...Surya berlari kecil untuk mengikuti Vitro sampai ke dermaga. Ombak terus menerus menghantam pantai, membuat suara kecipuk air berulang kali terdengar. Surya menatap Vitro yang berdiri di dermaga. Dengan tangan di pinggang, Surya mengerucutkan bibirnya, lalu berkata, "Paman, sebenarnya kamu nggak perlu merasa sedih. Setidaknya aku percaya padamu. Mungkin kita bisa mencari cara lain untuk mengeluarkan Iblis Malam dari tubuhmu."Vitro menggelengkan kepala, menatap ke arah laut, lalu berkata dengan kening berkerut, "Nggak, sebenarnya aku nggak pernah menyalahkan orang tuaku. Sebaliknya, aku merasa mereka sudah sangat baik padaku. Mungkin ini memang takdirku. Orang lain di usiaku seharusnya sudah menikah, sudah punya banyak anak, tapi aku hanya bisa hidup sendirian.""Apa yang mereka katakan benar. Kalau dengan mengorbankan diriku bisa menyelamatkan seluruh penduduk desa kecil ini, aku bersedia melakukannya. Mungkin nggak akan ada yang mengingatku lagi di masa depan, tapi setidaknya aku
Dalam pandangan Surya, Vitro adalah seorang yang baik. Dia seharusnya tidak diperlakukan seperti ini. Meskipun Vitro sebagai manusia biasa tidak dapat menanggung tekanan kekuatan pikiran dari Lingkaran Sihir Perangkap Naga, tapi ini adalah ruang tanpa malam yang diciptakan untuk kultivator Klan Naga.Dengan demikian, sangat mungkin Iblis Malam mengetahui beberapa hal tentang Klan Naga. Mungkin juga Iblis Malam yang muncul kali ini mengetahui tentang keberadaan Lingkaran Sihir Perangkap Naga. Namun, Lingkaran Sihir Perangkap Naga adalah lingkaran sihir yang sangat rahasia bagi Klan Naga. Oleh karena itu, orang luar hanya tahu nama dan efek lingkaran sihir ini, tapi tidak mengetahui syarat untuk mengaktifkan lingkaran sihir ini.Oleh karena itu, Surya berpikir bahwa setelah Iblis Malam melihatnya menyusun Lingkaran Sihir Perangkap Naga, mungkin Iblis Malam itu akan merasa takut terhadap lingkaran sihir ini, lalu akan meninggalkan tubuh Vitro secara sukarela. Asalkan Iblis Malam keluar da
"Petualang muda, kamu yang sudah memaksaku melakukan ini. Karena sudah begini, jangan salahkan aku!"Setelah berkata demikian, sosok bayangan hitam itu melompat ke depan, langsung menyatu dengan tubuh Surya, mencoba mengendalikan tubuhnya. Namun, pada saat itu suara gembira Penguasa Kegelapan bergema di pikiran Surya, "Energi gelap yang begitu murni, sungguh luar biasa.""Apa? Yang Mulia Dewa Iblis, kamu ...."Sosok bayangan hitam itu tidak punya kesempatan untuk melawan. Dia langsung ditelan dengan paksa oleh Penguasa Kegelapan. Dalam beberapa detik yang singkat, Iblis Malam itu sudah berubah menjadi energi Penguasa Kegelapan. Surya turun dari udara, berdiri di pantai, lalu melihat Vitro yang sedang berlutut sambil menangis."Paman Vitro, semuanya sudah berakhir. Iblis Malam itu sudah mati. Jangan menangis lagi.""Nggak, aku sudah nggak peduli lagi." Vitro tiba-tiba menggelengkan kepalanya. Air matanya terus mengalir, sementara ekspresinya tampak hancur.Pada saat itu, terdengar langk
"Aku menyerap energi Iblis Malam. Meskipun hanya 10% dari energi gelap Dewa Jahat yang tersisa di dalam tubuhmu, aku bisa menembus hambatan untuk mengendalikan tubuhmu dengan bantuan Iblis Malam.""Tapi Senior Govi sudah menyegel 10% energi gelap di tubuhku. Dengan adanya segel ini, apa kamu masih bisa membuka segelnya sesuka hati?""Nggak bisa. Tapi dengan energi Iblis Malam, aku bisa menembus beberapa batasan.""Ternyata begitu.""Jangan khawatir, aku nggak akan membunuhmu. Karena kalau aku membunuhmu, segel ini akan menghilang, membuat Govi akan segera mengetahuinya. Kalau itu sampai terjadi, aku takut aku hanya akan tersegel selamanya dalam ruang ini. Aku nggak mau hidup ribuan atau bahkan puluhan ribu tahun dengan tersegel.""Itu sebabnya kamu bersedia bekerja sama denganku, 'kan?""Benar, kamu bisa menganggapnya begitu. Tapi aku pikir, nggak ada salahnya melakukan ini. Bagaimanapun juga, kita akhirnya bisa saling menguntungkan. Aku bisa membantumu, pengalamanmu juga harusnya bisa
