Joe berjalan keluar, lalu naik ke mobil dan melempar buket bunga ke kursi penumpang depan. Dia membuka aplikasi di ponselnya untuk menemukan lokasi Alaia. Ternyata Alaia berada di Restoran Cloudia.Restoran itu sangat mewah. Joe mendengus dan menginjak gas. Mobil Joe melaju keluar dari vila Keluarga Chandra dan menuju ke pusat kota.Saat Satya keluar, dia hanya melihat mobil Joe yang melaju pergi. Satya berkacak pinggang, lalu menyalakan rokok dan mengomel, "Semalam dia kelihatan nggak peduli. Sekarang dia malah buru-buru keluar. Sifatnya ini entah menurun dari siapa."Setelah mengisap rokok 2 kali, Satya mematikan rokoknya. Clara tidak ada di rumah, rokok di tangannya menjadi tidak menarik lagi.....Setengah jam kemudian, mobil hitam berhenti di depan restoran. Mobil itu menghadap ke restoran. Dari kaca depan mobil, Joe melihat ibunya dan Alaia duduk bersama Yuna dan seorang pria yang berusia di bawah 30 tahun.Mereka sedang makan sambil mengobrol dengan asyik. Terkadang, Alaia juga
Alaia tertidur pada tengah malam. Saat bangun, tubuhnya terasa panas. Joe memeluk Alaia. Begitu membuka mata, dia melihat Joe sedang menatapnya dan bertanya, "Kenapa kamu mau dijodohkan?"Alaia memandangi Joe. Dia merasa lelah. Alaia memejamkan mata sembari bertanya balik, "Kamu juga mau dijodohkan. Kenapa aku nggak boleh?"Setelah mendengar ucapan Alaia, Joe turun dari tempat tidur. Hari ini dia sangat lelah, tetapi dia tetap bergegas ke restoran untuk melihat Alaia.Joe menunggu sampai tengah malam untuk menyelesaikan masalah perjodohan Alaia. Namun, Alaia malah melontarkan pertanyaan seperti itu.Joe berjalan ke depan jendela. Angin sejuk berembus masuk dari celah jendela, tetapi amarah Joe masih belum reda.Joe memijat keningnya. Sesudah beberapa saat, Joe baru berkata, "Alaia, kita sudah berjanji untuk bersama selamanya."Alaia bersandar di kepala tempat tidur seraya memeluk kakinya. Dia terus merenungkan ucapan Joe. Kemudian, Alaia tertawa dan menimpali, "Mungkin dari awal hubung
"Memangnya bukan begitu?" tanya Alaia. Dia berusaha membuka matanya lebar-lebar. Alaia terlihat sedih dan juga takut.Alaia merasa sedih karena hubungan mereka sudah berakhir. Dia merasa takut karena tidak tahu bagaimana bertahan hidup setelah meninggalkan Joe. Namun, Alaia yakin dia pasti bisa hidup sendiri.Alaia tidak berpendidikan tinggi, tetapi dia bisa menghasilkan uang dengan melukis. Bahkan, Alaia juga menguasai 2 bahasa asing, yaitu bahasa Ingliss dan Francis. Tanpa Joe, Alaia juga bisa keliling dunia.Alaia mendongak dan memandang pria yang dicintainya selama 6 tahun. Dia menegaskan, "Joe, kita putus saja."Joe menatap Alaia lekat-lekat. Tiba-tiba, pintu kamar diketuk. Terdengar suara Clara. "Joe, buka pintu. Ini aku."Joe dan Alaia saling bertatapan. Mereka berdua sama-sama ketakutan karena ini adalah kamar Alaia. Namun, Clara malah memanggil Joe. Alaia menyahut dengan bibir bergetar, "Oke, Bu."Kala ini, pertengkaran dan rasa sakit hati tidak penting lagi. Yang tersisa hany
Joe masih rapat di kantor.Alaia sedang berkemas sendirian di kamar tidur utama lantai dua. Selama beberapa tahun ini, mereka selalu tinggal di Kota Aruma. Jadi, berkemas saja sudah cukup melelahkan. Hanya barang sehari-harinya saja sudah membutuhkan 6 koper besar.Wanita itu melipat kemeja putih terakhir. Dia lagi-lagi tak kuasa menyentuhnya dengan lembut.Sebenarnya Alaia sangat ingin pulang bersamanya, tetapi dia masih harus menyelesaikan dua lukisan. Wanita itu memperkirakan bisa menyelesaikan semuanya sebelum tahun baru, lalu dia akan pulang untuk memberi kejutan pada Joe.Alaia menutup koper sambil menghela napas pelan. Baru saja dia berdiri, tubuhnya sudah dipeluk oleh sepasang tangan yang kuat. Napas hangat pria itu menyapu bagian sensitif di belakang telinganya.Joe memberi tahu rencananya dengan suara rendah, "Jam penerbangan sudah diubah. Malam ini, aku harus kembali untuk memimpin sebuah seminar .... Penerbangannya jam 9 malam, jadi kita masih punya waktu untuk melakukannya
