"Kalau begitu, kita untung besar," celetuk Betran dengan sangat senang. Jika ini benar-benar gua dewa kuno yang hebat, asal mengambil beberapa benda di dalamnya saja sudah bisa mereka gunakan untuk berlatih kultivasi.Pada saat ini, suara raungan binatang yang keras tiba-tiba terdengar. Mereka bertiga langsung terkesiap.Ada sebuah bayangan raksasa yang keluar dari bunga dan tanaman setinggi manusia. Ia membuka mulutnya lebar-lebar dan hendak menggigit Surya.Surya menghunus Pedang Petir dengan punggung tangannya dan menebas bayangan itu dengan satu tebasan.Diiringi dengan suara dentang, Pedang Petir itu mengeluarkan suara teredam seperti sedang menebas emas dan besi.Bayangan raksasa itu dipukul mundur hingga jatuh ke tanah, lalu menjulurkan lidahnya ke arah Surya beserta yang lainnya.Pada saat itu, mereka bertiga baru melihat dengan jelas bahwa bayangan tersebut sebenarnya adalah ular piton raksasa yang panjangnya lebih dari dua puluh meter.Piton raksasa itu berwarna merah, hampir
Ketika melihat Surya menghajar ular naga api itu dengan begitu brutal, Betran dan Panji saling menatap dalam diam.Bukankah ini terlalu kejam?Di bawah tangan besi Surya, ular naga api itu mengeluarkan raungan kesakitan yang memekakkan telinga. Kemudian, ia menoleh dan membuka mulutnya untuk memuntahkan api yang dahsyat, menenggelamkan Surya di dalamnya.Betran dan Panji sangat terkejut. Ular naga api itu sepertinya memiliki energi spiritual dengan atribut api. Apakah Surya masih bisa bertahan jika disembur api dari mulutnya?Namun, setelah api itu padam, Surya terlihat tetap berdiri di tempat dengan baik. Selain itu, saat ini di tubuhnya juga ada lapisan baju besi yang terbuat dari energi spiritual yang melindungi seluruh tubuhnya.Panji dan Betran sama-sama terkejut. Memunculkan baju besi, tidak hanya membutuhkan energi spiritual yang besar, tetapi juga membutuhkan kendali energi spiritual untuk mencapai pemahaman yang paling hakiki. Banyak kultivator tingkat suci yang masih tidak da
Setelah penyiksaan yang kejam ini, ular naga api itu akhirnya kehilangan kemampuan untuk melawan. Ia mengeluarkan suara merintih seolah sedang memohon ampun. Pada saat ini, Surya berhenti, lalu melemparkan ular naga api itu ke tanah. Kemudian, dia berdiri di depan ular naga api itu dan memandangnya.Saat ini, ular naga api itu tidak terlihat ganas seperti sebelumnya lagi. Ia hanya menundukkan kepalanya dengan patuh di bawah kaki Surya."Apakah kamu sudah terima kekalahan?" tanya Surya dengan lirih.Ular naga api itu sepertinya bisa memahami ucapan manusia, ia mengangguk patuh sebagai jawaban.Surya mencibir dan berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku akan mencarikanmu tempat tinggal dulu. Saat aku punya waktu luang, aku akan bicara baik-baik denganmu."Setelah berkata demikian, Surya mengangkat ular naga api itu dan melemparkannya langsung ke dalam ruang penyimpanan.Melihat ular naga api itu yang menghilang secara tiba-tiba, Panji dan Betran sama-sama tampak bingung, tidak tahu apa yang
Setelah beberapa saat, Panji berkata dengan wajah gembira, "Senior, teknik ini sangat luar biasa dan nggak pernah ada dalam sejarah. Apakah kamu benar-benar rela membiarkanku berlatih teknik ini?""Aku nggak bisa membiarkanmu datang ke sini dengan sia-sia, 'kan?" sahut Surya seraya tersenyum. Teknik itu sangat berbeda dengan Teknik Naga Sejati, tetapi di mata Andre, teknik itu seperti harta karun. Tampaknya metode berlatih Keluarga Antonela tidak cukup bagus.Pada saat ini, Betran juga muncul dan melihat ke tangga batu, tetapi Surya tidak berkata apa-apa.Setiap orang mempunyai kemajuan yang berbeda-beda dalam berlatih sebuah teknik. Semua itu tergantung pada ketekunan dan bakat alami masing-masing.Jika mereka ingin belajar, biarkan saja mereka mempelajarinya.Mereka berdua menghabiskan waktu lebih dari sepuluh menit untuk menghafalkan teknik itu dalam pikiran mereka. Namun, mereka hanya menghafalkannya saja. Jika ingin memahaminya, mereka harus kembali dan mempelajarinya secara perla
