Lengkungan samar terlihat di bibir Aksa, mendapati tatapan permusuhan antar dua orang. Sudah bisa menebak situasi macam apa yang terjadi antara istri dan adiknya. Defgan pun juga merasakan ketegangan antara putra keduanya dan juga menantu. Tapi dia tidak berucap, hanya menegakkan wajah dengan tenang menatap Lukas, meminta penjelasan. "Aksa, bisakah kamu menjaga istri kecilmu itu untuk tidak membuat keributan? Aneh sekali di mana dia berpijak selalu saja mengundang ketegangan." Elena mengomel setelah membiarkan ruangan sunyi untuk beberapa waktu. Embusan napas tipis mengalir di celah hidung Aksa yang tinggi. Tangannya mulai bergerak merengkuh pinggang Dahayu dan menariknya dalam pelukan. "Gunakan energimu untuk hal yang lebih penting," ucap Aksa pelan dan lembut. Dahayu pun akhirnya memalingkan arah pandang dari Lukas dengan acuh tak acuh. "Aku akan pergi ke Golden Jay," ucap Dahayu datar. Aksa mengangguk samar, dan memanggil, "Ethan ...." Asisten tersebut langsung muncu
Lukas menatap nyalang Dahayu yang sangat percaya diri mengatakan 'hancurlah bersama keluarga Jayantamu' padahal Dahayu sendiri juga istri seorang Jayanta. "Kamu pikir, kamu siapa tanpa nama besar Jayanta?" cibir Lukas sinis. Dahayu kembali menaikan alisnya dan berucap dingin. "Aku adalah aku, Lukas. Jika kamu mengatakan menantangmu yang adalah menantang keluarga Jayanta. Maka dengan bangga aku mengatakan, aku berhasil menyelamatkan perusahaanku dari tekanan putra kedua Jayanta dengan namaku sendiri. Bukan atas nama keluarga Jayanta atau istri seorang Aksa Jayanta. Jadi siapa musuhku di sini?" Lukas terdiam mendengar pertanyaan sinis Dahayu. Ini juga sebuah tamparan bagi Lukas bahwa Dahayu mempunyai kemampuan, sementara dia selalu mengandalkan nama keluarganya. "Kali ini aku membiarkanmu, karena kamu sudah terperosok dalam jebakanmu sendiri. Tapi perlu kamu ingat, aku sudah menandaimu, jika kamu masih berani mengusikku, jangan harap aku mengampunimu," pungkas Dahayu kemudian masuk k
Dahayu menarik napas dalam sembari menyetir. Meski bersama Aksa juga bukan hal yang dia inginkan, tapi sungguh dia tidak ingin dekat dengan laki-laki manapun saat ini. Dia sudah cukup bekerja keras untuk membangun image yang baik di mata masyarakat kota Zimo. Aksa juga tidak mau menceraikannya. Dia tidak akan menodai namanya dengan terlibat perselingkuhan dengan laki-laki lain. Namun, baru saja merasa terbebas dari Satya, sampai di basemen apartemen laki-laki itu muncul lagi dengan senyum ramah yang membuat Dahayu tidak nyaman. 'Sial ... kenapa dia mengikutiku sampai sini?' Dahayu bergegas menuju ke arah lift tak ingin terlibat terlalu jauh dengan Satya. Tapi sungguh tidak beruntung, nyatanya Satya juga ikut masuk ke dalam lift dengan gerakan santai seakan tidak terjadi kecanggungan. Dahayu hanya diam, gestur tubuhnya juga terlihat waspada dengan mengambil jarak dengan Satya. Satya tersenyum tenang melihat Dahayu sangat memberi batasan untuknya. "Maaf, jika kata-kataku di ping
