Heiii,Roland! Mau dong dibisikinn gituuu T_T
Michelle menenangkan perasaannya setelah Roland meninggalkannya sendirian di depan pintu. Wanita itu berusaha keras menyingkirkan segala erotisme yang menguasai pikirannya.Roland benar-benar brengsek! Pikiran Michelle hampir terprovokasi oleh sentuhan-sentuhan Roland. Ciuman beserta keahlian bibir Roland yang menjamah membuat Michelle bernostalgia pada kenangan enam tahun lalu.Anehnya selama terintimidasi jamahan Roland, jantung Michelle berdebar kencang tak seperti sebelumnya. Ada sebuah getaran di jiwa yang berbeda dari sebuah desakan kemarahan.Ah, tidak! Lebih baik fokus pada tujuannya dan jangan memikirkan hal yang tidak berguna.Pemikiran itu Michelle tegaskan pada diri ketika menggeleng-gelengkan kepala. Setelahnya Michelle pelan-pelan menarik handle pintu yang sejak tadi digenggam. Pelan-pelan pula Michelle mendorong daunnya sampai sebisa mungkin tidak menimbulkan bunyi.Dan lagi-lagi, usaha Michelle berkonsentrasi pada tujuan gagal total.Aroma maskulin yang menguasai ruang
Bagaimana jika Celine tahu bahwa Michelle sudah terbuai oleh ciuman Roland? Bagaimana jika Celine tahu bahwa Michelle sedang berada di kamar Roland? Dia pasti akan memekik kesal dengan suaranya menyakiti gendang telinga Michelle.Michelle menghela napas kasar karena kesal pada mulut Celine yang cerewet. âKami tidur di kamar tamu dan aku sudah mengunci kamar ini,â ujar Michelle yang terpaksa berbohong.âSi brengsek itu bisa saja membukanya dengan kunci cadangan seperti yang terjadi di film-film. Jadi, kau juga harus menahan pintu dengan meja atau benda lainnya yang membuat pintu itu sulit dibuka dari luar! Kau harus pertahankan keamananmu dan Leah selama berada di sana, Michelle! Kalau bisa pun kau jangan sampai tidur lelap demi waspada di sana. Ingat ya, Michelle! Kau dan Leah sedang berada di kandang singaââJeduarr! Suara petir yang kembali terdengar telah mendikte pembicaran dalam sambungan telepon itu. Secara tidak langsung Michelle didikte untuk menyudahi pembicaraan itu.âKau te
Butuh beberapa waktu David menafsirkan pernyataan Roland. Pikirannya menelan satu persatu, mengartikannya secara berurut demi tak terselip satu pun kata yang bisa saja disalahpahami.Di dalam keheningan diri, David berharap bahwa semua penafsiran itu sepenuhnya salah. Batinnya juga berharap telinganya telah salah mendengar.Namun, berulang kali David menyangkal hasil penafsirannya itu tetap tidak berubah. Semua yang didengar dan situasi itu adalah kenyataan.âSebelum kau, aku lebih dulu tahu bagaimana kinerja Michelle. Dia adalah pekerja keras yang disiplin. Dia selalu membuatku puas sampai aku serakah terhadap dirinya.âPerkataan Roland memukul mundur ingatan David pada di mana komunikasi mereka merenggang. David tidak mengetahui pasti kehidupan pribadi Roland sebelum menikahi Ella. Yang David tahu Roland adalah bussinesman sukses yang disegani.Komunikasi mereka kembali intens ketika mereka bertemu di sebuah pertemuan yang tidak disengaja. Momen itu bertepatan Roland telah berpisah d
