Share

Bab 6

Penulis: Lan Ya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-08 22:00:41
Dada Linda berdebar dan tubuhnya membeku, seolah-olah dia terkena sihir. Tubuhnya tetap dalam posisi membungkuk dan tidak berani bergerak.

'Akankah momen ini datang begitu cepat? Aku harus bagaimana?'

'Haruskah aku menolaknya? Atau lebih baik aku ragu-ragu menerimanya? Atau haruskah aku memarahinya dengan tegas?'

Seketika berbagai macam pikiran muncul di hati Linda.

Sementara itu, tangan Surya sudah mendarat di dadanya. Pemuda itu sedikit mengibaskan leher baju Linda, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Ada rambut, jangan sampai rambutnya masuk ke mangkuk."

Linda diam-diam menghela napas, tubuhnya pun menjadi rileks.

Dia tergagap berkata, "Maafkan aku, Bos. Akhir-akhir ini ... rambutku sering rontok."

"Nggak apa-apa," jawab Surya dengan santai. Dia pun mulai menikmati semangkuk mi di hadapannya.

Kemudian Linda berdiri, jantungnya masih berdebar. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan selanjutnya.

Setelah dua suap, Surya tiba-tiba mendongak dan berkata, "Ini enak, apa kamu sudah coba?"

"Aku belum coba," jawab Linda.

"Cepat buat semangkuk lagi untukmu, kemampuan memasakmu sungguh hebat," puji Surya.

Linda terus mengangguk, lalu buru-buru pergi ke dapur. Surya menatap sosok Linda dan tersenyum samar.

Tak lama kemudian, Linda juga membuatkan dirinya semangkuk mi. Kedua orang itu pun makan dengan diam.

Selesai makan, Linda duduk di samping Surya. Area-area yang tidak dapat ditutupi baju tidurnya pun bercahaya dengan terang dan menarik perhatian.

Surya meminum teh dan bertanya, "Bagaimana dengan masalah Grup Sukajaya?"

"Sore tadi dokumennya sudah ditandatangani."

Linda seketika berubah saat membicarakan pekerjaan.

"Sepuluh triliun juga sudah dikirimkan ke Grup Sukajaya. Para direktur yang kami pilih sekarang telah menduduki sebagian besar kursi dewan direksi, saham kita pun lebih banyak mereka. Dalam beberapa hari ini, kita bisa mengambil alih Grup Sukajaya."

Surya menganggukkan kepalanya. "Kerja yang bagus."

"Aku sudah menginstruksikan para direktur yang memasuki dewan direksi Sukajaya. Mereka akan diam-diam menginvestigasi rekening perusahaan, catatan pajak dan informasi lainnya. Dengan dalih mengawasi keuangan, mereka akan mengumpulkan bukti. Dilihat dari situasi keuangan Grup Sukajaya, mereka pasti memiliki masalah dalam hal ini," ucap Linda.

Surya memandang Linda dengan terkejut.

Wanita ini tidak hanya menebak niat Surya yang sesungguhnya, tetapi juga sudah membuat rencana lebih dulu. Benar-benar talenta yang jarang ditemui.

Saat ini, Linda duduk di sofa dengan tenang dan percaya diri. Sikapnya sangat berbeda dengan beberapa saat yang lalu.

Setelah merenung sejenak, Surya bertanya, "Kalau tahu Grup Sukajaya memiliki masalah, kenapa masih mau berinvestasi dengannya?"

"Bos, masalah semacam ini kurang lebih ada di setiap perusahaan. Ini rahasia umum di dalam industri, semua orang mengetahuinya."

Linda menjelaskan dengan percaya diri.

"Tapi dengan kekuatan finansial Konsorsium Pelita, kita dapat dengan mudah membantu Grup Sukajaya melewati rintangan ini dan membantu mereka untuk terus berkembang. Selain itu, masalah yang tadi aku sebutkan dapat diselesaikan begitu kita ikut campur. Tapi sesuai dengan keinginanmu, aku sudah mengubah rencana awalnya."

Surya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kerjamu benar-benar hebat."

