Kembang api sudah habis dinyalakan. Vloryne berlari turun dan masuk ke ruang kerja di lantai dua.Satya berada di dalam. Dia sedang duduk bersandar di kursi kulit sambil membaca laporan keuangan bulanan.Ketika mendengar suara pintu dibuka, Satya langsung tahu itu adalah putri bungsunya. Dia bertanya pelan, "Kak Alaia-mu nggak apa-apa?"Vloryne melangkah ke belakang Satya, lalu memeluk leher ayahnya dengan manja. Dia masih terbayang-bayang adegan ketika Joe dan Alaia berciuman tadi.Meskipun Alaia adalah putri adopsi, hal ini tetap mengejutkan. Vloryne mengamati ekspresi ayahnya. Dia yakin kedua orang tuanya tidak tahu, tetapi Ivander pasti tahu.Vloryne masih muda, tetapi selalu memiliki banyak ide. Dia berkata, "Sepertinya Kak Joe membuat Kak Alaia marah. Waktu aku masuk, mereka kelihatan cuek pada satu sama lain. Ayah, kurasa itu karena kehadiran Lucy malam ini."Maksud Vloryne sudah sangat jelas, tetapi Satya masih tidak menangkapnya. Dia mengernyit dan berkata, "Mereka bertengkar?
Larut malam, Satya baru kembali ke kamar. Dia masuk bertepatan dengan Clara keluar dari kamar mandi. Clara duduk di depan meja rias dan bertanya, "Koyo Bi Aida kali ini bagus nggak? Kalau cocok, aku akan beli lebih banyak di rumah sakit."Satya menutup pintu, lalu melangkah ke belakang istrinya. Dia memegang lembut bahu kurus Clara seraya berkata, "Lumayan, katanya sudah nggak sakit lagi di malam hari.""Baguslah," balas Clara.Sambil menggunakan produk perawatan wajah, Clara berkata, "Kita sudah mengatur jodoh buat Joe, tapi Alaia juga sudah dewasa. Tadi, Yuna bilang padaku kalau keponakannya pernah bertemu Alaia dan tertarik padanya. Pria itu belajar seni dan keluarganya juga berada. Kurasa dia cocok dengan Alaia."Satya melepaskan pegangannya di bahu Clara, lalu merebah di ranjang dengan kedua tangan di belakang kepala. Dia memikirkannya sejenak sebelum berkata, "Kamu bisa bicarakan dulu dengan Alaia besok pagi. Dia anak yang introver, kita nggak bisa terlalu ikut campur soal hal s
Suasana seketika berubah menjadi tegang.Alaia memandang Joe dengan mata berkaca-kaca. Namun, seluruh keluarga ada di sini. Dia harus menahan diri agar tidak meneteskan air mata. Jika tidak, dia akan terlihat sangat memalukan.Beberapa saat kemudian, Alaia menunduk sambil berkata, "Aku juga bisa mengembangkan karier di Kota Brata. Keluargaku ada di Kota Brata. Aku nggak akan selamanya tinggal di Kota Aruma. Aku tentu saja mau pulang."Joe hanya menatap Alaia tanpa mengatakan apa-apa. Setelah beberapa saat, dia mengambil jaketnya dan berjalan keluar. Suaranya terdengar dari pintu. Dia berkata, "Aku mau ke perusahaan, sekalian mengantar Alaia ke pameran seni."Di meja makan, Alaia sedang makan roti lapis dengan tenang.Clara menepuk-nepuk tangan Alaia dengan lembut seraya menghibur, "Nggak usah pedulikan ucapan kakakmu. Pulang saja kalau kamu mau. Kota Brata sangat berkembang sekarang, nggak kalah dari Kota Aruma. Apalagi, ada yang akan menjagamu di Kota Brata."Alaia mengiakan. Setelah
Joe melajukan mobilnya. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa mulai sekarang hubungannya dengan Alaia sudah retak.Bisnis Joe menjadi sangat besar, bahkan melebihi bisnis ayahnya. Namun, wanita yang telah menunggunya selama enam tahun tidak lagi menunggunya. Dia perlahan kehilangan Alaia.....Joe mengemudikan mobilnya ke perusahaan. Orang-orang sudah duduk di dalam ruang rapat. Mereka bisa menyadari bahwa suasana hati Joe sedang buruk. Wajahnya yang tampan terlihat muram.Joe sangat ketat kepada perwakilan Grup Sutomo saat memimpin rapat. Orang itu adalah Lucy. Menurut Lucy, hanya Alaia yang bisa membuat Joe tidak senang.Pria seperti Joe yang selalu berterus terang di hadapan wanita, ternyata bisa bersikap lembut di hadapan Alaia. Hal ini memang membuat Lucy kesal, tetapi dia tidak menganggapnya serius. Seberapa besar kesabaran yang Joe punya untuk menghadapi wanita?Rapat berakhir. Mereka masih harus membahas beberapa detail.Lucy memiliki paras yang cantik dan lekuk tubuh yang seks
