Lastri terkejut dan berkata, "Aku nggak melakukan apa pun, aku hanya lewat."Lastri buru-buru ingin berjalan keluar.Namun, pria ini langsung maju dan menahan Lastri, bahkan merampas ponsel Lastri."Apa yang kamu lakukan, kembalikan padaku!" teriak Lastri.Pria itu menahan Lastri hanya dengan satu tangannya. Tangannya yang satu lagi sudah memainkan video yang direkam Lastri tadi.Saat ini, Sunan dan Jaka berjalan keluar dari ruang VIP."Untuk apa kamu datang?" Begitu melihat Lastri, Sunan langsung marah.Raut wajah Jaka yang berdiri di samping juga terlihat masam.Lastri sama sekali tidak bisa menyangkal dan hanya bisa berkata, "Aku hanya lewat.""Hanya lewat? Kamu bisa begitu kebetulan melewati tempat ini?" Sunan sudah jelas tidak percaya.Saat ini, pria itu menyerahkan ponselnya pada Jaka.Jaka membuka dan melihatnya, lalu menyerahkannya pada Sunan sambil berkata, "Pak Sunan, dia bahkan merekam video."Begitu melihatnya, Sunan langsung murka. Sunan menghapus video itu dan memaki, "Si
"Pak, ini sudah keterlaluan, 'kan? Saya nggak akan mengatakan apa pun. Saya juga nggak akan mencampuri masalah ini lagi," ujar Lastri.Sunan mendengus, "Ini adalah hukuman untukmu. Kalau nggak bersedia, kamu mengundurkan diri saja."Lastri langsung merasa kesal. Dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun, atas dasar apa harus diperlakukan seperti ini?"Ingat. Setelah meninggalkan tempat ini, kamu jangan berharap bisa masuk ke bidang pers di seluruh Kota Juwana, Provinsi Andaru. Kamu mengerti?""Pak, saya sudah mengintrospeksi diri. Apa lagi yang Anda inginkan?""Apakah introspeksi diri saja sudah cukup?" Sunan berkata dengan marah, "Apakah kamu tahu? Kalau bukan aku, kamu mau bertahan hidup pun akan menjadi masalah."Begitu mendengar perkataan ini, Lastri langsung meluapkan seluruh kekesalan di hatinya.Lastri melempar kartu persnya dengan kuat di meja dan membentak, "Aku berhenti bekerja. Apa hebatnya? Kalau nggak bisa jadi reporter, aku masih bisa menjadi pengantar makanan. Aku nggak
Linda perlahan berkata, "Sekarang yang ingin menghancurkan reputasi Pelita hanyalah Perusahaan Kenanga. Kita sedang berada dalam tahap persaingan yang sangat ketat.""Perusahaan Kenanga?" ujar Surya.Linda mengangguk dan berkata, "Hanya Perusahaan Kenanga yang memiliki kemampuan ini untuk meminta stasiun TV melaporkan berita seperti ini. Kalau biasanya, dengan posisi Pelita di dunia bisnis, mereka juga nggak berani melakukan hal seperti ini."Setelah mendengarnya, Surya mulai mondar-mandir di dalam kamar sambil berpikir.Saat ini Yenny berkata, "Sarah dan stasiun TV sama-sama bermasalah. Tapi Sarah nggak mau bicara, kita juga nggak punya bukti. Ini bukan hal yang mudah.""Tapi orang di stasiun TV begitu banyak, nggak mungkin semuanya akan kompak. Utus seseorang untuk menyelidiki stasiun TV, mungkin bisa menemukan sesuatu," ujar Raka.Surya mengangguk dan berkata, "Ada satu cara. Tapi bagaimana cara menyelidikinya dan mau mengutus siapa ke sana?""Ini mudah. Kutelepon departemen relasi
"Lembaga investigasi. Apakah dengan Nona Lastri? Kami ingin menanyakan beberapa hal padamu."Lastri langsung waspada. Lastri meletakkan rotinya secara perlahan, lalu pergi membukakan pintu.Tiga orang berseragam lengkap berjalan masuk.Orang yang memimpin berkata, "Halo, namaku Jason Pura. Aku datang mencarimu untuk memahami beberapa hal.""Bukankah ini sudah keterlaluan?" Lastri membentak, "Aku sudah dipecat, apa lagi yang kalian inginkan?"Mata Lastri sudah berkaca-kaca.Jason langsung berkata, "Jangan panik. Kami hanya datang memahami tentang Sunan Wanto. Ini nggak berhubungan denganmu.""Sunan Wanto?" Lastri tercengang.Jason berkata, "Benar, ada yang melapor kalau Sunan sudah melanggar hukum. Kami datang khusus untuk menyelidiki keadaan."Lastri mendengus, "Aku nggak tahu apa pun."Lastri tahu Sunan cukup hebat dalam bidang pers. Lastri hidup sendirian di Kota Juwana, jadi dia lebih baik menghindar dari masalah.Ancaman pembunuhan Jaka pada Lastri baru terjadi kemarin. Dia nggak m
