Wanita tua, putranya dan suaminya itu, semua mengatakan bahwa Surya yang menyebabkan kecelakaan ini, jadi dia harus bertanggung jawab penuh.Steven di samping juga berkata, "Aku bisa menjadi saksi. Semua yang mereka katakan adalah kebenarannya. Aku melihat semuanya sendiri. Selain itu, dia juga berkendara di bawah pengaruh alkohol."Polisi yang memimpin itu bernama Ciko Amaratus. Dia melihat ke arah Surya, lalu bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Sudah minum bir?""Ya, tapi aku nggak menyetir," kata Surya.Saat ini, Steven datang ke samping Ciko, lalu berbisik sebentar di samping pria itu. Setelah itu, mereka pergi ke samping untuk berbicara sebentar baru kembali ke lokasi kejadian.Saat ini, Ciko berkata, "Kamu diduga berkendara di bawah pengaruh alkohol. Sekarang tes dulu."Sambil mengatakan itu, Ciko mengeluarkan alat pengetes. Namun, Surya berkata dengan dingin, "Aku nggak menyetir, untuk apa mengetes?""Kamu sudah membuka mobil. Selain itu, sudah ada saksi yang bilang kamu sud
Surya tersenyum simpul, lalu berkata, "Siapa yang sial masih belum pasti.""Aku jamin yang nggak beruntung pasti bukan bosku. Anak muda, tolong jangan menangis ya nanti," kata Betran dengan sinis.Steven tertegun sejenak, tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Bos? Apa-apaan ini? Kalau aku nggak bisa menanganinya, aku akan mengubah namaku jadi nama kalian, sialan."Betran sangat marah, wajahnya menjadi muram. Dia ingin memberi pelajaran pada Steven, tapi dihentikan oleh Surya.Steven melihatnya, lalu segera berkata, "Pak Ciko, mereka masih ingin memukuliku. Lihat betapa brutalnya mereka."Ciko mengerutkan kening, lalu berkata, "Jangan membuat masalah.""Dia yang membuat masalah, bukan kami," kata Surya dengan nada dingin.Ciko mengerutkan kening, lalu berujar, "Kendaraan kalian akan disita untuk sementara waktu. Kembalilah bersama kami dulu untuk penyelidikan.""Pikirkan dengan baik. Apa yang dilakukan Steven adalah kesaksian palsu. Kalau kamu melakukan ini, kamu mungkin ngga
Saat ini, Steven berteriak dengan marah, "Ciko, apa yang kamu lakukan? Kamu bahkan nggak bisa menangani orang nggak berguna seperti ini. Tunggu apa lagi?"Ciko tidak punya pilihan selain melambai ke arah bawahannya. Dua anak buahnya melangkah maju, lalu berdiri di samping Surya seolah-olah mereka ingin membawa Surya pergi dengan paksa."Bekerja sama saja dulu. Sekarang ikut bersama kami dulu, oke?" Ciko juga merasa sangat kesal. Dia merasa sungguh tidak beruntung menghadapi masalah semacam ini.Namun, saat ini Betran tersenyum sambil berkata, "Aku sarankan kamu untuk lebih berhati-hati. Jangan sampai kehilangan pekerjaan karena masalah ini.""Memang kamu siapa? Kamu nggak punya otoritas di sini. Percaya atau nggak, aku akan mengurusmu juga?" Steven sangat marah. Jika dia bahkan tidak bisa mengurusi Surya, dia pasti akan malu kalau Widya mengetahuinya nanti. Betran yang ikut campur dalam urusan ini, menurut pandangannya, juga layak untuk dibereskan.Betran mencibir, lalu berkata, "Kalau
Ketika melihat Yenny datang, Surya langsung berkata, "Pakai kacamata hitam di malam hari, apa kamu nggak takut tertabrak sampai mati?""Bos, apa yang kamu bicarakan? Aku peduli padamu, makanya datang ke sini secara khusus untukmu, tapi kamu malah mengutukku. Bukankah ini nggak baik?" balas Yenny sambil tersenyum.Surya menggelengkan kepalanya. Yenny datang ke sisi Raka, menatapnya, lalu bertanya, "Apakah sudah diselesaikan?""Ini sedang diselesaikan," kata Raka.Yenny menatap Raka dengan tatapan merendahkan, lalu berkata, "Ini hanya masalah kecil. Kenapa kamu butuh waktu yang lama untuk menyelesaikannya? Dasar pecundang."Raka menjadi marah, lalu berteriak, "Yenny, siapa yang kamu maki? Percaya atau nggak, aku akan memukulmu?""Aduh, kamu mau memukuliku? Hanya dengan satu pukulan saja, aku bisa membuat kamu babak belur, percaya atau nggak?" balas Yenny dengan nada menghina.Raka juga sangat marah. Wanita ini sudah menindasnya tidak hanya satu atau dua hari. Setidaknya, sekarang dia jug
