Detik berikutnya, pemuda itu melompat keluar dari air. Satu kakinya menginjak tanah, sementara gelombang aura kegelapan menyebar dari kakinya ke segala arah. Pemuda itu menatap Surya sambil berkata, "Apakah kamu berani masuk denganku?""Kenapa nggak berani?"Surya tidak menghindar, langsung masuk ke dalam ruang medan milik pemuda itu. Ini adalah ruang kegelapan. Di dalam ruang kegelapan ini, hanya ada Surya dan pemuda itu saja.Keduanya saling memandang. Kemudian, pemuda itu membuat sebuah cermin perunggu raksasa muncul di hadapannya dengan pikirannya. Pemuda itu berujar, "Cermin ini menyimpan misteri besar. Apa kamu berani masuk ke dalam dunia di dalam cermin perunggu ini bersamaku?""Aku bersedia mencobanya."Sudut mulut pemuda itu melengkung membentuk senyuman saat dia berkata, "Kalau begitu, ayo kita lakukan."Setelah berkata demikian, pemuda itu berjalan masuk ke dalam cermin. Surya juga berubah menjadi bayangan, lalu ikut masuk ke dalam cermin perunggu.Cahaya putih melintas di d
Pemuda itu memandang ke kejauhan sambil bercerita, "Empat orang yang dimaksud oleh Pak Surya adalah Agda Parzival, Lenart Sterre, Arki Simonides dan Javion Vahid. Keempatnya pernah melakukan pembunuhan, hanya saja orang lain nggak mengetahuinya.""Di antara mereka, Agda adalah yang paling jahat. Saat menjual cermin perunggu di Kota Simo, dia secara kebetulan tertarik pada istri seorang pedagang barang antik bernama Ramil Olamide.""Istri Ramil, Zandra Baidar, adalah wanita yang nggak setia. Dia bukanlah seorang istri yang baik. Saat melihat Agda tertarik padanya, dia diam-diam menggoda dan merayu Agda. Pada akhirnya, keduanya menjalin hubungan perselingkuhan. Kemudian, Agda mulai merencanakan untuk merebut Zandra, menjadikan wanita itu miliknya.""Zandra nggak mau melepaskan harta milik Ramil. Dia juga sudah lama berencana untuk membunuhnya, lalu melarikan diri dengan kekayaan Ramil bersama kekasih gelapnya. Hanya saja, sebagai seorang wanita, Zandra nggak akan bisa melakukan semuanya
"Agda hanya berpura-pura setuju saja, tapi dia sudah nggak percaya lagi pada wanita. Setelah keempatnya selesai bermain-main dengan Eden, Agda memerintahkan Arki untuk mencekik Eden dengan tali. Abia yang melihat ibunya dicekik sampai mati hanya bisa menangis keras di tempat.""Melihat hal itu, Agda juga memerintahkan Javion untuk mencekik Abia. Dengan begitulah, keluarga Narto terbunuh oleh tangan keempat pria tersebut. Pada akhirnya, mayat Narto dan keluarganya dikubur di atas tanah tandus, sebelum keempatnya melarikan diri dari Gunung Jamang."Setelah mendengar cerita pemuda itu, Surya mengernyitkan kening sambil berkata, "Agda dan ketiga orang lainnya ternyata sudah melakukan hal seperti itu?"Pemuda itu menghela napas, lalu berujar, "Hati manusia nggak bisa ditebak. Dari luar, Agda dan ketiga orang lainnya tampak seperti orang yang nggak mungkin melakukan kejahatan. Tapi mereka benar-benar sudah membunuh empat orang.""Malam itu, Agda melihat Ramil di dalam air sumur, sehingga dia
"Mungkin di masa depan, kekuatanmu bisa mencapai tingkatan yang melampaui kekuatanku. Pada saat itu, dunia dalam cermin perunggu yang kamu ciptakan mungkin akan memiliki aliran waktu seribu kali lebih cepat daripada di dunia luar.""Ini ...."Setelah mendengar hal itu, wajah Surya berubah menjadi merah. Dia berkata, "Rasanya kurang pantas kalau aku melakukan ini. Senior Eiren dan Nona Yoseva saling mencintai satu sama lain dengan tulus. Meskipun kamu nggak memberikan cermin perunggu ini padaku, aku pikir aku bisa menunggu seratus tahun untukmu. Sebenarnya, aku juga sangat mengagumimu. Aku nggak mau mengambil keuntungan dari situasimu.""Ini namanya bukan mengambil keuntungan dari situasiku. Aku hanya merasa kita memiliki takdir yang saling terkait. Jadi, setelah aku pergi, cermin perunggu ini mungkin juga akan merasa kesepian. Mungkin memberikannya padamu untuk membantumu berlatih adalah hal yang baik.""Begitu, ya? Kalau begitu, aku nggak akan menolaknya lagi."Surya menerima cermin p
