"Perbanyak laporan positif?" Lastri dengan heran berkata, "Pak, bukankah sebagai reporter harus mementingkan fakta, harus objektif dan adil?"Raut wajah Sunan langsung berubah masam dan berkata, "Lakukan saja seperti yang kuminta. Kamu nggak mau jadi karyawan tetap lagi?"Lastri terdiam. Dia menggigit bibirnya cukup lama, lalu berkata, "Baik, Pak.""Lastri, kamu harus ingat. Pekerjaan bukan hanya pekerjaan. Hal yang lebih penting adalah teori hidup. Orang yang nggak patuh sangat sulit untuk bertahan di tempat kerja. Kamu sudah mengerti?" ujar Sunan.Lastri menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku sudah mengerti, Pak.""Baguslah kalau sudah mengerti. Aku akan memberimu lebih banyak kesempatan, pergilah.""Terima kasih, Pak."Lastri berjalan keluar dari kantor dan berjalan ke meja kerjanya dengan ekspresi serbasalah.Lastri bisa memahami maksud kepala redaksi, tetapi berita yang memihak tidak sesuai dengan etos kerjanya.Setelah beberapa waktu, dia menghelakan napas dan memutuskan unt
Lastri hanya bisa memindahkan berkas ke Google Drive dan bersiap untuk melanjutkannya di rumah.Lastri mengendarai mobil meninggalkan stasiun TV dan berencana untuk pulang.Sedangkan saat ini, mobil Sunan lewat di hadapannya dan mengarah ke arah yang lain.Lastri merasa sedikit aneh, itu bukan jalan pulang Sunan.Lastri tanpa sadar mengikuti Sunan dari belakang.Dua mobil yang satu berjalan di depan dan yang satu lagi mengikuti dari belakang, sampai tiba di depan pintu sebuah klub pribadi.Sunan turun dari mobil, lalu seorang pria paruh baya keluar dari klub pribadi itu. Pria itu menyambut Sunan dengan ramah, mereka berdua berjabatan sambil berjalan masuk.Lastri yang duduk di dalam mobil merasa orang itu terlihat sedikit familier.Lastri berusaha keras berpikir, tetapi tetap tidak bisa mengingatnya.Lastri bersandar di kursi dan berpikir keras, tiba-tiba muncul sebuah ide.Lastri langsung mengeluarkan ponsel dan mulai mencari tahu, akhirnya dia menemukan foto pria itu.Wakil CEO Perus
Lastri terkejut dan berkata, "Aku nggak melakukan apa pun, aku hanya lewat."Lastri buru-buru ingin berjalan keluar.Namun, pria ini langsung maju dan menahan Lastri, bahkan merampas ponsel Lastri."Apa yang kamu lakukan, kembalikan padaku!" teriak Lastri.Pria itu menahan Lastri hanya dengan satu tangannya. Tangannya yang satu lagi sudah memainkan video yang direkam Lastri tadi.Saat ini, Sunan dan Jaka berjalan keluar dari ruang VIP."Untuk apa kamu datang?" Begitu melihat Lastri, Sunan langsung marah.Raut wajah Jaka yang berdiri di samping juga terlihat masam.Lastri sama sekali tidak bisa menyangkal dan hanya bisa berkata, "Aku hanya lewat.""Hanya lewat? Kamu bisa begitu kebetulan melewati tempat ini?" Sunan sudah jelas tidak percaya.Saat ini, pria itu menyerahkan ponselnya pada Jaka.Jaka membuka dan melihatnya, lalu menyerahkannya pada Sunan sambil berkata, "Pak Sunan, dia bahkan merekam video."Begitu melihatnya, Sunan langsung murka. Sunan menghapus video itu dan memaki, "Si
"Pak, ini sudah keterlaluan, 'kan? Saya nggak akan mengatakan apa pun. Saya juga nggak akan mencampuri masalah ini lagi," ujar Lastri.Sunan mendengus, "Ini adalah hukuman untukmu. Kalau nggak bersedia, kamu mengundurkan diri saja."Lastri langsung merasa kesal. Dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun, atas dasar apa harus diperlakukan seperti ini?"Ingat. Setelah meninggalkan tempat ini, kamu jangan berharap bisa masuk ke bidang pers di seluruh Kota Juwana, Provinsi Andaru. Kamu mengerti?""Pak, saya sudah mengintrospeksi diri. Apa lagi yang Anda inginkan?""Apakah introspeksi diri saja sudah cukup?" Sunan berkata dengan marah, "Apakah kamu tahu? Kalau bukan aku, kamu mau bertahan hidup pun akan menjadi masalah."Begitu mendengar perkataan ini, Lastri langsung meluapkan seluruh kekesalan di hatinya.Lastri melempar kartu persnya dengan kuat di meja dan membentak, "Aku berhenti bekerja. Apa hebatnya? Kalau nggak bisa jadi reporter, aku masih bisa menjadi pengantar makanan. Aku nggak