Sunan menelepon dan berkata dengan panik, "Pak, orang lembaga investigasi mencariku."Terdengar suara rendah dari seberang sana, "Sampaikan saja apa kesalahanmu. Jangan lupa kalau kamu masih punya istri dan anak. Pikirkanlah demi kebaikan mereka."Orang di seberang sana langsung menutup telepon. Begitu mendengar perkataan itu, Sunan sudah tahu riwayatnya sudah tamat.Atasan Sunan sama sekali tidak ingin melindunginya, sebaliknya malah memakai keluarga Sunan untuk mengancamnya.Jika Sunan mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan, keluarganya juga akan dirugikan.Sunan tidak habis pikir, atasannya juga memiliki kuasa yang cukup besar, mengapa bisa mengabaikannya begitu saja?Namun, Sunan juga tidak tahu bahwa Raka terlibat dalam hal ini. Beberapa orang hebat sudah mendapatkan kabar ini sejak awal. Masih mau melindunginya? Bisa melindungi diri sendiri saja sudah sangat bagus.Wajah Sunan langsung memucat, dia seakan-akan kehilangan jiwanya dan terkesan tidak berdaya.Saat ini Jason
Beberapa saat kemudian, pria yang sebelumnya menahan Lastri masuk ke kantor Jaka dengan ekspresi datar.Jaka bersandar di kursi sambil menatap Ardi dan berkata, "Ardi, sudah berapa lamakamu mengikutiku?""Sudah empat tahun, Pak.""Sudah empat tahun." Jaka bergumam, "Sekarang aku dan perusahaan sedang menghadapi masalah dan membutuhkanmu untuk mengurusnya.""Bapak perintahkan saja.""Kamu pergi membunuh Sunan. Sekarang dia seharusnya masih belum dipenjara dan hanya ditahan di kantor polisi. Seharusnya nggak sulit," ujar Jaka dengan nada dingin."Baik, malam ini aku ke sana.""Baik, sudah merepotkanmu.""Apakah masih ada hal yang lain, Pak?""Sementara ini nggak ada. Setelah berhasil, kamu akan menerima dua miliar dan liburan selama satu bulan.""Terima kasih, Pak."Ardi membungkuk untuk berterima kasih, lalu berbalik badan dan pergi.Jaka menghelakan napas panjang, tapi keningnya tetap berkerut.Jaka akan mengatasi Sunan terlebih dulu, baru mengatasi Sarah.Jika gagal membunuh Sunan, Ja
Pintu baru saja terbuka, beberapa pria tegap menerobos masuk dan mengepung Sarah."Apa yang sedang kalian lakukan?" Melihat keadaan ini, Sarah langsung berteriak.Pria muda yang memimpin mendengus dan berkata, "Geledah.""Sedang apa? Apa yang kalian lakukan?" Sarah memberontak sambil berteriak. Namun, begitu ditampar dua kali, kaki Sarah langsung melemas dan tersungkur di lantai.Ponsel Sarah diambil dan seluruh tubuhnya digeledah. Setelah memastikan tidak ada alat komunikasi, mereka baru berhenti.Sarah melihat pemuda yang memimpin itu dengan ekspresi ketakutan. Pemuda ini hampir seusia dengannya, sekitar 20-an tahun dengan tato bunga di lengannya.Beberapa orang yang mengikutinya juga memiliki tato naga dan harimau, ekspresi mereka terlihat sangat garang."Siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan?" tanya Sarah ketakutan.Pemuda yang bertato bunga mendengus, "Kamu nggak perlu tahu. Kamu harus patuh agar nggak disiksa."Sarah langsung tidak berani berbicara lagi."Tempat ini lumayan
Saat ini Sarah sudah melihat dengan jelas bahwa yang datang adalah Surya. Sarah langsung berteriak, "Jangan melukaiku. Aku minta maaf, aku minta maaf.""Jangan takut. Aku bukan orang jahat."Surya melangkah maju dan membuka tali yang mengikat Sarah. Surya memapah Sarah duduk di kursi, lalu duduk di hadapan Sarah sambil menyalakan sebatang rokok.Seluruh tubuh Sarah gemetar dan tidak berani menatap Surya.Kejadian malam ini sungguh sudah menakutinya.Surya menggeleng dan menghelakan napas. "Kamu ini, sudah kubilang padamu. Jangan mengambil jalan yang salah. Lihatlah, betapa berbahayanya."Sarah langsung menangis tersedu-sedu. Surya langsung mengerutkan kening dan tidak tahu harus mengatakan apa.Dalam waktu yang cukup lama, Sarah baru berhenti menangis dan diam-diam melirik Surya, lalu berkata dengan terbata-bata, "Aku sungguh nggak tahu akan ada masalah sebesar ini. Kalau tahu, aku nggak akan melakukannya.""Apakah kamu tahu, nyawamu sudah terancam?" ujar Surya dengan perlahan.Sarah m