Awalnya, Surya sebenarnya berpikir untuk menghindar, tapi di belakangnya ada penonton yang tidak bersalah. Dalam pertempuran ini, Surya tidak ingin melukai orang yang tidak bersalah. Oleh karena itu, Surya hanya bisa mengucapkan mantra untuk menggunakan Pelindung Naga Biru dengan enggan."Groar!"Bayangan Naga Biru mengaum, langsung menghancurkan puing bebatuan yang melayang di udara. Kemudian, batu-batu tersebut terapung di udara sebentar sebelum jatuh dengan suara keras."Groar!"Aiden mengeluarkan raungan marah, melompat, lalu mendarat di samping Surya. Dengan satu ayunan tangan, cakar tajamnya melayang menuju jantung Surya. Pada saat-saat genting ini, Surya sekali lagi menggunakan Pelindung Naga Biru."Bum!"Saat cakar tajam Aiden bersentuhan dengan energi pelindung, terjadi ledakan energi yang membuat Surya terlempar hingga beberapa meter ke belakang. Semua ini terjadi hanya dalam hitungan detik, membuat semua orang yang ada di arena terpaku. Mereka belum pernah melihat pertempura
Melihat situasi ini, Aiden merasa tidak terima. Dia mengumpulkan energinya hingga menjadi bola cahaya putih yang makin lama makin membesar. Dalam sekejap, bola itu sudah berubah sebesar meja batu. Kemudian, dia menghantamkannya ke arah Surya dengan keras. Surya berubah menjadi bayangan, terbang masuk ke dalam bola cahaya, sementara Aiden meraung dengan marah. Dia terus mengirimkan energi ke dalam bola cahaya tersebut.Namun, meskipun begitu, bola cahaya mulai menyusut perlahan-lahan. Akhirnya, Surya sudah sepenuhnya berhasil menyerap bola cahaya itu. Kemudian, dia menyerang ke arah dada Aiden dengan keras sambil menyemburkan sinar cahaya putih dari telapak tangannya. Surya menggunakan kekuatan bola cahaya untuk melepaskan energinya ke dalam tubuh Aiden."Bum!"Setelah suara dentuman keras, tubuh Aiden yang terluka parah mulai menyusut dengan cepat, kembali ke bentuk tubuh manusia normal. Kemudian, dia jatuh tersungkur di tanah.Surya mendarat di tanah, lalu maju selangkah demi selangka
Menurut aturan pertandingan, seorang penjaga menengah memang dapat bergabung dalam babak final. Namun, jika penjaga menengah melakukan ini, targetnya pasti adalah untuk menjadi kepala penjaga.Orang yang mampu menjadi kepala penjaga tentunya memiliki kekuatan kultivasi yang sangat tinggi. Biasanya memerlukan setidaknya lima ratus tahun untuk menghasilkan satu kepala penjaga. Oleh karena itu, banyak orang yang secara otomatis mengabaikan persaingan babak final untuk menjadi kepala penjaga.Mata semua orang tertuju pada pertandingan ketiga dalam babak final. Karena pertandingan ketiga ini adalah babak kualifikasi untuk menjadi penjaga menengah.Surya sebenarnya tidak pernah menyangka bahwa Markus akan berpartisipasi dalam pertandingan. Oleh karena itu, mendengar berita ini dari Midal membuatnya sangat terkejut. Midal menghela napas, lalu berujar, "Haih, sebenarnya aku juga nggak yakin apakah Tuan Muda Markus akan benar-benar berpartisipasi dalam pertandingan ini atau nggak. Tapi Keluarga
Gerardo mengangkat gelas anggur, memberi hormat pada Surya, lalu meminumnya dengan satu tegukan. Melihat ini, Surya juga mengangkat gelasnya sebagai balasan. Keduanya sama-sama meneguk anggur dalam gelas mereka. Setelah meletakkan gelasnya, Surya berkata, "Jadi, maksud Pak Gerardo adalah aku harus mengalahkan Tuan Muda Markus dalam pertempuran besok, benar?""Markus memang pantas mati, tapi aku mau membuat seluruh dunia tahu kalau Markus mati karena keangkuhannya sendiri. Aku juga ingin membuat Keluarga Silom tahu, siapa yang berkuasa di Kota Utama Victor.""Markus dan adiknya, Marchi, memiliki karakter yang sama. Keduanya terlalu sombong. Tapi karena Markus adalah putra tertua Keluarga Silom, dia cenderung lebih berhati-hati dalam bertindak. Tapi, orang ini pasti akan memendam dendam. Besok kamu hanya perlu mengalahkan Markus, membuatnya mengakui kesalahannya," lanjut Gerardo."Aku yakin Markus nggak akan mau menyerah. Kalau dia tiba-tiba menyerang balik, kamu jadi punya alasan untuk
