"Hukuman?""Hahaha!"Adam tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Ibu, kamu terlalu berhati-hati. Kita seharusnya bisa menjadi yang terkuat di ruang ini, tapi kenapa kita harus terus bersembunyi di bawah tanah sepanjang waktu? Alasannya adalah karena Ibu yang terlalu pengecut.""Cukup, Nak. Pemahamanmu tentang banyak hal masih sangat sedikit. Kita hanya bisa menyelesaikan misi kita sendiri di sini. Kita nggak boleh ikut campur dalam proses Dunia Manusia.""Aku nggak peduli!"Mata Adam tiba-tiba memerah. Dia menatap Surya, lalu berkata, "Ibu, nggak peduli apa pun katamu, aku akan membunuhnya hari ini!""Kamu, terimalah kematianmu!"Cairan di tangan Adam membentuk sebuah pedang panjang. Kemudian, pedang itu menyerang ke arah Surya. Surya buru-buru menghindar, mengelak dari serangan energi pedang itu.Cairan hitam mengalir dengan deras, berubah menjadi dinding yang mengurung Surya dari segala arah. Empat Adam muncul di empat arah berbeda, masing-masing memegang pedang panjang, lalu menusuk
Setelah kembali ke kamar hotel, Surya menghubungi nomor Nadya."Halo, Pak Surya. Apa ada yang bisa aku bantu?""Jadi begini, Nadya, aku sedang menghadapi beberapa masalah. Aku perlu tahu apakah ada sejenis makhluk cairan hitam yang tinggal di dalam gua yang belum diketahui oleh publik? Selain itu, apa saja karakteristik makhluk tersebut?""Baiklah, Pak Surya, mohon tunggu sebentar. Di sini, kami akan segera mengirimkan seseorang untuk memeriksa informasi terkait."Di telepon, Nadya terdiam selama sekitar setengah menit, sebelum akhirnya kembali berkata, "Pak Surya, berdasarkan data dari Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural saat ini, kami nggak menemukan data tentang makhluk cairan hitam yang tinggal di dalam gua. Jadi, ini mungkin bukan makhluk yang berasal dari bumi.""Aku mengerti."Setelah menutup telepon, Surya menghela napas. Dengan kekuatan Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural Aerovia, mereka bahkan tidak mengetahui keberadaan makhluk c
Tunggu sebentar!Suara ini!Mata Surya tiba-tiba membelalak. "Bagaimana? Apa akhirnya kamu ingat sekarang?" Pria paruh baya itu memelototi Surya. Detik berikutnya, pria paruh baya itu meninju dada Surya, membuat Surya terlempar mundur sejauh sepuluh meter. Pria itu berjalan masuk ke dalam kamar dengan tenang, lalu menutup pintu.Pada saat itu, Surya yang terlempar mundur puluhan meter memegangi dadanya yang sakit. Dia bertanya pada pria paruh baya yang dengan tenang masuk ke dalam ruangan, lalu duduk di sofa itu, "Apakah kamu Adam?""Benar."Pria paruh baya itu menyilangkan kakinya, lalu melanjutkan, "Aku Adam. Kamu harusnya merasa sangat beruntung sudah mendapatkan pengakuan dari ibuku. Tapi kalau kamu ingin mendapatkan pengakuanku, nggak akan semudah itu."Setelah rasa sakit di dadanya mereda, Surya memandang pria paruh baya itu, lalu berkata, "Aku nggak butuh pengakuanmu. Pada saat yang sama, kamu juga nggak perlu mendapatkan pengakuanku. Karena setiap orang memiliki kepribadian yan
"Pohon Kegelapan?"Surya terdiam. Sebelumnya, Surya tidak pernah mendengar tentang keberadaan Pohon Kegelapan, jangankan lagi mengetahui makhluk seperti apa itu.Pada saat itu, Adam tiba-tiba menjadi tidak sabar. Dia duduk kembali di sofa, lalu berkata, "Katakan padaku, apakah kamu mau menjadi muridku atau nggak? Sebelum kamu berbicara, aku ingatkan sekali lagi, kesempatan ini hanya akan datang sekali. Kalau kamu melewatkannya, kamu nggak akan pernah mendapatkan kesempatan lagi.""Maaf, aku nggak akan menjadi muridmu.""Huh!"Adam tersenyum simpul, lalu bertanya, "Kenapa? Apakah kamu pikir kekuatanku nggak sebanding dengan Zony?"Surya menjawab, "Kamu bahkan bukan lawanku. Bagaimana bisa kamu dibandingkan dengan Senior Zony?""Kamu!"Adam tertawa penuh amarah, lalu berkata, "Baiklah, kalau begitu aku nggak akan memaksamu. Sebenarnya, kalau kamu menjadi muridku, aku bisa mempertimbangkan untuk memaafkan penduduk Kota Anderson. Tapi karena kamu nggak mau menjadi muridku, masalah ini akan
