Bel nyaring berbunyi. Seseorang datang menyambangi kediaman Alexa. Memotong aktivitas wanita muda itu untuk bisa bersantai di dalam bangunan rumah mewah miliknya. Alexa mulai bangkit bangkit dari tempat duduknya. Ia meletakkan segelas anggur merah yang menjadi peneman dirinya kali ini. Mulai melangkah dan berjalan ringan menunju ambang pintu. Membukakan pintu rumahnya untuk tahu siapa yang datang ke rumahnya siang ini.
Seorang pria jangkung berdiri di ambang pintu. Ia tersenyum ringan pada Alexa selepas kedua saling bertatapan satu sama lain. Harry Tyler Lim adalah tamunya. Pria itu datang dengan penampilan formal seperti biasa. Alexa belum mengirimkan surat keputusan kerja sama Joy Holding's Company dengan Harry, jadi Alexa bisa menebak kalau pria ini datang bukan sebab ingin membicarakan pasal pekerjaan atau kontrak kerja sama. Toh juga, kasus kematian Mr. Joe sudah benar-benar ditutup. Jika hanya sebab ingin memperpanjang masalah itu, Harry tak perlu da
Alexa menghela napasnya kasar. Ia menatap pria itu dengan sedikit aneh. Memang, bukan Harry namanya kalau tak bersikap kurang ajar padanya. Toh juga, ia paham benar, se-kurangajarnya apapun Harry Tyler Lim pada Sherina Alexander Lansonia, wanita itu tak akan pernah bisa menyakitinya. Ada Dokter Lim yang harus Alexa jaga perasannya. Jika Harry terluka, maka pria tua berbadan gempal itu pun akan ikut terluka. Alexa tahu kalau Dokter Lim benar-benar mencintai pria ini sebagaimana ia mencintai putra kandungnya sendiri."Katakan tujuanmu datang, Harry. Tak biasanya kau datang ke rumahku." Wanita itu memulai kalimatnya. Ia terus menatap wajah pria tampan yang kini mulai menganggukkan kepalanya ringan. Senyum itu seakan berbicara pada Alexa."Aku tadinya ingin pergi ke bangunan Joy Holding's Company dan melihat Puncak Camaraderie di pagi hari, tetapi bangunan kantor itu tutup dan tak ada seorang pun yang beraktivitas di dalamnya. Jadi aku mem
"Akhirnya kau datang dengan seseorang, Nona Alice." Pegawai berseragam rapi itu menegur sapa dirinya dengan senyum yang ramah. Ia menyambut kedatangan seorang wanita cantik yang sudah kondang namanya. Tak ada yang tak mengenal Alice Lansonia. Putri tertua dari Mr. Aric Joy, pemilik gedung induk Joy Group.Bukan kali pertama Alice datang kemari. Wanita itu sudah pernah menyambangi tempat ini seorang diri. Kala itu, Luis berjanji untuk menjemputnya di pagi hari, tetapi pria berengsek itu mangkir dan mengingkari janjinya. Katanya, ia mudah melupakan hal-hal yang tak penting seperti menemani calon ibu mudanya itu untuk memilih gaun pengantin. Namun, selepas Alice mengatakan hal yang sama untuk kesekian kalinya, akhirnya Luis Ambrosius mau datang bersamanya kemari. Bukan untuk memilih gaun yang baru, Alice hanya ingin melihat perkembangannya dan memantapkan hatinya sekali lagi. Ia tak ingin terlihat buruk di dalam pestanya sendiri."B
"Alexa menawarkan kontrak kerja sama denganku, Paman. Haruskah aku mengambil itu?" Harry memulai kalimatnya. Ia menatap pria gempal yang kini mulai mengakhiri kesibukannya. Bukan sebab Harry datang, sumpah demi apapun Harry berani taruhan kalau pria tua itu tak peduli dengan kedatangannya. Mau Harry melakukan apapun di dalam Laboratorium BioCell, pria itu tak akan pernah mau menggubris keponakannya itu. Bukannya tak sayang, ia lebih sayang waktunya kalau sudah menyangkut kelakuan keponakannya itu. Biarkan saja Harry melakukan apapun yang dia mau, asalkan tidak memecahkan benda apapun juga tidak mengacaukan semua penelitiannya. Ia rela Harry menginap di sini kalaupun pria itu mau."Kenapa tanya padaku? Kau sudah besar Harry. Bulan depan kau sudah berusia 26 tahun bukan?" tanyanya mengejek. Ia mulai tertawa kecil kala melirik wajah aneh milik sang keponakan. Harry sudah hapal dengan pria itu. Kalau pikirannya sedang banyak, ia tak sama seperti pria yang lainnya yang akan melamp
Wanita itu meletakkan sebuah bunga duka di atas makam sang ibu, sudah lama Alexa tak datang ke tempat ini. Ia terlalu sibuk mengurus bangunan Joy Holding's Company dan mengembangkannya menjadi lebih besar. Ia lupa kalau dirinya melewatkan hari peringatan kematian sang ibunda beberapa minggu yang lalu. Tepat di awal bulan, seharusnya Alexa datang kemari. Namun, peperangan yang sedang ia lakukan membuatnya kembali mangkir untuk menjenguk sang ibunda. Jika ditanya, Alexa benar-benar rindu pada wanita yang sudah melahirkan dirinya itu. Rasa kehilangan bahkan masih ada di dalam dirinya selepas sepuluh tahun lebih sang ibunda meninggalkan dirinya sendirian. Kadang kala, Alexa merasa sedih akan hal itu. Ia benar-benar kesepian. Datang ke rumah sang ayahanda tak akan sama dengan datang ke makam sang ibunda. Ia lebih memilih melepas penat, kesedihan, dan rasa sepi di tempat ini ketimbang harus datang dan menyambangi rumah sang ayahanda. Sejak kematian ibunya, Alexa hanya datang kalau ada kep
