Saat ini, Widya tidak tahu bahwa dia tanpa sadar telah mendapatkan julukan pembawa sial.Saat ini, Widya sedang bersenang-senang di asrama, mengira Surya sedang diberi pelajaran.Surya menatap Steven, lalu menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia menatap Ciko. Ciko menundukkan kepalanya tanpa sadar, tidak berani menatap Surya sama sekali.Surya berkata perlahan, "Karena kamu masih memiliki hati nurani, aku nggak akan menyuruh mereka mencopot jabatanmu. Tapi kamu tetap akan diberi hukuman. Kamu bisa kembali untuk merenungkannya dengan baik.""Aku mengerti, Kak." Pada saat ini, wajah Ciko dipenuhi dengan ketidakberdayaan dan rasa bersalah.Sebagai petugas berwenang, Ciko gagal memegang prinsipnya dan menyerah pada kekuasaan. Dia tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa mengakui kesalahannya, lalu menerima hukuman.Saat ini, Raka berkata, "Ciko, pergilah ke kantor Pengawas Kedisiplinan sendiri besok untuk melapor. Akan ada seseorang yang memberimu pelajaran.""Baik, aku pasti akan melapor tep
Lelaki tua itu perlahan membuka mata, tatapannya langsung tertuju pada botol alkohol itu. Dia mengambil botol itu, membuka segel, lalu meminum sebotol alkohol itu seperti ikan paus yang meminum air.Setelah menghabiskan minumannya, lelaki tua itu menyeka mulutnya, lalu menatap Hanson sambil bertanya dengan tenang, "Ada apa?""Senior, aku ingin memintamu untuk membunuh seseorang," kata Hanson.Lelaki tua itu memandang Hanson, lalu berkata perlahan, "Kalau kamu datang memohon padaku, orang ini pasti nggak sederhana, 'kan?""Ya, dia mungkin seorang ahli di tingkat suci," jawab Hanson.Lelaki tua itu tertawa, lalu berujar, "Ahli di tingkat suci? Anak muda sekarang hebat juga, berani berpikiran untuk melawan tingkat suci?""Kami berdua adalah musuh bebuyutan. Aku harap senior bisa membantuku kali ini," kata Hanson.Lelaki tua itu terdiam cukup lama, lalu berkata perlahan, "Kamu sudah mengurus keluargaku selama puluhan tahun. Kamu juga sudah melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Ini membua
Sebuah aura kuno yang kental menyapu, memenuhi seluruh ruang penyimpanan.Tulang tangan kristal dalam sekejap berubah menjadi rahmat naga.Melihat angka 1.200 rahmat naga, Surya tersenyum lebar.Benda ini memang barang pengorbanan yang luar biasa. Rahmat naga kali ini benar-benar banyak sekali.Dengan kemunculan layar cahaya, ada banyak pilihan yang tersedia.Di baris pertama yang paling mencolok, muncul sebuah pilihan.Surya melihatnya sekilas, langsung merasa tertarik."Api Naga. Memperoleh kemampuan untuk mengembuskan napas dari klan naga. Api Naga memiliki kekuatan untuk membakar segalanya. Tingkat kekuatannya akan meningkat seiring dengan tingkat energi spiritual penggunanya, tanpa batas maksimum."Surya langsung tertarik, tidak bisa lagi memalingkan pandangannya.Kemampuan yang tidak memiliki batasan seperti itu umumnya merupakan kemampuan yang sangat kuat. Selain itu, ini adalah kemampuan eksklusif Klan Naga, Api Naga.Klan Naga adalah klan terkuat dalam legenda. Setiap kemampua
Dengan ketahanan api dari ular naga api, bahkan luka ringan pun akan sembuh dengan cepat dan tidak berefek apa pun. Namun, jelas Surya meremehkan kekuatan Api Naga.Api Naga yang menempel pada ular naga api tidak menunjukkan tanda-tanda akan padam. Ular naga api itu langsung berada dalam bahaya.Surya yang sedang terkejut, mengambil napas dalam-dalam lagi, kemudian Api Naga itu langsung tersedot kembali olehnya dan membuat ular naga api itu melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.Surya juga ketakutan, dia tidak menyangka kekuatan Api Naga begitu hebat, bahkan sampai hampir membunuh ular naga api itu.Saat ini, ada banyak bekas luka bakar di tubuh ular naga api itu. Ia memandang Surya dengan rahang terbuka dan ekspresi sedih di wajahnya.Surya tertawa pelan, kemudian berkata, "Maaf, aku nggak bermaksud begitu."Ular naga api itu mendesis untuk menunjukkan ketidakpuasannya.Surya segera keluar dari ruang penyimpanan dan tampak malu.Api Naga ini memang kuat dan bisa digunakan sebaga
