Home / Romansa / Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah! / Bab 28: Cerita Masa Lalu

Share

Bab 28: Cerita Masa Lalu

last update Huling Na-update: 2024-07-25 19:56:42

Michelle masih terpaku menatap Daniel yang mengeluarkan pertanyaan tak terduga. Di dalam pikirannya telah berputar sederet pertanyaan yang mendesak rasa penasaran.

Hatinya bertanya-tanya, dari mana Daniel mengetahui tentang dirinya padahal mereka belum bertemu. Dalam keheningan itu juga Michelle menerka-nerka, mungkin Daniel mengetahui dari Roland langsung.

Tetapi hal itu tidak mungkin terjadi. Roland sangat menutup rapat hubungan mereka dulu, sampai tidak ada yang tahu kecuali orang-orang terdekat mereka.

“Saya mendengar cerita seputaran tentang Anda saat baru bekerja untuk Tuan Roland.”

Penjelasan singkat Daniel menuntun ingatan Michelle untuk kembali di mana dia diusir kejam dari perusahaan Roland. Michelle ingat bagaimana desas-desus seputaran pemecatannya yang tak terhormat itu. Sehingga dia berpendapat Daniel telah mengetahui dirinya lewat cerita-cerita yang tak benar itu.

“Aku tidak bisa mengelak karena sepertinya kau telah mengetahui tentang diriku.” Michelle meringis senyuman
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Isma Eni
ga sabar nunggu bucinnya roland
goodnovel comment avatar
puji amriani
huuuhuu gak sabar Roland ketemu leah
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 29: Masa Lalu Roland

    Kuda yang ditunggangi sedang beristirahat setelah beberapa waktu berjalan menjelajahi hutan sampai ke tepian sungai. Baik yang hitam maupun cokelat telihat tenang menikmati rerumputan hijau di dekatnya.Roland pun terlihat tenang beristirahat—duduk di sebuah kayu cukup besar yang berada di bawah pohon besar nan rindang.Pria itu hanyut dalam suasana tenang yang tak didapatkan ketika berada di kesibukan kota. Semilir angin yang menerpa wajah begitu menyejukkan sampai Roland terlena memejamkan mata.Suasana tenang itu merileksasikan pemikiran Roland dari segala beban di pundak. Dia merasakan ketenangan penuh sampai dia membayangkan sebuah keindahan dari sosok indah yang mengendap di pikiran.Jauh di dalam khayalan, Roland sedang terbuai dalam sosok Michelle yang tersenyum manis penuh kelembutan. Sebuah senyuman yang ditunjukkan tulus, sampai senyar kehangatan yang menyelimuti di senyuman itu tersampaikan sempurna di hati Roland.Roland mengakui, dia sangat menyukai cara Michelle menatap

    Huling Na-update : 2024-07-26
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 30: Mengungkap Status

    “Dia sudah berjanji tidak mengganggu hidupku setelah aku menuruti keputusannya itu. Selain itu juga, aku berhasil membuktikan bahwa keputusannya itu salah,” jelas Roland yang sudah memalingkan pandangan ke depan.David mengangguk lemah. “Ayahmu terlalu keras padamu. Padahal tanpa pernikahan bisnis itu pun, kau mampu menaikkan nama perusahaan. Tapi aku penasaran, apa alasanmu menceraikan Ella? Padahal saat itu Ella sedang bahagia setelah mengumumkan kehamilannya.”Lidah Roland sudah berdecak kesal, mengisyaratkan David tak boleh bertanya-tanya lebih.“Aku hanya penasaran karena kau terlalu menutup diri selama enam tahun ini.” David tertawa tenang sembari menepuk ringan bahu Roland. Dia berusaha menghilangkan suasana mencekam yang Roland ciptakan. “Setelah aktif di perusahaan, kau selalu pelit informasi tentang kehidupanmu,” lanjutnya mengejek.Roland mengendus kesal setelah menyingkirkan tangan David di bahunya. “Kau sendiri sudah tua tapi masih mau main-main dengan wanita,” balasnya m

    Huling Na-update : 2024-07-26
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 31: Jatuh di Pelukanmu

