Pada saat itu, adegan yang tidak terduga muncul. Surya menghampiri monster laut, tampak ingin mendekatinya. Paolo yang terkejut pun berkata, "Apa yang sedang dilakukan Surya ini? Apakah dia nggak menyadari betapa berbahayanya itu? Segera berikan peringatan padanya.""Baik, Pak."Di dasar laut, Surya yang sedang mendekati monster laut merasakan kekuatan yang datang dari rantai di tubuhnya. Kemudian, Surya menunjuk ke arah kamera, meminta agar Paolo percaya padanya. Paolo tidak punya pilihan selain meminta staf untuk menghentikan transmisi sinyal. Pada saat yang sama, dia menyuruh para staf membuat persiapan yang diperlukan.Jika sesuatu yang tidak terduga terjadi pada Surya di bawah laut, mereka akan menariknya ke darat secepatnya.Sebenarnya, setelah beberapa kali mencoba membangunkan monster laut tanpa hasil, Surya mengubah pendekatannya. Dia merasa bahwa mungkin monster laut ini seperti manusia juga. Kemarin, monster laut itu mungkin sudah sangat terkejut, sehingga sekarang dia jadi
"Tina, kamu bisa membayar kembali 4 miliar itu perlahan-lahan, nggak perlu terburu-buru."Tina membalas, "Nggak masalah, Nona Shakira. Aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk melunasi utangku padamu."Untuk membeli hadiah itu, Tina menghabiskan uang 4 miliar. Dia hanya mengetahui bahwa itu adalah barang antik Aerovia yang misterius. Meskipun dia tidak bisa memutuskan apakah Surya akan tinggal atau pergi, dia dapat mengungkapkan perasaannya pada Surya.Uang 4 miliar ini hampir mencapai batasan Tina. Namun, Tina tidak peduli. Setelah berkendara pulang, Tina tetap tinggal di kamarnya sambil memikirkan masa lalunya bersama Surya.Baru pada malam hari Tina memberanikan diri untuk naik ke loteng. Di dalam kamar, Tina menemukan sepasang patung tanah liat, kartu ATM, juga sepucuk surat.Di sisi lain, saat senja pesawat mendarat di Juwana. Surya keluar dari bandara dengan membawa barang bawaannya. Sambil berjalan ke depan, dia melihat jam tangannya. Sebelum pulang, Surya sudah memberi tahu Lin
Naka dan Surya saling memandang. Kemudian, Naka berbalik untuk pergi.Surya melihat punggung Linda. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Linda berkata terlebih dahulu, "Bagaimana? Apakah semuanya lancar di Kamber selama ini?""Ya, itu nggak buruk." Surya awalnya berpikir bahwa Linda akan menyalahkannya dan marah padanya, tapi dia tidak menyangka bahwa Linda akan peduli padanya. Ini mengejutkan Surya.Linda berjalan dengan langkah kecil, memutar pinggang rampingnya, lalu berjalan mendekati Surya. Dia mengangkat lengannya, membelai sisi wajah Surya. Dia mengatakan dengan penuh kasih sayang sambil cemberut, "Lihat dirimu, kamu jadi lebih kurus selama beberapa waktu ini.""Kamu tunggu saja, aku akan membuatkanmu semangkuk mie sekarang. Aku akan menambahkan dua butir telur supaya kamu bisa mendapat energi."Setelah mengatakan itu, Linda langsung melangkah keluar. Surya menghela napas lega, tersenyum sedikit, lalu menatap Linda sambil berkata, "Cepatlah sedikit.""Aku mengerti, kamu tunggu s
Surya berpikir sejenak. Mengingat Konsorsium Pelita sekarang ada di Juwana, mau tidak mau mereka pasti akan berurusan dengan museum jika ingin mendapatkan posisi di Juwana di masa depan. Bagaimanapun juga, Surya juga adalah seorang patriotik. Rumah Lelang Konsorsium Pelita sudah didirikan oleh Konsorsium Pelita di luar negeri, sehingga mereka sering menerima beberapa koleksi Aerovia yang hilang di luar negeri.Meskipun hanya ada sedikit koleksi-koleksi yang bisa dibilang barang-barang berkelas tinggi seperti harta nasional, masih ada banyak barang kecil yang memiliki banyak kenangan dan layak untuk dikoleksi.Karena koleksi tersebut sangat berarti bagi Aerovia, jadi Surya sudah lama berpikir untuk mengumpulkan kembali koleksi tersebut, lalu mendonasikannya ke museum secara gratis.Sekarang, Wirdo berinisiatif untuk menghubungi Surya. Ini jelas memberikan kesempatan kepada Surya untuk menunjukkan ketulusan hatinya.Surya berkata, "Baiklah, kalau begitu besok pagi kamu ikutlah denganku."