Musim semi hampir berakhir, tapi udara dingin masih bisa dirasakan.Di depan hanggar pribadi miliknya, Aksa memakaikan mantel warna pink yang sangat imut di tubuh mungil Dahayu. Juga syal bulu putih untuk menghangatkan leher. "Jaga dirimu baik-baik," ucap Aksa setelah mengecup bibir Dahayu sekilas, lantas mengelus pelan pipi halus yang terlihat mulus.Hari ini Dahayu memang akan berangkat ke negara Y. Meski kompetisi parfum diselenggarakan tiga hari lagi, namun berangkat lebih awal akan membuat Dahayu bisa istirahat dengan cukup dan mempersiapkan diri dengan baik di negara tersebut.Dahayu menatap Aksa sejenak, ada semburat pertanyaan di mata itu.Aksa sudah tahu apa yang ada dipikiran Dahayu saat ini, tapi dia masih memancing istri mudanya untuk bersuara. Perempuan itu sangat pelit kata saat berada di dekatnya."Kenapa kamu melakukan ini? Kamu sudah mengatakan tidak akan ikut campur dan menyuruhku untuk usaha sendiri."Aksa tersenyum, akhirnya suara merdu yang dia rindukan dapat dia
Sudah lewat dari tengah malam saat Aksa tiba di negara Y. Tangannya mengusap pelan kepala Dahayu yang saat ini terbaring di brankar rumah sakit. Dia sudah berusaha memberi keamanan ekstra pada Dahayu, tapi nyatanya masih saja kecolongan.Untung saja luka Dahayu tidak berakibat fatal. Hanya tangan kanannya yang sedikit memprihatinkan lantaran terkena benturan dari samping."Bagaimana?" tanya Aksa pelan saat melihat Ethan tiba."Seperti prediksi Anda, Tuan. Tuan muda kedua yang melakukan ini."Aksa menghela napas samar, dan mencibir, "Ternyata dia mempunyai rencana cadangan."Sampai saat ini Aksa masih merahasiakan bahwa Lukas menyerang ayah Dahayu di desa, tujuannya jelas agar Dahayu batal mengikuti kompetisi parfum tingkat internasional.Karena itu juga Aksa melarang Dahayu memegang gadget, Lukas pasti akan terus merecoki Dahayu dengan mengirim sesuatu yang membuat istri mudanya syok.Tapi nyatanya di negara Y Lukas juga mempunyai rencana lain. Sungguh disayangkan."Bereskan N-More,
Matahari telah memberi kedudukannya pada sang rembulan. Di salah satu ruangan hotel bintang lima, Aksa tersenyum menatap istri kecil yang sudah berdandan cantik dengan gaun payet silver yang sangat cocok di tubuhnya yang ramping. Gips di tangan kanannya telah tertutup oleh lengan panjang dengan desain kerut pada pergelangan. Sementara bahu dan tangan kiri Dahayu dibiarkan terbuka begitu saja menunjukkan kulit putih yang mulus tanpa cacat. Dua hari menjalani perawatan di rumah sakit seharusnya Dahayu belum diizinkan pulang. Tapi dia memaksa untuk keluar demi menghadiri acara makan malam pra-kompetisi yang diadakan oleh penyelenggara. Aksa tidak tahan untuk mendekat dan melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Dahayu. Setelah mengecup bahu Dahayu yang terbuka Aksa berbisik lirih. "Kamu masih sakit, apa sungguh tidak ingin membawaku pergi menyertaimu?" Aksa sudah seperti makhluk penghisap yang tidak ingin ditinggalkan, namun Dahayu bagaikan batu keras yang acuh tak acuh dengan k
Dahayu menaikkan alisnya sekilas mendengar ancaman Lukas. Cukup tahu jika Lukas mengalami banyak kerugian akibat harus membayar inden bahan baku parfum yang dia timbun. Jika tidak membayar sisa barang yang dia terima sudah pasti dia akan kehilangan kepercayaan dari supplier yang bekerja sama dengan perusahaannya. Apalagi Lukas juga memproduksi dengan skala besar-besaran tanpa bisa menjual produk jadi dengan jumlah mumpuni. Menunggu hasil dari barang yang sudah terjual itu sungguh sangat tidak mungkin dengan popularitas N-More saat ini, itu hanya akan menjadi bahan tertawaan para kalangan pembisnis yang bekerja sama dengan N-More saja. Tapi untuk urusan saham? Dahayu sendiri sampai saat ini belum bisa menghubungi Rivan untuk mengetahui kondisi perusahaannya sendiri. Bagaimana mungkin dia mengurusi saham perusahaan orang lain? Tapi Dahayu tidak terkejut, siapa lagi kalau bukan Aksa pelakunya? Bukankah pria itu pernah berkata akan membereskannya? Dahayu juga tidak terlalu bangga m