Gelas wine yang isinya tidak habis dinikmati masih dipandangi oleh Roland. Dia masih belum beranjak dari ruangan kerja setelah David memutuskan pergi. Pria itu masih bergelut dalam pemikiran terhadap respon David yang pergi tanpa berkata-kata.Kejujuran Roland saat itu merupakan spontanitas yang tidak dapat dicegah. Dia menilai menyembunyikan semua fakta hubungannya dengan Michelle dari David adalah hal yang sia-sia dilakukan.Sesuatu yang setengah mati ditutupi akan terbuka suatu hari nanti. Roland berpikir tak ingin mengulur waktu dan merusak segalanya di masa depan. Lebih baik dia memberitahu David demi perasaan David tak terlalu jauh terhadap Michelle.Roland tak masalah bersaing secara terbuka dengan David. Yang terpenting baginya David sudah mengetahui hubungan dan perasaannya terhadap Michelle. Setidaknya Roland masih bersikap ramah kepada David.Gelas wine beserta botol wine yang masih terisi hampir penuh itu ditinggalkan begitu saja oleh Roland. Dia merasa lelah dan ingin men
Deringan handphone begitu berisik mengusik telinga Michelle. Wanita cantik itu terbangun dari tidurnya yang nyaman demi bisa menghentikan suara mengganggu itu.Michelle tersentak ketika terbangun. Matanya melebar sempurna setelah menyadari bahwa dia tidak berada di kamar tidurnya sendiri.Bagaimana bisa Michelle tertidur nyenyak tanpa waspada sedikit pun? Apalagi Michelle tertidur di kamar Roland.Batinnya telah menghina diri yang lalai. Michelle segera bangkit dari tidurnya setelah melihat sinaran matahari mendesak masuk dari sela-sela tirai yang masih menutup jendela kaca.Namun, keinginan itu tertunda oleh Leah yang tak lagi ditemukan di ranjang tidur itu. Handphone di meja nakas yang masih bersuara pun masih berisik menarik perhatian Michelle.âCeline?!â suara serak Michelle menyahut telepon masuk dari Celine.âKau baru bangun, Michelle?â Celine terdengar sedikit terkejut.âIni masih pagi, Celine. Kenapa kau meneleponku?â Michelle sengaja bersikap tenang demi menyembunyikan kegelis
Menggelikan! Roland masih belum bisa mempercayai mulutnya mengeluarkan kata manis yang merayu. Seumur hidup dia hanya melakukan hal itu kepada ibunya, di mana dia akan merayu ibunya yang marah setiap kali melakukan kesalahan.Mungkin semua itu karena Michelle. Ditambah lagi Roland menyadari perasaannya terhadap Michelle, sehingga tak ada keraguan mulut Roland melepaskan kata manis yang merayu.Bibirnya yang habis menyereput kopi sedang tipis-tipis menyunggingkan senyuman. Wajah tampannya pun ikut cerah, tak sekelam biasanya. Sementara itu mata hazel-nya menyorot hangat Leah yang duduk di sebelahnya pada sofa panjang di ruangan santai. Memandangi gadis kecil itu yang sibuk memeriksa boneka hasil dari memainkan permainan di mall kemarin.Tangannya tergerak sendiri meraup tubuh Leah kemudian didudukkan di pangkuannya. Pria itu juga tak permisi ketika menciumi pipi Leah karena gemas.âPaman sayang sekali padaku?â tanya Leah tersenyum.Terlepas dari fakta Leah adalah anaknya Michelle, Rola
Mobil yang ditumpangi telah berhenti sempurna di halaman depan rumah, tetapi Michelle masih tidak berniat keluar dari mobil itu.Wanita cantik itu melayangkan tatapan tajam pada Roland yang duduk di sebelahnyaâsi pemilik mobil itu yang menjadi sopir bagi Michelle beserta Leah yang duduk di kursi penumpang belakang.Janji kelingking? Michelle masih ingin mengejek seperti sebelumnya ketika tahu bahwa Roland telah berjanji pada Leah akan menemani ke acara ulang tahun.Masih tidak masuk di akal Michelle seorang pemikir idealis seperti Roland mau menepati janji yang dibuat dengan cara konyol, terlebih lagi dengan anak kecil yang baru dikenal.Pemikiran Michelle itu dibantah oleh Leah yang merengek pada Roland agar mau memenuhi janji. Michelle kehabisan kata melihat Leah yang tak mau lepas dari Roland.Padahal dia berusaha keras menjauh dari Roland. Michelle berjuang sendiri menata hidup yang indah demi Leah. Sayangnya, harapan itu jadi berantakan ketika takdir mempertemukannya lagi dengan
