Melihat keraguan Adhi, wajah Linda menjadi masam. "Pak Adhi, coba kamu pikirkan lagi. Pengawasan dana kami sangatlah ketat dan merupakan persyaratan yang dibutuhkan. Kamu punya kekhawatiran, kami juga punya. Kalau kamu nggak setuju, kerja sama kita bisa dibatalkan."Setelah merenungkannya berkali-kali, Adhi akhirnya memutuskan untuk menandatanganinya.Sepuluh triliun ini terlalu penting. Lagi pula, Konsorsium Pelita yang sebesar itu tidak akan tertarik dengan perusahaan kecilnya."Aku akan tanda tangan." Adhi pun menuruti permintaan mereka dan menandatangani dokumen tersebut.Linda bersandar dan sedikit memutar-mutar kursinya. Sebuah senyum menghiasi wajahnya.Setelah dokumen ditandatangani, Linda berdiri dan mengulurkan tangannya pada Adhi. "Senang berbisnis denganmu. Perusahaanmu akan segera menerima dananya, jadi tolong cek rekeningmu."Adhi pun berjabat tangan dengan Linda, wajahnya penuh dengan rasa terima kasih.Linda menarik tangannya kembali dan tersenyum. "Kalau begitu,
Dalam sekejap, Surya mengerahkan kekuatan di bawah kakinya dan jalan di sekitar kakinya pun hancur. Sosoknya melesat bagaikan kilat. Dengan cepat, dia memeluk anak itu dan menendang mobil di depan dengan ujung jari kakinya. Tubuh mereka terlempar sejauh beberapa meter. Setelah terlepas dari gaya yang diakibatkan oleh tabrakan itu, mereka pun mendarat dengan selamat.Semua ini terjadi hanya dalam waktu 2 detik.Ketika Surya menurunkan anak itu, beberapa pejalan kaki yang menyaksikan kejadian ini berseru tak percaya.Seorang wanita yang tadinya terkesiap, buru-buru menghampiri mereka dan mengecek kondisi anak tersebut.Sang pengemudi mobil juga turun dari mobilnya. Setelah melihat bahwa anak itu tidak terluka, dia pun menghampiri Surya."Kamu?" Surya dan sang pengemudi hampir bersamaan berseru.Surya mengangkat bahunya dan berkata, "Sungguh kebetulan.""Bos, maafkan aku. Aku nggak memerhatikan jalan, ini semua salahku. Apa kamu baik-baik saja?" Linda berdiri dengan wajah yang amat
Dada Linda berdebar dan tubuhnya membeku, seolah-olah dia terkena sihir. Tubuhnya tetap dalam posisi membungkuk dan tidak berani bergerak.'Akankah momen ini datang begitu cepat? Aku harus bagaimana?''Haruskah aku menolaknya? Atau lebih baik aku ragu-ragu menerimanya? Atau haruskah aku memarahinya dengan tegas?'Seketika berbagai macam pikiran muncul di hati Linda.Sementara itu, tangan Surya sudah mendarat di dadanya. Pemuda itu sedikit mengibaskan leher baju Linda, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Ada rambut, jangan sampai rambutnya masuk ke mangkuk."Linda diam-diam menghela napas, tubuhnya pun menjadi rileks.Dia tergagap berkata, "Maafkan aku, Bos. Akhir-akhir ini ... rambutku sering rontok.""Nggak apa-apa," jawab Surya dengan santai. Dia pun mulai menikmati semangkuk mi di hadapannya.Kemudian Linda berdiri, jantungnya masih berdebar. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan selanjutnya.Setelah dua suap, Surya tiba-tiba mendongak dan berkata, "Ini ena
Surya tertawa. "Aku sudah bilang jangan gunakan kekerasan, kalau nggak, kamu yang rugi.""Adhi, abaikan saja dia. Berurusan dengannya hanya akan merendahkan statusmu. Ayo kita pergi." Maya melirik Surya dengan sinis, lalu menarik Adhi pergi.Saat mereka berjalan pergi, Adhi menambahkan, "Bocah, kamu tunggu saja. Aku belum selesai berurusan denganmu. Saat aku punya waktu, aku akan mengurusmu.""Aku akan menunggu," balas Surya sambil tersenyum.Mereka berdua, ditemani dengan pengawal, pergi dengan kepala terangkat tinggi.Surya menggelengkan kepalanya dan bergumam, "Aku juga menanti pernikahan kalian."Setelah itu, dia berkendara kembali ke Perumahan Lily dan memarkir mobilnya di gerbang rumah. Melihat area perumahan yang begitu luas, Surya memutuskan untuk berjalan-jalan dan mengenal area di sekelilingnya.Area perumahan ini sangat luas. Di tengahnya, terdapat sebuah taman dengan luas lebih dari 3 hektare.Saat berjalan di taman, Surya mulai mengenang kehidupannya.Dia telah ke