Keesokan paginya, Surya sedang duduk bersila di atas tempat tidur untuk mengatur auranya saat terdengar suara ketukan pintu dari luar. Surya bangkit berdiri, lalu membuka pintu. Dia melihat polisi tua berdiri di sana dengan wajah penuh kekhawatiran, lalu berkata, "Pak Surya, tadi malam terjadi kasus orang hilang lagi. Dalam semalam, ada tiga anak kecil yang hilang di kota ini.""Apa?"Surya berkata dengan ekspresi terkejut di wajahnya, "Tiga anak hilang dalam satu malam?""Benar." Saat ini, polisi muda yang berdiri di samping berkata, "Kami sudah mencari di seluruh kota dan daerah sekitar kota, tapi kami nggak bisa menemukan satu anak pun.""Lalu apa rencana kalian?"Polisi tua itu berkata, "Pak Surya, seharusnya anak-anak itu nggak bisa pergi terlalu jauh. Jadi kami ingin meminta bantuanmu untuk membawa kami masuk ke dalam tambang mencari mereka.""Apa kalian berpikir kalau anak-anak itu masuk ke dalam tambang?"Sepuluh menit kemudian, Surya membawa tiga polisi masuk ke dalam Tambang
Di bawah tanah, di dalam sebuah istana yang indah, wanita itu memandang Adam sambil berkata, "Adam, kamu terlalu keras kepala. Mulai sekarang, kamu harus tinggal di istana ini. Jangan pergi keluar lagi.""Setidaknya sampai kultivator itu pergi, kamu nggak boleh keluar lagi.""Atas dasar apa?"Adam melotot sambil berkata, "Aku hanya membunuh beberapa orang manusia saja. Di mataku, mereka nggak berbeda dengan binatang. Ibu, kenapa kamu nggak mau membantuku?"Wanita itu menatap Adam selama beberapa detik, lalu berkata, "Adam, karena sekarang kamu sudah dewasa, bukan anak kecil lagi, kamu harus memahami beberapa hal. Alam semesta memiliki aturannya sendiri. Bumi tempat kita tinggal ini hanyalah ruang bawah.""Meskipun kita adalah eksistensi terkuat di bumi, alam semesta akan menghukum kita kalau kita melakukan kesalahan.""Aku nggak bisa menerimanya! Kenapa para kultivator bisa membunuh tanpa mendapat hukuman, sementara kita akan langsung mendapat hukuman karena membunuh ? Ini nggak adil."
Surya bangkit, lalu berjalan keluar. Ketika dia baru sampai di pintu masuk tambang, dia mendengar jeritan mengerikan dari luar. Saat Surya keluar, dia melihat sejumlah manusia cairan berwarna hitam memburu penduduk kota sambil memegang pisau.Penduduk Kota Anderson berlarian dengan panik sambil berteriak ketakutan."Ini ...."Mata Surya membelalak melihat semua ini. Pemandangan ini seperti dalam api penyucian. Selain itu, semua ini benar-benar terjadi di depan matanya. Detik berikutnya, Surya melepaskan aura naganya, membuatnya menjadi seekor naga besar yang terbang menuju kota."Groar!"Naga besar itu mengeluarkan raungan yang memekakkan telinga, membuat tubuh para manusia cairan itu hancur berkeping-keping hingga jatuh ke tanah, lalu berubah menjadi aura hitam yang naik ke udara. Naga besar itu berputar di udara, melihat aura hitam itu berkumpul, lalu membentuk sosok Adam di udara."Hahaha!"Adam tertawa terbahak-bahak, memandang Surya yang tiba-tiba muncul tanpa rasa takut sedikit p
Surya tiba-tiba berbalik, menemukan bahwa Buck yang seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura hitam, muncul di sana entah sejak kapan. Buck menatap Surya dengan tatapan dingin sambil menggenggam pedang panjang hitam di tangan kanannya."Surya, terimalah kematianmu!"Buck mengangkat pedang panjangnya di tangannya, lalu dengan kuat menebaskannya. Tiba-tiba, sebuah serangan energi pedang yang panjangnya mencapai lebih dari sepuluh meter turun dari langit. Pada saat genting, Surya mengangkat kedua tangannya, membuat Sarung Tangan Cahaya memancarkan cahaya putih yang menyilaukan, lalu menangkap serangan pedang Buck.Energi pedang berwarna hitam diserap dengan cepat oleh Sarung Tangan Cahaya. Sementara itu, Surya merasakan bahwa kekuatan cahaya di dalam tubuhnya hampir mencapai batasannya. Surya menatap Buck yang masih memancarkan aura energi yang kuat dan aneh.Pertempuran sebelumnya tampaknya tidak membuat energi Adam berkurang banyak. Sekarang, dengan memanfaatkan tubuh Buck, Adam kembali men