Saat pria tua itu mendengar perkataan Surya, bukan hanya dia tidak merasa khawatir, sebaliknya dia malah tersenyum sambil menepuk bahu Surya, lalu berujar, "Anak muda, kalau seseorang bisa melakukan satu hal dengan baik seumur hidupnya, itu sudah cukup bagus. Cermin perunggu yang kami produksi di desa ini kualitasnya jauh lebih baik daripada yang diproduksi di tempat lain. Jadi nggak perlu khawatir cermin perunggu dari Desa Bornia nggak terjual.""Benarkah? Pak Tua, apa kamu nggak menipuku?""Untuk apa aku berbohong padamu? Kalau kamu nggak percaya, lihat saja sendiri. Kamu akan tahu setelah kamu melihatnya sendiri.""Baiklah. Terima kasih, Pak Tua."Setelah melihat kepergian pria tua itu, Surya mengamati beberapa pekerja kekar yang sedang menggosok cermin. Dia menemukan bahwa mereka menggosok cermin perunggu dengan teknik dan keterampilan biasa, tidak ada yang istimewa. Surya berpikir mungkin kualitas perunggu yang lebih baik bisa membuat cermin perunggu yang dihasilkan memiliki kuali
Tak lama kemudian, awan hitam semakin banyak hingga akhirnya menutupi seluruh Desa Bornia. Berbeda dengan tempat di luar desa yang terang benderang, Desa Bornia tampak seperti malam hari. Pada saat ini, orang-orang yang tadinya sedang menggosok cermin mulai meregangkan tubuh, kembali ke rumah untuk beristirahat.Orang-orang di ruang tanpa malam juga menjalani kehidupan sesuai dengan aturan. Mereka bekerja saat matahari terbit, lalu beristirahat saat matahari terbenam. Namun, setelah matahari terbenam, langit akan tetap terang. Sumur Malam di Desa Bornia dapat menciptakan efek malam hari, membuatnya menjadi pemandangan yang menakjubkan di ruang tanpa malam.Surya duduk di atas sebuah batu yang berada tidak jauh dari Sumur Malam, dengan tenang mengamati sumur itu. Ketika suara terakhir dari orang-orang yang menggosok cermin menghilang, seluruh desa menjadi sunyi. Surya segera berjalan ke arah Sumur Malam, mencondongkan setengah tubuhnya ke depan, lalu menunduk untuk melihat air di dalam
Detik berikutnya, pemuda itu melompat keluar dari air. Satu kakinya menginjak tanah, sementara gelombang aura kegelapan menyebar dari kakinya ke segala arah. Pemuda itu menatap Surya sambil berkata, "Apakah kamu berani masuk denganku?""Kenapa nggak berani?"Surya tidak menghindar, langsung masuk ke dalam ruang medan milik pemuda itu. Ini adalah ruang kegelapan. Di dalam ruang kegelapan ini, hanya ada Surya dan pemuda itu saja.Keduanya saling memandang. Kemudian, pemuda itu membuat sebuah cermin perunggu raksasa muncul di hadapannya dengan pikirannya. Pemuda itu berujar, "Cermin ini menyimpan misteri besar. Apa kamu berani masuk ke dalam dunia di dalam cermin perunggu ini bersamaku?""Aku bersedia mencobanya."Sudut mulut pemuda itu melengkung membentuk senyuman saat dia berkata, "Kalau begitu, ayo kita lakukan."Setelah berkata demikian, pemuda itu berjalan masuk ke dalam cermin. Surya juga berubah menjadi bayangan, lalu ikut masuk ke dalam cermin perunggu.Cahaya putih melintas di d
Pemuda itu memandang ke kejauhan sambil bercerita, "Empat orang yang dimaksud oleh Pak Surya adalah Agda Parzival, Lenart Sterre, Arki Simonides dan Javion Vahid. Keempatnya pernah melakukan pembunuhan, hanya saja orang lain nggak mengetahuinya.""Di antara mereka, Agda adalah yang paling jahat. Saat menjual cermin perunggu di Kota Simo, dia secara kebetulan tertarik pada istri seorang pedagang barang antik bernama Ramil Olamide.""Istri Ramil, Zandra Baidar, adalah wanita yang nggak setia. Dia bukanlah seorang istri yang baik. Saat melihat Agda tertarik padanya, dia diam-diam menggoda dan merayu Agda. Pada akhirnya, keduanya menjalin hubungan perselingkuhan. Kemudian, Agda mulai merencanakan untuk merebut Zandra, menjadikan wanita itu miliknya.""Zandra nggak mau melepaskan harta milik Ramil. Dia juga sudah lama berencana untuk membunuhnya, lalu melarikan diri dengan kekayaan Ramil bersama kekasih gelapnya. Hanya saja, sebagai seorang wanita, Zandra nggak akan bisa melakukan semuanya