âApa yang kau lihat?âTeguran sinis yang terdengar telah mengusik perhatian Roland. Bibirnya menyunggingkan seringai tipis setelah mendapati tatapan kesal dari Michelle yang menegurnya.Ada dorongan yang menghasut Roland bertanya langsung pada Michelle. Namun logika yang menasihati membuat hati pesimis. Mengingat keras kepalanya Michelle menjauh, Roland tidak akan menemukan apa pun dari kecurigaannya jika bertanya langsung pada Michelle.âHanya melihat-lihat sejauh mana kau berubah selama enam tahun ini.â Roland berjalan mendekati Michelle yang berdiri di depan kamar Leah setelah lama menutup mulut karena berpikir. âTernyata kau tidak banyak berubah, hanya tubuhmu yang sedikit kurus saja. Apa atasanmu tidak mengizinkan karyawannya memiliki tubuh sedikit berisi?âMichelle mendesis kesal, kemudian memutuskan menjauh dari kamar Leah yang tertutup rapat. âMenurutku bukan urusanmu mengetahui hal-hal yang tidak bersangkutan denganmu.ââNgomong-ngomong soal David, apa kau tidak penasaran apa
âAku harap kau tidak salah paham dengan perkataanku.âMichelle berusaha menampik kegelisahan Roland yang jelas terlihat di balik keheningannya itu.âAku tidak ingin menjalani hubungan ini terlalu terburu-buru. Aku ingin kita menikmati waktu bersama-sama sekaligus bisa memahami diri kita masing-masing.âMichelle lebih lanjut mengutarakan keinginannya dengan tidak cukup percaya diri. Itu karena dia memahami Roland yang pasti tidak akan menyutujui.âAku ingin kita tidak seperti dulu yang selalu salah paham dan menyimpulkan sendiri. Meski aku tidak mau terburu-buru, itu bukan berarti aku tidak serius menjalani hubungan ini,â ujar Michelle menimpali.Roland ingin sekali menertawakan pernyataan Michelle dan membalasnya lewat kalimat-kalimat ketus yang pasti menjatuhkan mental.Rasanya tidak masuk akal menjalani hubungan yang serius, namun dilakukan dengan tenang seperti air yang mengalir.Apalagi dengan gaya seorang Roland yang tidak sabaran, dia menilai mustahil bisa mengabulkan permintaan
Dengan terpaksa Ella menurunkan kaca pintu mobil di sebelahnya. Wanita itu memamerkan senyuman kaku demi menyembunyikan rasa cemas dan kesal yang campur aduk di dada.âKenapa Anda bersikap kasar seperti tadi?â Ella mengkritik di balik senyuman palsu. âSikap Anda itu sangat tidak sopan,â lanjutnya sedikit ketus.âMohon maaf! Tetapi selaku pihak keamanan di lingkungan ini saya wajib menegur Anda,â jelas pria itu tanpa sadar meningkatkan rasa cemas Ella.âO-Oh, tapi saya tidak melakukan hal buruk.â Ella membela diri dengan nada gugup.âMohon maaf jika Anda salah paham atas sikap saya.â Pria itu berulang menyatakan kata maaf dengan sikap tegasnya. âKemarin malam di sini baru saja terjadi percobaan pembunuhan. Beruntungnya korban berhasil diselamatkan dengan cepat, sehingga keamanan di lingkungan ini diperketat. Sejak saat itu kami wajib memeriksa siapa pun orang asing yang datang,â jelas pria itu.Ella sendiri tertegun mendengarkan penjelasan yang tersampaikan baik ke telingannya. Sampai-
