Rosa dan Constantin mengerutkan kening pada saat bersamaan.Saat ini, Cadilaya tertawa terbahak-bahak sambil bertanya, "Makhluk rendahan, bagaimana rasanya Perangkap Darah ini?"Pada saat itu, Surya baru menyadari bahwa darah yang mengalir dari tubuh Cadilaya telah menutupi seluruh balai kota.Darah tersebut mengeluarkan tarikan medan yang kuat, menarik kaki dan tubuh Surya, menyebabkan gerakannya melambat tanpa disadari."Sialan! Kamu ternyata punya banyak trik." Surya tidak bisa menahan umpatannya.Cadilaya tertawa liar sambil mendekati Surya dengan langkah besar.Tanah mulai bergetar, tubuh besar Cadilaya menekan ke arah Surya saat Cadilaya mengangkat tinjunya yang besar.Surya yang terjebak, tidak bisa lagi menggunakan keuntungan dari kecepatannya. Dia hanya bisa menghadapi serangan itu secara langsung.Namun, tak disangka saat ini Surya malah menyimpan Pedang Petir. Dia menyatukan kedua telapak tangannya, lalu menggunakan Penjara Guntur Empat Arah.Akan tetapi, rantai guntur dari
Cadilaya dalam wujud ketiga telah mencapai tingkat suci tahap puncak dalam hal kecepatan, kekuatan dan juga energi spiritual.Terlebih lagi, tulang duri di tubuhnya juga memiliki tiga sifat, yaitu keganasan, menembus baju besi dan membuat cedera serius. Jika terkena sedikit saja, akan berakibat fatal.Orang biasa di tingkat suci tidak ada apa-apanya di hadapan Cadilaya yang sudah dalam wujud ketiga karena saat ini dia sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya. Dia tidak mengenal rasa sakit, juga tidak akan mundur. Dalam kondisi haus darah dan penuh keganasan ini, hampir tidak ada yang berani menghadapinya secara langsung.Rosa dan Constantin juga terlihat gugup. Mereka tidak bisa menebak apakah Surya bisa melawan Cadilaya dalam wujud ketiganya atau tidak.Begitu Surya dikalahkan, dengan keadaan Cadilaya yang menggila saat ini, mungkin seluruh penduduk Kota Juwana akan menjadi korban.Constantin ragu-ragu, lalu melepaskan Rantai Iman di tangannya.Rosa menggertakkan giginya. Dia diam-d
Setelah semua orang pergi, Yenny membawa beberapa orang ke lokasi pertempuran.Melihat bekas-bekas pertempuran yang mengerikan di tempat itu, mereka tidak bisa membendung kekaguman mereka....Surya dan Naka baru saja kembali ke Pulau Aora. Saat ini, mereka sedang berjalan di atas jembatan.Tiba-tiba, sesosok tubuh bergegas mendekat sambil berteriak minta tolong.Surya berbalik. Dia melihat bahwa di bawah sinar bulan, Revia berlari ke arahnya sambil mengeluarkan darah dari sudut mulutnya.Revia melompat ke atas jembatan, lalu jatuh dengan keras ke Pulau Aora.Di belakang Revia, sebuah sosok tiba-tiba berhenti, lalu bersembunyi di balik pohon.Surya meraih senapan super Naka, lalu membidik dan menembak dengan cepatSuara dentuman keras terdengar, lalu pohon besar itu terbelah separuh. Sosok di belakang pohon menjerit, lalu terlempar lebih dari sepuluh meter ke belakang. Sosok itu meninggalkan jejak darah saat tergesa-gesa pergi."Apa mau dikejar?" tanya Naka.Surya mendengus dingin, lal
Setelah Surya masuk, ular naga api berlari ke arah Surya dengan gembira, lalu menggosokkan diri pada Surya. Surya hanya menendangnya sebelum menghampiri tubuh Cadilaya.Saat ini, mayat Cadilaya masih dalam wujud ketiga.Seharusnya, tidak peduli seberapa gilanya seseorang selama hidup, kekuatannya akan lenyap begitu dia meninggal. Dia akan berubah ke penampilan aslinya.Namun, Cadilaya jelas tidak seperti itu.Hanya saja, hari ini Surya sudah menggunakan Mata Kebenaran, jadi dia tidak bisa menggunakannya lagi untuk mengamati keadaan mayat Cadilaya.Oleh karena itu, Surya menggunakan kekuatan pikirannya untuk mulai menyelidiki.Meski penyelidikan dengan kekuatan pikiran tidak memberikan hasil menyeluruh seperti Mata Kebenaran, dia tetap bisa mendapatkan informasi yang cukup jelas.Setelah memeriksa sekilas, Surya tersenyum puas.Benar saja, semua ini sesuai dugaannya. Ada sebutir Telur Dewa Darah di tubuh Cadilaya.Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa Cadilaya bisa tetap mempertahank
