Pov mama
Hujan kian deras guntur terus bergantian mengudara laksana ada pertarungan di angkasa sana .
Ah entahlah , apa jalan yang ku ambil ini baik atau tidak aku tidak tau ya Rab ku. Tapi setidaknya anak- anak akan mapan kehidupannya bersama ayah nya.Sedangkan aku tak akan mampu menguliakan anak - anak punya cita- cita yang sangat tinggi biarlah diri ku yang sakit jangan anak- anak ku ya Rab. Lindungilah setiap langkahnya dan kabulkanlah setiap cita-cita mereka .
Hanya itu harapan ku dan doa ku jika engkau mengabulkannya .Hujan makin deras entah bagaimana aku menjawab pertanyaan mbok , setiba disana biarlah diri ini yang hancur jangan juga hati ibu ku. Tak akan sanggup aku menanggung air matanya melihat anaknya di campakkan bagai sampah tak berharga seperti ini padahal dulu lelaki itu yang meminta ku dengan memohon doa restu padanya.
"Mbok, maafkan ningrum yaa mbok, ""Ningrum sudah berusaha menjadi istri yang baik dan ibu yang baik buat cucumu mbok. Wes tak lakon noh kabeh, Hiks hiks hikssUcapnya dalam batinnya yang tersiksa ." Tinnn ... Tiinnnn..
Tiinnnn." ibunya Laras yo??"
Ucap salah seorang ibu teman anak ku laras"Ngejeh bu , saya ibunya laras ".Ucap ku malu - malu dengan keadaan ku saat ini bener terpuruk ." Mau kemana?? Hujan - hujan gini kok kelayapan . Malam lagi loch bu ???
Ungkapnya curiga,seperti perkiraan ku ." saya harus ke rumahnya , mbok utinya laras ada perlu tapi dari tadi tidak ada angkot atau pun becak yang lewat bu" ucap ku beralasan
"Loch bapaknya anak - anak kemana bu?"
" oh , mas yadi tadi bawa jalan-jalan anak- anak ketempat budenya yang ada di desa sebelah kata rindu.
Oleh karena itu saya tidak bersama mereka .Tadi barusan nitip kue di tempat bu darmi""Terus kok saya punya perasaan yang tidak enak , mungkin saya rindu sama mbok ".
Jadi seperti inilah akhirnya " Ucap ku panjang lebar agar si ibuk tidak menaruh curiga , tapi tetap saja dirinya terasa heran dengan pakaian ku ini.Memang benar pakaian ku saat ini lebih cocok gelandangan dari pada orang yang memiliki tempat yang pantas.Badan basah kusup dan terlihat cap tangan dari lelaki yang menikahi ku 12 tahun yang lalu.Padahal sebelumnya ayah anak- anak tak memiliki perkerjaan yang bagus seperti ini tak pernah sekali pun dirinya memukul ku atau pun membentakku, apa karena uang semua bisa berubah bahkan sikap dan perilaku suami ku.
Ahh,, sudahlah kupasrah
Sama yang diatas , Dirinya yang maha melihat dan Maha mendengar .Mungkin inilah jalan hidup kami dan ujian dalam rumah tangga ku ya Allah , genggamlah terus hati hamba mu ini ya Rab ku.Namun sebuah lambaian tangan membuyarkan lamunanku.
"Loch kok ,, malah ngelamun bu ningrum."Yuk ,ikut saya saya juga mau kedesa sebelah!!" Baju ibuk juga udah kelebes banget .Nanti masuk angin ..Ini pake mantelny biar nggk tambah basah dan masuk angin bu"Panjang lebar ibu itu menjelaskan . Dan sungguh aku benar- benar tak mengerti .
Kepala ku seakan berputar layaknya bumi pada porosnya .Tapi tetapi aku masih sanggup menahannya .Jangan lah sampai menyusahkan orang lain.Aku tak mau ayah anak- anak malu atas tindakan ku itu.. Disetiap perjalanan.Angin mulai menusuk sela-sela tubuh ku .Dingin menyeruak kedalamnya ah,,Benar - benar sangat dingin , hingga aku beberapa kali sempat menggigil karena dinginnya.Dan tepat di depan rumah. Ibu itu menghantar ku . Tetapi dirinya tak bisa menyempatkan diri .
Ada rasa kasian dan syukur dalam batin ku.Bersyukur karena aku takut jika mbok bertanya tentang dan bagaimana aku bisa seperti ini. Kasian karena ibu itu terus melanjutkan tujuannya padahal deru angin dan guntur tak juga berhenti." Tok...TOKK... TOKK"
Assalamualikum mbok , ini ningrum dateng,, bokk .Tolong buka kan pintu..."Sek.. sekk .. ndukkk..Tak ceklekkan dulu pintu ne yo!!"Jawab seorang wanita paru baya dari dalam rumah."Ceklek.. ceklek"
"Loch udan - udan badai ngene kok awak mu nengkene sich dok.."Owaleehhh , teles kelebes,, ngono kui,,Yok masuk ... mandi sek ganti kelambi mu iku Ungkap wanita paru baya itu dengan khawatir..
