Share

Bab 89

Bab 89

Dengan dua tangan bersedekap Edwin berdiri tepat di samping ranjang. Ada seseorang yang berbaring di sana masih dengan wajah pucatnya dengan kepala yang terbalut perban. Dan Edwin masih setia menunggunya untuk bangun, dengan perasaan kesal, marah, sekaligus bahagia mengingat sahabatnya itu bisa berhasil melewati masa kritis setelah pengangkatan penyakit yang ada di dalam kepalanya.

Mata Jovan mengerjap ketika sebelumnya sinar terang masuk ke matanya dan mengganggu tidurnya.

"Edwin!" Jovan sedikit terkejut ketika seringai licik perlahan mendekat hingga membuat jarak wajah keduanya terkikis jarak.

"Kau tak akan marah sekarang, bukan?" Seakan-akan mengerti dengan isi hati sahabatnya tersebut jopan meringis karena Edwin tidak melepaskan pandangan darinya.

Sejak kapan kau memiliki rahasia dariku ujar Edwin dengan tetapan yang serius dan menghujam ke arah sahabatnya yang makin membuatnya tersenyum tipis.

"Aku tak mau membuatmu khawatir!" Jovan beralasan. Dia bukan yang tidak tahu Edw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status