Linda perlahan berkata, "Sekarang yang ingin menghancurkan reputasi Pelita hanyalah Perusahaan Kenanga. Kita sedang berada dalam tahap persaingan yang sangat ketat.""Perusahaan Kenanga?" ujar Surya.Linda mengangguk dan berkata, "Hanya Perusahaan Kenanga yang memiliki kemampuan ini untuk meminta stasiun TV melaporkan berita seperti ini. Kalau biasanya, dengan posisi Pelita di dunia bisnis, mereka juga nggak berani melakukan hal seperti ini."Setelah mendengarnya, Surya mulai mondar-mandir di dalam kamar sambil berpikir.Saat ini Yenny berkata, "Sarah dan stasiun TV sama-sama bermasalah. Tapi Sarah nggak mau bicara, kita juga nggak punya bukti. Ini bukan hal yang mudah.""Tapi orang di stasiun TV begitu banyak, nggak mungkin semuanya akan kompak. Utus seseorang untuk menyelidiki stasiun TV, mungkin bisa menemukan sesuatu," ujar Raka.Surya mengangguk dan berkata, "Ada satu cara. Tapi bagaimana cara menyelidikinya dan mau mengutus siapa ke sana?""Ini mudah. Kutelepon departemen relasi
"Lembaga investigasi. Apakah dengan Nona Lastri? Kami ingin menanyakan beberapa hal padamu."Lastri langsung waspada. Lastri meletakkan rotinya secara perlahan, lalu pergi membukakan pintu.Tiga orang berseragam lengkap berjalan masuk.Orang yang memimpin berkata, "Halo, namaku Jason Pura. Aku datang mencarimu untuk memahami beberapa hal.""Bukankah ini sudah keterlaluan?" Lastri membentak, "Aku sudah dipecat, apa lagi yang kalian inginkan?"Mata Lastri sudah berkaca-kaca.Jason langsung berkata, "Jangan panik. Kami hanya datang memahami tentang Sunan Wanto. Ini nggak berhubungan denganmu.""Sunan Wanto?" Lastri tercengang.Jason berkata, "Benar, ada yang melapor kalau Sunan sudah melanggar hukum. Kami datang khusus untuk menyelidiki keadaan."Lastri mendengus, "Aku nggak tahu apa pun."Lastri tahu Sunan cukup hebat dalam bidang pers. Lastri hidup sendirian di Kota Juwana, jadi dia lebih baik menghindar dari masalah.Ancaman pembunuhan Jaka pada Lastri baru terjadi kemarin. Dia nggak m
Sunan menelepon dan berkata dengan panik, "Pak, orang lembaga investigasi mencariku."Terdengar suara rendah dari seberang sana, "Sampaikan saja apa kesalahanmu. Jangan lupa kalau kamu masih punya istri dan anak. Pikirkanlah demi kebaikan mereka."Orang di seberang sana langsung menutup telepon. Begitu mendengar perkataan itu, Sunan sudah tahu riwayatnya sudah tamat.Atasan Sunan sama sekali tidak ingin melindunginya, sebaliknya malah memakai keluarga Sunan untuk mengancamnya.Jika Sunan mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan, keluarganya juga akan dirugikan.Sunan tidak habis pikir, atasannya juga memiliki kuasa yang cukup besar, mengapa bisa mengabaikannya begitu saja?Namun, Sunan juga tidak tahu bahwa Raka terlibat dalam hal ini. Beberapa orang hebat sudah mendapatkan kabar ini sejak awal. Masih mau melindunginya? Bisa melindungi diri sendiri saja sudah sangat bagus.Wajah Sunan langsung memucat, dia seakan-akan kehilangan jiwanya dan terkesan tidak berdaya.Saat ini Jason
Beberapa saat kemudian, pria yang sebelumnya menahan Lastri masuk ke kantor Jaka dengan ekspresi datar.Jaka bersandar di kursi sambil menatap Ardi dan berkata, "Ardi, sudah berapa lamakamu mengikutiku?""Sudah empat tahun, Pak.""Sudah empat tahun." Jaka bergumam, "Sekarang aku dan perusahaan sedang menghadapi masalah dan membutuhkanmu untuk mengurusnya.""Bapak perintahkan saja.""Kamu pergi membunuh Sunan. Sekarang dia seharusnya masih belum dipenjara dan hanya ditahan di kantor polisi. Seharusnya nggak sulit," ujar Jaka dengan nada dingin."Baik, malam ini aku ke sana.""Baik, sudah merepotkanmu.""Apakah masih ada hal yang lain, Pak?""Sementara ini nggak ada. Setelah berhasil, kamu akan menerima dua miliar dan liburan selama satu bulan.""Terima kasih, Pak."Ardi membungkuk untuk berterima kasih, lalu berbalik badan dan pergi.Jaka menghelakan napas panjang, tapi keningnya tetap berkerut.Jaka akan mengatasi Sunan terlebih dulu, baru mengatasi Sarah.Jika gagal membunuh Sunan, Ja