"Terima kasih, Bos," balas Linda sambil menundukkan kepalanya.

"Besok pukul 8 pagi, carilah sebuah mobil untukku." Surya mengganti topik, Linda sudah bekerja dengan sempurna dan tidak ada lagi yang perlu dia tanyakan.

Mendengar ini, Linda segera bertanya, "Apa kamu punya permintaan spesifik untuk mobilnya?"

"Buat serahasia mungkin, aku nggak mau identitasku ketahuan. Lalu seterusnya tolong jangan panggil aku bos," ucap Surya.

Linda memandang Surya dengan ragu. "Kalau begitu, aku harus memanggilmu apa?"

"Dik, pak, apa saja asal bukan bos."

Linda seketika tak bisa berkata-kata. Dia tidak berani main-main dan memanggil Surya "dik".

Setelah berpikir sejenak, Linda menyarankan, "Begini saja, saat nggak ada orang lain, aku akan memanggilmu bos. Ketika ada orang lain, aku akan memanggilmu pak. Bagaimana?"

"Boleh." Surya langsung setuju. "Di mana aku akan tinggal?"

Mendengar pertanyaan Surya, Linda menggigit bibirnya dan berkata dengan lembut, "Di lantai bawah ada kamar tamu, tapi kamar di lantai atas lebih baik. Aku juga tinggal di kamar atas."

Surya tersenyum. "Aku tinggal di kamar tamu saja. Lagi pula, kita ini pria dan wanita lajang."

Wajah Linda memerah, dia berkata, "Aku akan mengantarmu."

Surya berdiri dan mengikuti Linda ke sebuah kamar tamu.

Setelah melihat kamarnya, Surya berkata pada Linda, "Baik, kamu bisa pergi beristirahat. Selanjutnya kamu nggak perlu memedulikanku, fokus saja pada pekerjaanmu."

"Baik, Bos. Selamat malam." Linda membungkuk dan pergi.

Surya mengelilingi kamar yang memiliki luas lebih dari 100 meter persegi itu. Kemudian, dia pun mulai bermeditasi.

...

Tepat pukul 7 pagi, Surya membuka matanya. Dia telah bermeditasi sepanjang malam dan merasa segar.

Setelah membersihkan dirinya sebentar, dia pergi ke ruang tengah dan melihat Linda yang sedang menunggu dirinya.

"Selamat pagi, Bos." Linda membungkuk dan memberinya salam.

Surya melambaikan tangannya. "Selanjutnya nggak perlu sesopan ini, rasanya aneh."

Namun Linda tidak memedulikannya dan mengeluarkan sebuah kunci mobil. "Bos, mobilmu ada di gerbang."

"Volkswagen, bagus juga." Surya mengambil kunci tersebut dan mengangguk.

Linda berbisik, "Itu Volkswagen Phideon."

"Phideon?" Surya berseru, "Bukankah harganya lebih dari 2 miliar?"

"Ini Phideon dengan spesifikasi terhebat, harganya 5,12 miliar," kata Linda.

Surya mengerutkan keningnya. "Bukankah aku memintamu membeli mobil yang nggak mencolok?"

Linda terdiam. Tampaknya bosnya ini tidak mengetahui statusnya sendiri dan kekuatan finansial Konsorsium Pelita.

Tentu saja Linda tidak berani mengatakannya. Dia hanya berbisik, "Bos, ini mobil milik perusahaan yang paling nggak mencolok."

"Baiklah." Surya menarik napas dan berkata, "Kamu bisa pergi dan lakukan pekerjaanmu, nggak perlu pedulikan aku."

Linda mengangguk. "Baik, Bos. Sampai jumpa."

Setelah itu, Linda mengambil tasnya dan melangkah pergi.

Dari belakang, tampak tubuhnya yang mengenakan pakaian profesional berwarna biru gelap yang ketat, memperlihatkan bentuk tubuhnya yang montok. Sepatu haknya menonjolkan tubuhnya yang tinggi dan pinggangnya yang berayun memancarkan pesona wanita dewasa. Fisiknya, sikapnya, segalanya tentang wanita itu begitu sempurna.

