Perang yuk, biar lega - Alea Zahira
____________________
Alea terduduk lemas di bawah pohon pinus sambil menatap nyalang sesosok aktor yang sibuk syuting sejak tadi. Pria itu menampilkan senyum mengejek ke arahnya di sela-sela adegan. Kampret sekali kan? Andai saja ia tidak bertemu dengan Davichi, pasti dirinya tidak terjebak sendirian seperti ini.
-Flashback-
Melihat sosok pemilik suara deheman itu membuat Alea memutar bola mata malas. Kenapa sih ia harus bertemu pria gila sepagi ini? Alea kan masih mau menikmati alam dulu. Duuh, ia harus menyiapkan kesabaran saat menghadapi aktor satu ini.
"Ngapain disini?" Ngapain nanya-nanya, itu yang ingin Alea ucapkan sekarang. Tapi rileks Al, lo harus dalam mode baik demi cuan.
"Saya disuruh ke sini sama mbak Ais buat minta ttd kontrak" ucap Alea sopan, sangat sopan. Ia harus menahan emosinya agar masalah ini cepat selesai.
"Oh" Oh? Terus? Kapan dia mau tanda tangan kontrak ini. Duh, ingin sekali Alea meninju pria itu sekarang. Bisa tidak sih tidak usah menyulut emosinya.
"Terus, ttdnya kapan ya?"
"Nanti. Ikut gue syuting dulu"
Alea menatap punggung tegap itu dengan ganas. Kedua tangannya mengepal kencang dan raut mukanya menunjukkan kebencian. Pria itu benar-benar...
"Sabar, demi cuan" mendengar kata cuan membuat bahu Alea merosot. Ia jadi ingat ucapan Bu Dian yang mengatakan bahwa dirinya akan dipecat jika tidak bisa membuat Davichi menandatangani kontrak itu. Nyawanya bagai terombang-ambing di lautan.
"Tenang, gue temenin" ah, tau saja sahabatnya ini. Ada untungnya juga mengajak Alvin. Ia jadi ada teman untuk menghadapi iblis satu itu.
"Alvin?" Belum sempat Alea memutar balikkan badan untuk mengikuti Davichi, suara itu langsung menghentikannya. Dilihatnya seorang pria tinggi dengan kulit hitam manis tersenyum ke arah Alvin. Jangan bilang...
"Loh, kok lo disini bro. Waah, uda lama banget kita ngga ketemu" ucap Alvin seraya memeluk temannya itu. Ia dan Niko dipertemukan di komunitas pecinta alam saat SMA dulu.
"Biasa refreshing. Pusing otak gue mikirin kerjaan. Lo sendiri ngapain disini?"
"Nih, nemenin temen" ucap Alvin sambil menunjuk ke arah Alea. Alea pun hanya tersenyum saat menatap pria bernama Niko itu.
"Yok ikut, abis ini gue sama temen-temen mau jelajah" Mendengar ucapan itu membuat Alvin menoleh ke arah Alea. Ia ingin sekali ikut dengan Niko. Sudah lama tidak menjelajah, membuat dirinya rindu.
Alea yang ditatap seperti itu hanya mengangguk pasrah. Pupus sudah harapannya untuk menambah kekuatan melawan Davichi. Kenapa sih, si Niko Niko itu muncul di waktu yang salah. Nah kan, jadi judul lagu.
-end-
Dua jam sudah waktunya terbuang sia-sia karena menunggu aktor kurang ajar itu. Alea memperhatikan kegiatan aktor itu lagi. Dari sini ia bisa melihat bahwa Davichi sedang beradu akting dengan seorang wanita. Ah, Alea tidak mau tau. Ia hanya ingin cepat selesai, dan balik ke tenda untuk tidur.
"Cut. Ok, kita istirahat dulu. Nanti jam 12 kita mulai syuting lagi" mendengar suara lantang sutrada membuat Alea tersenyum senang. Akhirnya, selesai juga. Ia pun segera bangkit dan menghampiri Davichi yang sudah sibuk dengan naskah ditangannya.
