"Kabar terkini! Pengadilan negeri menyatakan bahwa Nona Sherina Alexander Lansonia dinyatakan bebas pagi ini. Terdakwa dinyatakan tidak bersalah setelah sang pengacara menyanggah dan mampu menyerahkan semua bukti yang menyanggah bahwa Nona Sherina Alexander Lansonia bukanlah pelaku atas kasus kematian yang menimpa seorang wanita tuna wisma bernama Mrs. Marina. Kejaksaan ...." Volume radio yang ada di sisi stir mobil mulai hilang seiring dengan pria dewasa yang memutar tombol suara untuk mengecilkannya. Bukan tanpa sebab, semua adalah perintah dari wanita yang duduk di atas kursi penumpang, sejajar dengan Mr. Chloe. Kabar yang baik, Alexa dibebaskan hari ini. Namun, entah mengapa, wajah Alexa tak benar-benar bahagia untuk itu. Bahkan mendengar pasal kabar kebebasannya saja, sudah membuat hatinya bercampur aduk.
"Apa yang akan kau lakukan setelah ini, Nona? Memecat para pegawai dan relasi yang tak setia padamu?" tanya Mr. Chloe memecahkan keheningan yang ada
Sepasangan peep toe itu melangkah dengan tegas. Membawa setiap emosi yang ada di dalam diri Alexa untuk menemui tujuanya. Sesuai dugaan Alexa, semua pelayan rumah ini akan menyambut kedatangannya dengan penuh hormat dan rasa suka cita. Kembalinya Alexa tentunya menjadi angin segar untuk semua yang mengabdikan hidupnya untuk rumah mewah ini. Toh juga, mereka semua tahu bagaimana Sherina Alexander Lansonia itu. Tak seperti apa yang dijaga oleh dunia, bagi mereka, Alexa adalah wanita baik yang memberikan harapan dan membuat kehidupan untuk mereka semua. Wanita itu adalah wanita yang baik, tak benar-benar jahat seperti apa yang dimaksudkan oleh dunia. Kabar burung di luar sana benar-benar berbohong."Selamat kembali, Nona Alexa." Seseorang menegur. Menyapa wanita cantik yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.Alexa terhenti. Ia memandang jajaran pegawai dan pengurus rumah yang masih saja setia dengannya hingga saat ini. "
Jari jemari itu kuat meremas setiap helai rambut milik wanita tua yang kini merintih kesakitan. Jari Nyonya Lucy mencoba untuk membuka setiap genggaman jari jemari lentik milik Alexa. Ia sudah tak kuat menahan rasa sakit di atas permukaan kepalanya kala Alexa menarik dan menyeret tubuhnya ke tepi ruangan. Tak ada yang bisa menolong. Semuanya hanya diam berdiri di tempatnya. Sebagian pegawai sudah kembali melaksanakan tugasnya saat ini. Beberapa dari mereka tinggal untuk memastikan Alexa tak kekurangan apapun."Kau datang sebab ingin tinggal di sini dan menjadi nyonya besar?" tanya Alexa berbasa-basi. Ia terkekeh ringan untuk kalimat yang baru saja terlontar keluar dari celah bibirnya. Terus memandang wajah wanita yang ada di depannya.Dari balik bibir dengan sudut yang terluka sebab tamparan dan bogem mentah yang Alexa tujukan padanya beberapa kali sebelum ini, Nyonya Lucy tersenyum tipis. Kepalanya mengangguk dengan tatapan m
"Jika kau pergi dari sana, tak ada kesempatan untuk kembali lagi, Nona. Pikiran terlebih dahulu keputusanmu, Nona Alexa. Kau tak bisa menyesali itu di akhir kisah nanti." Pria yang duduk di sisi kursi kemudi itu menoleh. Ia menatap Alexa yang duduk tepat sembari menikmati suasana jalanan kota. Memutuskan untuk pergi dari rumah mewah itu adalah pilihan utama yang paling baik. Harry benar, sebelum pria itu pergi sebab sebuah kasus datang padanya, ia berkata bahwa Alexa tak perlu menjadi anjing liar hanya untuk melukai dan membunuh anjing liar lainnya. Tetaplah menjadi seorang Sherina Alexander Lansonia yang dikenal oleh Harry. Jangan berubah menjadi iblis rendahan hanya untuk memberi makan napsu dan egonya saja."Lakukan saja, jangan banyak bicara." Alexa menyahutnnya. Ia terlihat begitu malas dan enggan untuk membahas apapun yang terjadi sebelumnya. Lelah dirasa, bukannya disambut dengan kehangatan dan kehidupan yang nyaman, Nyonya Lucy Samantha benar-benar
"Wriston?" Xena mengulangi. Ia bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan mendekat ke arah Alexa. Berdiri sejajar dengan wanita yang kini mengangguk ringan untuk nama yang baru saja disebut olehnya."Kenapa harus kekasihku? Kau punya masalah dengannya yang tidak aku ketahui?" tanya Xena lagi. Ia mengerutkan dahinya untuk ekspresi wajah Alexa saat ini."Memangnya apa yang kau ketahui tentang bajingan itu?""Alexa!" Xena menyentak. Ia menarik perhatian si mantan kawan dekat yang baru saja ingin berpaling darinya. Berjalan menuju ke arah meja berbentuk persegi yang diletakkan di sisi jendela tempat mereka memandang keindahan kota London di musim panas."Jangan mencoba untuk memancing emosiku. ""Kalau begitu jangan datang ke sini," sahutnya dengan nada enteng. Wanita itu melepaskan kasar genggaman tangan Xena dengan kasar. Ia memilih menjauh dan berjalan ke sudut lainnya. "Aku tak meminta dirinu datang atau berbincang-bincang untuk menyambut kepulanga