Roland baru saja terbangun dari dunia mimpi yang singkat dirasakan. Tetapi dia kembali disuguhkan oleh hal-hal yang mustahil didapatkan.Walaupun sejak kemarin Michelle menunjukkan sisi lembut yang penurut, akalnya merasa seperti masih bermimpi mendengarkan pengakuan Michelle. Bahkan Roland memeriksa keadaan itu dengan mencermati jelas kehangatan tangan Michelle dalam genggamannya.âKatakan saja nanti setelah kau dalam kesadaran penuh. Aku tidak mau nantinya kau berpura-pura tidak mengingat ini,â ujar Roland yang samar-samar menyindir.âAku akan ingat dan tidak akan berpura-pura.â Michelle meyakinkan dengan sorot mata lemah namun penuh keseriusan. âSeperti yang kau katakan terakhir kali di depan firmaâsebelum balik ke New York, ayo kita lupakan masa lalu,â lanjut Michelle menegaskan.âAku tidak ingin menahan semuanya dan berbohong pada diriku sendiri, bahwa kau masih tetap ada di hatiku. Mau sekeras apa pun aku melupakanku, rasanya semua sia-sia karena aku masih berdebar-debar setiap
Rutinitas pagi di kediaman Jullian berlangsung seperti biasanya. Para pelayan mulai sibuk melakukan kewajiban mereka di kediaman mewah itu, di mana tuan rumah baru saja kembali setelah beberapa waktu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.Sayangnya, kesibukan mereka diselimuti oleh ketegangan yang diciptakan oleh sang pemilik kediaman. Yaitu Jullian yang menunjukkan emosi tak terbendung di ruangan santai teras belakang.Sejak sore kemarin, Jullian memang telah menunjukkan ekspresi kesal saat pulang ke rumah. Namun, kekesalan itu semakin bertambah ketika asisten pribadinya mengadukan perihal Roland yang batal menjemputnya di rumah sakit.âJadi anak berandal itu batal menjemputku karena ke Los Angeles?â tanya Jullian penuh tekanan kepada asisten pribadinya yang merunduk.âInformasi yang saya terima bahwa Tuan Roland mendadak pergi ke Los Angeles.âJullian berdecih kesal. âDia pasti menemui wanita itu lagi! Demi wanita itu, anak berandal itu membohongiku!âBerbanding terbalik den
âApa yang akan Kakak lakukan?â Valencia bertanya setelah polisi itu pergi.Mata Roland yang masih menyimpan seberkas emosi telah menatap Valencia. Pria itu memindai Valencia yang memucat dan wajah penuh lelah.âAku kesal sekali pada kesimpulan polisi itu mengenai kasus Michelle,â lanjutnya membuat Roland menatap tajam.âKesimpulan apa itu?â desak Roland ingin tahu.âLewat suamiku dia mengatakan jika kesaksianku beserta sopir taksi itu tak memiliki kekuatan untuk menangkap David Revorman.âValencia tak ragu-ragu mengadukan kesimpulan yang menjengkelkanâyang sebelumnya mendorong dirinya cepat-cepat mengadu pada Roland.âPolisi itu malah mengatakan jika Michelle bisa saja melakukan âpekerjaanâ lain karena mungkin kebetulan saja berada di dekat lokasi rumah David. Dia juga mengatakan bahwa Michelle bukan lagi personal asisstant dari David Revorman. Melainkan hanya seorang administrator di firma itu. Bukankah Kakak berteman dengan David itu?âSetumpuk emosi memuncak ke ubun-ubun Roland, se
Ketika mulut Michelle terbuka guna lebih lanjut mengadu, suara ketukan pintu yang terdengar beruntun telah menghalangi keinginan Michelle. Sorot matanya teralihkan dari Roland yang menunjukkan eksprsi gelap. Michelle mencoba menoleh ke arah pintu yang terbuka, namun sayang terhalangi oleh tubuh gagah Roland yang masih menegang.âSelamat malam. Sayaâpolisi yang menangani kasus Nyonya Michelle.âKecemasan yang tak menenangkan kembali menghantui Michelle setelah mendengar seseorang itu adalah pihak kepolisian. Sama seperti sebelumnya, Michelle masih belum mau berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dikenal.âBeberapa saat lalu saya menghubungi dokter yang menangani Nyonya Michelle dan mengetahui bahwa beliau sudah sadar. Saya ingin sedikit bertanya-tanya pada Nyonya Michelle mengenai kasus yang menimpanya. Apa bisa saya berbicara dengan Nyonya Michelle?âBatin Michelle langsung menolak sebelum Roland maupun Valencia menoleh ke arahnya. Tangannya yang gemetaran telah terangkat, bersusa
