Share

Dasar pendek!

Author: Fitria Sulaeman
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

 Matahari mulai meninggi. Waktu istirahat sudah berakhir. Zoya dan yang lainnya sudah bersiap di hadapan para guru pembina perkemahan dengan posisi yang berjejer rapi.

“Selamat siang semuanya?” sapa salah satu dari kakak pembina perkemahan.

“Selamat siang kak!” jawaban serempak dari siswa siswi SMP dan SMA peserta perkemahan. 

Kedua sekolah berbeda pangkat itu menyelenggarakan kegiatan yang sama. Yaitu berkemah.

“Ok girls and boys. Hari ini, kita semua kedatangan tamu istimewa yang mensponsori terselenggaranya acara ini.” Senyum kakak pembina itu yang merasa sangat bangga saat hendak memperkenalkan seseorang yang mensponsori terselenggaranya acara. Dan kasak kusuk mulai terdengar dari mulut para anggota.

“Ada yang mensponsori?” tanya seorang siswa heran. Ia bertanya, tapi tak ada satu pun dari mereka yang mau menjawab. Sem

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Nanti malam status saya akan berubah!

    “Perkenalkan girls,” Daren maju selangkah ke depan, memperlihatkan wajah yang semakin tampan dan mempesona saat berada dalam jarak sedekat itu dengan para siswi SMA dan SMP, “ini adalah Tuan Danendra, pemilik Atmaja Group, dia jugalah yang sudah mensponsori terselenggaranya acara yang sedang kita lakukan saat ini.” Tepuk tangan meriah meramaikan suasana yang sedari tadi memang riuh karena kasak-kusuk para siswi yang terpesona akan ketampanan seorang Danendra. “Tuan, apa Anda sudah mempunyai pasangan?” tanya seorang gadis yang berada tepat di belakang Zoya. Gadis itu bertanya seraya tersenyum manis, berharap jika yang sedang ia tanyai mengerti maksud di balik ucapannya itu. 'Dasar! Apa dia tidak tahu, pria aneh itu 'kan membenci semua wanita. Dan kamu adalah seorang wanita, kamu pasti akan ditelan bulat-bulat olehnya, karena sudah berani bertanya hal seperti itu padanya!’ gumam Zoya dalam hati. Dadanya terasa bergemuruh saat mendeng

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mereka berdua seperti bocah!

    'Apakah dia akan mencari pasangan? Itu sebabnya statusnya akan berubah nanti malam!’ gumam seorang gadis yang tadi sempat bertanya pada Daren. 'Apakah aku sudah sangat cantik? Ah, kenapa aku harus bertanya lagi, tentu saja aku sangat cantik. Aku gadis tercantik di perkemahan ini, dan aku harus mendapatkan Tuan Danendra!’ kata Mayra sang gadis cantik nan mempesona, yang level percaya dirinya jauh di atas rata-rata. Mayra bertekad, ia akan mendapatkan seorang Danendra, bagaimanapun caranya. 'Ya Tuhan, apakah ini sebuah kode? Tuan Danendra akan mencari pasangan di tempat ini?’ salah satu gadis lainnya ikut bergumam dalam hati, dengan wajah yang tidak bisa disembunyikan, jika ia sedang senang saat membayangkan nanti malam, dirinyalah yang akan menjadi pasangan dari seorang Danendra. ‘Cih, apa-apaan mereka semua? Lihat wajah mereka. Apa mereka sedang membayangkan jika dirinya nanti malam akan menjadi pasa

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Membunuh?

    Zoya menatap dua gadis muda yang berada tepat di depannya. Tatapan serta ekspresi wajah Zoya berubah-ubah, kadang senang, kadang kesal, kadang aneh, kadang serius, dan kadang juga seperti seorang yang sedang bingung."Lia, kemari?" panggil Delina pada saudara kembarnya dengan wajah yang nampak sangat antusias.‘Eh, ada apa?’ karena penasaran, bukan hanya Delia yang datang menghampiri Delia, Zoya pun ikut serta menghampiri Delina dengan mengernyitkan keningnya.“Cepat Lia, lama sekali!” Delina sudah melambai-lambaikan tangannya dengan tidak sabar pada Delia yang berjalan gontai mendekati.‘Dasar tidak sabaran! Memangnya ada apa sih?’ gumam Zoya begitu menyelidik. Jiwa ingin tahunya meronta-ronta.“Ya Tuhan, Lina! Apa ini? Aaa...,” jerit Delia yang sudah berada di

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Hukuman!