Surya tersenyum dan mengikutinya keluar. Kemudian, Surya menaiki Phideon itu dan pergi ke pusat kota.

Pada pukul 8 pagi, begitu sampai di kantor catatan sipil, Surya menerima telepon dari Maya.

"Kamu sudah sampai? Kuberi tahu kamu, jangan jadi pengecut." Di telepon, terdengar suara Maya yang amat kasar.

Surya mengunci mobilnya dan menjawab, "Aku sudah di pintu masuk."

Setelah menutup telepon dan sampai di pintu, Surya melihat Maya dan Adhi sedang berdiri menunggunya.

Melihat Surya yang datang sesuai janji, mereka berdua menghela napas lega.

Surya tersenyum. "Ayo."

Maya mendengus dingin dan berjalan masuk ke dalam kantor.

Tidak ada anak, tidak ada sengketa properti, prosedur perceraian pun dengan cepat terselesaikan.

Setengah jam kemudian, mereka berdua keluar dari kantor catatan sipil sambil membawa akta cerai mereka.

Di pintu, Maya memamerkan akta cerainya pada Adhi dan berkata, "Adhi, sekarang aku bebas."

Adhi memeluk Maya, kedua orang itu pun berciuman dengan penuh gairah.

Surya merasa mual melihat mereka, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Kamu sudah bebas, sekarang kalian berdua bisa menikah."

"Pikirkan urusanmu sendiri." Maya menatap Surya dengan penuh kebencian. "Aku dan Adhi akan mengadakan pesta pernikahan yang mewah, juga mengundang semua selebriti di Juwana untuk menyaksikannya. Kemudian, kami akan mendapatkan akta nikah. Dasar sampah, enyah saja kamu."

"Begitukah? Saat waktunya tiba, jangan sampai kamu mempermalukan dirimu." Surya pun tertawa.

Adhi tiba-tiba marah dan bergegas menghampiri Surya. Dia berteriak, "Bocah, kamu cari ribut?"

Di saat yang sama, dua pengawal Adhi datang dan mengepung Surya.

Bab terkait

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 7

    Surya tertawa. "Aku sudah bilang jangan gunakan kekerasan, kalau nggak, kamu yang rugi.""Adhi, abaikan saja dia. Berurusan dengannya hanya akan merendahkan statusmu. Ayo kita pergi." Maya melirik Surya dengan sinis, lalu menarik Adhi pergi.Saat mereka berjalan pergi, Adhi menambahkan, "Bocah, kamu tunggu saja. Aku belum selesai berurusan denganmu. Saat aku punya waktu, aku akan mengurusmu.""Aku akan menunggu," balas Surya sambil tersenyum.Mereka berdua, ditemani dengan pengawal, pergi dengan kepala terangkat tinggi.Surya menggelengkan kepalanya dan bergumam, "Aku juga menanti pernikahan kalian."Setelah itu, dia berkendara kembali ke Perumahan Lily dan memarkir mobilnya di gerbang rumah. Melihat area perumahan yang begitu luas, Surya memutuskan untuk berjalan-jalan dan mengenal area di sekelilingnya.Area perumahan ini sangat luas. Di tengahnya, terdapat sebuah taman dengan luas lebih dari 3 hektare.Saat berjalan di taman, Surya mulai mengenang kehidupannya.Dia telah ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 8

    Surya mengerutkan keningnya. "Jangan menganggap semua orang punya niat jahat.""Kamu orang jahatnya, aku bisa melihat niatmu yang sebenarnya." Gadis itu marah dan menuduh Surya.Surya menghela napas. Tepat pada saat itu, Hendra berkata, "Kamu, pergilah."Gadis itu tampak kecewa, tetapi akhirnya dia pun pergi dengan air mata mengalir di wajahnya.Hendra menatap Surya dan berkata, "Dia adalah cucu perempuanku, Indah Wijaya. Dia masih kecil, jadi dia belum mengerti. Tolong jangan pedulikan dia.""Nggak apa-apa. Tetapi kenapa kamu begitu memercayaiku, Pak Hendra?" tanya Surya.Hendra tersenyum dan menjawab, "Tahun ini aku sudah berumur 70-an. Aku sudah mengalami begitu banyak hal. Dunia ini penuh dengan keajaiban dan hal-hal yang nggak diketahui. Aku akui aku memang tua, tetapi aku percaya bahwa masih ada hal-hal di dunia ini yang belum aku lihat. Lalu yang terpenting, ketika seseorang akan mati, mereka akan terus mencoba untuk hidup. Aku pun seperti itu.""Pak Hendra, kamu sangat j

