Keesokan hari setelah insiden penabrakan bibi Anna, Alex dan Lia kembali terlihat mendampingi beliau yang masih menjalani perawatan intensif pada ruang ICU.Alex yang baru saja mengerjapkan matanya dan tak sengaja tidur dalam posisi duduknya di atas sofa menoleh, menemukan Lia yang juga terlelap di sebelahnya.Kursi ruang tunggu di hadapan ICU memang tidak nyaman, namun setidaknya Alex bisa beristirahat sejenak. Alex lebih tak tega menemukan Lia yang menolak pulang dan ingin menunggu bibi Anna.Lambat laun, beberapa orang kembali berlalu-lalang. Resah masih menyelimuti Alex dan Lia, mengingat sudah sejak kemarin tak ada perkembangan dari bibi.Dua jam berlalu sejak Alex terbangun, Lia ikut melakukan hal yang sama. Matanya mengerjap, lalu menyadari jika dirinya dan Alex masih berada di depan ruang ICU."Apa kamu baik-baik saja tidur seperti tadi?" Tanya Alex."Ya, setidaknya aku bisa tidur sedikit." Balas Lia seraya menepuk-nepuk tengkuknya yang sedikit kaku.Tak lama berselang, muncul
Para tamu duka datang dengan pakaian serba hitam, memberi penghormatan terakhir pada orang yang sangat berjasa pada hidup Alexander Adarsa. Keluarga mendiang bibi Anna begitu tak kuasa menahan tangis mereka.Faktanya, bibi Anna memiliki seorang suami dan anak angkat yang begitu dirindukan olehnya. Dan karena insiden kemarin hari, mereka tak sempat mengucapkan kata perpisahan dengan baik pada bibi Anna.Alex dan Lia hanya bisa terdiam, menemukan duka yang tak akan pernah mereka lupakan. Lelah tak menjadi faktor mereka untuk meninggalkan rumah duka, dan mereka hanya bisa merenung dalam pemikiran masing-masing."Tuan Alex." Panggil anak angkat bibi dengan wajah sembabnya. "Aku anak dari mendiang ibu Anna, namaku Tya."Alex hanya bisa menunduk, masih tak tega menemukan keterpurukan di wajah keluarga mendiang bibi. "Aku telah banyak mendengar tentangmu, karena ibu selalu menceritakan tentangmu dan nyonya Lia. Terima kasih karena memberikan kesempatan pada ibu untuk kembali bekerja, untuk
Seminggu setelah kematian mendiang bibi Anna dan penangkapan Rika serta Jacob, Lia seperti mengurung diri di dalam kamarnya. Bukan karena Lia ketakutan, namun kepergian bibi seolah meninggalkan luka di dalam benaknya.Alex yang juga masih merasakan duka tak mampu berbuat banyak, apalagi hal tempo hari tentu akan menambah trauma dalam diri Lia.Yang biasanya mereka akan menemukan kehadiran bibi Anna sedang menjaga Alesia, kini tiba-tiba dihadapkan dengan takdir di mana sosok beliau tak akan pernah kembali dalam hidup mereka.Walau begitu, setidaknya Alex dapat menghela nafas cukup lega, mengingat Rika dan Jacob yang sudah diproses oleh kepolisian.Saat ini, usai menghadiri rapat penting, Alex meminta supir untuk pergi ke gedung tahanan di mana Rika dan Jacob sedang dibui. Di dalamnya, Alex dapat menemukan Rika yang menggunakan baju tahanan dan menatapnya murka.Ketika dirinya dipertemukan dengan saling berhadapan, Rika mengolok Alex karena begitu jengkel. "Jadi ini balasanmu atas apa y