Aktris itu melihat sekilas ke kamar mandi. Dia pernah mendengar gosip bahwa Joe diam-diam menjalin hubungan dengan anak angkat Keluarga Chandra. Jadi, barusan dia menolaknya demi Alaia?Aktris itu tidak mau kalah. Dia bukan hanya menjawab telepon itu, tetapi juga sengaja berbicara dengan nada menggoda, "Mau cari Joe ya? Dia lagi mandi."Di Kota Aruma.Alaia duduk di karpet putih. Di belakangnya, ada pohon Natal yang dihias olehnya dengan sepenuh hati. Lampu kecil berwarna-warni berkilauan memantulkan wajah Alaia yang tampak pucat.Wanita itu mendengar suara menggoda di seberang sana. Alaia tidak berani membayangkan apa yang terjadi antara Joe dan wanita itu.Ketika meninggalkan Kota Aruma, Joe berjanji akan memberikan hadiah Natal padanya. Namun, sama sekali tidak ada. Joe juga bilang akan menghubunginya setiap hari, tetapi tidak pernah dilakukannya.Alaia memahami tekanan yang dialami oleh Joe sehingga tidak pernah mengeluh. Dia terus melukis di Kota Aruma dan tidak sabar untuk bertem
Pria yang sudah lama menahan diri, menjadi ganas dan kasar. Suara Alaia menjadi serak karena terus berteriak.....Saat fajar menyingsing, Joe langsung meninggalkan Kota Aruma.Pada pukul 9 pagi, Alaia menerima pesan WhatsApp dari Joe yang memberitahukan bahwa dia sudah berada di kantor dan akan segera memulai rapat.Joe sangat perhatian dan menyuruh Alaia untuk beristirahat dengan baik. Pria itu terkesan seperti seorang kekasih yang bersikap sangat lembut.Alaia bersandar di kepala ranjang. Dia memandang keluar jendela kamar.Dari sudut ini, terlihat hijaunya pepohonan. Kota Aruma berbeda dengan Kota Brata. Kota Aruma selalu seperti musim semi sepanjang tahun, sedangkan di Kota Brata akan turun salju hari ini.Namun, Alaia menduga bahwa Joe mungkin tidak punya waktu untuk berbagi dengannya. Joe juga tidak punya waktu untuk menikmati pergantian musim. Apa yang menarik baginya hanyalah angka-angka di laporan keuangan. Satu kali hubungan intim tidak bisa menyelesaikan masalah. Mereka me
Alaia tidak pulang, melainkan pergi ke bandara. Di kursi belakang taksi, dia memasukkan kartu baru ke dalam ponselnya.Kemudian, Alaia mengunduh ulang perangkat lunak dan memesan tiket pesawat ke Soula yang akan berangkat dalam dua jam.Usai memesan tiket, Alaia duduk menyandar, melamun dalam diam. Walau sudah membulatkan tekad untuk mengakhiri hubungannya dengan Joe, perasaan yang sudah dipupuk selama enam tahun tidak mampu dia lupakan begitu saja.Alaia tidak akan menipu dirinya sendiri. Batu halangan terbesar dalam hubungan mereka bukanlah orang lain, melainkan Joe sendiri.Joe selalu merasa bahwa Alaia tidak cocok berada di sisinya. Menurutnya, Alaia hanya pantas menunggu di Kota Aruma.Joe sendiri tidak sadar bahwa hubungan mereka tidak seperti orang berpacaran ataupun tunangan, tetapi lebih mirip seperti pasangan selingkuh.Alaia seperti seekor burung yang dipelihara Joe. Dia selalu meminta Alaia menunggu. Menunggu hingga keluarga mereka setuju, menunggu hingga kariernya sukses.
Joe memeriksa ponselnya. Ternyata itu telepon dari Tasya. Dia segera menjawab dan bertanya, "Apa Alaia ada di rumah? Dia sudah makan malam atau belum?""Pak Joe, Bu Alaia nggak pulang," ucap Tasya dengan suara bergetar.Ekspresi Joe seketika menjadi muram. Dia memutus panggilan, lalu segera memutar nomor telepon rumah di Kota Aruma.Joe menelepon beberapa kali, tetapi tidak ada yang menjawab. Ketika Alaia pergi, dia telah meliburkan semua pelayan. Beberapa orang menghampiri Joe untuk bersulang dengannya. Joe menaruh gelasnya, lalu bergegas keluar dari ruang pesta. Sekelompok orang yang ditinggalkan saling memandang dengan heran."Pak Joe kenapa?""Nggak tahu."....Malam itu juga, Joe pergi ke Kota Aruma. Hingga saat ini, dia masih mengira Alaia hanya merajuk.Pikir Joe, Alaia kesal karena kata-katanya sedikit kasar. Jadi, Alaia tidak mau bertemu dengannya dan memilih pulang ke Kota Aruma.Meski lelah, Joe tetap ingin pergi membujuk Alaia. Setelah itu, mereka bisa kembali untuk meraya
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se