Sekarang orang dari Pengawas Kedisiplinan sudah ada di sini. Ciko tahu bahwa dia pasti akan dihukum, jadi sebaiknya dia mengakui semuanya saja. Lebih baik pasrah dengan keadaan.Setelah mendengar ini, Raka melihat ke arah Steven yang ada di samping. Pria itu tampak sudah sedikit panik.Saat ini, Yenny berkata dengan dingin, "Kamu adalah seorang petugas negara, tapi kamu memfitnah orang lain, juga dicurigai memicu pertengkaran yang menimbulkan masalah. Sekarang ikut denganku untuk penyelidikan."Steven benar-benar panik. Dia tergagap, "Kalian berdua, dengarkan aku, ini hanya kesalahpahaman. Aku bukan sengaja memfitnahnya.""Aku akan menyelidiki semuanya, nggak perlu bicara omong kosong," kata Yenny dengan tegas, membuat seluruh tubuh Steven gemetaran. Kemudian, Steven berkata dengan cepat, "Kak, ayahku adalah penanggung jawab Distrik Cirana, tolong bantulah aku sedikit. Kita semua adalah sesama petugas.""Haha." Yenny tersenyum, lalu berkata sambil menunjuk Raka, "Dia adalah putranya Le
Saat ini, Steven bahkan tidak berani mengatakan satu patah kata pun. Dia sudah gemetar ketakutan.Wanita tua dan keluarganya itu masih ingin membuat ulah, tapi di bawah bukti yang kuat dan ketegasan Yenny, mereka juga gemetar ketakutan. Mereka melihat sekeliling untuk mengamati situasinya.Ketika melihat itu, Raka langsung mencibir, lalu berkata, "Menuduh orang lain secara nggak benar adalah perbuatan melanggar hukum. Kalau kami menyelidikinya dengan jelas, kami akan menghentikan dana pensiun nenek itu dulu, lalu menuntut tanggung jawab kalian."Begitu mendengar bahwa dana pensiun wanita tua itu akan ditangguhkan, putra dan suami wanita tua itu langsung panik."Apa hakmu untuk menangguhkan dana pensiunnya?""Karena dia melanggar hukum. Kalian pikir karena kalian adalah orang tua, kalian bisa melanggar hukum? Lucu sekali," kata Raka dengan dingin.Sekarang wanita tua itu menjadi cemas. Dia segera bangkit, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Kalau kamu berani menghentikan dana pensiunku,
Saat ini, Widya tidak tahu bahwa dia tanpa sadar telah mendapatkan julukan pembawa sial.Saat ini, Widya sedang bersenang-senang di asrama, mengira Surya sedang diberi pelajaran.Surya menatap Steven, lalu menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia menatap Ciko. Ciko menundukkan kepalanya tanpa sadar, tidak berani menatap Surya sama sekali.Surya berkata perlahan, "Karena kamu masih memiliki hati nurani, aku nggak akan menyuruh mereka mencopot jabatanmu. Tapi kamu tetap akan diberi hukuman. Kamu bisa kembali untuk merenungkannya dengan baik.""Aku mengerti, Kak." Pada saat ini, wajah Ciko dipenuhi dengan ketidakberdayaan dan rasa bersalah.Sebagai petugas berwenang, Ciko gagal memegang prinsipnya dan menyerah pada kekuasaan. Dia tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa mengakui kesalahannya, lalu menerima hukuman.Saat ini, Raka berkata, "Ciko, pergilah ke kantor Pengawas Kedisiplinan sendiri besok untuk melapor. Akan ada seseorang yang memberimu pelajaran.""Baik, aku pasti akan melapor tep
Lelaki tua itu perlahan membuka mata, tatapannya langsung tertuju pada botol alkohol itu. Dia mengambil botol itu, membuka segel, lalu meminum sebotol alkohol itu seperti ikan paus yang meminum air.Setelah menghabiskan minumannya, lelaki tua itu menyeka mulutnya, lalu menatap Hanson sambil bertanya dengan tenang, "Ada apa?""Senior, aku ingin memintamu untuk membunuh seseorang," kata Hanson.Lelaki tua itu memandang Hanson, lalu berkata perlahan, "Kalau kamu datang memohon padaku, orang ini pasti nggak sederhana, 'kan?""Ya, dia mungkin seorang ahli di tingkat suci," jawab Hanson.Lelaki tua itu tertawa, lalu berujar, "Ahli di tingkat suci? Anak muda sekarang hebat juga, berani berpikiran untuk melawan tingkat suci?""Kami berdua adalah musuh bebuyutan. Aku harap senior bisa membantuku kali ini," kata Hanson.Lelaki tua itu terdiam cukup lama, lalu berkata perlahan, "Kamu sudah mengurus keluargaku selama puluhan tahun. Kamu juga sudah melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Ini membua