"Agda hanya berpura-pura setuju saja, tapi dia sudah nggak percaya lagi pada wanita. Setelah keempatnya selesai bermain-main dengan Eden, Agda memerintahkan Arki untuk mencekik Eden dengan tali. Abia yang melihat ibunya dicekik sampai mati hanya bisa menangis keras di tempat.""Melihat hal itu, Agda juga memerintahkan Javion untuk mencekik Abia. Dengan begitulah, keluarga Narto terbunuh oleh tangan keempat pria tersebut. Pada akhirnya, mayat Narto dan keluarganya dikubur di atas tanah tandus, sebelum keempatnya melarikan diri dari Gunung Jamang."Setelah mendengar cerita pemuda itu, Surya mengernyitkan kening sambil berkata, "Agda dan ketiga orang lainnya ternyata sudah melakukan hal seperti itu?"Pemuda itu menghela napas, lalu berujar, "Hati manusia nggak bisa ditebak. Dari luar, Agda dan ketiga orang lainnya tampak seperti orang yang nggak mungkin melakukan kejahatan. Tapi mereka benar-benar sudah membunuh empat orang.""Malam itu, Agda melihat Ramil di dalam air sumur, sehingga dia
"Mungkin di masa depan, kekuatanmu bisa mencapai tingkatan yang melampaui kekuatanku. Pada saat itu, dunia dalam cermin perunggu yang kamu ciptakan mungkin akan memiliki aliran waktu seribu kali lebih cepat daripada di dunia luar.""Ini ...."Setelah mendengar hal itu, wajah Surya berubah menjadi merah. Dia berkata, "Rasanya kurang pantas kalau aku melakukan ini. Senior Eiren dan Nona Yoseva saling mencintai satu sama lain dengan tulus. Meskipun kamu nggak memberikan cermin perunggu ini padaku, aku pikir aku bisa menunggu seratus tahun untukmu. Sebenarnya, aku juga sangat mengagumimu. Aku nggak mau mengambil keuntungan dari situasimu.""Ini namanya bukan mengambil keuntungan dari situasiku. Aku hanya merasa kita memiliki takdir yang saling terkait. Jadi, setelah aku pergi, cermin perunggu ini mungkin juga akan merasa kesepian. Mungkin memberikannya padamu untuk membantumu berlatih adalah hal yang baik.""Begitu, ya? Kalau begitu, aku nggak akan menolaknya lagi."Surya menerima cermin p
Surya mencoba memasukkan kekuatan cahaya dari dalam tubuhnya ke dalam cermin perunggu, lalu menggunakan Sarung Tangan Cahaya untuk menyerap energi di sekitarnya. Dalam hitungan detik, seluruh bangunan kuno tiba-tiba bergetar hebat.Pada saat ini, sesosok bayangan tiba-tiba terbang masuk. Eiren tampak melotot ke arah Surya sambil berkata, "Apa yang mau kamu lakukan?"Dalam kebingungan, Surya buru-buru menghentikan latihannya. Seketika itu juga, bangunan yang berguncang itu kembali tenang. Surya menatap Eiren dengan sedikit gugup, lalu menjawab, "Aku sedang mencoba melihat apakah aku bisa mengendalikan cermin perunggu ini."Eiren membalas, "Surya, kamu seharusnya tahu kalau tempat ini adalah dunia yang terbuat dari energi. Jadi kamu nggak bisa menyerap energi di sini. Kalau nggak, seluruh dunia cermin perunggu ini akan hancur. Meski dunia cermin perunggu ini nggak hancur, aliran waktu akan berubah."Sambil mengatakan ini, Eiren menggelengkan kepalanya, dengan serius menatap Surya, lalu m
Surya berkata dengan wajah pucat, "Kamu nggak perlu merasa terlalu senang. Kalau aku bisa mematahkan segel kedua, tentu saja aku juga punya kemampuan untuk mengendalikan 20% energi gelap ini.""Aku harap begitu," kata Penguasa Kegelapan dengan penuh amarah."Yoseva.""Yoseva!"...Pada saat itu, gelombang energi suara yang kuat datang menyerang, menghancurkan seluruh bangunan kuno hingga menjadi serpihan. Surya membelalakkan mata penuh keterkejutan, lalu dengan cepat berubah menjadi bayangan yang terbang menuju bangunan kuno di tengah danau besar.Beberapa saat kemudian, Surya mendarat dengan stabil. Dia melihat Eiren duduk di antara puing-puing sambil memeluk tubuh Yoseva yang sudah tak bernyawa. Rambut hitam Eiren entah sejak kapan sudah berubah menjadi putih. Pada saat itu, Eiren tampak sangat sedih. Dia duduk di sana dengan air mata mengalir, lalu pelan-pelan memanggil, "Yoseva."Saat melihat ini, hati Surya juga merasakan kepiluan. Namun, ini adalah takdir yang sudah ditentukan un