Surya menatap pria dan wanita itu, kemudian membalas sambil mengerutkan kening, "Apakah kedai sarapan ini punya keluargamu?""Bukan punya keluargaku, tapi saat aku makan, aku nggak mau ada orang lain karena bisa membuatku kehilangan nafsu makan," jawab pria itu dengan mendominasi. Sementara wanita berpakaian menggoda di sebelahnya juga tertawa, seolah mengagumi sikap mendominasi pria itu.Surya hendak berbicara ketika pemilik kedai berlari, lalu berbisik di telinga Surya, "Kak, cepat pergi. Kamu nggak mampu menyinggungnya. Jangan membuat masalah untuk dirimu sendiri.""Justru aku ini paling nggak takut dengan masalah," sahut Surya dengan tenang.Pemilik kedai itu mengerutkan kening, masih hendak membujuk Surya. Namun, pria tadi sudah menyingsingkan lengan bajunya sambil berjalan mendekat, sepertinya dia hendak mengambil tindakan.Pemilik kedai itu sangat ketakutan, jadi dia segera melarikan diri. Kali ini, Surya melirik ke arah Betran. Betran pun langsung mengerti, lalu berdiri dari te
Betran mendengus dingin, menghindari kerumunan, lalu melayangkan tinju dan tendangannya. Setelah beberapa menit, orang-orang itu tergeletak di tanah sambil merintih tanpa henti.Pria itu tercengang. Dia menatap kosong ke arah Betran dengan ekspresi bingung.Saat ini, Betran sudah berjalan ke arah pria itu seraya berkata, "Berengsek, kami jadi nggak bisa makan dengan tenang. Aku akan merasa bersalah pada diriku sendiri kalau nggak menghabisimu sampai babak belur."Melihat Betran yang tampak galak, pria itu langsung merasa panik dan berlari sambil berseru, "Kalian tunggu saja, akan ada orang yang menghabisi kalian."Betran hendak mengejar pria itu, tetapi Surya memanggilnya kembali. "Pak, kita biarkan dia pergi begitu saja?" tanya Betran.Surya menjawab, "Sepertinya ada orang lain di belakangnya. Kita tunggu saja. Kalau kita nggak membereskan mereka semua, pemilik kedai ini mungkin nggak bisa berbisnis dengan tenang."Betran mengangguk. Dia pun duduk di samping Surya dan melanjutkan maka
Surya tersenyum kecil, kemudian berkata, "Bukan, aku takut kalian merusak barang di sini. Kalian bertarung saja di luar.""Sial, kalian benar-benar cari mati." Handi yang merasa dihina, seketika menjadi murka. Dia melambaikan tangannya, beberapa anak buahnya yang kekar pun langsung maju.Beberapa orang itu jelas bukan sekelompok dengan rombongan Olin tadi. Mereka semua bisa sedikit bela diri, tampak sangat tangkas saat bergerak.Namun, saat ini Betran berdiri, lalu langsung berjalan ke hadapan mereka dengan cepat. Dia meninju mereka ke dinding hingga mereka memuntahkan darah dan tumbang di tanah.Melihat itu, Handi terkesiap. Namun, saat ini Betran sudah sampai di hadapannya dan mengangkatnya, lalu melemparnya ke luar.Sebelum Handi tersadar, Betran sudah membungkuk dan menamparnya belasan kali.Seiring dengan suara tamparan yang keras, Handi sudah ditampar sampai pusing. Seketika, dia tidak dapat membedakan arah.Setelah Betran menampar Handi, dia menepuk pundak pria itu sambil berkat
Begitu pria paruh baya itu turun, Handi juga muncul dari samping, lalu mengatakan sesuatu padanya. Setelah pria paruh baya itu mendengarnya, dia melirik sekilas ke arah kedai baru berjalan mendekat secara perlahan."Bos mereka sudah datang, Alam Energi Sejati. Betran, tunjukkanlah kemampuanmu," kata Surya sambil tersenyum.Betran menjawab sambil tersenyum, "Tenang saja, Pak. Masa aku nggak bisa membereskan seorang kultivator Alam Energi Sejati?"Betran sama sekali tidak menganggap pria paruh baya itu. Surya juga sedikit kecewa. Kenapa bos di Kota Lasti hanya seorang kultivator Alam Energi Sejati saja?Setelah pria paruh baya itu sampai di kedai, dia langsung duduk di seberang Surya dan Betran. Dua pengawal itu berdiri di belakang pria paruh baya itu. Sementara Handi yang wajahnya bengkak, menatap Surya dan Betran dengan penuh amarah."Siapa nama kalian?" tanya pria paruh baya itu dengan sopan.Betran terkekeh sembari menjawab, "Betran Yulio, sedangkan ini bosku, Surya Pratama.""Oh, ma
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di