Kepergian pria gempal yang ada di depannya kini menyisakan beberapa tanda tanya di dalam kepala Luis. Ia melewatkan sebuah fakta penting mengenai sang kekasih. Harry Tyler Lim bukan pengacara biasa. Ia lebih dari kata 'kondang' dan 'populer'. Harry sedikit berbahaya. Jika Luis salah melangkah dan mengangkut pautkan nama Joy Holding's Company, mungkin saja pengacara tak resmi yang bernaung di bawah asuhan Joy Group itu bisa saja mendepak posisinya dan menggorok lehernya habis. Singkatnya, Harry bukan lawan yang pas untuk Luis Ambrosius.
Kini hanya tinggal Alexa dan dirinya. Wanita cantik yang baru saja memulai langkah untuk pergi menyapa satu persatu orang yang datang ke pestanya malam ini itu kembali fokus dan tak acuh dengan keberadaan Harry. Ia bahkan melupakan si bos mafia gendut yang kini berbicara intens dengan rekan kerjanya di sudut ruangan.
Luis menghela napasnya kasar lalu memilih untuk mengambil satu anggur merah yang dibawakan oleh pelayang. Ia tak mau menda
Puncak perayaan peresmian Puncak Camaraderie digelar. Kembang api indah menghiasi langit malam yang gelap. Cahayanya agung seakan-akan ingin membakar seluruh bintang dan satu rembulan di atas cakrawala. Alexa menatap langit yang ada di atasnya dengan penuh semangat dan antusias. Wanita itu benar-benar tak menyangka kalau semua mimpi-mimpi yang ia bangun selama ini benar-benar sudah terealisasi dengan baik. Puncak Camaraderie menjadi salah satu bagian dari mimpinya. Dirinya benar-benar ingin menangis sekarang ini. Alexa tak menyangka kalau puncak tertinggi di Britania Raya berhasil dibangun dan diresmikan malam ini. Semua mata memandang ke arah kembang api yang ada di atas sana. Puncak Camaraderie menjadi trending topik hangat hingga besok pagi dan beberapa hari ke depan. Teknologi tiga dimensi yang digadang-gadang akan menjadi teknologi masa depan sudah ada di dalam bangunan puncak Camaraderie. Kini Alexa hanya perlu menjaga, merawat, dan terus mengembangkan tempat ini menjadi lebih
Pagi datang bersama dengan sinar sang surya yang terasa sedikit hangat. Kemarin malam Alexa mengakhiri pesta dengan hati yang gembira. Sejauh ini ia lega melihat kepulangan semua tamu undangannya. Baru kali ini Alexa menyambut pagi dengan keadaan yang begitu gembira. Hatinya benar-benar diselimuti dengan bunga-bunga yang indah nan harum baunya. Puncak mimpi yang selama ini ia idam-idamkan sudah terealisasi. Dirinya menjadi satu-satunya pengusaha kaya yang berhasil membangun puncak tertinggi dan termegah dengan gagasan teknologi yang paling mutakhir. Mata dunia dan telinga masyarakat disediakan untuk melihat dan mendengarkan kabar baik dari perkembangan Puncak Camaraderie itu. Kiranya mereka berharap kalau Camaraderie semakin fantastis dan semakin menarik lagi. Itulah rencana Alexa dalam hidupnya. Ia akan mengabdikan dirinya untuk Puncak Camaraderie."Nona Alexa ...." Seseorang mengambil fokusnya. Ia menatap ke arah cermin besar yang memantulkan bayangan wajah natural milik Al
Harry Tyler Lim mulai memainkan puntung rokok yang ada di dalam sela jari jemarinya. Ia menatap ke arah layar berukuran sedang yang ada di depannya saat ini. Lagi-lagi Ace melakukan tugasnya dengan baik. Ia mengumpulkan barang bukti tentang kematian Nona Marina yang terasa janggal untuknya, bahkan kepolisian pun tak bisa benar-benar menemukan semua ini hanya dalam waktu satu malam. Ace benar-benar seorang pekerja yang tak pantas diragukan lagi kemampuannya. Hanya satu kekalahannya sekarang ini. Teknologi ICHI yang dikembangkan oleh Joy Holding's Company adalah senjata yang tak bisa ia kalahkan dengan mudah. Ace perlu banyak mempelajari teknologi lama yang diterapkan di masa sekarang itu. Juga, katanya Ace harus bertemu dengan orang tersembunyi di balik gedung besar Joy Holding's Company untuk tahu bagaimana manusia satu itu bisa mendapatkan teknologi ICHI yang disembunyikan oleh ilmuan Jerman dan Amerika di sebuah pusat data besar di negara Paman Sam itu. Sampai saat ini, Ace tak bi