Beberapa jam kemudian Michelle telah dipindahkan ke kamar inap setelah kondisinya dinyatakan stabil. Selang oksigen yang terpasang sudah dilepaskan, kecuali jarum beserta selang infus yang masih terpasang.Meski kondisinya dinyatakan lebih baik dari sebelumnya, Michelle masih bersikap sama yaitu tak mengendurkan sedikit rasa takut dan cemas.Jemarinya bertindak egois terhadap Valencia, tak ingin melepaskan sedikit tangan Valencia dari genggamannya. Bahkan ketika dokter memeriksakan keadaannya, Michelle tak ingin ditinggalkan sedetik pun oleh Valencia.Semua karena bayangan mengerikan itu mengisi seluruh pikiran Michelle.Ketika matanya terbuka, Michelle berpikir dirinya telah tidak lagi berada di bumi karena pandangan mata yang kabur pada warna putih mendominasi. Hal hampir serupa pernah Michelle rasakan ketika tak sadarkan diri sewaktu pasca melahirkan Leah.Namun setelah beberapa kali mengerjapkan mata dan penglihatan mata kembali jernih, Michelle menyadari dirinya yang masih bernya
Valencia membasuh air mata yang membasahi wajah cantiknya dengan sapu tangan pemberian suaminya. Napasnya masih saja sesak setelah memaksa diri agar berhenti dari tangisannya. Duduk di ruang tunggu itu, Valencia berakhir menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.âApa yang aku lakukan sudah benar, âkan?â tanya Valencia dengan nada masih sedikit terisak.âMendengar bentakannya tadi, aku bisa menebak rasa terkejut dan kemarahan Kak Roland.â Albert berkomentar tenang.âDia langsung mematikan telepon tanpa memberitahu apa yang akan dilakukan. Tetapi aku bisa menebak, dia pasti akan langsung ke sini tanpa peduli betapa penting pekerjaannya di sana.âValencia berkomentar serupa ketika menormalkan kembali napasnya.âAku hanya berharap Michelle cepat sadar agar bisa memberitahukan semua yang dia lalui sendirian,â lanjutnya berbicara.âSebaiknya kau pulang saja, Valen. Aku akan menunggu perkembangan tentang Michelle di sini.âPernyataan Albert membuat Valencia mengangkat kepalanya yang tenang be
Roland terduduk lemas di kursi penumpang belakang pada mobil yang dinaiki. Pria itu mengendurkan dasi yang melingkar rapi di leher, sengaja memberi ruang bebas pada tenggorokan yang dipenuhi sesak tak mengenakkan. Sementara itu mata abu-abunya menatap kosong ke arah depan, tak peduli pada Daniel yang melirik cemas seperti ingin menarik perhatian.Pembicaraan intens beberapa menit lalu bersama Alins dan Danny benar-benar menguras perasaan Roland. Selain mengetahui cerita hidup Michelle yang tertutup sempurna, dia juga mengetahui perihal penyakit dari dua orang yang seperti orang tua pengganti bagi Michelle.Alins mengidap kanker lambung stadium empat, di mana hari itu dokter di rumah sakit itu menyampaikan kabar buruk perihal kanker itu sudah menyebar dan menggerogoti ke jaringan lain di tubuhnya. Sementara Danny disarankan untuk beristirahat dari pekerjaannya dan melakukan tindakan pengobatan pada penyakit jantung yang diderita.Tak ada yang bisa Roland lakukan kecuali terdiam dan men