"Permisi" pria itu menoleh ke arahnya kemudian menaruh naskah di meja. Duh, Alea jadi harap-harap cemas. Berilah hidayah pada aktor gendeng satu ini Tuhan.
"Kenapa?"
"Ttd kontrak" harus berapa kali sih Alea menjawab bahwa ia disini untuk meminta ttd nya. Apa sih maunya pria ini. Duuuh, ingin rasanya Alea menjabak rambut Davichi hingga botak.
"Nanti aja, tangan gue capek. Pijitin" Oh god. Boleh tidak sih dia dikutuk saja menjadi anjing. Dengan ogah-agahan, ia mulai memijit tangan Davichi yang entah kenapa keras sekali. Ia memijat tangan itu dengan kencang. Biar saja iblis itu kesakitan. Alea tidak peduli.
"Bahu gue juga" ingin Alea berkata kasar. Dengan bibir komat kamit, ia berpindah untuk memijat bagian bahu. Segala macam umpatan sudah ia lontarkan untuk pria ini. Jika bukan karena uang, sudah pasti Alea menampolnya.
"Abis ini lo pulang?"
"Kalau Bapak Davichi yang terhormat bersedia tanda tangan kontrak sekarang, saya dengan senang hati akan langsung pulang" ucap Alea penuh penekanan. Ia tidak yakin Davichi menandatangani kontrak secepat itu. Sudah jelas kan motifnya ini untuk membalas dendam padanya karena kejadian di supermarket dulu.
"Beneran langsung pulang?"
"Ehm, ngga sih pak. Kan besok sabtu, jadi baru balik hari senin"
"Oh" oh lagi? Tuhan tolong. Dan lagi, sampai kapan ia memijit bahu pria asing ini. Dia kesini untuk tugas negara, kenapa malah jadi babu.
"Gue laper" terus? Alea harus bilang wow gitu? Atau ia harus bilang bodo amat? Ah, ia pura-pura tidak dengar saja.
"GUE LAPER" ucap Davichi kencang. Bahkan para kru disana langsung menoleh cepat ke arahnya. Salah satu kru yang mengurus tentang konsumsi terlihat terburu-buru berlari sambil membawa kotak makan.
Alea yang melihatnya pun langsung mengernyitkan dahinya. Kenapa para kru terlihat sangat panik mendengar ucapan Davichi? Ia jadi sangsi bahwa aktor ini memang sudah biasa menindas orang lain.
"I-ini makanannya. Sa-saya permisi" lagi-lagi Alea tak paham kenapa kru wanita itu ketakutan saat memberikan makanan itu pada Davichi. Bahkan suaranya sampai bergetar.
"Suapin"
"Hah?" Dia bilang apa tadi? Alea pasti salah dengar. Disini kan ramai. Ia benar, pasti salah dengar.
"Gue bilang suapin" wah nyari mati ini orang. Habis sudah kesabaran Alea untuk bersikap sopan pada pria kurang ajar ini. Ok, sepertinya Alea harus jadi dirinya sendiri saat menghadapi iblis semacam Davichi.
"Mau lo apa sih? Ngajak gelut, ayo" Ucap Alea bersungguh-sungguh sambil melipat lengan bajunya. Ia siap jika Davichi ingin adu jotos dengannya.
Wajah Alea semakin murka melihat Davichi yang malah terbahak-bahak. Ia yakin pasti pria itu kesurupan jin penjaga gunung.
"Kenapa? Gue cuma minta disuapin. Ini tangan pegel banget"
Alea yakin pria itu memang sedang mengerjainya. Awas saja, ia tak segan-segan menendang pria ini jika batas kesabarannya sudah habis.
"Duduk sini" ucap Davichi sambil menepuk kursi disampingnya.
Dengan langkah kesal, Alea duduk di kursi itu kemudian menghembuskan nafas keras. Ia harus segera mendinginkan ubun-ubunnya. Bisa gawat jika pria ini sampai merajuk dan tidak mau tanda tangan kontrak.