Kilas balik pada saat Alex dan Lia baru saja melangsungkan pernikahan mereka, para pengawal ditugaskan untuk menjaga area yang telah dirundingkan bagi masing-masing anggota.Haris yang baru saja mengantar Alex dan Lia keluar menuju kendaraan mewah lantas berbalik, hendak menghampiri Resham sebagai kepala pengawal yang akan memberi tugas pada semua bawahannya.Resham yang melihat Haris lantas memanggilnya. "Ris, kemarilah.""Baik, pak. Apa saya harus berjaga bersama bapak?" Tanya Haris."Tidak perlu. Sebaiknya kamu berjaga di kediaman tuan Alex karena di sana masih ada Alesia, anak tuan dan nyonya, bersama pengasuhnya. Beri kabar secepat mungkin bila terjadi sesuatu."Haris menunduk ringan. "Baik, pak"Lantas Haris beranjak, kini hendak menuju sebuah mobil yang akan dia gunakan untuk kembali ke kediaman Alex di Zeus Residence. Begitu masuk, Haris terkejut karena ada orang asing yang muncul di kursi penumpang."Si-siapa kamu?!" Tanya Haris dengan begitu panik."Ssst, kamu tidak perlu ce
Derita Natalia Nawasena akan kejahatan yang direncanakan oleh Rika dan Jacob akhirnya memiliki ujung yang sudah lama dinantikan.Pihak berwajib telah menetapkan mereka termasuk Haris sebagai tersangka atas kasus penculikan, penyerangan, percobaan pembunuhan, dan pembunuhan berujung korban jiwa.Tak ada penangguhan penahanan, Alex berupaya agar ketiganya dihukum semaksimal mungkin. Alex tak ingin sampai ketiganya bebas karena pengaruh uang maupun Rika yang berasal dari keluarga terpandang.Hari ini, Alex sedang menikmati hari istirahatnya di rumah. Dan seperti biasa, bila Alex telah berolahraga ringan dan membersihkan tubuhnya, maka Alex akan menengok kondisi Lia di dalam kamar wanita itu.Dari celah pintu yang dibukanya, Alex menemukan Lia telah bangun dari tidurnya. Namun Lia masih saja diam, dan saat ini sedang melamun di samping jendela kamarnya.Kian hari, Lia kian diam sejak kematian bibi Anna. Lia tak seperti dulu yang akan menjawab pertanyaan dengan baik, pun sekadar menanyakan
Sebulan sejak tragedi-tragedi mengerikan terjadi, kini Alex dan Lia mulai bangkit dan terus mendukung satu sama lain. Lia menepati janjinya untuk menjadi rumah bagi Alex, membuatnya terlihat seperti istri yang sempurna.Alex pun bertindak seperti dia ingin membalas kebaikan dan ketulusan Lia di luar kesepakatan mereka. Walau disibukkan dengan jabatan barunya sebagai CEO bahkan harus menghadiri tugas ke luar negri, Alex selalu menyempatkan waktu untuk memastikan Lia dan Alesia, serta memberikan yang terbaik untuk mereka.Pagi ini, Lia yang baru saja bangun dan merapikan ranjangnya mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya. Lia lantas mengatakan, "ya."Alex menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Lia. "Apa aku boleh masuk?""Tentu."Alex tersenyum tipis. "Apa kamu akan melakukan sesuatu untuk hari ini?""Hm, sepertinya tidak ada. Apa kamu membutuhkan bantuanku?""Aku ingin mengunjungi makam bibi Anna, makanya aku ingin mengajakmu. Beberapa hari lalu, kamu berkata ingin mengunjun
Malam ini, terdengar suara yang begitu jelas dan bersumber dari televisi yang terletak di kamar Lia. Matanya tengah menatap saluran yang menyiarkan berita terkini."Jacob Sagara, mantan aktor papan atas yang kini ditahan atas beberapa kasus kriminal kemungkinan akan dijatuhkan hukuman berat. Pun pihak berwajib melakukan penjagaan ketat pada sel tahanan tempat Jacob bermukim saat ini."Tampak Lia yang menghela nafas, sepertinya kini dia sudah bisa bernafas lega."Sementara dua rekan yang juga terlibat dalam kasus yang sama dengan Jacob, juga akan dijatuhkan dengan hukuman yang setimpal dengan keterlibatan mereka. Diketahui, satu rekan Jacob adalah wanita berinisial EO, dan seorang pria berinisial H."Lia tak tahu bagaimana besarnya rasa syukur yang sedang dirasakannya malam ini. Akhirnya, bayang-bayang ketakutan itu berakhir, walau Lia masih sedikit terbayang akan rasa traumanya.Ketika Lia telah selesai dengan tontonannya, Lia bangkit dari tepi ranjang, hendak keluar dari dalam kamar
