Selama perjalanan naik ke atas, Surya sesekali menoleh ke bawah untuk melihat monster laut itu. Monster laut yang memiliki ukuran tubuh besar itu tampak seperti kadal raksasa. Ia terus merunduk di dasar laut tanpa bergerak sama sekali, seolah-olah sedang menyembah dengan sangat tulus.Sikap monster laut itu membuat Surya merasa bingung. Meskipun dalam mitologi Aerovia ada cerita tentang naga yang menguasai lautan, tapi itu hanyalah legenda. Jadi Surya tidak begitu percaya.Sekarang, saat melihat monster laut yang besar seperti kadal raksasa bersujud dengan tulus di tanah dengan matanya sendiri, Surya mulai menyadari bahwa cerita dalam mitologi Aerovia mungkin tidak sepenuhnya legenda belaka. Mungkin naga memang adalah penguasa lautan. Jika tidak, monster laut ini tidak akan bersimpuh dengan begitu tulus.Dalam waktu kurang dari satu menit, Surya sudah kembali ke pantai dari dasar laut. Para staf datang untuk membantu melepaskan rantai besi dan gesper dari tubuh Surya. Staf yang bertang
Paolo menganggap ini hanya masalah waktu, jadi setelah berbicara sebentar dengan staf, dia mengantarkan Surya kembali ke Edmilton dengan mobilnya. Setibanya di tempat tinggal, Surya menutup pintu kamarnya. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri. Ada sedikit darah mengalir dari sudut mulutnya.Sebenarnya, dalam pertempuran di dasar laut tadi, arus listrik kuat dari monster laut telah melebihi batasan Surya. Meskipun dia melepaskan energi listrik ke dalam air laut tepat waktu, tubuh Surya masih sangat terpengaruh. Tanda kepala naga di punggungnya terus terasa panas.Karena melihat situasinya, Surya tidak pernah menceritakan hal tersebut. Kini, setelah kembali ke kediamannya, Surya akhirnya tidak bisa menahannya lagi. Darah mengucur dari mulutnya.Setelah menyeka darahnya, Surya buru-buru mengeluarkan Pil Penyembuh Petir, meminumnya, lalu duduk bersila di tempat tidur untuk mengatur auranya. Dari pagi hingga sore, Surya tidak pernah keluar dari kamar. Tubuhnya pun pulih dengan cepat setela
Tina menggerakkan bibirnya. Sebelum dia bisa mengucapkan apa-apa, ibu Tina sudah berbicara duluan, "Shakira dan Desmon sudah pergi. Desmon bilang dia akan meninggalkan Kamber untuk menemui Mia. Dia juga bilang kalau kamu adalah temannya selamanya.""Oh ya, dia juga meninggalkan surat untukmu."Ibu Tina mengeluarkan sebuah surat, lalu menyerahkannya pada Surya. Surya tidak membukanya, melainkan hanya berkata, "Terima kasih, Bi. Ayo kita makan."Setelah selesai makan, Surya kembali ke loteng. Surya duduk di kursi, lalu membuka surat itu. Desmon adalah orang yang tidak pandai berkata-kata, biasanya dia juga tidak banyak bicara. Namun, dalam surat tersebut Desmon mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Surya. Dia juga menceritakan sesuatu pada Surya.Ternyata, malam ketika ibu Tina mengungkapkan pikirannya pada Tina, Tina menangis sepanjang malam. Dia tidak punya pilihan. Jadi, Desmon berharap Surya tidak akan marah pada Tina.Setelah membaca surat itu, Surya menghela napas. Pada saat itu,
"Pak Paolo, kamu harusnya tahu kalau aku bukan dari Faksi Daun Merah, jadi sejujurnya aku nggak mau ikut campur dalam urusan Faksi Daun Merah.""Nggak, nggak, ini bukan masalah yang lainnya. Surya, kamu pasti masih ingat dengan monster laut yang terakhir kali itu, 'kan?""Monster laut?" Surya bertanya dengan ragu, "Kenapa? Apa masalah tentang monster laut itu belum terselesaikan?""Ya, sudah tiga hari penuh sekarang, tapi monster laut itu masih terbaring di dalam sangkar, menolak untuk keluar. Surya, kami membutuhkan bantuanmu."Kata-kata Paolo membuat Surya merasa sangat terkejut. Dia pikir monster laut itu akan melarikan diri dari sangkar. Namun, sekarang makhluk itu masih berada di dalam sangkar, menolak untuk pergi. Surya berkata, "Tapi aku juga nggak tahu cara membuatnya keluar. Pak Paolo, mungkin kamu bisa mencari orang lain untuk mencoba.""Nggak, Surya kamu harusnya tahu kalau monster laut itu hanya bertingkah seperti ini setelah mendapat rangsangan. Jadi menurutku, mungkin kal