Alea mengambil kotak makan di meja dan membukanya. Ia sedikit terkejut melihat aneka macam sushi yang berjejer rapi. Ludahnya saja sampai susah untuk di telan saat melihat makanan kesukaannya. Dan lagi, apa semua aktor dan aktris selalu disajikan hidangan lezat seperti ini? Enak sekali.
"Aaaa" dengan penuh kesabaran, Alea masukkan 1 buah sushi ke dalam mulut pria itu. Tadinya ia ingin memasukkan 3 sekaligus, tapi sang otak mengingatkannya tentang omelan Bu Dian. Bulu kuduknya terasa berdiri sekarang.
"Aaaa" Alea jadi berharap mulut pria itu dimasuki lalat. Ah strobilus juga boleh, sepertinya lebih mantap.
"Aaaa" bisa tidak sih pria itu mangap tanpa bersuara. Bukannya apa-apa, yang jadi masalah sekarang dirinya jadi pusat perhatian. Bayangkan saja hampir semua orang yang ada disini menatapnya sambil berbisik-bisik. Duuuh, apa sih dosa Alea di masa lalu sampai terjebak dengan iblis ini.
"Asisten lo kemana sih? Harus banget ya jadiin gue babu?"
"Dimas ada urusan, jadi baru bisa kesini sore. Daripada lo nganggur, mending sekalian kerja jadi babu gue. Tenang, gue gaji"
Ehm, boleh juga tawaran pria itu. Lumayan untuk tambahan uang makan. Sudah lama ia tidak menyantap hidangan lezat. Tapi sebentar, kenapa pria itu tiba-tiba baik. Pasti ada udang di balik batu.
"Cuma selama lo disini aja. Ngga usah mikir gaji, pasti diluar ekspektasi lo"
"Mangap lagi, buruan" Alea memasukkan sushi dengan kasar ke mulut Davichi yang belum sepenuhnya terbuka. Ia memaksa sushi itu masuk sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Kurang ajar lo. Ngajak gelut kan lo, ayoo" Davichi langsung berdiri kemudian mengusap mulutnya yang belepotan.
"Ayo. Gue ngga takut" kotak makan ditangannya langsung ia lempar di atas meja. Bunyi suaranya sampai menjadikan mereka lagi-lagi sebagai pusat perhatian. Ah, Alea tidak peduli.
Dengan gesit, ia menjambak rambut bagian depan Davichi. Ia akan menuntaskan kekesalannya sampai titik darah penghabisan. Biar saja pria itu botak. Itu bukan urusan Alea.
"Sakit woy, aduuh. Lepasin"
Para kru yang melihat insiden itu pun segera memisahkan mereka. Bisa gawat jika sang aktor ternama sampai lecet. Apa kata penonton nanti jika idola mereka diserang tiba-tiba oleh gadis gila.
Alea menarik nafas keras saat 2 orang pria memegang kedua tangannya dan menjauhkan dirinya dari Davichi. Andai saja disini ia hanya berdua dengan iblis itu, Alea yakin pria itu pasti botak dan tidak bisa lagi menjadi aktor. Biar saja.
"Tolong tenang ya mbak. Kita disini untuk syuting, kalau mbak cuma mau ganggu aktor kita, mending pergi aja" ucap seorang wanita dengan nada sinis.
Helloooo, siapa juga yang mau disini? Dengan menghentakkan kaki, ia pun langsung pergi menuju tendanya. Emosinya benar-benar memuncak sekarang.
Sebentar, sepertinya ini salah. Oh god, kenapa ia bisa lepas kendali begini? Kalau Davichi benar-benar tidak mau tanda tangan kontrak gimana? Bodoh bodoh bodoh. Sepertinya ia harus cari-cari lowongan pekerjaan mulai sekarang.