Asap rokok mengepul di udara, membawa aroma tembakau yang khas masuk dan menari-nari di dalam lubang hidung satu lagi pria yang duduk memunggungi seorang pria bertubuh kekar yang baru saja datang menyambangi tempat kerjanya. Tamu ini tak diundang, bahkan jujur saja, Dokter Lim Won Shik terkejut mendengar kabar dari salah satu pegawainya yang menghantarkan sebuah pesan dari seorang pria asing yang baru saja masuk secara ilegal ke dalam bangunan kerjanya ini.Awalnya ia mengira sang keponakan sedang bergurau dengan dirinya. Mengusik ketenangan jiwa dan fokus mata untuk mengamati objek-objek kecil di dalam mikroskop miliknya itu. Namun, siapa sangka, seseorang yang selama ini ditunggu-tunggu oleh pria tua berjenggot abu-abu itu datang di saat waktu yang tak tepat, sebab Dokter Lim sedang sibuk-sibuknya saat ini.Ya, dia adalah Mr. Cristiano Bo Dalbert. Seorang pengusaha yang tiba-tiba saja namanya muncul ke permukaan sebagai seorang
“Kau sudah mendapatnya?” Pandangan mata wanita muda itu mulai tertuju pada Mr. Chloe. Ia melirik ke arah jam dinding besar yang ada di sudut ruangan sesekali, menghela napasnya pendek, lalu kembali menyentralkan lensa matanya untuk menatap pria tua di sudut meja kaca tengah ruangan.“Sudah, Nona.” Mr. Chloe meletakkan beberapa lembar kertas yang mungkin akan dibutuhkan oleh bos besarnya itu, tersenyum tipis lalu mulai mensejajarkan dokumen-dokumen itu menjadi satu baris, mirip seseorang yang sedang ingin berdagang sesuatu di pinggir jalan. “Aku menemukan beberapa rumah yang bagus untukmu, Nona Alexa. Mulai dari rumah mewah dengan desain minimalis dan sederhana hingga rumah mewah besar bergaya ala-ala Eropa yang mirip dengan rumah yang sedang kau tinggali sekarang ini.” Pria tua itu kini mulai mendorong sebuah kertas untuk datang tepat mengarah pada wanita muda yang ada di depannya saat ini.Alexa melirik ke arahnya. Bergeming dengan
"Untuk apa kau datang ke sini?" tanya Alexa menutup kembali botol wine yang ada di depannya. Ia melirik ke arah pria jangkung yang ada di depannya itu. Jujur saja, ia tak menyukai Luis menerobos masuk ke dalam lantai Puncak Camaraderie, Alexa sudah menghapus akses untuk pria jangkung ini selepasnya kematian sang kakak kandung. Ia tak Sudi lantai suci yang dibangun dengan menggunakan tetesan darah perjuangan miliknya itu, diinjak dengan menggunakan sepatu kotor milik pria yang ada di depannya itu. Meksipun Alexa membenci sang kakak, tetapi ia lebih membenci pria yang ada di depannya itu. Ia tak sudi berhubungan lagi dengan Luis. Hari ini, Alexa akan benar akan mengakhiri hubungannya dengan Luis Ambrosius."Mengunjungi kekasihku yang baru saja keluar dari penjara." Pria itu tersenyum aneh. Ia melirik ke arah Alexa yang terkesan tak acuh dengan apapun yang dikatakan oleh dirinya. Wanita muda itu masih saja kokoh dalam diamnya. Bermain dengan gelas cantik berbentuk bunga tulip ya
"Luis Ambrosius," ucapnya dengan nada lirih. Nama itu menjadi pembuka untuk pria berjenggot rata nan tipis yang menutupi seluruh bagian dagu dan separuh bawa wajah wajah tampannya itu. Ia terus menatap punggung seorang pria yang ada di depannya itu. Tak bisa menatap wajahnya, Wriston hanya boleh mendapatkan pandangan berupa punggung lebar milik seorang pria yang memanggilnya datang kemari.Asap rokok mengepul di udara. Menjadi aroma ruangan yang minim cahaya juga tak banyak lubang untuk membiarkan udara masuk ke dalamnya. Ini adalah ruang rahasia. Dibangun tepat di sebuah gedung utama yang sering dikunjungi oleh orang-orang yang datang ingin menyewa atau membeli properti pada Mr. Cristiano Bo Dalbert. Ya, pria yang baru saja memanggilnya untuk datang adalah pria yang sama, yang mengunjungi Dokter Lim Won Shik siang tadi. Pria itu sudah kembali ke rumahnya. Ia ingin berbicara pada 'anjing baik' yang begitu setia padanya. Ia menjadi peluru yang tepat sasaran