"Aku dengar Keluarga Silom sudah lama memiliki niat untuk merebut posisi penguasa kota. Sepertinya akan ada pertunjukan menarik yang bisa kita saksikan di pertandingan hari ini.""Benar. Putra tertua Keluarga Silom, Markus, pasti nggak akan membiarkan Surya lolos begitu saja. Hanya saja, aku nggak tahu siapa yang akan menang."...Semua orang saling berdiskusi dengan penuh semangat. Gerardo mengantarkan Surya sampai ke tempat masuk turnamen, lalu berkata, "Aku masih ada beberapa urusan penting yang harus diselesaikan. Aku mungkin akan kembali sebelum pertandingan ketiga dimulai. Semoga sukses.""Terima kasih, Pak Gerardo."Setelah mengantar kepergian Gerardo, Surya berjalan sendirian menuju arena untuk mengambil nomor undian. Setelah pertarungan kemarin, hari ini hanya tersisa tiga puluh orang yang masuk ke babak final.Surya mendapatkan nomor undian 19. Jika mengikuti urutan satu lawan satu dari tiga puluh orang, seharusnya dia akan tampil belakangan. Namun, kemudian Surya mengetahui
Para kultivator di depan, yang merupakan bagian dari Keluarga Silom, bertarung satu sama lain. Kultivator yang relatif lebih lemah segera menyerah dalam waktu kurang dari satu menit setelah pertarungan dimulai. Babak pertama mencapai pertandingan ke-15 dalam waktu kurang dari satu jam.Di antaranya, ada dua pertandingan antara kultivator dan pelayan Keluarga Silom, yang akhirnya dimenangkan oleh kultivator tersebut. Empat pertandingan terakhir, dua di antaranya berakhir dengan cepat. Di pertandingan ketiga, mata Surya berbinar ketika dia melihat Luca yang menggunakan Teknik Cengkeraman Harimau kembali muncul.Benar saja, dia juga berhasil maju ke babak final. Saat Luca bertarung melawan pelayan Keluarga Silom, dia melafalkan mantranya, mengendalikan bayangan harimau yang terus menyerang pelayan Keluarga Silom.Pelayan itu tampak terus mundur, tapi tiba-tiba dia berteriak keras pada saat ini. Dia melepaskan energi yang lebih kuat, melompat tinggi sambil memegang sebilah pedang besar, la
"Hahaha!"Melihat situasi ini, Markus tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Surya, apa kamu pikir aku seceroboh dirimu? Biarkan aku memberitahumu, sebenarnya aku sudah memahami kekuatan aturan ruang kegelapan. Sekarang, biarkan kekuatan aturan ruang kegelapanku menelan semua energimu!"Setelah mendengar ini, Surya tampak terkejut. Namun, dia segera kembali tenang. Dia langsung merentangkan kedua tangannya untuk menahan bola energi Markus.Detik berikutnya, tangan Surya mulai memancarkan cahaya putih. Energi dalam bola energi tersebut dengan cepat diserap oleh Sarung Tangan Cahaya milik Surya. Saat melihat bola energi miliknya makin mengecil, ekspresi Markus berubah kaget, lalu dia berkata, "Apa? Kamu ... kamu ternyata adalah anak cahaya!"Surya tidak mengerti mengapa para kultivator di ruang tengah menjadi sangat terkejut setelah mengetahui identitasnya. Namun, saat ini bukanlah waktu untuk mencari jawaban. Surya hanya bisa mempercepat penyerapan energi dari bola energi tersebut. Meli
"Hahaha!"Markus tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Surya, kamu sudah melihatnya, 'kan? Sekarang, semua orang ingin melihatmu mati. Kamu pikir kamu mewakili keadilan, mewakili cahaya, tapi sayangnya, kamu nggak akan pernah memahami hati manusia. Meskipun kamu adalah penerus anak cahaya, kamu harus mati!"Setelah berkata demikian, Markus segera membuat segel dengan kedua tangannya, lalu mengucapkan mantranya. Pada saat ini, di ruang depan kiri dan kanan Markus, muncul dua pusaran besar di udara. Dari pusaran itu, muncul dua bayangan hitam penyihir.Kedua penyihir itu mengayunkan tongkat mereka secara bersamaan, membuat batu-batu besar jatuh dari langit dengan cepat. Surya berlari menghindar ke kiri dan ke kanan, tapi batu-batu itu terlalu banyak. Dalam sekejap, batu besar jatuh dari udara.Surya hanya bisa mengangkat kedua tangannya untuk menahan batu besar itu. Segera setelah itu, batu besar kedua menghantam batu pertama, kemudian batu ketiga pun turun.Surya menggertakkan gigi, tu