    Dari jendela kamar, Michelle bisa melihat keadaan di luar vila yang menyajikan halam depan. Di mana saat itu dia mengunci tatapan pada Roland beserta David yang kembali dari kegiatan berkuda.Pikiran Michelle masih dipenuhi dengan aduan Daniel, bahwa Roland menceraikan Ella karena sebuah alasan yang tidak bisa diberitahu. Bahkan ketika Michelle pelan-pelan mendesak pun Daniel enggan memberitahu.Michelle disarankan untuk bertanya sendiri kepada Roland.Tidak peduli bagaimana meluapnya rasa ingin tahunya, Michelle tidak akan mencari tahu. Sejak Roland mencampakkan dirinya, itu sudah menegaskan Michelle tak boleh terlibat apa pun dengan pria itu.Roland adalah individu yang sangat penuh perhitungan dan kejam. Emosinya selalu berhasil memusingkan Michelle. Untuk itu Michelle tak perlu mendekatkan diri pada sebuah masalah yang berkaitan dengan Roland.Rasa nyeri di perut menarik perhatian Michelle. Detik itu pun Michelle memalingkan pandangan, sementara tangan sudah memegangi perutnya yan

    Huling Na-update : 2024-07-26
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 32: Pergi Bersama

    “Tadi saya tidak sengaja menabrak Tuan Roland,” jelas Michelle yang terburu-buru melepakan diri dari pelukan Roland.“Ahh ... begitu.” David menanggapi sembari berjalan menghampiri.“Tuan Roland menolong saya yang hampir terjatuh.” Michelle menimpali penjelasan dengan gugup. Dia merasa cemas pada tatapan David yang mencurigai.David mengangguk lemah. “Aku pikir dia mau mengganggumu lagi. Karena kau merasa tidak nyaman sejak tadi kita bersama dia.”Michelle meringis senyuman lemah. “Semua adalah kesalahan saya yang tidak berhati-hati.”“Aku harap kau agak sedikit sabar menghadapi Roland, Michelle. Dia memang selalu suka menguji kesabaran orang dengan mulut tajamnya itu. Tapi, dia memiliki sisi baik yang jauh ... sangat jauh-jauh sekali di dalam dirinya.” David memberi pemahaman mengenai Roland yang mendengkus sinis di sebelah Michelle.Michelle sendiri sangat tahu bagaimana seorang Roland. Bahkan, Michelle merupakan salah satu korban dari sikap menjengkelkan Roland.Tetapi, Michelle ti

    Huling Na-update : 2024-07-27
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 33: Perhatian dan Salah Paham

    Hujan deras tiba-tiba turun ketika perjalanan baru ditempuh belum separuhnya. Derasnya ritme hujan membuat pandangan kabur sehingga Roland berhati-hati mengemudi. Angin kencang yang turut serta juga menyulitkan Roland.Namun, Roland tak sedikit pun berniat balik. Pria itu tetap melanjutkan perjalanan setelah melihat Michelle yang terus memegangi perut dengan sesekali mengerang sakit.Roland tahu bahwa saat itu Michelle sedang mengalami sakit perut akibat siklus bulanan kewanitaannya. Dia teringat bagaimana dulu Michelle mengalami sakit yang serupa.“Kenapa kau tidak membawanya? Padahal kau selalu tahu siklus bulananmu.” Roland memecahkan keheningan yang mendominasi di dalam mobil.Michelle tercengang sendiri, tetapi dia tidak menoleh kepada Roland yang fokus mengemudi. “Bagaimana kau bisa tahu aku sedang mengalami siklus bulanan?”“Kau terus memaksa ingin sendiri membeli sesuatu. Itu artinya kau ingin membeli sesuatu bersifat pribadi yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Sejak t

    Huling Na-update : 2024-07-27
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 34: Kurang Beruntung

    “Keluar.”Mata Michelle melebar pada kalimat yang penuh perintah itu. Meskipun dilafalkan dengan tenang, Michelle tahu jika perkataan itu tak boleh dibantah.“Keluar dari mobil ini sekarang juga.” Mata tajam Roland mendikte tegas kepada Michelle yang terperangah kaku.Emosi Roland benar-benar memusingkan! Sebelumnya dia melarang Michelle keluar dari mobil. Dia rela berlari sampai basah demi memenuhi yang Michelle butuhkan. Tapi, sekarang dia mengusir Michelle tanpa peduli keadaan Michelle dan derasnya hujan.Segenap perasaan benci telah menyelimuti hati Michelle. Matanya memerah, wajah cantiknya pun telah memerah kesal. Di dalam hati Michelle merutuk kesal, seharusnya enam tahun lalu dia menyumpahi Roland lebih sadis dari sekadar tidak menemukan kebahagiaan sebelum bersujud meminta maaf di kaki Michelle. Harusnya Michelle menyumpahi Roland mati saja.Karena sampai detik itu pun Roland tetap terlihat baik, jauh lebih baik seolah sumpah Michelle tidak memiliki efek sedikit pun terhadap