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 9

    Surya tertawa dan berkata, "Katakanlah, aku akan mencoba untuk menahan diriku.""Aku dan Adhi memutuskan untuk mengadakan pernikahan kita tanggal 16 bulan ini di Pulau Wisata Nagi. Kami secara khusus mengundangmu untuk hadir," ucap Maya.Surya terdiam sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kalian mau mengundangku?""Tentu saja supaya kamu melihat betapa cocoknya aku dan Adhi. Kami juga akan mengundang berbagai selebriti dari Juwana. Kamu nggak takut untuk datang, 'kan?" ucap Maya dengan arogan.Surya menjawab dengan tak acuh, "Ini semua hanya untuk mempermalukanku?""Mempermalukan bagaimana? Aku hanya ingin membuatmu mengerti, bahwa kamu sama sekali nggak pantas memiliki seseorang seperti diriku. Kalau kamu nggak berani datang, itu hanya akan membuktikan kalau kamu memang seorang pecundang, sungguh menyedihkan."Mendengarnya, Surya pun mengerti. Maya sedang menumpahkan rasa frustrasinya.Maya tahu betapa pentingnya 100 miliar yang diberikan Surya bagi Keluarga Lintang, tetapi dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 10

    Linda mengangguk. "Dikatakan masalahnya cukup serius.""Oh, kalau begitu pergi dan tanganilah," ucap Surya dengan santai.Linda terus menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa, Bos."Setelah itu Linda pun buru-buru pergi, seolah-seolah dia sedang kabur dari sesuatu.Surya tertawa dan menyiapkan sarapan sederhana untuk dirinya. Setelah itu, dia pergi berjalan-jalan di taman perumahan tersebut.Di taman, dia menemukan sebuah tempat yang didatangi orang-orang. Dia pun bermeditasi di tempat itu, kemudian dia mulai menampilkan serangkaian gerakan.Gerakan-gerakan ini tidak bisa dikatakan sebagai bela diri dan hanya terdiri dari belasan gerakan.Tiap gerakan meregangkan dan memutar tubuhnya hingga sudut yang tidak terbayangkan, melewati batas kelenturan manusia.Mempraktikkan belasan gerakan yang melampaui pemahaman manusia, sebuah seni bela diri yang aneh pun terbentuk. Ketika digabungkan, gerakan-gerakan ini tampak mengalir tanpa henti dan menc

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 11

    Linda seketika tercengang. Dulu, Hendra Wijaya sering muncul di berita televisi, karena itulah dia tampak tidak asing."Ternyata itu dia?" Linda agak tidak percaya.Surya mengangguk. Linda mengerutkan keningnya dan berkata, "Status Pak Hendra memang sangat luar biasa. Tetapi, sepertinya cucunya nggak memiliki opini yang bagus tentangmu.""Biarkan saja dia," ucap Surya.Linda mengangguk dan melanjutkan, "Bos, semuanya sudah diatur. Aku juga telah menerima undangan pernikahan Adhi dan Maya.""Begitukah." Surya berkata, "Aku akan memercayaimu untuk menanganinya."Linda melanjutkan, "Aku berencana untuk mengejutkan mereka di pernikahan. Bagaimana menurutmu?""Makin besar kejutannya, makin bagus," ucap Surya. Dia mengingat kembali semua hal yang dilakukan Maya kepadanya.Linda menganggukkan kepalanya. Melihat anggur yang belum habis diminum, dia pun diam-diam melirik Surya dan bertanya dengan suara kecil, "Bos, bagaimana kalau aku menemanimu minum?""Kamu bisa minum?" tanya Surya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 12