Surya sudah bertemu dengan banyak orang, juga melihat berbagai macam karakter manusia. Karena Wirdo berbicara seperti itu, ini menunjukkan bahwa dia pasti akan mengajukan permintaan selanjutnya. Jika permintaannya tidak begitu berlebihan, Surya bisa dengan terpaksa menyetujuinya. Untuk menghindari situasi menjadi canggung, Surya buru-buru berkata, "Benar, volume transaksi Rumah Lelang Konsorsium Pelita memang besar.""Tapi, karena ini adalah rumah lelang, kami hanya mendapat keuntungan dari selisih harga. Barang itu sendiri bukan milik rumah lelang, jadi keuntungannya nggak begitu banyak, hanya seadanya saja."Saat Wirdo mendengar Surya berkata demikian, dia terkejut sejenak. Kemudian, setelah memahami maksud Surya, dia mengangguk sembari berkata, "Ini wajar. Karena pada dasarnya, orang yang berbisnis pasti pernah mengalami kerugian. Aku tahu Konsorsium Pelita juga memiliki kesulitannya sendiri, jadi permintaanku nggak akan terlalu tinggi."Surya dan Linda saling memandang, mengerutkan
Surya mengangguk sambil berkata, "Meskipun sikap Pak Wirdo nggak begitu baik, Konsorsium Pelita memang perlu melakukan sesuatu untuk Juwana. Karena Pak Wirdo memiliki niatan ini, kita bisa mengikuti arus saja. Lagi pula, sumbangan koleksi ini nggak akan dijual.""Bukankah Pak Wirdo tadi mengatakan itu? Angka 2 miliar hanyalah sebagai syarat, nggak akan menggantikan nilai sebenarnya."Linda mengangguk, lalu menjawab, "Aku harap begitu. Tapi aku penasaran, apa yang akan kamu lakukan kalau Pak Wirdo menjual koleksi ini?"Surya tahu bahwa Linda sedang bercanda dengannya, tapi dia membalas dengan serius, "Kalau sampai ini terjadi, aku pasti akan mengambil semuanya kembali.""Baiklah, ayo naik ke mobil.""Ya."Linda pergi mengambil mobil, sementara Surya berdiri menunggu di pinggir jalan. Saat itu, sebuah mobil McLaren berhenti di pinggir jalan. Salah seorang pria mengenakan jaket kulit dengan rambut bergelombang turun dari mobil. Sementara dari kursi penumpang turun seorang pemuda dengan ra
Meskipun Surya bisa mencari barang antik yang mengandung energi spiritual dan kekuatan khusus untuk memberi persembahan di altar Dewa Naga, lalu mendapatkan rahmat naga. Namun, karena sekarang ada kaldron perunggu, Surya sangat ingin tahu berapa banyak aura naga yang dapat disimpan oleh kaldron perunggu tersebut.Tanpa ragu, Surya mengendalikan aliran aura di dalam tubuhnya, lalu melepaskannya melalui pori-porinya. Seiring dengan pelepasan aura naga, tekanan di dalam tubuh Surya mulai berkurang. Aura naga yang dilepaskan terus berputar di sekitar Surya. Dengan pikirannya, Surya mengendalikan aura naga, lalu mengangkat kaldron perunggu.Kaldron perunggu terus berputar di udara. Kemudian, dengan cepat menelan semua aura naga yang dilepaskan Surya.Surya menatap kaldron perunggu sambil menunjukkan ekspresi tidak percaya. Kemudian, Surya merasa sangat gembira. Dia tahu bahwa dia sudah mendapatkan harta karun. Dengan senang hati, Surya buru-buru berlatih. Dengan aliran aura naga, tubuhnya b
"Jangan khawatir, Kak. Serahkan saja masalah ini padaku," balas Raka.Setelah makan, Rio berkata, "Akhir-akhir ini aku punya banyak waktu luang, jadi aku melatih keterampilan mengemudiku. Aku pikir aku sudah mencapai tingkatan puncak dalam kemampuan mengemudi."Surya tersenyum simpul, menepuk bahu Rio, lalu berujar, "Kamu bukannya berlatih kultivasi dengan keras, tapi malah berlatih keterampilan mengemudi. Sepertinya sikap kekanak-kanakanmu nggak pernah hilang, ya?"Rio membalas sambil tersenyum, "Tentu saja. Bagi seorang kultivator, berlatih kultivasi memang adalah hal yang penting, tapi sedikit hiburan juga diperlukan."Raka berkata, "Baiklah, aku akan bersaing denganmu untuk melihat siapa yang lebih cepat.""Raka," panggil Surya.Rio menjawab, "Baiklah, ayo kita balapan dengan dua mobil."Raka melirik Surya, mengangkat satu jari sembari berkata, "Satu mobil."Rio bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya, "Bagaimana kita bisa bersaing hanya dengan satu mobil?"Raka menjawab, "Kam