*******
Aktor maupun aktris memang dituntut untuk profesional, kalau tidak sanggup jadi kukang saja sana - Davichi Park____________________HuuuuffttDavichi menyandarkan punggungnya di atas kursi. Ia melihat para kru yang masih pontang panting menyiapkan adegan berikutnya. Ia sendiri sedang istirahat sambil membaca naskah yang entah kenapa tidak menarik.Matanya menelusuri seluruh bagian hutan. Hanya ada segelintir orang yang berjalan-jalan, ada juga yang sedang memunguti strobilus. Mereka disini refreshing, tapi dirinya malah sibuk syuting. Nasib-nasib.Moodnya hari ini sudah sangat buruk gara-gara ditinggal oleh Dimas. Pria itu seenaknya kabur dari sini dan memilih membantu Ais menata schedulenya. Kurang ajar kan? Ia jadi uring-uringan, bahkan sampai memarahi para kru. Untung saja ia sudah meminta maaf pada mereka tadi. Maafkan atas sikap Davichi yang tidak professional.Angin yang berhembus kencang membuat Davichi meringis. Rambutnya yang berge
Jangan mendekati singa jika ingin nyawamu selamat - Alea Zahira____________________Emosi Alea benar-benar tidak stabil sekarang. Ia sudah mencoba memikirkan hal-hal baik tapi masih saja hatinya dipenuhi dendam terhadap pria iblis itu.Ia menyesal tidak meninju pria itu tadi. Kenapa baru kepikiran saat dirinya sudah di tenda. Tuh kan, emosi Alea jadi memuncak lagi hanya karena mengingat si aktor gila itu.Sabar-sabar. Alea sampai bosan mengelus dada karena darah tinggi. Sepertinya ia harus membeli minum dengan ekstra es batu. Kepala dan tubuhnya yang panas harus segera didinginkan.Melihat kontrak di tangannya yang masih bersih tanpa satupun coretan membuat Alea menghembuskan nafas pelan. Jika begini terus, bagaimana ia bisa menyelesaikan tugas negara. Alea memang harus mengontrol emosinya dengan baik.Ia pun keluar dari tenda untuk menuju salah satu warung yang berjejer. Melihat minuman kemasan kopi favoritnya membuat Alea tersenyum. Ia pu
Ternyata pemandangan yang ini lebih indah dari alam - Davichi Park____________________Mata Alea masih mencuri-curi pandang ke arah Davichi. Pria itu entah kenapa menjadi akrab dengan Alvin. Apa terjadi sesuatu diantara mereka saat ia tidur? Patut dicurigai."Uda lama bergelung di dunia acting?" Alea mengalihkan matanya ke arah Alvin. Kenapa sih pria itu sok kenal dengan si iblis. Ia kan jadi kesal karena tidak diperhatikan sejak tadi."Lumayan, sekarang masuk tahun ke tujuh" ucap Davichi sambil mengaduk mienya. Ingin rasanya Alea menumpahkan mie itu ke rambut aktor gila. Duuh, ia masih belum bisa mengatur emosinya.Alvin hanya mengangguk paham. Tenyata lumayan asyik juga bercengkrama dengan pria ini. Ia mengalihkan matanya ke arah Alea. Gadis itu hanya diam sejak tadi sambil memakan mie. Ia jadi sangsi kalau Alea sedang bertengkar dengan Davichi."Woy, diem aje lo" Alea hanya menatap Alvin malas kemudian kembali memakan mie nya. Ia sedang
