Aldi yang sudah cukup melampiaskan amarahnya pun terduduk di sofa sambil terengah-engah.Setelah beberapa saat, dia sepertinya sudah kembali tenang. Dia menyalakan rokok, lalu mulai berpikir.Beberapa waktu kemudian, dia berteriak, "Puji."Puji, sang sekertaris yang gemetaran di luar pintu segera berlari masuk, lalu bertanya, "Pak, apa perintahmu?""Hubungi Pak Jeno, katakan padanya aku punya hal mendesak, harus segera menemuinya," kata Aldi.Puji dengan cepat menyetujui, lalu berlari ke samping untuk menghubungi Jeno.Saat ini, Aldi memasang wajah cemberut, lalu berkata dengan kejam, "Iko, karena kamu sudah berani menyerangku, jangan salahkan aku karena bersikap kasar. Kali ini, aku akan membunuhmu."Pada saat yang sama, di sebuah lokasi konstruksi.Di depan kantor pemasaran, sejumlah besar pemilik properti berkumpul. Mereka menuntut agar properti diserahterimakan tepat waktu, juga meminta ganti rugi atas kerugian mereka.Karena proyek ini sudah terlambat lebih dari tiga tahun, pemili
Tak lama kemudian, puluhan ribu pekerja bergegas menyerbu gedung kantor, membuat ratusan penjaga keamanan kewalahan. Sementara itu, para pimpinan tingkat menengah dan senior ditarik keluar untuk dipukuli, bahkan hampir saja dilemparkan dari gedung.Adegan seperti ini terus-menerus berlangsung di setiap pabrik dan perusahaan Grup Aldigar. Seluruh Grup Aldigar hampir mengalami kelumpuhan total....Malam harinya.Sebuah mobil Audi A6 terparkir dengan tenang di tepi danau di pinggir kota.Sebuah Mercedes-Benz S500 melaju, Aldi turun dari mobil, berjalan menuju mobil Audi sendirian, lalu membungkuk dengan hormat.Jendela belakang mobil Audi diturunkan setengahnya.Aldi berkata dengan cepat, "Pak Jeno, belakangan ini ada banyak masalah di perusahaan. Kamu harusnya sudah mengetahuinya, 'kan?""Aku nggak begitu jelas.""Ini semua gara-gara Iko si bajingan itu. Dia menghasut orang untuk membuat masalah. Perusahaanku sekarang lumpuh total.""Membuat masalah? Membuat masalah apa?""Yang dipermas
Iko si Pria Gila memandang Aldi dengan tatapan merendahkan, lalu berkata, "Dia adalah seseorang yang nggak bisa kamu lawan. Selain itu, masalahmu mungkin nggak bisa diselesaikan dengan uang saja. Sebaiknya kamu menghemat uangmu."Mendengar ini, Aldi tiba-tiba berdiri sambil berkata dengan tegas, "Jangan kira aku takut padamu. Aku bisa menekanmu sebelumnya, aku juga masih bisa melakukannya sekarang.""Aku akui kalau dulu kamu membuatku sedikit kewalahan." Iko si Pria Gila berdiri perlahan, menatap Aldi, lalu melanjutkan, "Tapi kali ini, kamu pasti akan mati. Kamu harus membayar utang darah, apa kamu mengerti?"Aldi tertegun untuk sesaat, sebelum perlahan bertanya, "Apakah ini ada hubungannya dengan Gian?""Aku nggak akan berkomentar." Iko si Pria Gila duduk kembali sambil menyesap wiski.Melihat itu, Aldi mendengus dingin, lalu berujar, "Iko, jangan lupa kalau masih ada Pak Tarna di Kota Andes. Kamu dan orang di belakangmu masih nggak layak untuk bisa menguasai segalanya."Setelah Aldi
Setelah mendengar itu, Surya hanya tersenyum simpul, lalu berkata, "Nggak peduli siapa pun itu, kalau dia menghalangiku untuk berurusan dengan Aldi dan membalas dendam saudaraku, dia harus membayar harganya. Mungkin juga dengan nyawanya."Setelah mendengar ini, Iko si Pria Gila berkata perlahan, "Aku akan melakukan yang terbaik. Senior, jangan khawatir.""Pergilah. Jangan khawatir. Kalau kamu melakukan sesuatu untukku, kamu adalah orangku. Nggak ada yang akan menyakitimu.""Terima kasih, Senior."Iko si Pria Gila memberi hormat, mengucapkan selamat tinggal, lalu keluar dari hotel. Dia berdiri di depan mobil sambil bergumam dengan wajah muram, "Kekayaan hanya bisa ditemukan dalam bahaya. Kita terima saja takdir masing-masing."Pada saat yang sama, mobil Aldi tiba di kaki gunung yang berada jauh di luar Kota Andes.Di sana, ada sebuah vila kecil dengan dua kata besar tertulis di pintunya.Taman Jirana.Aldi keluar dari mobil, berlutut dengan suara keras di depan Taman Jirana, lalu berter
