Kalau begitu, jangan salahkan Surya lagi.Surya pergi ke kampus dengan penuh kemarahan. Untuk menghemat waktu, pria itu juga langsung melompati dinding dan langsung menuju ke kamar Reina dan yang lainnya.Setelah menanyakan nomor kamar, pria itu pun langsung melewati sisi kantor asrama dan naik ke lantai atas.Orang-orang dari kantor asrama sepertinya tidak bisa melihatnya.Surya hanya butuh sedikit kekuatan pikiran untuk mengendalikan kesadaran orang-orang biasa.Bagi Surya, hal ini benar-benar sangat mudah.Setelah dia tiba di asrama Reina dan yang lainnya, dia melihat bahwa tempat itu sangat berantakan dan seperti sudah kemasukan maling.Reina, Yuni dan Amel sama-sama meringkuk di atas ranjang dan saling berpelukan dengan tubuh gemetar.Begitu melihat kemunculan Surya, Reina pun langsung menangis."Kakak!"Surya segera maju dan menghiburnya. Pria itu juga menarik sebuah bangku, lalu duduk di samping mereka dan berkata "Ceritakan padaku! Apa sebenarnya yang telah terjadi?""Semalam s
Koki tersebut melihat ke arah Surya sambil marah-marah. Si rambut kuning juga segera membawa orang-orangnya ke hadapan Surya dan marah-marah, "Bocah, apa kamu yang sudah membuat masalah?"Surya melihat si rambut kuning."Lihat apa kamu? Apa kamu nggak pernah melihat anak muda organisasi?" Si rambut kuning itu bertanya dengan angkuh dan para anak buahnya pun tertawa.Surya memicingkan matanya. Pria itu sudah bangkit.Setelah itu, tubuh Surya seperti menghilang dan setelah beberapa saat, terdengar suara pukulan pedas yang nyaring.Ketika Surya sudah kembali ke tempatnya lagi, si rambut kuning dan para bawahannya itu sudah terkapar di lantai dan berteriak kesakitan.Koki yang melihatnya sampai terperangah.Pria itu menatap Surya seperti sudah melihat hantu.Surya juga hanya melihatnya dan tidak mengatakan apa pun.Koki tersebut gemetar dan menunjuk Surya sambil bersuara dan mengatakan, "Kamu berani sekali memukul orang lain di kampus.""Nggak ada hal yang nggak berani kulakukan di dunia i
Surya mengatakannya dengan sinis, "Kamu mendapatkan laporan dari siapa? Lalu, apa yang kamu periksa?""Hal ini nggak ada hubungannya denganmu!" balas Rudolf.Surya langsung mendengus sinis.Pria yang bernama Rudolf ini jelas adalah andalan dari bos tersebut.Laporan dan pemeriksaan apaan?Kalau dia memang datang untuk melakukan pemeriksaan, apa mungkin dia datang sendirian?Menggelikan sekali."Biar kuperingati, ya! Sebagai bagian dari dinas pendidikan, kamu lebih baik bekerja dengan sungguh-sungguh. Kalau nggak, kamu akan menyesal." Surya pun menasihati pria tersebut.Rudolf tertegun sejenak dan membalas, "Kamu berani mengajariku?""Apa kamu bisa diajari?" balas Surya dengan sinis ketika menatap pria itu.Entah kenapa, lirikan yang dilontarkan oleh Surya padanya telah membuat bulu kuduknya berdiri.Dia pun memaksakan diri untuk tetap tenang dan berkata, "Kenan, cepat hubungi pihak berwajib! Katakan pada mereka bahwa seseorang telah menerobos masuk ke dalam kampus dan mengganggu proses
Surya menatap Gordon dengan tatapan sinis dan berkata, "Kenapa aku dibilang bicara sembarangan? Reina dan yang lainnya sudah menyaksikannya sendiri dan mereka juga adalah korbannya.""Benar! Mereka telah merusak asrama kami. Mereka juga mengancam kami. Aku bisa bersaksi.""Aku juga!""Sama! Aku juga sama."Yuni dan Amel juga ikut angkat bicara dan berdiri dengan berani.Kali ini, Gordon merasa agak kesal.Dia tidak menyangka bahwa Reina dan teman-temannya berani melawan.Pria itu segera memaki dengan kasar, "Kurasa kalian sudah nggak mau berada di kampus ini lagi."Surya yang mendengarnya langsung berdiri dan berteriak, "Gordon, kalian terus mengancam para mahasiswi ini. Apa kalian nggak punya malu? Besar sekali nyali kalian!""Apa yang kamu katakan? Kamu kira kamu siapa?" Gordon juga membalas tanpa mau kelihatan lemah.Dia tidak percaya bahwa dia tidak bisa membereskan Reina dan teman-temannya beserta pemuda ini di wilayah kekuasaannya.Terdengar suara pukulan yang sangat keras.Surya
