Puncak kesialan adalah saat menghadapi mantan dengan perut kosong - Davichi Park
____________________
HOT NEWS
DAVICHI PARK, ORANG KETIGA DALAM KANDASNYA HUBUNGAN AKTRIS CANTIK ANGELA DENGAN SEORANG PRESENTER
Siapa yang tidak kenal dengan Davichi Park? Aktor drama yang sedang trending karena menggaet banyak penghargaan. Tidak hanya aktor, pria itu juga terjun dalam dunia permodelan dan periklanan. Ia juga menjadi brand ambassador dari berbagai produk terkenal. Mulai dari fashion, skincare, bahkan sampai makanan.
Sifatnya yang ramah membuatnya dicintai banyak orang. Apalagi bakat yang dimilikinya sangat menggunung. Selain jago akting, Davichi juga memiliki suara yang merdu. Ia sering mengcover lagu dan di posting di instagramnya.
Perut Davichi langsung mules saat membaca headline berita itu. Apa -apaan ini? Baru bangun tidur ia malah disuguhi sarapan batu kerikil.
Lagian ia sudah lama putus dengan Angela, bahkan berhubungan dengan wanita itu saja tidak. Jadi bagaimana bisa ia dituduh sebagai orang ketiga.
Pria itu pun kembali membaca berita berikutnya. Lagi-lagi tentang dirinya. Hari masih pagi, tapi kenapa sudah beredar berita gosip seperti ini? Kemarin ia tidak kemana-mana dan hanya menghabiskan waktu seharian di apartemen untuk tidur.
Dan lagi, apa ini? Davichi menatap lekat-lekat sebuah foto sambil memperbesarnya. Itu benar dirinya yang sedang sarapan di sebuah hotel. Memangnya ada yang salah?
Ia meng-scroll laman berita itu, foto yang menampilkan 2 orang yang sedang makan semeja membuat Davichi melotot. Oh god, ia lupa jika kemarin terpaksa duduk disitu. Kalian tidak percaya? Ok, Davichi akan bercerita.
-Flashback-
Davichi mendesah keras begitu melihat suasana restoran hotel yang ramai. Perutnya sudah sangat lapar tapi tidak ada satupun kursi kosong untuknya duduk. Jika bukan aktor, ia akan duduk lesehan saja.
Mata Davichi pun sontak berbinar saat melihat meja paling ujung yang hanya diisi oleh satu wanita. Thanks god. Akhirnya ia bisa segera menikmati rendang yang sejak tadi berada di tangannya.
Dengan gesit, pria itu langsung menuju kesana. Ia harus cepat, bisa jadi kan orang lain juga sedang mengincar tempat duduk itu.
Hembusan nafas lega langsung keluar dari mulutnya saat sudah berhasil duduk di kursi. Akhirnya, ia bisa menikmati hidangan yang pernah menjadi makanan terenak nomor 1 di dunia. Hampir saja lupa, Davichi belum izin pada wanita didepannya.
"Permisi, saya numpang makan disini ya. Cuma kursi ini yang masih kosong" ucap Davichi sopan. Tidak ada satupun sahutan dari wanita itu, bahkan dia masih asyik makan. Astaga, Davichi juga ingin makan.
"Permisi? Mbak?"
"Iya? Kenapa?" Ya ampun, pantas saja wanita itu tidak dengar. Telinganya saja disumpel dengan earbuds. Sabar-sabar.
"Ichi?" Ucap wanita itu dengan raut muka terkejut.
Sebentar, kenapa wanita ini ada disini? Davichi baru sadar bahwa dia adalah Angela, sang mantan yang meninggalkannya demi pria yang lebih mapan. Sudah perut lapar, bertemu dengan mantan lagi. Sial sekali nasibnya.
Ia pun dengan cuek langsung melahap makanannya. Davichi tidak peduli jika wanita itu masih menatapnya. Puas-puasin saja selagi wajahnya masih gratis.
"Gue minta maaf, kalau bukan karena..."
Bla bla bla
Entah apa yang diucapkan Angela, ia tidak ingin mendengarnya. Nyanyian cacing di perutnya seratus persen lebih merdu daripada suara ghoib itu.
"Gue mau kita bali.." Davichi bangkit dari duduknya. Ia disini untuk makan, tapi malah direcoki oleh iblis betina. Dengan langkah cepat, Davichi pun berjalan menuju kamarnya.
