“Anda bisa ikut duduk dengan saya di kabin belakang. Di sana masih tersedia seat untuk Anda, Nona Michelle.”Daniel berani mengajak Michelle yang menjadi bahan olok-olokan kedua atasan tak bermoral itu. Hal itu dia lakukan demi tak menunda keberangkatan.Michelle sendiri sudah mengangguk setuju pada ajakan Daniel yang menyelamatkannya. Namun, hatinya masih tak terima atas perbuatan Roland beserta David yang secara tak langsung telah melecehkan kehormatannya.“Saya mohon untuk tidak melakukan bercandaan seperti yang barusan kalian lakukan. Walaupun saya hanya seorang bawahan, tetapi saya tidak suka diperlakukan seenak hati dan dinilai murahan. Saya sangat menghormati Anda berdua, jadi tolong perlakukan saya dengan cara yang sama. Saya permisi, Tuan David ... Tuan Roland.”Michelle merundukkan kepala kepada kedua pria yang tertegun dibuatnya. Secara tidak langsung wanita itu menegaskan sikap hormat dari dirinya.Tak lama setelahnya Michelle mengikuti Daniel ke kabin belakang yang dibata
“Saya akan menganggap hal ini tidak pernah terjadi.”Jemari Michelle memegang lembut pergelangan tangan David, gerakannya sama lembutnya ketika menyingkirkan tangan David dari pipinya.“Saya sangat menghormati Anda sebagai atasan. Jadi, saya mohon jangan ciptakan ketidaknyamanan diantara kita.”Michelle mengulas senyum manis yang menunjukkan sisi baik dari dirinya. Bagi dia, itu adalah tindakan yang pantas dilakukan untuk menghindari rasa tidak nyaman setelah mendapatkan pengakuan David.“Sebaiknya Anda beristirahat di kamar. Kemarin Anda mabuk, akan berbahaya jika Anda kurang istirahat saat berkuda nanti,” ucap Michelle menasihati.“Aku sudah baik-baik saja. Kau juga jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja. Nikmati saja suasana di sini, kontrak kerjasama itu bisa disiapkan dengan perlahan.”Michelle menggelengkan kepala. “Sebagian isinya sudah saya kerjakan saat di pesawat tadi, sisanya akan dilanjutkan setelah membeli barang-barang keperluan Anda selama di sini.”“Kau bisa perg
Michelle masih terpaku menatap Daniel yang mengeluarkan pertanyaan tak terduga. Di dalam pikirannya telah berputar sederet pertanyaan yang mendesak rasa penasaran.Hatinya bertanya-tanya, dari mana Daniel mengetahui tentang dirinya padahal mereka belum bertemu. Dalam keheningan itu juga Michelle menerka-nerka, mungkin Daniel mengetahui dari Roland langsung.Tetapi hal itu tidak mungkin terjadi. Roland sangat menutup rapat hubungan mereka dulu, sampai tidak ada yang tahu kecuali orang-orang terdekat mereka.“Saya mendengar cerita seputaran tentang Anda saat baru bekerja untuk Tuan Roland.”Penjelasan singkat Daniel menuntun ingatan Michelle untuk kembali di mana dia diusir kejam dari perusahaan Roland. Michelle ingat bagaimana desas-desus seputaran pemecatannya yang tak terhormat itu. Sehingga dia berpendapat Daniel telah mengetahui dirinya lewat cerita-cerita yang tak benar itu.“Aku tidak bisa mengelak karena sepertinya kau telah mengetahui tentang diriku.” Michelle meringis senyuman
Kuda yang ditunggangi sedang beristirahat setelah beberapa waktu berjalan menjelajahi hutan sampai ke tepian sungai. Baik yang hitam maupun cokelat telihat tenang menikmati rerumputan hijau di dekatnya.Roland pun terlihat tenang beristirahat—duduk di sebuah kayu cukup besar yang berada di bawah pohon besar nan rindang.Pria itu hanyut dalam suasana tenang yang tak didapatkan ketika berada di kesibukan kota. Semilir angin yang menerpa wajah begitu menyejukkan sampai Roland terlena memejamkan mata.Suasana tenang itu merileksasikan pemikiran Roland dari segala beban di pundak. Dia merasakan ketenangan penuh sampai dia membayangkan sebuah keindahan dari sosok indah yang mengendap di pikiran.Jauh di dalam khayalan, Roland sedang terbuai dalam sosok Michelle yang tersenyum manis penuh kelembutan. Sebuah senyuman yang ditunjukkan tulus, sampai senyar kehangatan yang menyelimuti di senyuman itu tersampaikan sempurna di hati Roland.Roland mengakui, dia sangat menyukai cara Michelle menatap