"Di mana ponselku?!"Aksa menatap tenang teriakan Dahayu yang baru saja tiba di hotel membawa kemarahan."Di mana? Di mana kamu menyembunyikan ponselku?""Apa yang terjadi dengan ayah?""Apa yang dilakukan Lukas pada ayah?""Di mana? Di mana kamu menyembunyikannya?!"Dahayu kalang kabut membuka setiap laci, koper, dan juga bantal di tempat tidurnya."Paspor ... di mana pasporku? Aku harus pulang sekarang."Tapi ketika dia membuka tasnya semua dokumen penting tidak ada di sana.Kemarahan Dahayu pun semakin memuncak. Sudah tahu harus menuduh siapa.Dilempar tas yang dia pegang untuk berlari menuju Aksa, sudah siap untuk memukul, tapi Aksa tidak membiarkannya."Kembalikan!""Kenapa kamu menyembunyikan pasporku juga?""Kembalikan! Aku ingin pulang!"Aksa hanya diam menatap Dahayu yang meraung sembari menahan kedua tangan kecil agar tidak bergerak.Sampai Dahayu putus asa, perempuan itu akhirnya hanya bisa menangis lemas dan Aksa mulai merengkuhnya dalam pelukan hangat."Tenanglah, jangan
"Seperti itukah putra kesayanganmu?"Ucapan sarkas Elena membuat wajah Defgan menggelap."Lukas, apa yang kamu tertawaan?"Tawa Lukas mulai mereda, dan berkata, "Memangnya kenapa jika aku tidur dengan Yesti? Aku hanya mencoba menyelamatkan keluarga Jayanta."Semua orang bingung dengan pernyataan Lukas.Tapi Lukas justru menegakkan kepala dengan percaya diri ketika menatap Defgan. Bahkan dia tersenyum."Ayah, aku ingin menjadi putra baik dan berbudi luhur. Tapi keadaan memaksaku melakukan itu, jika tidak maka keturunan keluarga Jayanta akan terputus.""Apa maksudmu?"Lukas tersenyum. "Ayah, Yesti dan Aksa menikah sudah hampir 10 tahun, tapi mereka tidak pernah dikaruniai seorang anak. Tapi Yesti hanya melakukan sekali denganku dan dia langsung hamil. Apa itu artinya?"Lukas kembali tertawa mengejek ketika melihat Aksa, dan berkata, "Aksa mandul!""Omong kosong!" Elena tidak terima."Terserah kamu percaya atau tidak. Putramu itu adalah laki-laki mandul. Meskipun dia sangat kaya dan memp
Dahayu jelas merasakan ada banyak pasang mata yang tak terhitung jumlahnya sedang tertuju padanya.Dalam sekejap, Dahayu dan Yesti sepertinya menjadi tontonan.Keheningan langsung menyelimuti setelah kegaduhan dari mulut Yesti. Semua orang masih tercengang dan ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.Pada akhirnya Dahayu menyeringai. "Apa kamu kebanyakan nonton drama protagonis yang teraniaya?" cela Dahayu asal asalan."Sudah cukup kamu beromong kosong!"Dahayu menoleh dan melihat yang berbicara barusan adalah Defgan.Dia tersenyum dangkal dan menghela napas tidak berdaya.'Betapa bodohnya orang tua ini dikelabuhi Yesti,' batinnya.Lukas juga terlihat datang dan membantu Yesti berdiri."Aku menyesal mengundangmu ke sini. Kamu memang membawa bencana dimana pun kamu berada!"Lukas juga ikut angkat bicara membuat Dahayu sadar dia telah diserbu."Penjaga! Usir wanita pembawa sial itu dari sini!"Perintah Defgan menghadirkan dua orang keamanan dan langsung mencengkeram dua tangan