Surya mengerutkan keningnya. "Jangan menganggap semua orang punya niat jahat.""Kamu orang jahatnya, aku bisa melihat niatmu yang sebenarnya." Gadis itu marah dan menuduh Surya.Surya menghela napas. Tepat pada saat itu, Hendra berkata, "Kamu, pergilah."Gadis itu tampak kecewa, tetapi akhirnya dia pun pergi dengan air mata mengalir di wajahnya.Hendra menatap Surya dan berkata, "Dia adalah cucu perempuanku, Indah Wijaya. Dia masih kecil, jadi dia belum mengerti. Tolong jangan pedulikan dia.""Nggak apa-apa. Tetapi kenapa kamu begitu memercayaiku, Pak Hendra?" tanya Surya.Hendra tersenyum dan menjawab, "Tahun ini aku sudah berumur 70-an. Aku sudah mengalami begitu banyak hal. Dunia ini penuh dengan keajaiban dan hal-hal yang nggak diketahui. Aku akui aku memang tua, tetapi aku percaya bahwa masih ada hal-hal di dunia ini yang belum aku lihat. Lalu yang terpenting, ketika seseorang akan mati, mereka akan terus mencoba untuk hidup. Aku pun seperti itu.""Pak Hendra, kamu sangat j
Surya tertawa dan berkata, "Katakanlah, aku akan mencoba untuk menahan diriku.""Aku dan Adhi memutuskan untuk mengadakan pernikahan kita tanggal 16 bulan ini di Pulau Wisata Nagi. Kami secara khusus mengundangmu untuk hadir," ucap Maya.Surya terdiam sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kalian mau mengundangku?""Tentu saja supaya kamu melihat betapa cocoknya aku dan Adhi. Kami juga akan mengundang berbagai selebriti dari Juwana. Kamu nggak takut untuk datang, 'kan?" ucap Maya dengan arogan.Surya menjawab dengan tak acuh, "Ini semua hanya untuk mempermalukanku?""Mempermalukan bagaimana? Aku hanya ingin membuatmu mengerti, bahwa kamu sama sekali nggak pantas memiliki seseorang seperti diriku. Kalau kamu nggak berani datang, itu hanya akan membuktikan kalau kamu memang seorang pecundang, sungguh menyedihkan."Mendengarnya, Surya pun mengerti. Maya sedang menumpahkan rasa frustrasinya.Maya tahu betapa pentingnya 100 miliar yang diberikan Surya bagi Keluarga Lintang, tetapi dia tidak
Linda mengangguk. "Dikatakan masalahnya cukup serius.""Oh, kalau begitu pergi dan tanganilah," ucap Surya dengan santai.Linda terus menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa, Bos."Setelah itu Linda pun buru-buru pergi, seolah-seolah dia sedang kabur dari sesuatu.Surya tertawa dan menyiapkan sarapan sederhana untuk dirinya. Setelah itu, dia pergi berjalan-jalan di taman perumahan tersebut.Di taman, dia menemukan sebuah tempat yang didatangi orang-orang. Dia pun bermeditasi di tempat itu, kemudian dia mulai menampilkan serangkaian gerakan.Gerakan-gerakan ini tidak bisa dikatakan sebagai bela diri dan hanya terdiri dari belasan gerakan.Tiap gerakan meregangkan dan memutar tubuhnya hingga sudut yang tidak terbayangkan, melewati batas kelenturan manusia.Mempraktikkan belasan gerakan yang melampaui pemahaman manusia, sebuah seni bela diri yang aneh pun terbentuk. Ketika digabungkan, gerakan-gerakan ini tampak mengalir tanpa henti dan menc
Linda seketika tercengang. Dulu, Hendra Wijaya sering muncul di berita televisi, karena itulah dia tampak tidak asing."Ternyata itu dia?" Linda agak tidak percaya.Surya mengangguk. Linda mengerutkan keningnya dan berkata, "Status Pak Hendra memang sangat luar biasa. Tetapi, sepertinya cucunya nggak memiliki opini yang bagus tentangmu.""Biarkan saja dia," ucap Surya.Linda mengangguk dan melanjutkan, "Bos, semuanya sudah diatur. Aku juga telah menerima undangan pernikahan Adhi dan Maya.""Begitukah." Surya berkata, "Aku akan memercayaimu untuk menanganinya."Linda melanjutkan, "Aku berencana untuk mengejutkan mereka di pernikahan. Bagaimana menurutmu?""Makin besar kejutannya, makin bagus," ucap Surya. Dia mengingat kembali semua hal yang dilakukan Maya kepadanya.Linda menganggukkan kepalanya. Melihat anggur yang belum habis diminum, dia pun diam-diam melirik Surya dan bertanya dengan suara kecil, "Bos, bagaimana kalau aku menemanimu minum?""Kamu bisa minum?" tanya Surya s
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di