    “Harusnya aku tidak menertawakan pria aneh itu! Peduli amat dengan dia yang takut pada hewan kaki seribu itu atau tidak!” gerutu Zoya.“Karena kau sudah berani-beraninya menertawakanku, maka kau harus aku hukum!" kata Daren dengan seringainya."Hukum?" kaget Zoya yang masih menganga."Ya, kau harus aku hukum!" jawab Daren, matanya mendelik kesal, "El, kira-kira..., Hukuman apa yang pantas untuk gadis bodoh yang sudah berani menertawakanku ini?" lanjut Daren seraya bertanya pada El."Saya tidak tahu Tuan!" jawab El enteng."Bodoh! Dasar payah! Kau sama bodohnya seperti bocah itu!"'Kenapa hanya aku yang di hukum? Bukan hanya aku yang menertawakannya 'kan? El juga menertawakanku!' batin Zoya yang merasa tidak adil."Ah, aku menemukan

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Jatuh bersama

    Bermenit-menit berlalu, Daren dan El masih terus menyusuri setiap jalanan licin dan berbatu untuk menyusul Zoya yang sudah setengah jam pergi. Namun, tak kunjung kembali juga.“Anda bisa Tuan?” tanya El. Raut wajahnya sedikit khawatir saat melihat sang Tuan yang nampak kesulitan menapakkan kakinya dengan baik dan benar.Plakk!“Apa aku selemah itu?” ketus Daren. Sebenarnya ini bukanlah sebuah jawaban, melainkan sebuah pertanyaan balik yang menyudutkan.“Maafkan saya Tuan!” kata El seperti biasa. Meminta maaf, walaupun entah apa kesalahannya.“Pantas saja bocah itu lama. Jalanannya kenapa licin sekali!” keluh Daren dan, “aw,” pekik Daren, ia tergelincir, pakaiannya kotor semua, apalagi dengan tubuhnya. Dan yang paling menyita perhatian El adalah, wajah Daren yang tertutup lu

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Demit dan sebangsanya

    “Aku akan menghukummu saat kita sudah berada di rumah nanti El.” uhar Daren dengan kata ancaman yang di dengan senyum tipis.Kedua pria tampan itu benar-benar melakukan apa yang ada dalam pikiran mereka untuk terbebas dari jeratan tanah licin yang membuat mereka berdua tidak bisa berdiri. Yaitu dengan cara merangkak seperti bayi.‘Saya akan menerimanya dengan senang hati Tuan!’ balas El dalam hati. Tidak mengambil pusing apa yang Daren ucapkan padanya barusan. Karena menurut El, ucapan Daren barusan adalah sebuah gertakan yang tak akan pernah menjadi sebuah kenyataan. Karena Daren berujar seraya tersenyum tipis. Hanya untuk menutupi perasaan senangnya saja saat ini.“Di mana bocah itu?” gumam Daren pada dirinya sendiri. Khawatir dan kesal bercampur menjadi satu.“Di sebelah sana Tuan!” El menunjuk

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Menceburkan diri

    Byurrr! Suara air akibat sesuatu yang jatuh begitu jelas dan keras terdengar. Bahkan, cipratan airnya sampai mengenai Daren dan El yang masih berada di pinggiran sungai. “Aaa...,” Teriak Zoya saat kakinya terpeleset dan jatuh ke sungai. “Zoya!” Teriak Daren dan El nyaris bersamaan. Daren berlari menghampiri Zoya yang sudah berada di dalam sungai dan- - Byurrr!Daren menceburkan dirinya sendiri ke sungai untuk menyelamatkan Zoya yang sudah jatuh tenggelam. “Tuan! Zoya!” Teriak El yang hendak menceburkan diri juga. Namun, belum sempat El menceburkan diri, Daren sudah berhasil membawa Zoya ke atas batu berukuran besar yang berada di pinggiran sungai. “Dasar bocah menyebalkan! Selalu saja cerobo