Di sisi Defgan, Lukas juga tampak tersenyum mencemooh kepada Aksa.Dia menganggap, sekarang Aksa hanya seorang laki-laki tak berguna yang hidup mengandalkan wanitanya.Sudah tidak punya pekerjaan, semua saham juga sudah dikuasai oleh istrinya.'Benar-benar laki-laki bodoh!'Raut ejekan di wajah Lukas terlihat jelas di mata Aksa. Tapi tampaknya dia juga tidak peduli.Perhatian Aksa justru tertuju pada Defgan yang terlihat tegang.Sama sekali tak ada kesan puas di wajah Defgan meski perusahaan Jayanta sudah lolos dari masa kritis.Tentu saja.Lukas baru saja kehilangan 25% saham hanya demi mempertahankan perusahaan Jayanta.Perusahaan Wisesa memang berjanji tidak akan mencekal bisnis perusahaan Jayanta lagi, mereka juga menyumbang begitu banyak dana untuk membantu perusahaan Jayanta.Tapi juga merampas kepemilikan saham sebanyak 25%.Namun, perusahaan Jayanta tidak punya pilihan untuk bisa menolak.Saat ini perusahaan Jayanta sudah terpecah, dan sebagian besar dimiliki oleh Dahayu dan
Konsorsium Jayanta kini hanya seonggok bangunan sepi setelah kehilangan banyak investornya.Hampir semua proyek mangkrak karena kekurangan dana untuk mengoperasikannya.Dan sudah pasti pendapatan menurun drastis dan berakibat pengurangan karyawan secara besar-besaran untuk menghindari defisit dalam jangka panjang.Bahkan bisnis yang ada di luar negeri tiba-tiba mendapat serangan dari perusahaan Wisesa.Defgan dibuat sakit kepala dengan masalah pasca pengangkatan Lukas sebagai CEO konsorsium Jayanta.Dulu saat dipegang Aksa, dia tinggal duduk manis dan menikmati hasilnya.Sekarang dia sudah tidak punya saham, tapi masih saja dipusingkan dengan urusan perusahaan.Dia baru sadar jika putra keduanya ini benar-benar tidak becus mengelola perusahaan.Tapi menyesal saja tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Defgan tetap turun tangan demi menyelamatkan perusahaan peninggalan leluhurnya."Atur janji dengan pemimpin perusahaan Wisesa. Jika masih menolak, paling tidak bisa berbicara melalui sa
Lukas tersenyum senang. Ternyata saudaranya ini sangat bodoh dan masih melindunginya seperti dulu.'Apa kamu pikir dengan bersikap baik padaku, ayah akan melunak padamu?''Anak haram tetaplah anak haram. Kamu bukan lagi tuan muda Jayanta.'Tapi semua anggota dewan direksi justru tidak terima dengan pernyataan Aksa.Dahayu sendiri juga tidak menyangka jika Aksa akan menyerah secepat ini."Tuan Aksa. Kami sangat percaya pada Anda, kami tahu Anda lebih baik dari pada Lukas dalam memimpin perusahaan. Kami harap Anda tidak menyerah dan mengecewakan kami. Kami sangat mendukung Anda di perusahaan ini."Seseorang mulai menyampaikan kekhawatirannya dan membuat yang lain juga melontarkan pendapat mereka masing-masing agar Aksa tidak mundur dari jabatannya.Tapi sepertinya Aksa memang sudah tidak berniat memimpin konsorsium Jayanta lagi."Saya tidak ingin menyalahi aturan. Siapa yang mempunyai saham tertinggi maka dialah yang pantas menjadi pemimpin. Karena itu sejak awal saya sudah mempersiapka
Keriuhan di kota Zimo diabaikan.Aksa masih bekerja seperti biasa, dan pulang ke apartemen Dahayu setelahnya.Vila Seroja sudah menjadi tempat menjijikkan bagi Aksa.Tempat itu hanya mengingatkan akan kebodohan dan penyesalannya saat ini.Duduk termenung menatap gemerlap lampu kota sambil menyesap anggur sudah menjadi kegemaran baru setiap harinya.Apartemen itu sangat nyaman untuk meresapi kerinduannya terhadap Dahayu."Tuan …." Suara Ethan terdengar ringan.Aksa tidak menoleh, juga tidak menyahut.Seakan tidak ingin diganggu.Tapi suara orang lain, tiba-tiba membuat alisnya berkerut dengan sedikit senyuman dingin."Beruntung sekali Kakak ipar mengunjungiku," ucap Aksa santai sambil memutar kursinya."Berhenti memanggilku seperti itu. Kamu membuatku jijik."Aksa terkekeh mendengar umpatan Satya."Ada apa?" tanya Aksa santai."Aku ada urusan di luar negeri, ayah dan ibu juga sangat sibuk. Jika kamu suami yang baik, kamu tidak akan membiarkan dia sendirian."Satya yang tidak ingin berb