"Dengarkan kata-kata Bibi. Tetaplah di sini beberapa hari untuk istirahat. Jangan buru-buru meninggalkan Desa Bornia."Surya tersenyum pada Isabel, lalu menjawab, "Terima kasih, Bibi Isabel."Di hati Surya muncul perasaan hangat. Dia tak menyangka orang-orang Desa Bornia sudah menyelamatkannya dua kali. Namun, pada saat itu suara Penguasa Kegelapan muncul di benaknya, "Kamu sangat berterima kasih pada mereka, 'kan? Baiklah, kalau begitu aku akan membunuh mereka semua. Satu pun nggak akan aku ampuni!""Penguasa Kegelapan, bisakah kamu nggak bersikap begitu impulsif?""Huh, Surya, jangan lupa, kita adalah dua orang yang berbeda. Kamu dan Govi sudah menghancurkan rencanaku untuk menjadi Dewa Iblis. Apakah kamu pikir seorang Dewa Iblis akan rela tunduk padamu?""Aku ingin sekali membunuhmu, membunuh Govi. Kalian berdua akan membayar harganya suatu hari nanti.""Ahh!"Penguasa Kegelapan tiba-tiba menjerit kesakitan. Pada saat yang sama, Surya juga mengeluarkan jeritan kesakitan. Dia melihat
Surya terhuyung-huyung saat mencapai kota kecil di kaki gunung. Setiap langkah yang diambilnya membuat dada kirinya terasa sakit. Dia menggertakkan giginya, melihat bahwa segel di dada kirinya kembali terbuka hingga membuat darah mengalir keluar.Tadi di tepi sungai, segel itu sudah mengering, tapi kenapa sekarang lukanya kembali terbuka? Surya bertanya-tanya dalam hatinya. Tiba-tiba, dia teringat akan sesuatu, "Apakah ini ulahnya?"Sekarang, Penguasa Kegelapan berada di dalam tubuh Surya, mereka berbagi satu tubuh. Ketika Surya merasakan sakit, Penguasa Kegelapan juga akan merasakannya. Jadi, ketika Surya jatuh pingsan, Penguasa Kegelapan juga akan ikut kehilangan kesadaran.Kini, saat Surya kembali tersadar, Penguasa Kegelapan pun juga akan tersadar kembali. Setelah memikirkan ini, Surya tersenyum pahit, lalu bergumam pelan, "Sepertinya luka di dada kiri ini nggak akan sembuh dengan sendirinya."Surya awalnya berpikir Penguasa Kegelapan akan mendengarkan perintahnya. Namun, Penguasa
...Surya mendengar dari percakapan orang-orang bahwa penduduk Kota Girnan sudah meramal bahwa dalam beberapa hari ini, akan terjadi bencana besar yang langka sekali terjadi dalam lima puluh tahun di kota mereka. Jika mereka bisa mengatasi bencana ini, popularitas Kota Girnan akan meningkat pesat. Namun, jika mereka gagal, penduduk kota akan menghadapi bencana besar yang mengancam kehidupan mereka.Untuk mengatasi bencana ini, penduduk Kota Girnan dengan sukarela menyumbang, serta mengumpulkan dana untuk membeli patung Dewa Agung Pengendali Gunung, Amos Gunter, agar melindungi mereka selama masa-masa sulit ini.Dalam hatinya, Surya merasa kebingungan. Dia tidak tahu bencana apa yang akan menimpa Kota Girnan. Mungkinkah itu adalah Iblis Malam? Jika itu adalah Iblis Malam kelima, Surya bersedia tinggal di sana untuk membantu penduduk kota menyingkirkan Iblis Malam.Meskipun sekarang segel di dadanya sudah terbuka, dia yakin setidaknya Penguasa Kegelapan tidak akan mencelakakan dirinya da
Pada saat itu, dari langit terdengar suara gemuruh petir yang keras. Suara ini membuat Surya mendongak ke atas dengan penuh keterkejutan. Di langit, awan hitam tebal menggumpal seperti akhir dunia telah tiba."Awan hitam!"Surya berkata dengan penuh semangat, "Itu pasti Iblis Malam. Pasti Iblis Malam yang sudah membunuh mereka!"Pada saat itu, cahaya putih yang menyilaukan melintas. Tetua Tanpa Malam muncul di belakang Surya sambil berkata, "Surya, apa kamu masih belum mengerti? Kamu yang sudah membunuh semua penduduk Kota Girnan.""Apa?"Mendengar ini, Surya tiba-tiba berbalik menatap ke arah Tetua Tanpa Malam, lalu berujar, "Tetua Tanpa Malam, bagaimana bisa kamu ada di sini? Bagaimana mungkin aku? Nggak, bukan aku. Itu adalah perbuatan Iblis Malam. Iblis Malam yang sudah membunuh para penduduk."Tetua Tanpa Malam berkata dengan wajah dingin, "Aku adalah Tetua Tanpa Malam, sementara ini adalah ruang tanpa malam. Aku bisa pergi ke mana saja sesuka hatiku. Apa yang kamu katakan memang
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di