Kali ini, sebelum berangkat bekerja, Alex melihat Lia yang tengah mengenakan pakaian rapi dan berbeda seperti biasanya. Sekarang Alex tak perlu menanyakan Lia ingin ke mana, karena Alex sudah tahu jawabannya."Apa kamu ingin membawa sesuatu untuk menemaniku hari ini?" Tanya Alex begitu Lia juga sudah menemukan kehadirannya.Lia pun membalas, "membawa apa maksudnya?""Mungkin semacam camilan, atau bekal yang ingin kamu nikmati agar tidak bosan. Namun kalau kamu ingin memesannya saat di kantor nanti pun tidak apa-apa.""Hm, sepertinya aku ingin memesan makanan saat tiba di kantor saja."Alex mengangguk paham. "Baiklah, mari berpamitan pada Alesia sebelum berangkat."Lia menyetujui ajakan Alex, lalu menghampiri Alesia yang sedang diasuh oleh pengasuh barunya. "Dina, tolong jaga Alesia baik-baik, dan beri kami kabar kalau ada sesuatu yang penting." Pesan Lia.Dina, si pengasuh, mengangguk paham. "Baik, nyonya.""Sampai jumpa, Alesia. Kami pergi dulu." Kata Alex seraya mengusap pipi bayi k
Sekeras apa pun orang-orang jahat bertekad untuk menjatuhkan Lia dan Alex, akan semakin Alex buktikan bahwa dirinya adalah pilihan terbaik sebagai pendamping Lia.Masalah dan ancaman terus berdatangan, tetapi Alex tak pernah menjadikan itu sebagai alasan agar dia bisa mundur, apa lagi menjauhi Lia. Jika banyak alasan yang ingin memisahkan mereka, maka Alex juga punya beribu-ribu alasan untuk tetap bersama Lia.Kini, Alex tengah menghadiri sebuah acara fashion, lebih tepatnya Cat Walk yang diselenggarakan rutin tiap tahun. Pastinya, Alex hadir untuk melihat Lia sekaligus menjadi salah satu undangan acara tersebut.Banyak model cantik dan tubuh semampai yang berlalu-lalang di depan sana, tetapi Alex tetap menunggu bagian dengan antusias. Banyak kameramen yang menyorot kehadirannya, tetapi Alex menghiraukan hal itu."Para hadirin, kita sambut model papan atas yang memuncaki penampilan hari ini—Natalia Nawasena!"Mendengar sebutan itu, Alex sontak melakukan tepuk tangan dengan senyum bang
Hingga makan malam bersama tuan Erik dan nyonya Sita berakhir, Alex dan Lia berpamitan untuk kembali ke kediaman mereka. Masih sama, Alex lebih banyak diam dan seperti melamun."Alex, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Lia ikut gelisah."A-aku? Aku baik-baik saja."Lia menggeleng. "Tidak, kamu tidak bisa menyembunyikan kegelisahan itu dariku. Aku sadar sejak kamu menerima pemberitahuan di tengah makan malam, seperti ada yang aneh padamu."Alex menggigiti bibir bawahnya. 'Apa Lia harus tahu hal ini?' Batin Alex."Kamu yang selalu berkata padaku jika aku harus mengatakan cemasku andai saja terjadi sesuatu denganku, tapi kenapa sekarang kamu seolah menyebunyikan sesuatu?"Nada bicara Lia seperti mendesak Alex walau saja sebenarnya Alex masih ragu."Mungkin kamu sudah meragukanku.""Tidak, hanya saja—" Alex terdiam sejenak bersama keraguannya, lalu memilih untuk mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan dari Resham tadi. Alex menunjukkan layar ponselnya pada Lia, membuat wanita itu terbelalak