    Huling Na-update : 2024-07-28
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 35: Suara Gadis Kecil

    Roland menghentikan mobil yang dikendarai sendiri di tepian jalan. Dia memukul kesal setir kemudi, menumpahkan emosi yang tak bisa ditahan.Roland sangat tersinggung pada Michelle yang menuduhnya sembarangan. Padahal dia sudah menunjukkan kepedulian yang tak pernah dilakukan sebelumnya.Roland memahami Michelle yang kesakitan menyambut siklus bulanan, tanpa Michelle beri tahu. Pria itu juga menawarkan untuk pergi bersama, padahal dia tidak memerlukan apa pun saat itu.Roland bisa saja menyuruh Daniel secara diam-diam tanpa dia turun tangan. Dia bisa menyuruh Daniel memenuhi kebutuhan Michelle, kemudian diam-diam memberikan hal itu kepada Michelle tanpa David ketahui.Tetapi, melihat Michelle yang berusaha menahan sakit telah menghasut jiwa Roland sampai bertindak impulsif. Walaupun terselimut gengsi, dia bertindak tulus membantu Michelle sampai rela tubuhnya sedikit basah akibat berlari menuju apotek.“Dasar wanita keras kepala! Dia marah sampai membanting pintu seperti itu?!” Roland

    Huling Na-update : 2024-07-29
  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 36: Obati Saja Hatiku

    Plak! Michelle berhasil menepis tangan pria di depannya yang mencoba menyentuh pipinya. Wanita itu beringsut ke belakang, berusaha menjauh dari pria pemabuk yang mencoba mengganggu.“Wanita galak memang menari. Kau kedinginan, kan? Ayo, ikut saja denganku.”“Jangan sentuh aku!” Michelle memekik marah ketika pria itu kembali mencoba menyentuhnya.“Kau suka memukul? Ah, pukul aku saja nanti di ranjang. Ayo, kita cari hotel di dekat sini. Atau jika kau tidak sabar, kita bisa melakukannya di mobil.”Plak! Kali itu Michelle berhasil mendaratkan tangannya dengan keras di wajah pria itu. Gerakan nekat itu Michelle lakukan karena sudah jijik dengan mulut pria itu. Michelle sampai merinding setiap kali pria itu membuka mulut. Aroma alkohol yang menyengat dan memusingkan kepala membuat Michelle ingin melarikan diri.Bukannya sadar, pria itu malah seperti kesetanan menatap Michelle. Dia melotot kepada Michelle, seperti ingin memakan Michelle atas perbuatan Michelle yang memicu amarah.“Beraninya

    Huling Na-update : 2024-07-29

Pinakabagong kabanata

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 133: Firasat

    ~ Beberapa hari kemudian ~Michelle mengantongi izin pulang setelah dokter memastikan kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Beberapa luka yang menggores di tubuhnya pun mulai menutup, termasuk luka memar di tangan juga sepenuhnya memudar.Meskipun sudah bisa bergerak bebas seperti biasa, Michelle tak diizinkan turun dari ranjangnya. Wanita itu hanya diperbolehkan duduk di sana.Dan tidak usah ditanyakan siapa pelaku yang membuat Michelle kesal. Dia adalah Roland—yang sibuk merapikan barang-barang milik Michelle ke dalam sebuah tas.“Kita akan lebih dulu menjemput Leah di rumah Valen, lalu setelah itu kita akan ke penthouse-ku.” Roland dengan tenangnya memberitahu sembari menyelesaikan kegiatannya merapikan barang-barang ke dalam tas.“Maksudmu dengan kita? Apa aku dan Leah juga akan ke penthouse-mu?” Michelle memprotes, sementara matanya telah menatap tajam pada Roland yang berakhir menatapnya.Sebelum bersuara, lebih dulu Roland mengancingkan tas berisi barang-barang Mich

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 132: Apa Kau Siap?