"Kakak, Kakak." Surya buru-buru berkata, "Aku hanya bercanda. Ini adalah barang yang sangat bagus, harganya sungguh sepadan."Saat ini, sebuah suara terdengar langsung di jiwa Surya."Pemberi pengorbanan, penampilanmu akhir-akhir ini sangat bagus. Sekarang aku akan memberimu gelar Kesayangan Dewa. Teruslah bekerja keras, pada akhirnya kamu akan menjadi keberadaan yang luar biasa."Pada saat yang sama, kata-kata Kesayangan Dewa muncul di dalam kesadaran Surya.Saat ini, semua aura menghilang seperti air pasang. Ruang penyimpanan menjadi tenang kembali.Surya tertegun untuk waktu yang lama. Apa itu Kesayangan Dewa? Sepertinya tidak ada kemampuan khusus apa pun.Mungkinkah itu hanya sebuah gelar?Saat memikirkan hal ini, Surya tidak bisa menahan diri untuk mengutuk lagi.Sebagai makhluk yang luar biasa, naga tua itu seharusnya tidak menjanjikan hal yang besar. Naga tua itu memberinya sebuah gelar ilusi, lalu masih berharap dia membahayakan nyawa untuk terus memberi pengorbanan?Namun, set
"Bunga?" Surya bertanya dengan bingung, "Ada apa?"Bunga di ujung lain telepon berkata dengan cemas, "Senior, setelah kami kembali ke Kota Yogu, kakakku bersikeras menghadapi Shelly untuk meminta pertanggungjawaban. Siapa sangka nggak lama kemudian, kakakku ditahan oleh seseorang yang dipekerjakan Shelly. Mereka mengatakan kami sudah memfitnahnya. Mereka mau kami meminta maaf secara terbuka, lalu memberikan ganti rugi. Kalau nggak, aku nggak akan pernah melihat kakakku lagi."Setelah mendengarkan, Surya merenung sejenak.Bunga dikutuk oleh Shelly, kemudian Surya juga sudah membantu Bunga melepas kutukan itu. Mereka sudah termasuk tidak berutang lagi terhadap satu sama lain.Sekarang Bunga meminta bantuannya lagi. Sejujurnya, Surya tidak ingin ikut campur.Ada begitu banyak hal yang terjadi di dunia ini, bisakah Surya mengurus semuanya? Namun, Keluarga Lasmani sudah memberikan harta keluarga mereka untuknya. Rasanya tidak baik kalau Surya mengabaikan mereka.Melihat Surya tidak mengatak
Dwi mengerutkan kening sambil bertanya, "Bukannya itu nggak pantas? Kupikir sebaiknya menundanya untuk sementara waktu sampai dia memiliki rasa terhadap Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural. Dengan begitu, segalanya akan berjalan dengan lancar.""Jadi, kamu juga sama sekali nggak yakin?" tanya pria berjanggut putih.Dwi menghela napas, lalu berkata, "Bisa dikatakan begitu. Tapi, bakat seperti itu jarang ada. Sebaiknya kita jangan mudah memancingnya. Jangan sampai kita malah mendapatkan hasil yang berlawanan."Kedua pria tua itu saling berpandangan, kemudian perlahan berkata, "Kami menghormati pendapatmu. Tapi, kalau ada yang nggak beres sama Surya, kamu sendiri nanti yang akan bertanggung jawab penuh.""Aku bersedia memikul semua tanggung jawab. Jangan khawatir. Aku pasti nggak akan melibatkan kalian," kata Dwi sambil tersenyum.Kedua pria tua itu berdiri, lalu membungkuk sedikit ke arah Dwi, sebelum meninggalkan ruangan tersebut.Dwi tersenyum dan berkata dalam h
Mendengar hal tersebut, Surya langsung tersenyum dan berkata, "Senior, kalau itu nggak usah lagi.""Anak muda, di hadapan seorang tingkat suci, tingkah lakumu yang seperti ini benar-benar nggak sopan," kata pria tua itu sambil mengerutkan keningnya.Surya menghela napas, lalu berkata, "Bukannya aku bermaksud untuk merendahkanmu. Aku hanya berpikir kalau kita berdua nggak saling kenal, jadi nggak baik begitu.""Benar-benar kurang ajar. Aku ingin menjadikanmu muridku, itu sudah merupakan kehormatan bagimu. Kalau kamu nggak mau, ya sudah. Aku nggak akan memaksa. Tapi, kamu harus menerima sedikit penderitaan. Tingkat suci nggak boleh dihina. Ini adalah hukuman kecil untukmu."Setelah pria tua itu selesai berbicara, dia langsung melambaikan tangannya yang besar. Energi spiritual yang dahsyat dengan disertai angin kencang yang menderu-deru, tiba-tiba saja memancar keluar.Surya mengerutkan kening. Dia memutar satu tangannya ke depan. Energi spiritual yang kuat milik pria tua itu pun langsung