-End-
Davichi menepuk dahinya kencang. Dasar bodoh. Kenapa kemarin ia tidak memikirkan kemungkinan adanya reporter yang mengawasinya. Duh, sepertinya ia harus lebih berhati-hati mulai sekarang.
Sarapan berita hoax ini tidak membuat Davichi kenyang. Ia malah merasa sangat lapar, bahkan ingin makan orang. Tak mau berlama-lama, ia pun langsung memakai jaket untuk keluar membeli makanan di supermarket. Sepertinya sosis dan onigiri isi ayam adalah menu sarapan yang paling pas untuk pagi penuh drama ini.
Baru sedetik membuka pintu apartemen, semua pasang mata langsung menoleh ke arahnya. Dengan buru-buru, Davichi menutup kembali pintu itu dengan kencang.
Apa-apaan ini? Kenapa banyak sekali reporter di depan apartemennya. Davichi pun langsung menghubungi Ais selaku managernya agar segera mengatasi hal ini.
"Mbak, ini reporter di depan mau ngantri sembako apa gimana? Rame amat" sindir Davichi dengan muka penuh kekesalan. Ia mengaktifkan kamera pintu dan langsung terkejut begitu melihat beberapa tikar yang masih tergeletak. Jangan-jangan semalam mereka tidur disini? Ngeri sekali.
"Loh, mbak kira uda diurus sama Dimas. Ya uda nanti mbak yang ngatasin. Kamu jangan keluar dulu dari apartemen"
Tut
Sialan. Kurang ajar sekali managernya itu. Sebenarnya disini yang aktor itu siapa sih? Davichi jadi dongkol. Lagian bagaimana ia bisa mengatasi kelaparan jika tidak boleh keluar. Duh, mati saja sudah.
Ia mencari-cari bahan di dalam kulkas. Barangkali ada sesuatu yang layak untuk dimakan. Tapi nihil, hanya ada beberapa botol air mineral dan es batu. Ya kali ia nyemil es batu.
Rak demi rak pun ia jelajahi, akhirnya ada satu bungkus ramen yang tersisa di rak paling atas. Ia pun langsung mengambil panci dan memasak air. Membayangkan lezatnya ramen membuatnya ngiler. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali memakannya.
Ctek.. ctek..
Keningnya langsung berkerut ketika menyadari ada hal yang aneh. Kenapa tidak ada api yang muncul? Oh god. Harus banget ya elpiginya habis di saat seperti ini?
Davichi membanting ramen di tangannya dengan kencang. Ia lapar Tuhan. Dan lagi, kenapa Dimas belum kesini. Seharusnya asistennya itu sudah datang untuk membawakan sarapan. Awas saja, ia akan meminta pihak agency untuk memotong gajinya.
Ting
Puji syukur ia panjatkan begitu melihat pesan dari sang manager yang mengatakan bahwa para reporter sudah berhasil diusir. Dengan girang, Davichi pun langsung memakai masker dan berjalan menuju supermarket di seberang gedung apartemen.
Davichi menghirup nafas kencang begitu keluar dari gedung. Uhuk-uhuk. Ia lupa sedang berada di kota, bukan udara yang ia hirup melainkan polusi. Padahal jam masih menunjukkan pukul 7, tapi jalanan sudah ramai dengan kendaraan.
Ia melangkah menuju supermarket, membayangkan onigiri isi ayam membuatnya semakin lapar. Untung saja supermarket masih sepi, ia sedang tidak ingin meladeni siapapun meskipun itu fansnya.
Baru memegang gagang pintu seorang gadis dengan kurang ajarnya menabrak Davichi dengan kencang. Bahkan tubuhnya sampai bergeser ke arah samping. Davichi yang tidak bisa mengerem laju kakinya pun sontak tertabrak pintu didepannya.
"Aw. Anjing" kurang ajar sekali gadis itu. Bagaimana jika dahinya memar, apalagi benjol. Wajahnya ini aset kalau dia tidak tau. Dengan mendengus kesal, ia pun memasuki supermarket. Awas saja jika ia bertemu dengan gadis itu lagi. Davichi pasti akan balas dendam.