Harry kembali ke dalam rumahnya. Sore ini ia tak mengambil kasus apapun. Sejenak bersantai, tetapi tidak benar-benar bersantai dalam diam. Ia hanya tak beraktivitas di luar ruangan. Selepas kembali dari Laboratorium BioCell, Harry tak punya agenda apapun. Kelihatannya memang seperti pria tenang lainnya, tetapi di dalam pikirannya benar-benar sedang riuh bergemuruh. Pria itu benar-benar tak bisa berpikir dengan kepala dingin dan pandangan yang jernih untuk saat ini. Semua teka teki yang datang padanya, belum satu pun yang terpecahkan. Tentang keberadaan Mr. Daniel, ia belum bisa menyimpulkan apapun. Juga, perihal seorang bocah yang menggantikan posisi Mr. Daniel di dunia itu, atau mungkin sebaliknya. Mr. Daniel lah yang menggantikan posisi bocah itu untuk menapak dan berdiri di atas bumi. Jika sudah begitu, maka seharusnya Harry mencari seseorang bernama Cristiano Bo Dalbert, bukan Daniel Denan Ambrosius.Belum sempat menghela napasnya dan mencoba untuk mengambil
"Nona Alexa bisa masuk penjara karena itu, Harry.""Itu tujuanku, Ace." Harry menyahut. Ia mulai bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mengarah tepat pada kulkas yang ada di sudut ruangan. Pria itu mulai menarik pintunya dan mengambil sekaleng soda yang ada di dalam sana. Membuka tutupnya dengan kasar lalu meneguknya perlahan-lahan. Ia mengabaikan perubahan ekspresi wajah milik Ace. Pria itu benar-benar tak menyangka kalau Harry akan berkata demikian. Mempertaruhkan hidup dan reputasi Joy Holding's Company adalah hal yang paling nekat selama hidup bersama dengan Harry Tyler Lim. Pria itu benar-benar gila dengan pemikirannya. Ia tak memikirkan sebuah risiko jika dirinya gagal melindungi Joy Holding's Company nanti."Harry ... aku tak setuju dengan pemikirannya kali ini. Berapa persen kau bisa mengambil kasus itu dan memenangkannya?" tanya Ace dengan nada bimbang. Apapun yang terjadi pada Alexa, Ace tak ingin bertanggung jawab lebih.
Alexa menatap menu makan malam yang ada di depannya. Meja yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi dengan beberapa ukiran abstrak di depannya itu sudah penuh dengan sajian mewah yang memikat mata, menarik hati, dan menggugah selera juga minat cita rasa lidah untuk segera mengecapnya. Sepiring sajian bebek panggang dengan saus kacang walnut panggang dan jamur shiitake menjadi piring utama yang diberikan untuk Alexa malam ini. Alexa membenci brokoli! Namun, Nyonya Lucy Samantha sengaja menambahkan itu di atas menu makan malam yang disuguhkan padanya. Tak hanya itu, wanita sialan itu juga memberikan setumpuk Patty Melt Grilled Cheese. Ia paham benar, kalau Alexa tak makan lemak dan kalori sebanyak itu malam-malam begini. Wanita tua yang terlihat khas dengan make up tebal pada bagian bibirnya terus saja tersenyum manis pada Alexa. Ia diam bungkam tak berucap sepatah kata pun. Sedang menghina Alexa? Tentu saja!"Jadi kau tak benar-benar sakit, Dad?" Wanita muda itu menatap dengan
Aric tersenyum manis. Ia mengeleng ringan untuk kalimat sang putri. "Naxious Luciano, aku bertemu dengan bos besarnya kemarin dan membuat kesepakatan."Alexa mulai menyempitkan celah kelopak matanya. Wanita muda itu mulai serius dengan kalimat yang keluar dari celah bagi bibir sang ayahanda. Pria yang mengejutkan! Lama-lama ayahnya ini mirip dengan Harry Tyler Lim. Ia selalu datang dengan hal-hal mengejutkan untuk Alexa."Kau ingin aku menampung perusahaan mafia itu untuk Joy Holding's Company, Dad?" tanya Alexa mulai menyimpulkan. Ia tersenyum seringai lalu tertawa lepas kala pria itu menghela napasnya. Hubungan yang lucu. Bukan hanya Alexa yang datang kalau membutuhkan bantuan darinya, tetapi juga pria ini. Ia datang dengan wajah seperti itu lalu mulai membicarakan hal-hal aneh dengan Alexa."Naxious Luciano adalah perusahaan mafia terbesar di Amerika Serikat, Daddy. Joy Holding's Company tak membutuh