Malu itu berat, mending pingsan saja - Alea Zahira____________________Alea menghembuskan nafas kesal. Bodoh memang. Bagaimana bisa ia tidak hati-hati dan terpeleset. Jadi basah kuyup kan bajunya. Untung saja ia jatuh ke sungai, kalau ini bebatuan pasti kepalanya sudah hancur.Dan lagi, kenapa iblis itu ikut menertawakannya. Memangnya lucu kalau ia terkena musibah seperti ini. Ah lupa, pria itu kan memang suka melihatnya tersiksa."Syukurin, pake ngga mau segala sih" kurang ajar sekali kan temannya itu. Ia kan sudah berniat tidak mandi hari ini. Kalo kejebur begini mana mungkin ia tidak sekalian mandi. Ah, Alea mageeeer."Gue mau beli cemilan dulu" Alea hanya mengangguk pelan. Pasti Alvin membeli makanan micin. Itu tuyul memang tidak bisa lepas dari snake, eh snack maksudnya.Karena sudah kepalang basah, ia pun memutuskan untuk bermain air. Aaaah, segarnya. Airnya dingin dan sangat jernih. Padahal sungai bagian sini memang untuk mandi. Tapi A
Nikmati semua keuntungan selagi masih ada - Davichi Park____________________Jantung Davichi masih belum berdetak normal sejak tadi. Bayangan tentang tubuh dan aset Alea yang tercetak jelas membuatnya tidak bisa tertidur. Padahal jam di hpnya sudah menunjukkan pukul 10. Dan besok ia ada syuting lagi mulai jam 7. Ok Dav, mau tidak mau harus tidur sekarang.Pria itu langsung duduk kembali sambil mencebikkan bibir. Tiap kali memejamkan mata, lagi-lagi bayangan itu berputar ulang. Astaga, ia bisa gila kalau begini terus.Kalian pasti tau bagaimana respon tubuh pria normal sepertinya jika disuguhi pemandangan seperti itu? Tentu akan terusik kan. Itu yang Davichi alami sekarang. Bahkan sudah sekitar 6 jam kejadian itu berlalu, tapi asetnya ini masih belum tidur. Ia harus apa sekarang?Tidak mungkin kan ia memuaskan diri disini. Kalau ada makhluk penunggu gunung yang tidak menyukai hal itu, ia pasti akan diteror. Masih mending diteror, kalau ia mati kan
Lawan paling berat bagi seorang pria adalah nafsu - Davichi Park____________________Kepala Davichi terasa pening begitu melihat baju Alea yang berwarna putih. Apa sih maksud gadis itu. Dia tidak tau saja, ia mati-matian menahan hasrat agar tidak menerkam Alea. Bahkan asetnya yang sejak semalam belum dipuaskan kembali turn on sekarang.Davichi memberikan hoodienya pada Alea. Biar saja ia kedinginan daripada kepanasan karena menahan gairah.Hari ini, Davichi akan take adegan perkelahian. Semoga saja semuanya berjalan dengan lancar. Ia sedikit ngeri saat berada di tengah kobaran api yang menggila. Bukannya apa-apa, tapi ia takut mati disini. Davichi tidak mau jadi arwah penunggu gunung. Tidak epic sekali.Ia langsung tersenyum puas saat mendengar sutradara mengatakan 'cut'. Akhirnya, selesai juga adegan ini. Tidak sia-sia latihannya kemaren yang sampai membuat kakinya sakit.Pandangan Davichi langsung mengarah pada Alea yang sedang memejamkan
Wahai kaum wanita, apa semua golongan kalian suka menjambak saat emosi? - Davichi Park____________________Bodoh bodoh bodoh. Bisa-bisanya Alea duduk di pangkuan si iblis itu. Ya ampun, kenapa ceroboh sekali sih dirinya. Kenapa tidak melihat dulu sebelum duduk. Kan ia jadi semakin malu.Lebih parahnya lagi, Alea merasakan sesuatu yang besar dan keras menusuk pantatnya. Ya ampun, berdosa sekali dirinya. Pasti Davichi sangat marah padanya. Bagaimana ini? Bisa saja pria itu malah menikmatinya. Heh, tidak boleh.Bayangan tentang masalah kemarin masih menganggu pikirannya. Aset atasnya sudah tidak perawan lagi. Dan sekarang, pantatnya juga sudah tidak perawan. Tuhan, Alea ingin reinkarnasi saja.Setelah momen canggung tadi, ia langsung mengucapkan kata maaf dan pergi begitu saja menuju lokasi syuting. Mau taruh dimana mukanya jika berlama-lama bersama Davichi.Pria itu sedang take adegan sekarang. Tubuhnya yang telanjang dada membuat Alea menela