Tarna yang sedang duduk di kursi terdiam beberapa saat, kemudian bertanya perlahan, "Apa yang kamu inginkan?""Pak Tarna, Grup Aldigar yang didirikan oleh ayahku sekarang sedang dalam bahaya. Aku ingin meminta Pak Tarna untuk menghadapi masalah ini.""Aku nggak mengerti tentang bisnis.""Dengarkan aku, Pak Tarna. Ini semua ulah Iko si Pria Gila. Sejak Bapak pensiun, dia sudah mendominasi dunia seni bela diri Kota Andes dan selalu bertingkah sembarangan. Dia selalu nggak menyukaiku. Kali ini, putraku dipukuli sampai mati. Demi membalas dendam, aku mengirim orang yang memukul putraku sampai mati itu ke penjara, tapi Iko si Pria Gila melakukan masalah dan membuatku hampir bangkrut, jadi aku meminta Pak Tarna untuk menghadapinya dan memberiku keadilan.""Benar begitu masalahnya?""Benar, awalnya Iko si Pria Gila nggak bisa berbuat apa-apa terhadapku, tapi kali ini dia sepertinya mendapat dukungan dari seorang ahli dan para pejabat juga nggak berani ikut campur. Iko ini adalah kultivator Al
"Tingkat suci? Aku nggak peduli siapa dia. Siapa pun yang menghalangiku pasti akan dihukum," ujar Surya dengan tenang.Pada saat ini, Iko si Pria Gila jelas tidak lagi percaya diri atau bisa dibilang dia merasa takut. Iko mengerutkan kening, lalu menyahut, "Senior, Pak Tarna sudah berada di tingkat suci. Apakah Bapak cukup yakin?""Kenapa? Kamu takut?" tanya Surya seraya tertawa.Iko si Pria Gila menghela napas, lalu menjawab, "Senior, bohong kalau aku nggak merasa takut. Kekuatan tingkat suci ada di sana, sementara aku cuma berada di Alam Energi Sejati. Pak Tarna bisa menghancurkanku sampai mati hanya dengan satu tangannya.""Iko, aku akan memberimu satu kesempatan lagi untuk memilih. Terus bekerja untukku atau tunduk pada Tarna. Ini semua terserah kamu, tapi kamu sendiri yang bertanggung jawab atas konsekuensinya," tawar Surya.Iko si Pria Gila berpikir keras. Setelah sekian lama, dia membungkuk dan memberi hormat seraya berkata, "Senior, sebenarnya aku nggak punya jalan keluar. Kare
Begitu Tarna muncul, mana ada lagi posisi Iko di dunia seni bela diri?Dengan begitu, Aldi lebih unggul. Tidak mengherankan juga jika hari ini Iko dibunuh di tempat.Sementara itu, mereka semua mengabaikan pemuda di belakang Iko si Pria Gila. Toh, dia hanya pengikut Iko.Ketika Aldi melihat Iko si Pria Gila, tatapannya tampak dingin dan kejam.Jika pandangan bisa membunuh, Iko si Pria Gila pasti sudah mati delapan ratus kali.Namun, Iko si Pria Gila memang sangat berani, dia tetap melangkah masuk dan melihat-lihat, lalu duduk di samping bersama pengikutnya. Dia bahkan tidak memiliki rasa takut sedikit pun.Semua orang diam-diam mencibir di dalam hati mereka. Iko si Pria Gila mungkin sedang berusaha untuk tetap tenang.Terlepas dari posisi Iko saat ini sebagai pria nomor satu di dunia seni bela diri Kota Andes atau konfliknya dengan Aldi, Tarna tidak akan membiarkan dia terus berada di sana. Namun, entah kenapa, dia masih berani untuk datang.Saat ini, Yarno berdiri dari kursinya, meman
Iko si Pria Gila berdiri, lalu menjawab perlahan, "Pak Tarna, memang begitu yang terjadi.""Kenapa?" tanya Tarna dengan dingin.Iko si Pria Gila maju beberapa langkah untuk mendatangi Tarna, lalu membungkuk dan memberi hormat, "Pak Tarna, aku melakukan ini bukan karena kemauanku, seseorang memaksaku untuk melakukan ini."Beberapa orang yang tidak memahami ceritanya tiba-tiba terkejut. Apakah benar masalahnya seperti ini?Melihat itu, Surya menghela napas panjang."Dialah orangnya." Iko si Pria Gila menunjuk ke arah Surya dan berkata dengan keras, "Beberapa hari yang lalu, pria bernama Surya ini, dengan kekuatan Alam Spiritual, datang mencariku dan hampir memukuliku sampai mati. Dia juga mengancamku untuk berurusan dengan Aldi. Aku nggak punya pilihan selain melakukannya. Untungnya, Pak Tarna kembali ke dunia seni bela diri. Aku ingin mempersilakan Pak Tarna menegakkan keadilan untukku. Aku bersedia menjadikan Pak Tarna sebagai ayah angkatku."Saat Iko mengatakan itu, Tarna juga terke