Pada saat itu, adegan yang tidak terduga muncul. Surya menghampiri monster laut, tampak ingin mendekatinya. Paolo yang terkejut pun berkata, "Apa yang sedang dilakukan Surya ini? Apakah dia nggak menyadari betapa berbahayanya itu? Segera berikan peringatan padanya.""Baik, Pak."Di dasar laut, Surya yang sedang mendekati monster laut merasakan kekuatan yang datang dari rantai di tubuhnya. Kemudian, Surya menunjuk ke arah kamera, meminta agar Paolo percaya padanya. Paolo tidak punya pilihan selain meminta staf untuk menghentikan transmisi sinyal. Pada saat yang sama, dia menyuruh para staf membuat persiapan yang diperlukan.Jika sesuatu yang tidak terduga terjadi pada Surya di bawah laut, mereka akan menariknya ke darat secepatnya.Sebenarnya, setelah beberapa kali mencoba membangunkan monster laut tanpa hasil, Surya mengubah pendekatannya. Dia merasa bahwa mungkin monster laut ini seperti manusia juga. Kemarin, monster laut itu mungkin sudah sangat terkejut, sehingga sekarang dia jadi
"Tina, kamu bisa membayar kembali 4 miliar itu perlahan-lahan, nggak perlu terburu-buru."Tina membalas, "Nggak masalah, Nona Shakira. Aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk melunasi utangku padamu."Untuk membeli hadiah itu, Tina menghabiskan uang 4 miliar. Dia hanya mengetahui bahwa itu adalah barang antik Aerovia yang misterius. Meskipun dia tidak bisa memutuskan apakah Surya akan tinggal atau pergi, dia dapat mengungkapkan perasaannya pada Surya.Uang 4 miliar ini hampir mencapai batasan Tina. Namun, Tina tidak peduli. Setelah berkendara pulang, Tina tetap tinggal di kamarnya sambil memikirkan masa lalunya bersama Surya.Baru pada malam hari Tina memberanikan diri untuk naik ke loteng. Di dalam kamar, Tina menemukan sepasang patung tanah liat, kartu ATM, juga sepucuk surat.Di sisi lain, saat senja pesawat mendarat di Juwana. Surya keluar dari bandara dengan membawa barang bawaannya. Sambil berjalan ke depan, dia melihat jam tangannya. Sebelum pulang, Surya sudah memberi tahu Lin
Naka dan Surya saling memandang. Kemudian, Naka berbalik untuk pergi.Surya melihat punggung Linda. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Linda berkata terlebih dahulu, "Bagaimana? Apakah semuanya lancar di Kamber selama ini?""Ya, itu nggak buruk." Surya awalnya berpikir bahwa Linda akan menyalahkannya dan marah padanya, tapi dia tidak menyangka bahwa Linda akan peduli padanya. Ini mengejutkan Surya.Linda berjalan dengan langkah kecil, memutar pinggang rampingnya, lalu berjalan mendekati Surya. Dia mengangkat lengannya, membelai sisi wajah Surya. Dia mengatakan dengan penuh kasih sayang sambil cemberut, "Lihat dirimu, kamu jadi lebih kurus selama beberapa waktu ini.""Kamu tunggu saja, aku akan membuatkanmu semangkuk mie sekarang. Aku akan menambahkan dua butir telur supaya kamu bisa mendapat energi."Setelah mengatakan itu, Linda langsung melangkah keluar. Surya menghela napas lega, tersenyum sedikit, lalu menatap Linda sambil berkata, "Cepatlah sedikit.""Aku mengerti, kamu tunggu s
Surya berpikir sejenak. Mengingat Konsorsium Pelita sekarang ada di Juwana, mau tidak mau mereka pasti akan berurusan dengan museum jika ingin mendapatkan posisi di Juwana di masa depan. Bagaimanapun juga, Surya juga adalah seorang patriotik. Rumah Lelang Konsorsium Pelita sudah didirikan oleh Konsorsium Pelita di luar negeri, sehingga mereka sering menerima beberapa koleksi Aerovia yang hilang di luar negeri.Meskipun hanya ada sedikit koleksi-koleksi yang bisa dibilang barang-barang berkelas tinggi seperti harta nasional, masih ada banyak barang kecil yang memiliki banyak kenangan dan layak untuk dikoleksi.Karena koleksi tersebut sangat berarti bagi Aerovia, jadi Surya sudah lama berpikir untuk mengumpulkan kembali koleksi tersebut, lalu mendonasikannya ke museum secara gratis.Sekarang, Wirdo berinisiatif untuk menghubungi Surya. Ini jelas memberikan kesempatan kepada Surya untuk menunjukkan ketulusan hatinya.Surya berkata, "Baiklah, kalau begitu besok pagi kamu ikutlah denganku."
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di