*****
Definisi betina adalah perempuan berkelakuan anjing - Davichi Park___________________Alea meneguk sebotol soda hingga habis tak tersisa. Ubun-ubunnya sudah sangat panas sekarang. Bagaimana bisa temannya itu membeli aneka macam skincare dan ditujukan ke alamat kostnya.Bukan itu yang jadi masalah, tapi Alvin si sahabat kurang ajarnya memilih pembayaran COD. Bayangkan saja ia harus buru-buru ke atm untuk membayar tagihan yang seharga sewa kost 1 bulannya. Gila kan?Gara-gara emosi, Alea jadi lapar sekarang. Melihat satu-satunya onigiri di rak samping kulkas membuat cacingnya meronta-ronta. Tahan Alea mending uangnya buat beli nasi kucing, lebih kenyang.Ah tidak peduli, Alea sudah terlanjur menginginkannya. Ia pun bergerak mendekati rak itu dan... Eh, tangan siapa itu. Tangan asing dari arah belakang tiba-tiba mendahuluinya untuk mengambil onigiri.Tidak boleh dibiarkan, ia lebih dulu melihatnya. Alea pun langsung berbalik dan merebut
Kerja di kantor harus siap alih profesi. Mati kau! - Alea Zahira____________________Pagi yang cerah ini membuat Alea enggan menuju kantor. Ceramah para bos masih terngiang jelas di telinga. Jika bisa memilih, angkat tangan mungkin menjadi solusinya.Ia masih duduk diam di kursi trotoar. Entah kenapa melihat mobil yang berlalu lalang selalu penjadi pengingat bahwa penghasilannya masih sangat jauh untuk bisa membeli barang mewah itu.Boro-boro mobil, kontrakan saja masih nunggak. Besok adalah hari terakhir pembayaran, tapi dompet dan sakunya kering kerontang. Salahkan saja si Alvin kampret yang belum mengembalikan uangnya untuk membayar skincare laknat itu.Suara klakson truk menyadarkannya. Alea akan berjalan untuk sampai ke kantor. Kira-kira membutuhkan waktu 15 menit untuk bisa sampai disana tepat waktu.Sepanjang jalan, hanya ada suara kendaraan yang menemaninya. Tak ada teman yang bisa diajak mengobrol. Ia iri saat melihat para gadis ya
Tidak ada kesempatan kedua untuk wanita ular - Davichi Park____________________Davichi sibuk dengan hpnya saat sang manager sedang memberikan klarifikasi terkait masalah sarapannya dengan Angela. Ia sangat malas berbicara sekarang, apalagi membahas sesuatu yang tak penting seperti itu.Asal kalian tau, berita tentangnya yang disebarkan di media massa tidak sepenuhnya benar. Ia memang makan satu meja dengan Angela, tapi tidak ada kecupan kecil di pipi seperti yang tertera di berita.Ia jadi muak dengan reporter yang membuat berita hoax itu. Apa untungnya sih membuat berita yang tidak sesuai dengan kenyataan. Memangnya mereka tidak takut jika dimintai pertanggungjawaban.Jujur, Davichi ingin pulang sejak tadi. Ia risih mendengar pertanyaan maupun pernyataan para reporter yang semakin nyeleneh. Bayangkan saja bagaimana murkanya Davichi saat seorang pria seolah membuat pernyataan bahwa dirinya tidur sekamar dengan Angela.Sabar-sab
Menurut kamus hidupnya, obat emosi adalah balas dendam - Davichi Park____________________Sembari menunggu kedatangan klien, Alea mengisi perutnya dengan bekal yang sudah ia siapkan dari kontrakan. Ia lebih memilih repot karena memasak di pagi hari daripada membeli makanan di pusat kota ini.Uang 5 ribu di kampung halamannya sudah cukup untuk membeli nasi uduk yang mengenyangkan perut. Sedangkan disini? Ia hanya mendapat 1 porsi nasi putih tanpa lauk.Kali ini Alea tidak membawa bekal nasi. Tadi pagi ia hanya memasak bubur untuk temannya yang sakit dan bakwan jagung. Semalam, ia mendapat jagung gratis dari pemilik kontrakan. Rezeki memang tidak bisa ditebak.TingNotifikasi dari m-banking membuatnya hampir berteriak. Saking sibuknya, ia hampir lupa bahwa hari ini gajian. Akhirnya, ia tidak pusing lagi mengenai kontrakan untuk 2 bulan ke depan.Hari ini semua tugasnya berjalan dengan lancar. Proses syuting iklan tadi hanya membutuhkan