    Surya berkata, "Waktunya untuk memberikan hadiah mereka. Lakukanlah apa yang perlu dilakukan.""Baik, Bos. Mereka pasti akan mendapat balasannya," ucap Linda.Surya tersenyum sambil berkata, "Tidurlah lebih awal. Besok kamu nggak perlu memedulikanku, aku akan pergi sendiri.""Baik, Bos."Surya pun berdiri dan kembali ke kamarnya.Linda memandang sosok Surya yang menjauh dan menghela napasnya.Jika dirinya diperlakukan tidak adil seperti itu dan dipermalukan, dia pasti akan membalaskan dendamnya berkali-kali lipat. Bosnya masih terlalu baik. Akan tetapi, Linda bukanlah orang baik. Ketika menghadapi musuh, dia tidak pernah menunjukkan belas kasih....Keesokan harinya.Sekitar pukul 10 pagi, Surya membuka matanya dan pergi meninggalkan rumah. Dia naik ke mobilnya dan mengemudi menuju Pulau Wisata Nagi.Hari ini dia akan mengakhiri segalanya.Sementara itu di saat yang sama, sebuah mobil militer berhenti di depan rumah nomor 1.Seorang pria paruh baya bertubuh tinggi keluar da

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 13

    Di Pulau Wisata Nagi.Tempat ini merupakan tempat wisata yang dikembangkan secara pribadi. Berlokasi di pinggir Kota Juwana dan memiliki luas lebih dari 60 hektare.Di sekeliling danau yang jernih dan pulau-pulau di danau tersebut, sebuah hotel bintang lima dibangun dengan investasi ratusan miliar. Di tempat ini terdapat berbagai tempat hiburan dan berbagai tanaman langka, membuatnya menjadi tujuan wisata yang terkenal di Kota Juwana.Hari ini, seluruh Pulau Wisata Nagi telah disewa oleh Adhi. Hanya mereka yang diundang yang boleh masuk.Sebuah pulau di tengah danau, setelah beberapa hari persiapan, telah diubah menjadi sebuah tempat acara yang luas. Tempat itu dipenuhi meja, kursi, bunga segar, serta berbagai macam makanan dan minuman. Menciptakan suasana yang menggembirakan.Surya memarkir mobilnya di luar dan berjalan menuju pulau tersebut. Tempat pertama yang dia temui adalah tempat pendaftaran tamu yang juga merupakan tempat pengumpulan hadiah pernikahan.Surya menghampiri m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 14

    Surya menggeleng dan menjawab, "Nggak ada.""Apa tujuanmu mendekati ayahku?" tanya Dalin.Tepat pada saat ini, sebuah suara menggema di pesta."Kepala Distrik Militer Provinsi Andaru, Jenderal Dalin Wijaya telah tiba."Pernyataan ini seketika memicu kegemparan, lalu diikuti dengan tepuk tangan yang berlangsung cukup lama.Sosok terkemuka sepertinya, telah datang ke pernikahan Adhi dan Maya. Hal ini membuat semua orang makin menghormati kedua orang itu.Dalin mengerutkan keningnya, wajahnya tampak tidak suka.Surya dengan tenang berkata, "Nggak semua orang mau menggunakan Keluarga Wijaya. Bagiku, keluarga kalian nggak ada gunanya."Amarah pun muncul di wajah Dalin. Dengan suaranya yang berat, dia berkata, "Kalau begitu kenapa kamu sengaja mendekati ayahku dan bermain-main dengannya menggunakan seni bela diri? Kamu harus tahu, aku sudah sering berurusan dengan orang sepertimu.""Benarkah?" Surya meneguk minumannya, lalu berkata, "Mengingat kontribusi ayahmu, aku hanya ingin memp

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09

Bab terbaru

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2907

    Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2906

    Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2905

    Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2904

    Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2903

    Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2902

    Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2901

    Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2900

    "Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B

  • Tinggal Bersama Bos Cantikku   Bab 2899

    "Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di

DMCA.com Protection Status