Surya mencoba memasukkan kekuatan cahaya dari dalam tubuhnya ke dalam cermin perunggu, lalu menggunakan Sarung Tangan Cahaya untuk menyerap energi di sekitarnya. Dalam hitungan detik, seluruh bangunan kuno tiba-tiba bergetar hebat.Pada saat ini, sesosok bayangan tiba-tiba terbang masuk. Eiren tampak melotot ke arah Surya sambil berkata, "Apa yang mau kamu lakukan?"Dalam kebingungan, Surya buru-buru menghentikan latihannya. Seketika itu juga, bangunan yang berguncang itu kembali tenang. Surya menatap Eiren dengan sedikit gugup, lalu menjawab, "Aku sedang mencoba melihat apakah aku bisa mengendalikan cermin perunggu ini."Eiren membalas, "Surya, kamu seharusnya tahu kalau tempat ini adalah dunia yang terbuat dari energi. Jadi kamu nggak bisa menyerap energi di sini. Kalau nggak, seluruh dunia cermin perunggu ini akan hancur. Meski dunia cermin perunggu ini nggak hancur, aliran waktu akan berubah."Sambil mengatakan ini, Eiren menggelengkan kepalanya, dengan serius menatap Surya, lalu m
Surya berkata dengan wajah pucat, "Kamu nggak perlu merasa terlalu senang. Kalau aku bisa mematahkan segel kedua, tentu saja aku juga punya kemampuan untuk mengendalikan 20% energi gelap ini.""Aku harap begitu," kata Penguasa Kegelapan dengan penuh amarah."Yoseva.""Yoseva!"...Pada saat itu, gelombang energi suara yang kuat datang menyerang, menghancurkan seluruh bangunan kuno hingga menjadi serpihan. Surya membelalakkan mata penuh keterkejutan, lalu dengan cepat berubah menjadi bayangan yang terbang menuju bangunan kuno di tengah danau besar.Beberapa saat kemudian, Surya mendarat dengan stabil. Dia melihat Eiren duduk di antara puing-puing sambil memeluk tubuh Yoseva yang sudah tak bernyawa. Rambut hitam Eiren entah sejak kapan sudah berubah menjadi putih. Pada saat itu, Eiren tampak sangat sedih. Dia duduk di sana dengan air mata mengalir, lalu pelan-pelan memanggil, "Yoseva."Saat melihat ini, hati Surya juga merasakan kepiluan. Namun, ini adalah takdir yang sudah ditentukan un
"Dengarkan kata-kata Bibi. Tetaplah di sini beberapa hari untuk istirahat. Jangan buru-buru meninggalkan Desa Bornia."Surya tersenyum pada Isabel, lalu menjawab, "Terima kasih, Bibi Isabel."Di hati Surya muncul perasaan hangat. Dia tak menyangka orang-orang Desa Bornia sudah menyelamatkannya dua kali. Namun, pada saat itu suara Penguasa Kegelapan muncul di benaknya, "Kamu sangat berterima kasih pada mereka, 'kan? Baiklah, kalau begitu aku akan membunuh mereka semua. Satu pun nggak akan aku ampuni!""Penguasa Kegelapan, bisakah kamu nggak bersikap begitu impulsif?""Huh, Surya, jangan lupa, kita adalah dua orang yang berbeda. Kamu dan Govi sudah menghancurkan rencanaku untuk menjadi Dewa Iblis. Apakah kamu pikir seorang Dewa Iblis akan rela tunduk padamu?""Aku ingin sekali membunuhmu, membunuh Govi. Kalian berdua akan membayar harganya suatu hari nanti.""Ahh!"Penguasa Kegelapan tiba-tiba menjerit kesakitan. Pada saat yang sama, Surya juga mengeluarkan jeritan kesakitan. Dia melihat
Surya terhuyung-huyung saat mencapai kota kecil di kaki gunung. Setiap langkah yang diambilnya membuat dada kirinya terasa sakit. Dia menggertakkan giginya, melihat bahwa segel di dada kirinya kembali terbuka hingga membuat darah mengalir keluar.Tadi di tepi sungai, segel itu sudah mengering, tapi kenapa sekarang lukanya kembali terbuka? Surya bertanya-tanya dalam hatinya. Tiba-tiba, dia teringat akan sesuatu, "Apakah ini ulahnya?"Sekarang, Penguasa Kegelapan berada di dalam tubuh Surya, mereka berbagi satu tubuh. Ketika Surya merasakan sakit, Penguasa Kegelapan juga akan merasakannya. Jadi, ketika Surya jatuh pingsan, Penguasa Kegelapan juga akan ikut kehilangan kesadaran.Kini, saat Surya kembali tersadar, Penguasa Kegelapan pun juga akan tersadar kembali. Setelah memikirkan ini, Surya tersenyum pahit, lalu bergumam pelan, "Sepertinya luka di dada kiri ini nggak akan sembuh dengan sendirinya."Surya awalnya berpikir Penguasa Kegelapan akan mendengarkan perintahnya. Namun, Penguasa