Ada yang jual samsak hidup? - Alea Zahira____________________Boneka teddy bear dengan ukuran super jumbo menjadi objek samsak sore ini. Saking kesalnya, Alea seperti ingin melahap orang saat perjalanan menuju kontrakannya.Ia seperti berada di tengah tebing rapuh dengan badai petir di atasnya. Tidak bisa berlari ataupun menghindar, apalagi diam di tempat. Ah bagaimana ini.Ditatapnya kontrak yang tergeletak di atas kasur dengan nanar. Ia belum berhasil mendapatkan tanda tangan, tapi emosinya sudah habis terkuras. Ia tidak yakin waktu tiga hari cukup untuk membujuk aktor kurang ajar itu.Alea mengirimkan pesan pada Ais yang berisi tentang masalah kontrak yang masih belum ditanda tangani. Manager itu malah mengirimkan jadwal kegiatan Davichi padanya.Ais mengatakan bahwa ia bisa mendatangi Davichi di lokasi syuting. Alea langsung mengecek jadwal tersebut. Besok pukul 7, pria itu ada syuting mini drama di kaki pegunungan.Wow sek
Alam sudah lebih dari cukup memberi hiburan - Alea Zara____________________Alea menghirup nafas kuat, udara disini sangat jauh berbeda dengan yang ada di pusat kota. Suasana yang sejuk membuatnya langsung nyaman meskipun baru pertama kali berkunjung ke tempat ini.Dilihatnya area camp ground yang lumayan penuh dengan tenda-tenda. Padahal ini weekday, tapi sepertinya banyak yang ingin menyegarkan pikiran dengan kegiatan camping.Alvin sendiri sedang mengambil tenda dan matras di bagasi mobil. Mereka akan mendirikan tenda terlebih dahulu. Untung saja jarak parkir dengan camp ground tidak begitu jauh.Semua biaya ditanggung oleh pria itu. Enak sekali bukan? Bahkan makanan dan minuman pun Alvin yang membelinya."Ayo"Untuk sampai di camp ground, mereka harus melewati jalanan yang sedikit berkerikil. Alea mengedarkan matanya melihat sekitar. Hanya terlihat warung-warung dan pedagang kaki lima yang berjejeran. Ia akan menikmati jajanan tr
Perang yuk, biar lega - Alea Zahira____________________Alea terduduk lemas di bawah pohon pinus sambil menatap nyalang sesosok aktor yang sibuk syuting sejak tadi. Pria itu menampilkan senyum mengejek ke arahnya di sela-sela adegan. Kampret sekali kan? Andai saja ia tidak bertemu dengan Davichi, pasti dirinya tidak terjebak sendirian seperti ini.-Flashback-Melihat sosok pemilik suara deheman itu membuat Alea memutar bola mata malas. Kenapa sih ia harus bertemu pria gila sepagi ini? Alea kan masih mau menikmati alam dulu. Duuh, ia harus menyiapkan kesabaran saat menghadapi aktor satu ini."Ngapain disini?" Ngapain nanya-nanya, itu yang ingin Alea ucapkan sekarang. Tapi rileks Al, lo harus dalam mode baik demi cuan."Saya disuruh ke sini sama mbak Ais buat minta ttd kontrak" ucap Alea sopan, sangat sopan. Ia harus menahan emosinya agar masalah ini cepat selesai."Oh" Oh? Terus? Kapan dia mau tanda tangan kontrak ini. Duh, ingin seka
Aktor maupun aktris memang dituntut untuk profesional, kalau tidak sanggup jadi kukang saja sana - Davichi Park____________________HuuuuffttDavichi menyandarkan punggungnya di atas kursi. Ia melihat para kru yang masih pontang panting menyiapkan adegan berikutnya. Ia sendiri sedang istirahat sambil membaca naskah yang entah kenapa tidak menarik.Matanya menelusuri seluruh bagian hutan. Hanya ada segelintir orang yang berjalan-jalan, ada juga yang sedang memunguti strobilus. Mereka disini refreshing, tapi dirinya malah sibuk syuting. Nasib-nasib.Moodnya hari ini sudah sangat buruk gara-gara ditinggal oleh Dimas. Pria itu seenaknya kabur dari sini dan memilih membantu Ais menata schedulenya. Kurang ajar kan? Ia jadi uring-uringan, bahkan sampai memarahi para kru. Untung saja ia sudah meminta maaf pada mereka tadi. Maafkan atas sikap Davichi yang tidak professional.Angin yang berhembus kencang membuat Davichi meringis. Rambutnya yang berge