Keesokan harinya, kota Zimo langsung digegerkan dengan berita bahwa Aksa dicoret dari kartu keluarga Jayanta karena tidak ingin menceraikan Dahayu.Aksa tidak lagi menyandang gelar tuan muda Jayanta karena sudah dibuang oleh ayahnya.Berita bahwa Aksa adalah anak haram juga beredar di mana-mana.Sudah pasti Lukas di balik rumor jahat yang beredar saat ini.Biasanya Aksa akan menebas dan melenyapkan berita miring tentangnya.Tapi kali ini dia membiarkan saja berita tersebut menyala dan membuat kegaduhan semua kalangan di kota Zimo.Dan sampailah pada Dahayu yang saat ini sedang duduk bersandar di kamarnya sambil menonton televisi."Sepertinya dia sangat mencintaimu. Demi mempertahankanmu, dia rela didepak dari keluarga Jayanta," ucap Satya acuh tak acuh sembari memasukan kacang atom ke mulutnya.Saat ini Satya tengah berbaring di samping Dahayu.Dahayu sama sekali tak menanggapi ucapan kakaknya hanya menatap dingin layar televisi saat ini."Kamu tidak ingin memberi tahunya jika dia aka
Acara pesta berakhir. Melihat Aksa masih berdiri menatapnya, Dahayu sama sekali tak ingin menghindar. Dia pun berjalan dengan anggun menghampiri suaminya. "Tuan Aksa Jayanta, para tamu undangan sudah pulang, kenapa Anda masih di sini?" Wajah tampan aksa bersinar, menyambut kedatangan istrinya. "Aku belum mengucapkan. Selamat ulang tahun pada istriku?" Dahayu tersenyum sengit dan berkata, "Ucapan selamat saja tidak cukup, Anda harus datang dengan membawa hadiah. Tapi sepertinya Anda datang dengan tangan kosong, sebaiknya aku yang menentukan hadiahku." Aksa tahu apa yang akan dilakukan Dahayu saat seseorang mendekat dengan membawa stopmap di tangannya. Dia tersenyum dan menerima berkas tersebut. Namun, bukannya menandatangani, Aksa malah menyobek lembar kertas tersebut menjadi sobekan kecil-kecil dan melemparkan ke udara. Untuk sesaat Dahayu kejatuhan sobekan kertas hingga seperti sedang diguyur confetti. Raut wajahnya menjadi dingin dan kejam kala menatap Aksa. Namun, Aksa ju
Suasana pesta menjadi tidak kondusif setelah Dahayu menerima uluran tangan dari Satya. Berbagai asumsi bermunculan di benak para tamu undangan dan juga media yang saat ini menyiarkan secara langsung acara tersebut. Aksa pun tertegun, meski dia sudah mengira ini akan terjadi, tapi tetap mempengaruhi hatinya, meski wajahnya saat ini menunjukkan rona datar dan terlihat tanpa emosi. Apalagi saat melihat Dahayu yang sepertinya tampak acuh tak acuh mengabaikan Aksa yang berdiri menatapnya. Keriuhan semakin menjadi, namun itu sama sekali tak mempengaruhi rona wajah tuan dan nyonya Mantila. Mereka masih menyambut kedatangan Dahayu yang digandeng Satya mendekat ke arah mereka. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Tuan Aksa diam saja saat istrinya digandeng pria lain?" "Entahlah, apakah direktur Dahayu memang perempuan seperti itu?" "Kita lihat saja, direktur Dahayu selalu memberikan kita kejutan, mungkin ada cerita dibalik pegangan tangan tuan muda Mantila." "Benar, perempuan muda dan be