Ah ternyata negatif thinking itu sudah mendarah daging dengan jiwa dan batin - Alea Zahira____________________"Iiichi inch, aku padamu. Kami setiaaa, terus mendukungmuu""Iiichi inch, aku padamu. Kami setiaaa, terus mendukungmuu"Mereka bisa diam tidak sih? Telinga Alea rasanya ingin pecah sekarang. Dan lagi, lagu apa yang mereka nyanyikan? Kenapa bawa-bawa nama si iblis itu. Sepertinya Alea harus lebih cermat dan teliti mendengarkannya. Entah kenapa ia jadi kepo begini."Iiichi inch, aku padamu. Kami setiaaa, terus mendukungmuu"Ya ampun, Alea ingin guling-guling sekarang. Lagu itu ternyata adalah yel-yel, mungkin bisa dibilang hymne. Duh, kocak sekali. Berarti masyarakat ini adalah fans dari Davichi, begitu?Malam ini Davichi ada syuting di dekat sungai. Entah adegan apa yang akan diambil di lokasi itu, pada malam hari lupa. Jujur, ia sedikit merinding. Untung saja disini ramai. Setidaknya jika ada penampakan, banyak juga yang mel
Fans mencerminkan idolanya, benar kan? - Alea Zahira____________________"Apalagi sekarang? Ngga cukup buat para Inch cemburu gara-gara kamu deket dengan cewek ngga jelas ini?" Tanya Farah dengan wajah bersungut-sungut."Kamu salah paham. Aku cuma nolongin Alea yang mau ke kamar mandi.""Bohong. Nyatanya kalian malah tindih-tindihan di lantai!!!"Uhuk uhukAlea sampai tersedak ludahnya sendiri. Ucapan Farah, ketua fans club Davichi itu sungguh membuatnya sakit kepala. Dia bilang apa tadi? Tindih-tindihan?Oh god. Bukan mau Alea jatuh menimpa pria itu. Salahkan saja Davichi yang berinisiatif menolongnya. Jadi begini kan sekarang? Belum selesai satu masalah, tapi pria itu menambah kesalahpahaman lagi.Susah memang jika menjadi cecunguk pria menyebalkan macam Davichi."Uda mbak. Jangan memperkeruh suasana. Mbak Alea lagi sakit, jadi biarin dia istirahat." Timpal Dimas berusaha melerai."Ya ngga bisa gitu dong. Gue juga butuh penjelasan Dim. Mbak Ais mana sih? Padahal dia loh yang nyuruh
Siapa yang pernah menolong orang, tapi malah terkena getah? Angkat tangan - Davichi Park____________________Suasana fans meeting kali ini sangatlah berbeda dari yang dulu-dulu. Biasanya para Inch akan menyambutnya dengan hyme yang tak henti-hentinya dialunkan.Namun sekarang, beberapa inch sedang memberikan laporan di kantor polisi karena kejadian tadi. Termasuk Farah yang merupakan ketua fans club nya.Tragedi penganiayaan Alea tadi benar-benar membuatnya syok. Ia tidak menyangka bahwa para Inch bisa mengeroyok gadis itu dengan sadis. Ia dengar dari mbak Ais bahwa gadis itu sampai dilarikan ke rumah sakit.Karena kejadian itu, pihak mall pun langsung memanggil para polisi untuk mengkondusifkan kondisi disana. Bahkan kini ia dijaga ketat karena tadi ada haters yang berusaha mencelakainya.Setelah acara penandatanganan dan foto bareng selesai, Davichi langsung meminta pada Dimas untuk membawanya ke rumah sakit dimana Alea dirawat. Juj