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Menggendong

    "Dasar merepotkan! Apa kau tidak bisa melakukan satu hal saja yang benar?" gerutu Daren sepanjang jalan. Zoya yang berada tepat di belakangnya, hanya bisa memanyunkan bibirnya dengan mata melotot ke arah Daren yang kini tengah menggendongnya. 'Dasar menyebalkan! Dirimu sendiri yang menyuruhku, dan sekarang kau menyalahkanku,' balas Zoya dalam hati. "Selain kau merepotkan, kau juga selalu membuatku kesal. Apa tidak bisa bersikap biasa saja? Bersikaplah sewajarnya, jangan melulu membuatku kesal begini!" Ah, pria itu masih saja terus menggerutu, apa mulutnya tidak lelah apa? Pikir Zoya yang menanggapi lewat tatapan dari belakang. "Kenapa kau diam saja?" tanya Daren tiba-tiba, kepalanya mendongak ke belakang karena merasa tidak mendapatkan tanggapan apa-apa dari orang yang sedang ia ajak bicara. Padahal jelas-jelas, gadis itu sedang berada dalam gendongannya dan tidak pergi kemana-mana.

Latest chapter

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kau harus membayarnya!

    Harapan dan doa yang buruk dari orang yang buruk pula hatinya, tak mampu membuat doa yang ia panjatkan menjadi kenyataan. Setelah Daren berhasil menemukan sumber air yang membuat lelah dan dahaganya seketika hilang, Daren memberikan Zoya sebuah air yang ia bawa dengan tangannya sendiri.Sedikit demi sedikit. Walau berceceran dan selalu sedikit yang tersisa untuk di berikan kepada Zoya. Namun, Daren telah berhasil membuat Zoya sadar dari pingsannya yang cukup lama.'Uhuk! Uhuk!'Suara yang keluar dari tenggorokan Zoya, membuat Daren senang bukan main. "Kau sadar, Zoya?!" tanya Daren saat Zoya terbatuk. Matanya masih belum terbuka. Namun Daren sudah tak sabar untuk mengeluarkan suara dan bertanya bagaimana keadaannya.'Uhuk! Uhuk!'Zoya masih terbatuk.Daren menepuk-nepuk punggung Zoya sambil mengelusnya perlahan. "Kau tidak apa?" tanya Daren. "Ayolah, jawab aku. Aku begitu mengkhawatirkan dirimu!" lanjutnya berucap.Perlahan-lahan, kesadaran Zoya mulai kembali. Matanya pun mulai ter

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Membuat janji

    Jatuh dan tergelincir, sudah tidak Daren rasakan lagi betapa kaget dan sakitnya seluruh badan. Demi bisa sampai ke tempat tujuan, Daren memaksakan diri menyusuri jalanan menurun yang akan membawanya ke tepian sungai."Jika bukan karena dahagaku, aku tidak akan mau berjalan sambil menggendong gadis ini. Walau dia tidak berat, tapi dia cukup menyusahkan langkahku," gerutunya setelah ia terjatuh dan bangkit lagi dengan tangannya sendiri.Daren mengeluh, ia menggerutu. Namun, hanya di mulut saja. Hatinya benar-benar ikhlas melakukan itu semua, demi dahaganya yang harus segera di aliri air, juga demi kesadaran Zoya. Tanah dan lumpur mengotori hampir seluruh tubuh Daren. Seakan tak ingin tertinggal, wajahnya pun ikut merasakan bagaimana rasanya terkena lumpur saat Daren mengusap keringat yang bercucuran dari kening hingga ke pipinya.Daren tak peduli, setelah ketemu sungai nanti, ia sudah berjanji akan membersihkan diri. "Hei, apa kau tidak kasihan padaku? Lihat aku, aku kelelahan. Aku k