“Dia sudah berjanji tidak mengganggu hidupku setelah aku menuruti keputusannya itu. Selain itu juga, aku berhasil membuktikan bahwa keputusannya itu salah,” jelas Roland yang sudah memalingkan pandangan ke depan.David mengangguk lemah. “Ayahmu terlalu keras padamu. Padahal tanpa pernikahan bisnis itu pun, kau mampu menaikkan nama perusahaan. Tapi aku penasaran, apa alasanmu menceraikan Ella? Padahal saat itu Ella sedang bahagia setelah mengumumkan kehamilannya.”Lidah Roland sudah berdecak kesal, mengisyaratkan David tak boleh bertanya-tanya lebih.“Aku hanya penasaran karena kau terlalu menutup diri selama enam tahun ini.” David tertawa tenang sembari menepuk ringan bahu Roland. Dia berusaha menghilangkan suasana mencekam yang Roland ciptakan. “Setelah aktif di perusahaan, kau selalu pelit informasi tentang kehidupanmu,” lanjutnya mengejek.Roland mengendus kesal setelah menyingkirkan tangan David di bahunya. “Kau sendiri sudah tua tapi masih mau main-main dengan wanita,” balasnya m
Dari jendela kamar, Michelle bisa melihat keadaan di luar vila yang menyajikan halam depan. Di mana saat itu dia mengunci tatapan pada Roland beserta David yang kembali dari kegiatan berkuda.Pikiran Michelle masih dipenuhi dengan aduan Daniel, bahwa Roland menceraikan Ella karena sebuah alasan yang tidak bisa diberitahu. Bahkan ketika Michelle pelan-pelan mendesak pun Daniel enggan memberitahu.Michelle disarankan untuk bertanya sendiri kepada Roland.Tidak peduli bagaimana meluapnya rasa ingin tahunya, Michelle tidak akan mencari tahu. Sejak Roland mencampakkan dirinya, itu sudah menegaskan Michelle tak boleh terlibat apa pun dengan pria itu.Roland adalah individu yang sangat penuh perhitungan dan kejam. Emosinya selalu berhasil memusingkan Michelle. Untuk itu Michelle tak perlu mendekatkan diri pada sebuah masalah yang berkaitan dengan Roland.Rasa nyeri di perut menarik perhatian Michelle. Detik itu pun Michelle memalingkan pandangan, sementara tangan sudah memegangi perutnya yan
“Tadi saya tidak sengaja menabrak Tuan Roland,” jelas Michelle yang terburu-buru melepakan diri dari pelukan Roland.“Ahh ... begitu.” David menanggapi sembari berjalan menghampiri.“Tuan Roland menolong saya yang hampir terjatuh.” Michelle menimpali penjelasan dengan gugup. Dia merasa cemas pada tatapan David yang mencurigai.David mengangguk lemah. “Aku pikir dia mau mengganggumu lagi. Karena kau merasa tidak nyaman sejak tadi kita bersama dia.”Michelle meringis senyuman lemah. “Semua adalah kesalahan saya yang tidak berhati-hati.”“Aku harap kau agak sedikit sabar menghadapi Roland, Michelle. Dia memang selalu suka menguji kesabaran orang dengan mulut tajamnya itu. Tapi, dia memiliki sisi baik yang jauh ... sangat jauh-jauh sekali di dalam dirinya.” David memberi pemahaman mengenai Roland yang mendengkus sinis di sebelah Michelle.Michelle sendiri sangat tahu bagaimana seorang Roland. Bahkan, Michelle merupakan salah satu korban dari sikap menjengkelkan Roland.Tetapi, Michelle ti
Hujan deras tiba-tiba turun ketika perjalanan baru ditempuh belum separuhnya. Derasnya ritme hujan membuat pandangan kabur sehingga Roland berhati-hati mengemudi. Angin kencang yang turut serta juga menyulitkan Roland.Namun, Roland tak sedikit pun berniat balik. Pria itu tetap melanjutkan perjalanan setelah melihat Michelle yang terus memegangi perut dengan sesekali mengerang sakit.Roland tahu bahwa saat itu Michelle sedang mengalami sakit perut akibat siklus bulanan kewanitaannya. Dia teringat bagaimana dulu Michelle mengalami sakit yang serupa.“Kenapa kau tidak membawanya? Padahal kau selalu tahu siklus bulananmu.” Roland memecahkan keheningan yang mendominasi di dalam mobil.Michelle tercengang sendiri, tetapi dia tidak menoleh kepada Roland yang fokus mengemudi. “Bagaimana kau bisa tahu aku sedang mengalami siklus bulanan?”“Kau terus memaksa ingin sendiri membeli sesuatu. Itu artinya kau ingin membeli sesuatu bersifat pribadi yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Sejak t