Mengagumi seseorang memang boleh, tapi jangan terlalu terobsesi sampai fanatik. Karena sesuatu itu baik dalam kadar yang cukup - Alea Zahira____________________Fans meeting yang di adakan di Elle Mall kali ini sangatlah meriah. Tidak seperti fans meeting biasanya, sebab di mall tersebut juga sedang mengadakan promo khusus untuk para Inch yang sudah meluangkan waktu berdesak-desakan demi bertemu dengan idola mereka.Saking meriahnya, Alea yang tadi mengekori Dimas kini telah terpisah dan tak tau arah jalan pulang. Iya benar. Ia terjebak di antara lautan manusia yang histeris karena idola yang ditunggu-tunggu telah datang. Oh god, sepertinya nasibnya lebih miris daripada kucing liar di jalanan, Hiks."Al, Aleaaaa. Kamu dimana Al?""Disini, disini" Alea mengangkat tangannya ke udara. Entah siapa yang mencarinya itu, ia hanya ingin segera diselamatkan.Melihat Ais yang menyuruh para Inch untuk memberi ruang untuknya, membuat Alea bernafa
Jangan menyimpulkan sesuatu hanya dari apa yang kau lihat - Davichi Park____________________Setelah 2 bulan bergelung menjadi stylist di drama Kill Me Now membuat Alea lupa bahwa pekerjaan itu hanya bersifat sementara. Sebenarnya ia bisa ikut dengan staff disana, tapi mereka juga sedang tidak ada job. Hanya beberapa staff yang memang memiliki pekerjaan tetap di agency.Alea menatap jenuh laptopnya yang tidak menampilkan satupun lowongan saat ia mencari dengan kata kunci fashion stylist atau stylist. Duh, bisa-bisa ilmunya hilang karena kebanyakan menganggur. Ehm, apa ia meminta bantuan saja pada Alvin? Sepertinya itu ide bagus.Memakai baju kasual dengan rambut kuncir kuda membuatnya bak gadis yang habis mandi. Padahal menyentuh air saja tidak. Ia hanya berganti pakaian dan sedikit merapikan penampilan agar tidak terlihat kucel.Ia melangkahkan kakinya menuju Happy Apartement. Senyumnya langsung terbit saat bertemu dengan para satpam. Satpam disi
Salah satu kata terindah adalah ucapan terima kasih yang tulus - Davichi Park____________________Alea ingin menangis rasanya. Bagaimana bisa ia yang merupakan fashion stylist beralih profesi menjadi pemain pengganti. Ya sebenarnya ia senang sih sekali-kali bisa turut andil dalam sebuah drama, tapi kenapa harus akting bersama iblis itu."Pak, saya ngga ada bakat akting, sumpah" ucap Alea memohon."Saya ngga suruh kamu akting. Cuma adu mata aja sama Davichi""Kenapa harus saya pak?""Mata kamu mirip sama Vio, dan untuk rambut, tolong staff dibenerin dulu"Melihat salah satu staff yang menariknya ke suatu tempat membuat Alea panik. Heh, apa-apaan ini? Ia kan belum mengatakan setuju. Oh god, tolong bantu hamba.Alea hanya pasrah saat rambutnya disemprot dengan cairan, entahlah ia tidak tau. Yang pasti tubuhnya sedang tremor karena panik. Mana ia kebelet kencing. Duuh, kandung kemihnya memang tidak bisa di ajak kompromi."D
Makna takdir di hidupku adalah sesuatu yang muncul saat berhenti untuk berusaha - Davichi Park____________________"Banguuuuun. Ya ampun, kebo banget sih"Davichi semakin merapatkan selimut mendengar teriakan Dimas yang memekakkan telinga. Kenapa sih pria itu selalu menganggu tidurnya? Ia tidak liat apa matanya yang masih menghitam karena kurang tidur.Semalam ia baru sampai di apartemen pukul 1 pagi karena ada rapat dadakan yang di adakan oleh Agency. Dan saat perjalanan pulang juga ada problem yang menyebabkan jalanan menjadi macet.Alhasil, pagi ini ia benar-benar masih mengantuk. Ditambah dengan suhu yang dingin membuatnya semakin enggan untuk turun dari kasur."Dav, bangun. Lo ngga lupa kan ada syuting jam 8? Ini uda jam 7 bego. Buru bangun. Apa mau gue mandiin disini?""Ok ok gue bangun" ucap Davichi ogah-ogahan sambil bangkit dari tidurnya.Lihat saja kelaukan asistennya itu, kurang ajar sekali kan. Dan lagi, asisten ma
Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Jadi, jangan patah semangat untuk mencari pekerjaan. Fighting! - Alea Zahira____________________HiksHuwaaaaahAir mata Alea kini sudah mengering. Ia seperti tidak memiliki tujuan hidup. Tubuhnya bahkan seperti gembel karena hanya mandi sehari sekali.Hobi Alea sekarang sudah berubah menjadi rebahan. Bagaimana tidak, 1 bulan ini ia habiskan di atas kasur sambil menunggu panggilan kerja.Ia sudah mengirim surat lamaran ke berbagai perusahaan, mulai dari fashion, periklanan, bahkan ia sampai mencoba melamar di pabrik kain. Tapi apa? Tidak ada satupun panggilan untuk interview. Miris sekali hidupnya.Alea harus segera mendapatkan pekerjaan. Sewa kosnya hanya tinggal satu bulan. Jika ia diusir, dimana ia harus tinggal. Mana barang-barangnya segunung. Ya kali jadi gelandangan sambil membawa banyak barang seperti ini. Duuuh.Sebenarnya Alvin sudah menawari Alea untuk tinggal di apartemennya. Tap
Jika mencium gadis yang bukan siapa-siapa, apa masuk ke dalam kejahatan? Atau hanya khilaf? - Davichi Park____________________Davichi mengernyitkan dahi bingung. Ia sudah mencoba menghubungi Alea, tapi tidak ada satupun panggilan yang dia jawab. Bahkan pesan yang ia kirim hanya di read oleh gadis itu. Ada apa dengannya?Apa jangan-jangan Alea marah karena dirinya yang sudah mencium bibirnya seenaknya. Ya ampun, ia lupa tidak meminta maaf. Tapi sebagai balasan, ia sudah memberikan tanda tangan kontrak. Jadi seharusnya gadis itu sudah memaafkannya, iya kan?Pagi ini Davichi kembali ke kota karena ada pemotretan untuk cover majalah. Ia sudah berangkat dari jam 5 tadi. Duh, untung saja semalam ia cukup tidur. Ia tidak mau sampai drop saat pengambilan gambar nanti.Karena pemotretannya yang diundur menjadi siang, Dimas pun mengantarkan Davichi ke apartemen. Ini baru jam 8, jadi ia akan membiarkan aktornya untuk beristirahat.Dengan lemas, Davic
Kalian tau rasanya, sudah bekerja keras tapi dibohongi? Itu seperti jantung yang ditusuk dengan pisau kue secara perlahan - Alea Zahira____________________"Lo mau bukti?"Heh, apa dia bilang? Bukti? Bukti apa Tuhan. Kenapa pria itu jadi gendeng plus sinting begini. Setelah mengaku bahwa ini cupang karyanya, pria itu dengan kurang ajarnya juga menawarkan sebuah bukti. Memangnya ia ini apa?Alea memicingkan mata ke arah Davichi yang masih sibuk tertawa. Lihat saja, bahkan air matanya sudah menetes. Ia yang kesal pun hanya bisa menghembuskan nafas pelan."Cih, mana mungkin. Kamu aja ngga pernah tuh cium aku. Apalagi sampe bikin kissmark"Lagi-lagi mata Alea melotot. Frontal sekali ucapan iblis betina itu. Ia tidak peduli wanita itu dapat kissmark atau tidak. Yang jadi masalah sekarang adalah semua pasang mata sedang melihat ke arah mereka karena ucapan Angela yang bak toak.Dan sekarang, cupang karya si sinting Davichi sudah di ekspos