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Kerongkongan yang kering

    "El! El! Dimana kau? Cepat bantu aku!" teriak Daren saat ia dengan susah payah sudah berhasil melewati jurang curam yang membuat Zoya terjatuh dan tak sadarkan diri, dengan melewati dan mencari jalan lain.Tidak ada tanggapan dan jawaban dari sosok yang Daren panggil. Matahari sudah mulai meninggi, Daren mulai dehidrasi, apalagi dengan gadis yang ada di pangkuannya saat ini, sudah pasti, kondisi gadis itu jauh lebih buruk dari kondisi Daren yang masih bisa mengangkat beban tubuh Zoya. "Bertahanlah! Kau pasti bisa!" ucap Daren menyemangati Zoya yang masih tak sadarkan diri. Perjalanan cukup jauh, hingga saat ini, Daren baru menemukan jalan di mana ia dan El berpisah subuh tadi."El...." teriak Daren kembali. Kali ini, teriakannya begitu nyaring, hingga tenggorokan Daren terasa kering. "El...." Jika kali ini El tidak mendengar teriakan Daren. Maka sudahlah, jangan harapkan Daren bisa berteriak kembali, karena kerongkongannya setelah berteriak, kini terasa benar-benar kering."Ah, ten

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Dipertemukan

    "Uh..., Kalajengking sialan!" umpat Daren saat dirinya sudah berhasil menuruni tanah yang terjal tersebut. Dilihatnya tangannya sendiri yang terasa sangat perih dan gatal. Dan ternyata, tangannya membengkak dan memerah. Mungkin, itu adalah efek dari gigitan kalajengking tadi.Kembali Daren memfokuskan dirinya pada pencariannya pada Zoya yang sampai saat ini masih belum ia temukan."Zoya..." Teriak Daren begitu kencang dan menggelegar. Hingga para hewan kecil keluar dari persembunyiannya."Hei Zoya! Dimana kau gadis bodoh?" Teriaknya lagi dan masih belum mendapatkan jawaban. Lalu, pandangannya tertuju pada sesosok tubuh yang tergeletak tak berdaya dengan tubuh penuh tanah dan luka.Zoya, gadis itu terkapar diantara pohon beringin besar dan daun daun yang sudah mengering."Zoya!" Secepat kilat Daren menghampiri Zoya yang tengah terkapar tak sadarkan diri.

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Titik terang

    Doa kembali Zoya panjatkan pada Tuhan, sang pencipta alam dan segala isinya. Ia berdoa agar siapapun bisa menemukannya dengan segera. Kakinya sudah tak mampu lagi menopang tubuh, di tambah dengan tangannya yang ternyata masih mengeluarkan sisa-sisa darah dari injakan kaki Mayra tadi. "Ya Tuhan, aku mohon... Siapapun tolong aku. Aku akan menikahinya jika dia adalah seorang laki-laki. Tapi, setelah aku lulus sekolah. Dan akan aku jadikan dia saudara, jika dia adalah seorang perempuan," ujar Zoya pasrah. Gadis itu membuat janji dengan Tuhan sesuka hatinya, tanpa memikirkan bagaimana nasib kedepannya. Tentang masa depannya, tentang bagaimana menjalaninya. Akankah ada yang akan datang membantunya atau bahkan tidak. Mengingat ini adalah hutan, dan Zoya hanya sendirian di sana. "Tapi, apakah yang menolongku itu akan mau, jika yang akan dinikahinya atau di jadikan saudaranya adalah seorang gadis miskin yang waj

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Mengabulkan Doa

    "Apa kubilang El! Kau memang bodoh! Kenapa kau melarang ku menyusul mereka tadi hah!" Daren geram. Di cengkeramnya kerah baju El dengan sangat kuat, hingga buku-buku tangan Daren terlihat memutih, saking geramnya. "Maafkan saya Tuan!" tunduk El. El sama sekali tidak berani menegakkan kepalanya, apalagi menatap mata Daren, atas apa yang El katakan padanya. "Maaf kau bilang? Beraninya kau meminta maaf setelah mengabaikan perasaanku tadi," dihempaskan pula dengan kencang baju El. Pria tampan berambut hitam pekat itu seketika terbatuk, saat Daren melepaskan cengkraman tangannya. "Apa dengan meminta maaf, semua akan kembali?" Sedangkan Delia dan Delina, serta Gio dan teman sekelompoknya. Mereka semua berdiam mematung setelah menceritakan jika Zoya menghilang dan terpisah dari rombongan. Apalagi saat melihat reaksi Daren yang ternyata di luar dugaan. Sangat marah saat mengetahuinya. Mereka semua tidak ada yang bera