Persis seperti yang Alex katakan, kini Lia kembali bekerja dengan seorang manager sekaligus asisten untuk mengatur jadwal sekaligus membantu Lia dalam melakukan banyak pemotretan. Alex juga meminta pada manager Lia agar membatasi jadwal Lia, bertujuan Lia tak kelelahan usai melakukan banyak pekerjaan secara beruntun. Sebenarnya, bukan hanya nama Lia yang kembali menanjak di dunia hiburan. Tetapi Alex pun semakin disorot berkat jabatannya sebagai CEO di perusahaan terkenal, serta paras rupawan dan tubuh atletisnya. Tak heran banyak orang yang mengangumi Alex, apa lagi kalangan perempuan. Seperti hari ini, banyak rekan kerja Lia yang menyoroti kehadiran Alex yang kembali memberi dukungan sekaligus menjemput Lia setelah pemotretan. Banyak wanita yang berusaha mencuri perhatian Alex, namun Lia tetap menjadi yang nomor satu di mata dan benak Alex. "Apa hari ini melelahkan?" Tanya Alex usai Lia selesai dengan pemotretannya. Lia mengangguk ringan. "Ya, hari ini jadwalku begitu padat. A
"Ti-tidak—ja-jangan aku."Sayup-sayup Alex mendengarkan sesuatu, mengusik tidurnya yang begitu nyenyak."To-tolong, jangan sakiti keluarga kami."Kini Alex membuka mata sepenuhnya ketika menyadari bahwa suara itu berasal dari wanita yang sedang tidur bersamanya. Ya, itu adalah Lia yang sedang meracau dalam tidurnya."Aku mohon." Pinta Lia dengan suara yang nyaris berbisik dan matanya yang terpejam. Alex bergegas menyingkirkan bantal yang menjadi pembatas di antara dirinya dan Lia.Begitu lembut Alex mengusap bahu Lia. "Hei, Lia ini aku. Sadarlah, kamu sedang mimpi buruk."Lia terus melenguh, keringat kian membanjiri pelipisnya. Alex semakin menegaskan baritonnya agar Lia bisa merasakan kehadirannya. Alex juga sedikit mengguncang tubuh Lia. "Lia, Natalia Nawasean, sadarlah."Nafas Lia yang tersengal akhirnya mulai normal, matanya yang terus terpejam kini perlahan terbuka, menemukan langit-langit kamar Alex yang membuatnya menghela nafas lega.Kemudian Lia menoleh, menemukan Alex yang t
Tak ada yang lebih membanggakan Lia lebih dari berhasil menata hidupnya kembali. Apa lagi ketika Lia berhasil kembali pada industri yang telah membesarkan namanya, Lia begitu senang.Perkiraan Lia, tawaran yang didapatnya usai vakum dari dunia model tak akan sebanyak dulu. Namun ternyata itu hanya bagian dari dugaannya yang meleset. Terbukti, dalam seminggu, Lia bisa menjalankan 4 hingga 7 kali pemotretan.Hal ini membuat Lia dan Alex nyaris tak dapat bertemu seperti sebelumnya. Walau begitu, sebagai bentuk dukungannya, Alex yang disibuki dengan kegiatannya sebagai pemimpin Agensi Star Music, selalu menyempatkan diri untuk menjemput Lia dari beberapa kegiatan.Tentu Lia tak lupa akan Alex yang telah banyak membantunya, menjadikan Lia tak pernah absen menyebut nama Alexander Adarsa di semua sesi wawancara.Alex dibuat bangga, terlebih lagi Lia yang tampak selalu membanggakan suami palsunya tersebut. Keduanya yang saling membanggakan satu sama lain membuat banyak pihak yang meyakini per
Waktu terus berjalan, begitu pula dengan waktu dan kehidupan seorang Natalia Nawasena yang tengah bersiap untuk keluar dari mobil yang membawanya.Lia tampak begitu cantik dan anggun, dengan balutan gaun berwarna merah selutut, dan riasan wajah dengan make up natural berlipstick merah merona. Lia begitu gugup, apa lagi saat mobil sudah berhenti tepat di tengah kerumunan wartawan dan jepretan kamera.Begitu pintu mobil di buka, semua fotografer dan wartawan menyorot sang model yang telah kembali. Lia dengan tenang menegapkan tubuhnya, melangkah dengan lembut, melambaikan tangan pada publik."Natalia, apa benar anda akan kembali melanjutkan karir anda setelah menikah dengan CEO Agensi Star Music, Alexander?" Seru seorang wartawan.Lia mengangguk. "Aku akan melakukan kegiatanku sebaik mungkin.""Apa proyek pertama anda setelah vakum selama beberapa tahun adalah menjadi Brand Ambassador dari brand parfum keluaran suami anda?""Ya, aku akan melakukan pemotretan mulai hari ini.""Natalia, a