Rosa tersenyum, lalu menjawab, "Organisasi Tongin juga nggak mudah untuk ditindas. Aku tentu memiliki sumber informasiku sendiri. Sebaiknya kamu bersiap lebih awal. Dia nggak mudah untuk dihadapi."Setelah berkata demikian, Rosa langsung pergi ke kamarnya.Surya berpikir sejenak, lalu menelepon Brian.Segera setelah panggilannya tersambung, Brian menyahut, "Pak, kami mendengar kalau ada seseorang yang ingin menantangmu di Avior. Dia juga mengeluarkan kata-kata kejam bahwa ini adalah pertarungan hidup dan mati.""Pertarungan hidup dan mati?"Surya mengerutkan kening. Kebencian mendalam macam apa yang orang itu punya, bahkan sampai ingin menentukan hidup dan mati. Perlu diketahui bahwa setiap tingkat suci memiliki kemampuan bertarung yang terbaik.Negara akan sangat memperhatikan mereka karena pencapaian mereka diperoleh dengan susah payah. Umumnya kalau tidak ada kebencian yang mendalam antara tingkat suci, mereka tidak akan mengucapkan kata-kata kejam seperti itu.Namun, jika menurut p
Rania memikirkannya lama sekali. Karena besok mereka juga tidak tahu mau ke mana, Avior juga merupakan pilihan yang cukup bagus.Namun, kemudian Rania masih tersenyum pahit. Dia sebenarnya tetap ingin bertemu dengan Surya, semua ini hanya alasan yang dia buat saja....Siang hari berikutnya.Surya mengakhiri meditasinya, bangkit, lalu berkendara menuju Avior sendirian.Sesampainya di tempat parkir luar Avior, di sini sudah penuh dengan berbagai kendaraan sehingga sangat sulit untuk mencari tempat parkir kosong.Setelah menemukannya dengan tidak mudah, Surya segera memakirkan mobilnya. Sebelum dia sempat memarkir mobil, sebuah mobil Maserati Quattroporte datang dari belakang mobil Surya. Seorang pria keluar dari mobil, lalu berteriak, "Tempat parkir ini punyaku."Surya turun dari mobil, lalu menatap pria itu. Dia tidak mengenali pria itu. Selain itu, mobil pria itu menggunakan pelat nomor asing. Surya pun segera berkata, "Pak, aku yang berhenti dulu. Maaf."Pada saat ini, dua gadis kelu
Pria itu menatap Surya dengan tatapan merendahkan sambil bertanya, "Apa sulitnya membawamu masuk? Menurutmu apakah aku, Zayan Siduarta, berkecimpung di Provinsi Huria tanpa alasan?""Kalau begitu, tolong ya, Kak. Tentu saja aku akan memberikan hadiah terima kasih ketika waktunya tiba."Zayan terkekeh, menatap kedua gadis di sampingnya, lalu menjawab dengan bangga, "Siapa yang peduli dengan hadiah terima kasihmu? Begini saja, beri aku tempat parkirnya. Selama kamu bersikap baik, aku nggak hanya akan mengantarmu ke pelelangan, tapi bagaimana kalau aku juga membawamu masuk ke Avior dan melihat dunia?""Baiklah kalau begitu, aku akan memindahkan mobilku untukmu sekarang."Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Surya memundurkan mobilnya, berhenti di tempat yang jauh, lalu bergegas kembali.Saat ini, Zayan sudah memarkirkan mobilnya. Kedua gadis itu sedang memegang lengan Zayan, satu di kiri dan satu di kanan.Zayan menatap Surya, lalu berkata sambil tersenyum, "Kamu cukup pintar. Perlu diketa
"Kamu sudah bekerja keras," sahut Rania enteng.Pria itu menjawab dengan cepat, "Mudah saja. Kamu suka tempat ini, tentu saja kita harus datang."Tampaknya pria itu sangat menyayangi Rania.Tidak heran juga, penampilan Rania juga cukup baik. Dia memiliki aura anggun dan pendiam yang cukup menarik bagi pria. Sangat sulit bagi orang awam untuk menolak pesona Rania.Saat ini, Surya mengikuti Zayan datang ke tempat yang tidak jauh dari Gedung Antik.Terlihat ada meja dan kursi di sekitar Gedung Antik dan semuanya sudah dipenuhi dengan orang.Surya melihat sekeliling, lalu melihat kepala keluarga Basid, Keluarga Mesadi dan Keluarga Hatani. Ketiga kepala keluarga berada di tempat ini untuk menjaga ketertiban.Di puncak Gedung Antik, Rosa, Rino dan Ahmad, ketiga kultivator tingkat suci itu sedang duduk sambil diam-diam mengamati halaman rumput yang berjarak dua ratus meter di depan.Di halaman rumput itu, ada meja yang terpisah. Seorang pria tua dengan rambut kusut dan janggut sedang minum da