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Baru menyadari

    "Eh, apa ada yang melihat kak Zoya?" tanya Delia yang baru saja menyadari jika Zoya sedari tadi tidak bersamanya. Semua orang memandang ke arah Delia. Lalu saling pandang satu sama lain. "Bukankah Zoya selalu bersama Anda, Nona?" ujar Gio membalikkan pertanyaan pada Delia. Delia menggeleng, "memang! Tapi setelah teriakan itu, aku langsung berlari mengikuti kalian, dan melepaskan peganganku dari tangan kak Zoya," jawab Delia sedikit gemetar. Lalu ia alihkan pandangannya pada Delina yang nampak acuh tak acuh dengan ketidakadaannya Zoya di dalam rombongan mereka. "Kenapa kau melihatku?" tanya Delina sinis, "aku memang tidak menyukainya. Tapi aku tidak melakukan apa-apa. Aku juga tidak tahu kalau dia tidak bersama kita!" sambungnya dengan penuh penekanan. Dan Delina berkata jujur apa adanya. Tanpa ada yang dia sembunyikan. "Bagaimana ini kak Gio, kak Andi?" reng

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Keberhasilan Mayra

    Zoya berjalan mundur beberapa langkah, "jangan kau pikir aku ini bodoh Mayra! Apa yang kau rencanakan padaku hah?" tanya Zoya tanpa basa-basi. Mayra tertawa, sedang Zoya mengerutkan keningnya. "Kenapa kak? Apa kau takut kakak!" tanya Mayra dengan menekankan perkataannya. Membuat Zoya yakni jika Mayra memang sedang merencanakan sesuatu yang buruk padanya. "Ma-mau apa kau Mayra?" tanya Zoya bergetar. Mayra terus berjalan perlahan mendekatinya. Semakin dekat, dan terus mendekat. Sedangkan Zoya, gadis itu juga terus berjalan mundur menjauhi Mayra. Nyali Zoya semakin menciut kala melihat wajah Mayra yang terlihat seperti seorang pembunuh kala mengeluarkan tawanya. Walaupun Zoya tau, jika Mayra adalah adiknya sendiri. Tapi kenapa? Kenapa Mayra ingin berbuat jahat padanya? Pikir Zoya. "Ak-aku mohon Mayra! Apa yang akan kau lakukan padaku? Aku ini kakakmu, kau adikku. Kita ini bersaudara Mayra!" ujar

  • Tuan Arogan itu Mencintaiku   Janggal

    "Kau gila El! Kenapa aku tidak boleh ikut bersama mereka hah?" ungkap Daren setelah kepergian para anggota perkemahan. "Karena mereka akan merasa tidak nyaman saat bersama Anda Tuan!" jawab El tanpa basa-basi. Tuannya itu sedari tadi terus mengomelinya karena El tidak menyarankannya untuk mengikuti mereka. "Ah!" Daren frustasi. Pria tampan penuh kharismatik itu menjambak rambutnya sendiri karena kesal dengan jawaban El. *** "Kak Zoya? Aku takut!" rengek Delia sambil menggandeng lengan Zoya erat. "Tenanglah Nona. Tidak akan ada apa-apa di sini!" ujar Zoya menenangkan. Gadis itupun akhirnya sedikit lebih tenang. Walaupun tangannya masih enggan untuk melepaskan lengan Zoya. Menempel terus seperti lem. "Delia, kenapa kau terus menempel padanya?" tanya Delina dengan nada kesal. Namun, yang di tanya terlihat enggan untuk menjawab

DMCA.com Protection Status