    Tidur yang Roland inginkan adalah berbaring di samping Michelle dengan tangannya menggenggam tangan Michelle. Kehangatan dari jemari yang menyatu mampu menghibur Roland yang menatap dingin langit-langit kamar inap itu.Keinginan sederhana itu membuat jiwa Michelle gelisah. Dia bertanya-tanya di dalam hati dan mulai menerka-nerka masalah apa yang Roland hadapi.Sebelum meninggalkannya bersama Valencia, Michelle mengingat Roland yang menerima telepon. Jika telepon itu berkaitan dengan pekerjaan, Roland tak akan ambil pusing sampai emosinya tak terkendali. Sehingga Michelle menyimpulkan jika telepon itu berkaitan dengan seseorang yang mampu menguras emosi seorang Roland Archer.“Tadi aku menghabiskan makananku.”Alih-alih menanyakan langsung, Michelle sengaja berbasa-basi demi bisa membangun suasana berbicara dengan Roland.Suara tawa ringan Roland merespon, sekaligus berhasil memancing perhatiannya yang lama membisu pasca ciuman erotis beberapa waktu lalu.“Kau memang harus makan dengan

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 131: Keinginan yang Mendesak

    Di taman yang berada di halaman belakang rumah sakit, Roland menata perasaannya. Beberapa puntung rokok dari sebungkus rokok yang dibeli telah dihisap.Meskipun terlihat menikmati bagaimana reaksi rokok tersebut, ekspresi dingin penuh kebencian tak bisa Roland sembunyikan. Dia masih sulit menenangkan pikirannya dari keributan beberapa waktu lalu.David terang-terangan menyesal dan mengaku tersakiti. Dia merasa paling tak beruntung karena tak mendapatkan balasan perasaan dari Michelle.Kesimpulan itu yang membuat Roland naik pitam sampai menimbulkan sebongkah kebencian yang kokoh. Namun di sisi lain, timbul seberkas kekecewaan atas akhir hubungan pertemanan yang terjalin.Bagaimanapun David pernah menghibur Roland yang hancur lebur di masa lalu.Setelah mengembuskan asap dari rokok yang dihisap, Roland berjalan meninggalkan tempat itu. Selain sudah cukup mengatur perasaannya, Roland merasa sudah lama meninggalkan Michelle. Sehingga dia bergegas menemui Michelle.Ada setitik perubahan a

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 130: Penyesalan Di akhir

    Langkah kaki Roland begitu tak sabar dan tergesa-gesa. Dia sampai tak peduli pada orang-orang yang tidak sengaja tertabrak apalagi meminta maaf.Emosinya memuncak sampai tak bisa diredupkan sedikit pun setelah menjawab telepon dari David. Entah sengaja memprovokasinya keluar dari kamar itu atau tidak, amarah dan kebencian Roland seketika menggelegak setelah mendengarkan ucapan David.David ingin bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada Michelle.Bukan penolakan yang Roland sampaikan, melainkan keinginan bertemu secara empat mata. Dan David menentukan parkiran bawah tanah rumah sakit itu yang sepi tanpa adanya orang-orang.Keputusan Roland tak ingin mengotori tangan dan pandangannya telah lenyap sepenuhnya. Rasa muak yang memuncak dan keinginan amarah untuk dilampiaskan terdorong semakin kencang ketika melihat David keluar dari mobilnya. Logika Roland telah porak-poranda oleh emosi melihat eksepresi muram David.Bugh!Pukulan keras dari tangan Roland menyapa David dengan segenap

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 129: Sapaan Baru

    Tanpa peduli pada handphone-nya yang Roland kembalikan, Michelle masih betah menatap Roland yang pergi meninggalkannya bersama Valencia.Wanita itu penasaran pada si penelepon yang merubah suasana hati Roland. Tanpa curiga pada apa pun, Michelle berpendapat jika panggilan telepon itu berkaitan dengan pekerjaan.“Padahal pekerjaannya sangat banyak. Tapi dia lebih memilih merawatku dan mengambil cuti tahunan,” Michelle bergumam lemah dengan naifnya.Valencia tersenyum lemah mendengarkan gumaman itu. “Harusnya kau bahagia karena Kak Roland lebih memilihmu dibandingkan pekerjaannya.”Nampan berisi makanan yang Valencia bawa berakhir di letakkan di meja nakas bersebelahan dengan ranjang pasien. Kemudian Valencia mengantur ranjang itu lewat satu tombol di ujung kasur yang berakhir membuat posisi Michelle menjadi duduk tanpa harus bergerak.“Itu artinya kau adalah prioritas utama di hidupnya,” lanjut Valencia mengejek sambil tersenyum.“Tapi aku belum terbiasa.” Michelle mengulas senyuman ke

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 128: Perasaan yang Terlambat