Beberapa hari berselang, pemberitaan ramai dengan konfirmasi atas desas-desus pernikahan Alexander Adarsa dan Natalia Nawasena. Sebagai perantara, Agensi Star Music yang berada di bawah kendali Alex, membenarkan berita tersebut.Tentu banyak yang mengaitkan hal ini dengan kehadiran Lia sebagai penerjemah bahasa Prancis untuk Alex di salah satu pertemuan terpandang sekitar setahun lalu.Banyak yang mendukung kebenaran ini, tetapi banyak juga yang mengutarakan komentar negatif. Tetapi bagi Alex dan Lia, itu tidaklah penting.Mereka sudah menduga hal semacam itu akan terjadi, mengingat keduanya adalah orang-orang yang terkenal pada posisinya masing-masing. Yang tidak mereka duga adalah, pemberitaan ini akan menjadi topik yang paling populer dan hangat dibicarakan banyak orang.Kini Alex yang baru saja selesai bersiap dengan setelan dari hadiah pemberian Natalia begitu gagah dengan langkahnya yang menyusuri kediamannya.Alex melihat Lia yang tengah memainkan ponselnya di ruang tengah, lan
Lia yang mengusulkan ide agar membenarkan pernikahannya dengan Alex pada publik membuat Alex menjadi risau. Alex menemukan roman wajah Lia yang sepertinya menemukan ide di balik persetujuannya yang begitu tiba-tiba.Alex tak ingin gegabah, lantas pria Adarsa itu kembali bersuara. "Sepertinya kita bicarakan hal ini di perjalanan pulang."Respon Alex yang mulai cemas membuat Lia heran. "Namun aku benar-benar—""Tolong, kita bicarakan ini di mobil. Aku yang akan mengemudikannya agar hanya kita yang bisa mengetahui ini."Sepertinya Alex sedang bersungguh-sungguh, menyebabkan Lia akhirnya setuju dan mengikuti langkah Alex untuk keluar dari kediaman tuan Andreas yang masih dihadiri oleh kerabat maupun kolega."Alex, apa akan baik-baik saja kalau kita tidak berpamitan pada ayah?"Dengan yakin Alex mengangguk. "Ya, tenang saja. Aku akan menghubungi beliau jika kita sudah sampai."Gelagat Alex yang sangat risau ikut membuat Lia merasakan hal yang sama. Lia bergegas masuk ke dalam mobil begitu
Lia terbelalak mendengarkan tuan Andreas yang memperkenalkan dirinya pada banyak orang. Namun mau tak mau Lia tersenyum tipis dan sesekali menunduk, menyapa tanpa bersuara agar tampak sopan."Wah, ternyata ini istri dari Alexander? Kamu terlihat manis dan elegan, Natalia." Ujar salah satu tamu terdekat, entah itu adalah kerabat tuan Andreas.Banyak orang yang memperkenalkan dirinya, begitu terpukau karena kini Lia telah diperkenalkan pada banyak kolega atau kerabat. Tuan Andreas sangat bangga memperkenalkan menantunya, membuat Lia hanya bisa patuh.Cukup lama Lia menunggu kehadiran Alex, hingga akhirnya pria itu hadir dan menampakkan dirinya usai menyentuh pundak Lia. "Hei, aku sudah datang."Alex menemukan Lia menatapnya risau dengan menggigiti bibir bawahnya. Alex dibuat bingung, "ada apa?"Lia sedikit berjinjit untuk berbisik di telinga Alex. "Ayah baru saja memperkenalkanku pada semua orang."Tentu Alex dibuat terbelalak dengan pengakuan Lia. Sejenak Alex menatap tuan Andreas yang