Joe berjalan keluar, lalu naik ke mobil dan melempar buket bunga ke kursi penumpang depan. Dia membuka aplikasi di ponselnya untuk menemukan lokasi Alaia. Ternyata Alaia berada di Restoran Cloudia.Restoran itu sangat mewah. Joe mendengus dan menginjak gas. Mobil Joe melaju keluar dari vila Keluarga Chandra dan menuju ke pusat kota.Saat Satya keluar, dia hanya melihat mobil Joe yang melaju pergi. Satya berkacak pinggang, lalu menyalakan rokok dan mengomel, "Semalam dia kelihatan nggak peduli. Sekarang dia malah buru-buru keluar. Sifatnya ini entah menurun dari siapa."Setelah mengisap rokok 2 kali, Satya mematikan rokoknya. Clara tidak ada di rumah, rokok di tangannya menjadi tidak menarik lagi.....Setengah jam kemudian, mobil hitam berhenti di depan restoran. Mobil itu menghadap ke restoran. Dari kaca depan mobil, Joe melihat ibunya dan Alaia duduk bersama Yuna dan seorang pria yang berusia di bawah 30 tahun.Mereka sedang makan sambil mengobrol dengan asyik. Terkadang, Alaia juga
Alaia tertidur pada tengah malam. Saat bangun, tubuhnya terasa panas. Joe memeluk Alaia. Begitu membuka mata, dia melihat Joe sedang menatapnya dan bertanya, "Kenapa kamu mau dijodohkan?"Alaia memandangi Joe. Dia merasa lelah. Alaia memejamkan mata sembari bertanya balik, "Kamu juga mau dijodohkan. Kenapa aku nggak boleh?"Setelah mendengar ucapan Alaia, Joe turun dari tempat tidur. Hari ini dia sangat lelah, tetapi dia tetap bergegas ke restoran untuk melihat Alaia.Joe menunggu sampai tengah malam untuk menyelesaikan masalah perjodohan Alaia. Namun, Alaia malah melontarkan pertanyaan seperti itu.Joe berjalan ke depan jendela. Angin sejuk berembus masuk dari celah jendela, tetapi amarah Joe masih belum reda.Joe memijat keningnya. Sesudah beberapa saat, Joe baru berkata, "Alaia, kita sudah berjanji untuk bersama selamanya."Alaia bersandar di kepala tempat tidur seraya memeluk kakinya. Dia terus merenungkan ucapan Joe. Kemudian, Alaia tertawa dan menimpali, "Mungkin dari awal hubung
"Memangnya bukan begitu?" tanya Alaia. Dia berusaha membuka matanya lebar-lebar. Alaia terlihat sedih dan juga takut.Alaia merasa sedih karena hubungan mereka sudah berakhir. Dia merasa takut karena tidak tahu bagaimana bertahan hidup setelah meninggalkan Joe. Namun, Alaia yakin dia pasti bisa hidup sendiri.Alaia tidak berpendidikan tinggi, tetapi dia bisa menghasilkan uang dengan melukis. Bahkan, Alaia juga menguasai 2 bahasa asing, yaitu bahasa Ingliss dan Francis. Tanpa Joe, Alaia juga bisa keliling dunia.Alaia mendongak dan memandang pria yang dicintainya selama 6 tahun. Dia menegaskan, "Joe, kita putus saja."Joe menatap Alaia lekat-lekat. Tiba-tiba, pintu kamar diketuk. Terdengar suara Clara. "Joe, buka pintu. Ini aku."Joe dan Alaia saling bertatapan. Mereka berdua sama-sama ketakutan karena ini adalah kamar Alaia. Namun, Clara malah memanggil Joe. Alaia menyahut dengan bibir bergetar, "Oke, Bu."Kala ini, pertengkaran dan rasa sakit hati tidak penting lagi. Yang tersisa hany
Joe masih rapat di kantor.Alaia sedang berkemas sendirian di kamar tidur utama lantai dua. Selama beberapa tahun ini, mereka selalu tinggal di Kota Aruma. Jadi, berkemas saja sudah cukup melelahkan. Hanya barang sehari-harinya saja sudah membutuhkan 6 koper besar.Wanita itu melipat kemeja putih terakhir. Dia lagi-lagi tak kuasa menyentuhnya dengan lembut.Sebenarnya Alaia sangat ingin pulang bersamanya, tetapi dia masih harus menyelesaikan dua lukisan. Wanita itu memperkirakan bisa menyelesaikan semuanya sebelum tahun baru, lalu dia akan pulang untuk memberi kejutan pada Joe.Alaia menutup koper sambil menghela napas pelan. Baru saja dia berdiri, tubuhnya sudah dipeluk oleh sepasang tangan yang kuat. Napas hangat pria itu menyapu bagian sensitif di belakang telinganya.Joe memberi tahu rencananya dengan suara rendah, "Jam penerbangan sudah diubah. Malam ini, aku harus kembali untuk memimpin sebuah seminar .... Penerbangannya jam 9 malam, jadi kita masih punya waktu untuk melakukannya
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se