    Sebelum berakhir di depan kamar inap itu, David telah lebih dulu mendatangi rumah Michelle. Pria itu tidak menaruh rasa curiga sedikit pun pada kesunyian yang mendominasi di bagian depan rumah Michelle.Hal itu sudah biasa David temukan setiap kali mendatangi kediaman itu. Namun, langkahnya yang ingin keluar berhenti ketika melihat Daniel sedang berkeliaran di sekitar halaman rumah.Rasa curiganya semakin menguat melihat Daniel yang didampingi seseorang memerhatikan sekitar dengan telitinya. David menduga seseorang itu adalah bodyguard Roland.Apa yang mereka lakukan? Apalagi tingkah mereka seperti mencari-cari sesuatu.Kalimat-kalimat itu membujuk David untuk segera beranjak dari sana. Dia dengan hati-hati mengemudikan mobilnya, berusaha keras tak memancing perhatian Daniel.Dan ketika berhasil berpindah di tempat yang aman, David berusaha mencari-cari seseorang yang ada di lingkungan perumah Michelle.Usahanya itu langsung membuahkan ketika berhasil mencegah langkah seseorang. Lewat

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 127: Di dalam Pelukan

    Pria yang selalu kejam dan tak berperasaan itu masih menangis tersedu di kaki Michelle. Dia tak malu memohon ampun dengan ironinya.Padahal selama Michelle mengenalnya tak pernah sekalipun Roland menunjukkan kelemahan apalagi sampai merendahkan diri.Roland sudah benar-benar berubah. Dia menunjukkan ketulusannya tanpa ragu. Dia pula yang melindungi serta menjaga Michelle yang terlilit dalam masalah.Keyakinan itu mendorong Michelle untuk tidak ada lagi alasan tidak memaafkan Roland.Wanita itu cukup kesulitan membujuk Roland yang masih memohon ampunan di kakinya. Sampai akhirnya Michelle berhasil menarik Roland dan menatap wajah pria itu yang dibasahi oleh air mata.Mata keabu-abuan yang terbiasa dingin itu diselimuti rona marah bercampur basahnya air mata. Senyar malu dan tak percaya diri mendominasi tatapan serta wajah tampan Roland.Dibandingkan mengukir senyuman atas ras puas di hati, Michelle lebih memilih membujuk Roland untuk naik ke ranjang sempit itu. Dan di ranjang itu, Mich

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 126: Memohon Pengampunan

    Michelle sendiri masih terdiam menafsirkan arah pembicaraan diantara mereka. Keheningan yang membentang tidak membuatnya tenang dalam berpikir. Melainkan tenggelam dalam riak-riak canggung bercampur bingung oleh intimidasi tatapan Roland.Di dalam hati Michelle bertanya-tanya, apa Roland sudah mengetahui perihal Leah?Michelle memiliki firasat kuat jika pendapatnya itu tak salah. Tanpa peduli, dia mengalihkan pandangan ke arah meja di mana amplop cokelat itu berada. Kemudian dia kembali menatap Roland yang menanti jawaban.Pria itu adalah Roland—yang selalu mencari cara untuk memuaskan hati. Bisa dipastikan Roland sudah mencari tahu mengenai kehidupannya sampai berujung pada Leah.Ya! Michelle percaya diri pada kesimpulannya.“Michelle.”Roland memanggil lembut seperti membujuk seorang kekasih. Sentuhan bibirnya di punggung tangan Michelle turut serta merayu dengan cara sama, yaitu menciumi dengan hangat dan sayang.“Aku tidak akan menghakimimu. Tenang saja,” bisiknya penuh ironi.Per

  • Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!   Bab 125: Mendengar dengan Tenang

    Itu adalah hasil yang dinanti. Alih-alih merasakan kebahagian, segenap rasa bersalah dan penyesalan lebih mendominasi jiwa Roland.Roland menyadari sesuatu, apakah dia pantas menyandang status ayah dari Leah?Roland adalah tersangka utama yang mendorong Michelle ke dalam kesulitan hidup. Egonya menyakiti Michelle. Amarahnya menghardik Michelle sampai tak bisa berkutik. Keputusannya menjadi awal perubahan hidup Michelle yang mencekam.Dia mencampakkan Michelle dengan sadar, sampai terlahirlah Leah yang menjadi korban keduanya.“Aku memang bajingan,” gumamnya frustrasi menyalahkan diri.Lebih tepatnya, Roland adalah bajingan yang tak tahu malu karena masih mengharapkan perasaan Michelle.Tetapi menghindari apalagi menghilangkan permasalahan itu bukan jalan terbaik. Roland telah berniat membahas kabar itu dengan Michelle di waktu yang tepat dan tak menekan Michelle pada situasi yang merusak kenyamanannya.Dengan sesekali menahan sesak, Roland frustrasi dalam diam.Handphone yang bergeta

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status