Sebuah rumah besar nan mewah menjadi tempat singgah untuk Xena pagi menjelang siang ini. Ia datang menghantarkan makan siang untuk Wriston Ximon Leonardus. Pria itu pindah rumah hari ini. Ia mengundang Xena untuk datang dan meresmikan rumah barunya. Menyusun sebuah pesta kecil-kecilan dengan mengundang beberapa tetangga di sisi kanan dan sisi kirinya, sekaligus memperkenalkan diri dan kekasih barunya itu pada dunia, Xena Alodie Shan. Ia ingin dunia tahu mau kalau Xena adalah wanitanya sekarang. Bukan milik pria berengsek bernama Joe Franky, tetapi milik pria baik bernama Wriston Ximon Leonardus.Wanita itu mulai meyakinkan makan siang untuk Wriston. Secangkir kopi hangat ditanami roti isi untuk mengisi perutnya siang ini. Katanya, Wriston akan mengajak Xena untuk pergi ke bangunan tempatnya bekerja. Berbagai macam bentuk desain gaun indah ada di dalam sana nanti. Xena juga akan melihat banyak perancang busana ternama. Bakat yang hebat adalah sandang status orang-orang yang be
Bel nyaring berbunyi. Seseorang datang menyambangi kediaman Alexa. Memotong aktivitas wanita muda itu untuk bisa bersantai di dalam bangunan rumah mewah miliknya. Alexa mulai bangkit bangkit dari tempat duduknya. Ia meletakkan segelas anggur merah yang menjadi peneman dirinya kali ini. Mulai melangkah dan berjalan ringan menunju ambang pintu. Membukakan pintu rumahnya untuk tahu siapa yang datang ke rumahnya siang ini.Seorang pria jangkung berdiri di ambang pintu. Ia tersenyum ringan pada Alexa selepas kedua saling bertatapan satu sama lain. Harry Tyler Lim adalah tamunya. Pria itu datang dengan penampilan formal seperti biasa. Alexa belum mengirimkan surat keputusan kerja sama Joy Holding's Company dengan Harry, jadi Alexa bisa menebak kalau pria ini datang bukan sebab ingin membicarakan pasal pekerjaan atau kontrak kerja sama. Toh juga, kasus kematian Mr. Joe sudah benar-benar ditutup. Jika hanya sebab ingin memperpanjang masalah itu, Harry tak perlu da
Alexa menghela napasnya kasar. Ia menatap pria itu dengan sedikit aneh. Memang, bukan Harry namanya kalau tak bersikap kurang ajar padanya. Toh juga, ia paham benar, se-kurangajarnya apapun Harry Tyler Lim pada Sherina Alexander Lansonia, wanita itu tak akan pernah bisa menyakitinya. Ada Dokter Lim yang harus Alexa jaga perasannya. Jika Harry terluka, maka pria tua berbadan gempal itu pun akan ikut terluka. Alexa tahu kalau Dokter Lim benar-benar mencintai pria ini sebagaimana ia mencintai putra kandungnya sendiri."Katakan tujuanmu datang, Harry. Tak biasanya kau datang ke rumahku." Wanita itu memulai kalimatnya. Ia terus menatap wajah pria tampan yang kini mulai menganggukkan kepalanya ringan. Senyum itu seakan berbicara pada Alexa."Aku tadinya ingin pergi ke bangunan Joy Holding's Company dan melihat Puncak Camaraderie di pagi hari, tetapi bangunan kantor itu tutup dan tak ada seorang pun yang beraktivitas di dalamnya. Jadi aku mem
"Akhirnya kau datang dengan seseorang, Nona Alice." Pegawai berseragam rapi itu menegur sapa dirinya dengan senyum yang ramah. Ia menyambut kedatangan seorang wanita cantik yang sudah kondang namanya. Tak ada yang tak mengenal Alice Lansonia. Putri tertua dari Mr. Aric Joy, pemilik gedung induk Joy Group.Bukan kali pertama Alice datang kemari. Wanita itu sudah pernah menyambangi tempat ini seorang diri. Kala itu, Luis berjanji untuk menjemputnya di pagi hari, tetapi pria berengsek itu mangkir dan mengingkari janjinya. Katanya, ia mudah melupakan hal-hal yang tak penting seperti menemani calon ibu mudanya itu untuk memilih gaun pengantin. Namun, selepas Alice mengatakan hal yang sama untuk kesekian kalinya, akhirnya Luis Ambrosius mau datang bersamanya kemari. Bukan untuk memilih gaun yang baru, Alice hanya ingin melihat perkembangannya dan memantapkan hatinya sekali lagi. Ia tak ingin terlihat buruk di dalam pestanya sendiri."B
"Alexa menawarkan kontrak kerja sama denganku, Paman. Haruskah aku mengambil itu?" Harry memulai kalimatnya. Ia menatap pria gempal yang kini mulai mengakhiri kesibukannya. Bukan sebab Harry datang, sumpah demi apapun Harry berani taruhan kalau pria tua itu tak peduli dengan kedatangannya. Mau Harry melakukan apapun di dalam Laboratorium BioCell, pria itu tak akan pernah mau menggubris keponakannya itu. Bukannya tak sayang, ia lebih sayang waktunya kalau sudah menyangkut kelakuan keponakannya itu. Biarkan saja Harry melakukan apapun yang dia mau, asalkan tidak memecahkan benda apapun juga tidak mengacaukan semua penelitiannya. Ia rela Harry menginap di sini kalaupun pria itu mau."Kenapa tanya padaku? Kau sudah besar Harry. Bulan depan kau sudah berusia 26 tahun bukan?" tanyanya mengejek. Ia mulai tertawa kecil kala melirik wajah aneh milik sang keponakan. Harry sudah hapal dengan pria itu. Kalau pikirannya sedang banyak, ia tak sama seperti pria yang lainnya yang akan melamp