"Ngjeh,, mbok awak ku sak adus ndesek yo.."Segera mungkin diri ku membersihkan diri ini dengan segarnya air sumur . Kelepaskan tangis ku dalam dalam namun tak berteriak.Diri ku terus mengguyur air yang di wadah penampungan itu . Seakan - akan melepaskan beban. Biar lah ku menangis disini asal jangan di lihat orang lain atau mbok.
Setelah selesai .
Ku mengambil wuduh , memunajat agar hati ini ikhlas . Sesungguh aku sakit , sangat sakit sekali di perlakukan seperti tak ada harganya selama ini. Ku limpahkan semua sesak didada ku ,saat itu juga seolah diri ini menggugat sayang maha tinggi . dengan doa ku saat ini" ya rab apa?? Salah ku selama ini ..Diri ini sudah berusaha ya rab ku , menjadi istri Yang patuh akan perintah mu dan perintah suami ku .Ku hanya ingin seperti ibunda khadijah . Ya rab apakah aku salah. Tak pantas kah diri hamba yang hina ini meniru setiap tingkah laku dan perbuatan beliau yang sangat di cintai rasul.Hiks ..hikss..hikss..
Air mata terus mengalir tiada terhenti .Bahkan sesekali diri ini sesenggukan.Maafkanlah , hamba mu ini ya rab , jika diri ku terlalu banyak dosa selama ini .Jaga putri - putri ku dalam naungan mu .Bahagiakan lah mereka dan juga mas yadi..
Setelah selesai memunajat . Diri ku keluar dari kamar. Tampak mbok sedang duduk selonjoran dengan teh hangat di sampingnya.Beliau tersenyum seperti dulu .Tiada yang berbeda hanya sedikit gurat - gurat keriput menutupinya. Akan tetapi semua itu tidak mampu menghilangkan kecantikannya. " sini nduk, duduk selonjoran sama mbok" "Iyo mbok, wes lama awak ku ra , ngono ..Rindu awak ku loch mbok , kabeh awak mu .."Ku peluk dalam - dalam wanita yang melahirkan ku 38 tahun yang lalu, hangat tubuh selalu menenangkan.
"Heleh.. opo iyo... dulu cilik mu kalau mbok peluk peluk sama ambung,, .
"Sok melayu... melayu.. ""Lah sak' iki kok meluk- meluk tanpa permisi"Ucapnya mengejek ku .'"Yaa, elos lahh name' awak mu iku mbok ku .."
"Ara' k tak ambung - ambungi ""Atau tak peluk - peluk ya..""Masih eneng hak ku nang kene !!!"Ucap ku menimpali.Tampak seperti nya mbok mengerti keaadan ku , mungkin inilah yang disebut ikatan batin ibu dan anak .Beliau terus menghibur ku dengan caranya .
Alhamdulilah setidaknya ada mbok yang mampu membuat ku tenaang, semoga mas yadi dapat mengurus anak- anak saat ini.Ujar ku dalam batin." Owalehh,, cah ayu kok ngelamun , ra payu loch nduk..
Yok , mangan mbok numis bunga gandol kanggo teri kesukaan mu , Ora pait loch!!!!"..Ucapnnya lagi dengan jenaka."Opo iyoo , mbok " jawab ku sambil memeluknya ..
(Dalam batin ku berkata Matur suwon mbok wes buat hati ku tentrem saat iki)
" Yo wes,, mangan kok malah nguleng- ngulengin mbok..
"Opo bojo mu ra , pernah ngambung??!?!.hehehheehe. ucapnya mengejek ku terus ." Iku lah rahasio negoro , mbok ..
Ra paido di ceritak no .. nanti mbok kangen pula sama bapak " ..Ehh,, mungkin iyo mbok kangen yee
"kangen ni ye kabeh bapak" Jawab ku membalas ejekkan si mbok."Hushhh,, ojo gangguin bapak mu,
De'ene wes tenang , nang alam sana " sambil menempelkan jari telunjuk nya dibibir ku.Dan tiba- tiba
"Krukkkk ....krukkkk .krukkk"
Suara petek sopo iku..Kok deres kali suara neh, ampe masok nang nomah..Iku ra' suara petek loch mbok ,
Iku surah ne ' peteng ara di isi no''. Kanggo sayur bunga gandol. WessMbok , nang kene wae yo.Seluku - seluku batok wae, nggeh..Biar tak ambil no.. piring sak sego kanggo lauk 'e ..