Bagaimanapun juga, dia hanyalah seorang kepala polisi yang sangat kecil.Dia juga sadar dengan kemampuan-kemampuan mereka.Hanya sebuah panggilan telepon singkat dari mereka, kepala polisi ini sudah bisa dibereskan.Untuk sesaat, kepala polisi ini juga berada di dalam keraguan.Kalau dia membawa pergi Surya, jelas sudah ada masalah di kejadian hari ini.Akan tetapi, kalau dia tidak membawa pergi Surya, dia takut tidak sanggup menahan tekanan dari belakang sana.Setelah memikirkannya, kepala polisi itu pun menghela napas dan mengatakan, "Tuan, kalau begitu kamu ikut kami untuk mengikuti pemeriksaan."Ketika dia mengatakannya, dia pun memberikan isyarat kepada para bawahannya untuk membawa Surya pergi.Kenan, Rudolf dan Gordon sudah menunjukkan senyuman dingin di wajah mereka.Dasar tidak tahu diri!Berani sekali dia mencari masalah dengan mereka. Setelah Surya berada di dalam sel, mereka bisa menggerakkan kekuatan mereka sehingga sosok yang bukan apa-apa ini bisa merasakan kehebatan mer
Raka memperhatikan Kenan dan tersenyum sambil berkata, "Kamu hebat sekali! Ada begitu banyak orang yang membantumu berbicara.""Jujur saja, aku juga memiliki beberapa kantin seperti ini. Setiap tahunnya, aku bisa meraup keuntungan puluhan miliar. Apa yang bisa kamu lakukan padaku?" Wajah Kenan terlihat sangat angkuh. Dia sama sekali tidak menganggap keberadaan Raka.Dia bisa masuk ke kantin universitas militer dan beberapa universitas besar serta memiliki beberapa kantin semuanya berkat koneksi sang paman, Rudolf.Selain itu, dia juga sangat pintar membentuk asosiasi. Di setiap kampus besar selalu ada koneksinya.Contohnya saja adalah di Universitas Pelita ini, Gordon merupakan sosok yang berdiri di belakangnya. Setiap tahunnya, dia selalu memberikan uang dalam jumlah yang sangat besar kepada Gordon.Makanya meskipun ada kejadian sebesar ini, dia sama sekali tidak merasa gugup dan tidak menganggapnya sebagai masalah.Baik Gordon maupun pamannya, Rudolf, mereka berdua sudah cukup untuk
Raka pun terkekeh dan tidak peduli padanya.Saat itu, Surya menepuk pundak Raka, lalu terkekeh sambil berkata, "Baguslah! Cepat juga kamu naik pangkat!""Semua ini berkat kamu, bos! Tiap kali kamu mencariku, aku selalu mendapatkan prestasi sehingga naik pangkat tentu bukan hal yang sulit," ucap Raka sambil tersenyum.Surya tersenyum mengejek dan mengatakan, "Kamu nggak usah menyanjungku. Dengan ayahmu itu, cepat atau lambat kamu akan naik pangkat."Raka tersenyum canggung dan tidak mengatakan apa pun lagi.Pada saat itu, Rudolf sudah merasa sangat ketakutan.Pembicaraan mereka berdua seperti membenarkan tebakannya.Andaikan saja Raka benar-benar adalah anak dari sosok tersebut, dia sepertinya akan segera mendekam di dalam penjara.Pada saat itu, para pemuda yang memakai baju dinas kedisiplinan segera masuk dengan tergesa-gesa.Pemimpin mereka segera maju ke hadapan Raka dan berbicara dengan terengah-engah, "Maaf sekali, Bos, kami sudah menggunakan kecepatan tertinggi dan berhasil memba
Begitu Kenan melihatnya, pria itu langsung lemas dan terduduk di lantai.Sementara itu, Gordon dan Rudolf juga berkeringat sangat deras. Mereka berdiri di tempat mereka seperti sudah sangat putus asa.Masalah ini tidak bisa disembunyikan lagi.Raka melihat mereka berdua sekilas, lalu bertanya dengan sinis, "Sudah datang?""Maaf sekali! Kami juga baru mengetahuinya. Masalah ini harus ditindak tegas."Rektor Suharjo juga hampir meledak karenanya.Dia baru tahu masalah ini setelah mendapatkan telepon dari Badan Pengawas Kedisiplinan.Masalah yang sebenarnya bisa dibereskan secara internal telah menggerakan Badan Pengawas Kedisiplinan. Bagaimana mungkin pria ini tidak marah.Lalu Handoko juga sudah sangat geram.Gordon sudah terlalu pemberani, serta tidak langsung melaporkan kejadian ini. Dia sampai menggunakan cara yang sangat kejam untuk membereskannya. Berani sekali dia merusak asrama mahasiswi dan mengancam mereka.Tindakan mereka ini bisa menimbulkan efek yang buruk untuk kampus. Masa