaikan dua lukisan. Wanita itu memperkirakan bisa menyelesaikan semuanya sebelum tahun baru, lalu dia akan pulang untuk memberi kejutan pada Joe.Alaia menutup koper sambil menghela napas pelan. Baru saja dia berdiri, tubuhnya sudah dipeluk oleh sepasang tangan yang kuat. Napas hangat pria itu menyapu bagian sensitif di belakang telinganya.Joe memberi tahu rencananya dengan suara rendah, "Jam penerbangan sudah diubah. Malam ini, aku harus kembali untuk memimpin sebuah seminar .... Penerbangannya jam 9 malam, jadi kita masih punya waktu untuk melakukannya
Aktris itu melihat sekilas ke kamar mandi. Dia pernah mendengar gosip bahwa Joe diam-diam menjalin hubungan dengan anak angkat Keluarga Chandra. Jadi, barusan dia menolaknya demi Alaia?Aktris itu tidak mau kalah. Dia bukan hanya menjawab telepon itu, tetapi juga sengaja berbicara dengan nada menggoda, "Mau cari Joe ya? Dia lagi mandi."Di Kota Aruma.Alaia duduk di karpet putih. Di belakangnya, ada pohon Natal yang dihias olehnya dengan sepenuh hati. Lampu kecil berwarna-warni berkilauan memantulkan wajah Alaia yang tampak pucat.Wanita itu mendengar suara menggoda di seberang sana. Alaia tidak berani membayangkan apa yang terjadi antara Joe dan wanita itu.Ketika meninggalkan Kota Aruma, Joe berjanji akan memberikan hadiah Natal padanya. Namun, sama sekali tidak ada. Joe juga bilang akan menghubunginya setiap hari, tetapi tidak pernah dilakukannya.Alaia memahami tekanan yang dialami oleh Joe sehingga tidak pernah mengeluh. Dia terus melukis di Kota Aruma dan tidak sabar untuk bertem