Awak ku pengen sak pereng kanggo sampean . Biar mangan manboh , namboh nang pitu kali .Hahahhahhahahhaa ucapku sendiri yang hanya di sambut angguk- angguk oleh ibu ku" .Nah niki' wes akeh .. !?!??!"
" Oh waleh iki gunung opo sego , akeh nemen ????!! "."Sanggup kue ngentek noh iku??.. Tanya mbik sambil melotot melihat nasi yang kuambil .Iyaaa ora,, kalau dewe'an ... tapi kabeh mbok pasti entek sak dasar bumi ne!?!??!?.
Jawab ku sekenanya saja .Ihh, giloii ngono, awak mu mangan koyo ngono nduk??? .
"Lah tapi kemana semua nasinya kok kurus kerempeng kayak iwak ase ".Iyoo mbok, jawab ku berbohong.
Sejujurnya berbohong itu dosa , tapi aku berbohong demi kebahagian ibu ku dan martabat suami ku .*Rumah mbokMalam ini ku peluk harumnya tubuh mbok walau pun agak asem sak jane hehehe,Hangat rasanya , tubuh yang dulu sangat gemuk sekarang agak kurusan ada beberapa bagian tubuh seperti lengan dan betisnya sudah goyor .Ya namanya orang hidup pasti bakalan tua dan akhirnya tiada . Yang terpenting kita tetep selalu berdoa dan bersyukur atas nikmat yang tuhan beri." ohh, ndukk sak jane ku'i ngopoi ngedusel- ndusel mbok mu kayak anak cempe kar'o mbok eh???!?! Ucap mbok yang mungkin tidurnya terganggu."Oh, walehh,, nama kangen mbok, Raiso mene awak ku sayang, kar'o sampean mbok??!?!Ucap ku sok sok merajuk ."Iyaa ora' tapi kok kayak bocah cilik jaluk nyusu loch , mbok giloo " jawabnya sekena nya saja . Yang membuat malam ini semakin panjang .Mbok dari dulu sampe punya buyut nggk beruba
"Nah,, kalau gitu pulanglah ajak istri mu ini,"Jawab mbok .Segera ku peluk cium dan ku salami tangan wanita yang telah melahirkan ku ini .Walau aku tau dirinya tak rela jika aku pergi dengan hati yang masih tersayat ini." Mbok, Ningrum pamit mbok ."Mbok sehat- sehat ya disini!!!"."Nanti seminggu sekali ningrum nengoin mbok ya".Mata ku kini basah kembali , Melihat mbok dan memikirkan adinda anak ku yang sakitsepanjang perjalanan aku hanya terdiam dan air mata yang terus menganak sungai .Tubuhku memang bersama mas yadi tapi pikiran ku sudah melambung jauh sampai di mana anak ku berada"Maafin Mama ya nak,, ". Harusnya mama nggak ninggalin kalian ". ucap ku dalam hatiAir amat mulai berderai lagi , sesak terasa makin menyiksa . Dan Mas yadi melaju dengan agak pelan di sebabkan kereta itu adalah kere
" Oh, itu sepeda motornya pak Ruslan teman kerja ku . Dia menjualnya karena ada kebutuhan mendadak". jelas Mas yadi dengan tersenyum .Tak pernah aku melihat dirinya sebahagia ini .Mungkin itu aadalah sepeda motor yang di idam -idamkan sejak dulu . cuman di pendam nya karena tak punya uang ."Terus , Mas punya uang untuk bayar dari mana ??". "Kan semalam baru rehap rumah dan beli sawah .Pasti uangnya kan sudah habis?!??!?". Cercah ku dengan memberondongnya dengan berbagai pertanyaan .Tapi kali ini dirinya tak melihatkan sikap pemarah nya atau emosi yang meluap - luap."Aku minjem uang Bude nya anak- anak yang ada di kota , nanti aku bayar setelah proyek yang ini selesai ". jelasnya pada ku ." Hahahaha, itu padahal udah mas inginkan dari dulu sebelum punya Laras atau pun dinda mas pengen banget punya Sepeda motor kayak pak Ruslan gitu". "Tapi rejekinya ny
" selamat ya kak laras bentar lagi wisuda kakak cantik pake itu" , pasti mama bangga !!!"ucap adik ku adinda Sebuah kalimat ternohok yang membuat hati ku teriris tipis -tipis .Kebaya seragam merah dengan batik lurik sebagai pasangannya adalah baju kebanggaan ku serta janji kami . Mama berusaha menyicil -nyicil bahan itu semua hingga akhirnya di jahitkan kepada Mba sumi penjahit kampung langganan kami . Diri ini hanya bisa tersenyum kecut akan semua itu.Termasuk seragam yang akan di pakai dinda seharusnya mama yang pakai. Sangat indah , mama sendiri yang memilih warna nya dan pernak perniknya , agar serasi dengan ku di saat yang seperti ini. Tanpa teras netra ku mulai basah , aku terdiam ada rasa sesak di ruangan yang sangat besar dan menjadi kebanggan bagi mahasiswa / siswi tahun ajaran 2018 /2019
Ini untuk mama , toga ini untuk mama.Terima kasih udah menjadi malaikat dan sekaligus bidadari buat ku selama ini.Iya nama ku laras anak dari petani dan ibu yang hebat. Kenapa hebat karena darinya aku belajar menjadi seperti ini dan selalu mandiri dalam hidup banyak nilai - nilai yang dirinya tanamkan dalam hidup ku.Mungkin ibu kalian adalah dokter , guru atau pun profesor di universitas atau pun rumah sakit ternama .Tapi sayang nya ibuku wanita biasa yang hebat dengan segala dedikasihnya kepada keluarga dan anaknya.Keluarga ku bukan lah orang yang di bilang mampu , Tapi kami bilang cukup. Iya cukup adalah yang terpenting, cukup rizki , cukup kesehatan dan cukup untuk hal - hal yang lain.Sejak pukul 4 pagi ayah telah bangun lebih dahulu mendahului ibu , bukan berarti dirinya tak becus sebagai istri .Tapi kata ibu dalam rumah tangga ada namanya tugas . Dan sepasang suami istri harus saling menbantu dan saling m
Dan aku dan adik ku yang tak tau apa- apa dengan keadaan ini , hanya mengerti aku lapar dan ingin makan.Lalu mama menyuruh membeli beras dan ikan asin dengan uang 10 ribu, entah cukup atau pun tidak aku berjalan dengan polosnya aku selalu mengulang- ngulang kata - kata mama hingga didepan kedai / warung. Dan menjalan kan perintahnya mama , lalu pulang dengan perasaan gembira akan segera makan ."yehh.. bentar lagi makan "..Karena sangking senang diri yang tak menggunakan sendal berlari kecil , tapi sayang kaki kecil ini tersandung batu dan menyebabkan beras itu terhambur di pasir. Membuat ku menangis bukan karena sakit tapi beras yang akan ku makan tumpah ruah berserakan.. Alangkah terkejutnya aku melihat mamaku dan diam di tempat nya , mata nya belinang.Tapi tiba - tiba &nbs
" Nah,, itu anak mu kan,, ishh kumal !!!Tak sanggup kau urusin anak mu rupanya.. mau jadi pekerja rumah ku , pantas semua pakaian ku yang kau cuci dan gosok rusak semua" . Hinaan ibu itu tak berhenti malah semakin menjadi.Mama bangkit , dari duduknya di tanah kotor itu, Tapi bagi ku yang kotor malah ibu seragam cokelat itu. Ibu sudah berkerja padanya sangat lama , bahkan gajinya sering di tahan tanpa sebab yang pasti .Dan sekarang tanpa sebab yang tak jelas juga ibu di pecatnya secara tak berprikemanusian."Ayo nak , kita pulang pekerjaan mama sudah selesa !" Ucapnya dengan tersenyum . Walaupun masih ada sisa - sisa bulir air mata di pipihnya .Tubuh kecil ini di peluk lalu di gendongnya.Perlahan ibu berjalan melewati kerumunan manusia yang kata nya punya hati tapi yang ku pikir dan ku rasakan saat ini tak ada
Beriringnya waktu ayah mulai membangun rumah peninggalan mbah ini menjadi lebih baik malah lebih bagus dan bisa di bilang sejajarlah dengan tetangg lain.Dan membeli sawah sekitar 2 rante.Katanya untuk masa depan kami . Iya walaupun ayah sifatnya keras tapi dirinya punya pedoman anak- anak harus bisa lebih dari dia kelak.Begitu pula dengan mama , uang recehan dari berjualan keripik dan pencuci kelilingnya di belinya hewan ternak sepasang ekor kambing dan terus beranak seperti rejeki dikala itu sangat berlimpah . Hewan - hewan itu dan sayuran di samping rumah itu menjadi tanggung jawabku dan adindaSetiap pulang sekolah kami langsung mengemas rumah dan lanjut mengaritkan rumput buat kambing kami dan bahkan lebih untuk tetangga . Dengan sepeda kecil kami membawa rumput itu dalam bentuk ikatan yang bertumpuk ke atas sepeda . Bersama kami berjalan memegang sepeda itu agar tidak mereng atau pun jatuh.Te