Raka menambahkan, "Mentang-mentang jauh, para bajingan itu bertindak semena-mena dan tidak takut pada apa pun. Berengsek!"Surya mengernyit dan diam.Sebenarnya, tidak cocok bagi Raka untuk berbicara seperti itu. Namun, terpikir pada apa yang dialami oleh Eki, dia tidak bisa menahan diri.Myko tidak mengetahui identitas Surya, tetapi Raka tahu betul. Surya berhak untuk menuturkan ucapan yang lebih ketus karena didukung oleh Pak Hendra.Pak Hendra sangat menjunjung tinggi keadilan dan membenci kejahatan. Jika mengetahui hal ini, dia pasti sudah mengamuk. Ucapan Surya sama sekali tidak keterlaluan.Sambil berbincang, dua jam lebih sudah berlalu. Mereka keluar dari jalan tol di Kabupaten Balka."Kak, pergi ke mana dulu?" tanya Raka.Surya menjawab dengan suara rendah, "Pergi ke rumah Eki dulu."Begitu Eki menunjuk ke depan, Myko langsung mengemudikan mobilnya ke arah sana.Lebih dari setengah jam kemudian, mobil berhenti di sebuah kawasan proyek. Surya dan yang lain pun turun.Eki menatap
Mendengar suara itu, Raka mencibir dan berkata, "Hebat sekali mereka! Begitu Eki pulang, mereka langsung datang. Kelihatannya mereka memang merajalela di Kabupaten Balka."Melihatnya, Myko bertanya, "Apa perlu panggil orang ke sini? Begitu tahu ini adalah tugas dari Kak Raka, atasan kami menyiapkan sebuah satgam untukku. Mereka siap beraksi kapan saja.""Terserah Kak Surya," sahut Raka sambil menatap Surya.Surya berkata dengan santai, "Nggak perlu buru-buru. Tunggu sampai mereka keluar semua, kita baru beraksi. Harus tangkap mereka semua tanpa kecuali."Raka dan Myko mengangguk serempak. Namun, Lena terbengong. Apa maksud mereka? Mereka sepertinya memiliki otoritas tinggi?Seberapa hebatnya mereka yang masih begitu muda? Bagaimana bisa Eki mengenal mereka?Seketika, pertanyaan-pertanyaan ini membuat Lena bingung.Eki menatap Lena sembari menghiburnya, "Lena, jangan khawatir. Nggak ada yang sulit bagi Kak Surya.""Eki, jangan lupa dengan William," peringatkan Lena dengan suara rendah.
"Mana mungkin aku menyesal?" Raka langsung memarahinya.Zuki marah besar dan berteriak, "Beri mereka pelajaran! Biarkan mereka tahu siapa yang berkuasa di sini."Beberapa bawahannya segera mengerumuni Surya serta yang lainnya.Lena berteriak ketakutan dan menarik Eki berulang kali, tapi Eki kesulitan untuk bergerak dan hampir menariknya hingga jatuh.Surya mendengus, maju selangkah dan segera memukul.Setelah mengeluarkan beberapa pukulan, orang-orang ini tergeletak hingga menjerit kesakitan.Zuki tercengang melihat hal ini, tidak disangka Surya bisa begitu pandai bertarung, kejadian ini sungguh tidak terduga.Namun, dia tidak panik, kekuatan di belakangnya benar-benar tidak terduga, saat ini tidak ada gunanya juga menyerangnya lagi.Kamu bisa mengalahkan lima orang? Tapi apa kamu bisa mengalahkan lima puluh orang?Dia menatap Surya dengan tajam dan berkata, "Bocah tengil, jangan pikir kamu ini hebat. Kami punya banyak orang. Berapa banyak yang bisa kamu lawan?""Sebanyak mungkin," kat
Raka berkata setelah memahami keadaan ini, "Dik, jangan khawatir, lihat pria itu, 'kan? Kami bawa anggota dari komisi inspeksi kota. Tujuan kedatangan kali ini untuk membawa Lukman dan yang lainnya. Jangan khawatir."Lena tampak terkejut, mungkinkah saat pergi ke Kota Juwana, Eki benar-benar mendapat tanggapan dari departemen setempat hingga mereka mengutus seseorang untuk datang?"Lena, jangan khawatir. Aku memanggilmu ke sini karena aku takut kamu dalam bahaya. Ikuti saja kami dan tunggu sampai masalah ini selesai. Sekarang lebih baik kita makan siang saja. Saat ini sudah lewat jam satu, aku juga sudah lapar," kata Surya sambil tersenyum....Gedung Perusahaan Dirmaini.Lukman sedang bersandar di kursi mewah sambil merokok, ekspresinya begitu kejam saat melihat Zuki yang ketakutan di bawah.Saat ini Lukman sedang memakai jas, tubuhnya jangkung dan berkepala gundul, terlihat mengesankan saat duduk di sana."Hal sekecil ini saja kamu nggak becus! Dasar sampah!" umpat Lukman.Zuki membu
Bagaimana jika mereka mengungkapkan identitasnya sendiri dan Lukman buru-buru menyerang, kondisinya akan semakin memburuk hingga melukai Raka. Hal ini benar-benar kacau.Surya tersenyum tipis dan berkata, "Jangan khawatir, sekarang utus seseorang untuk ke sini. Rahman akan menyusut, kalau kasus ini untuk kalian pasti akan menambah masalah. Kita lakukan selangkah demi selangkah. Saat Rahman maju, kamu masih bisa menyerang."Myko sedikit ragu. Lagi pula, keselamatan Raka adalah yang paling penting.Raka berkata, "Dengarkan saja apa kata Kak Surya. Dalam hal bertarung, Kak Surya nggak akan kalah."Bercanda, kalau seorang praktisi yang bisa menghidupkan kembali Pak Hendra dan disebut dewa oleh Pak Hendra tidak dapat menghadapi sekelompok preman, maka dia bukan termasuk praktisi.Setelah mendengar perkataan Raka, Myko tidak berkata apa-apa.Namun, saat hendak ke toilet, dia tetap mengirimkan pesan meminta pasukan khusus untuk mengambil kendaraan pribadi dan bergegas ke area layanan terdekat
"Aku dengar kamu pandai bertarung?"Begitu masuk, Dito berkepala botak ini memandang Surya dan mengabaikan yang lain.Pada saat yang sama, banyak anak buah Dito memblokir pintu, lebih banyak anak buahnya yang menempati koridor dan bahkan seluruh hotel.Saat ini, Myko, Lena dan yang lainnya sudah sedikit gugup. Lagi pula mereka begitu banyak.Namun, Raka dan Eki tahu bahwa kekuatan Surya begitu menakjubkan dan tidak panik sama sekali.Surya tersenyum dan berkata, "Lumayan, cukup untuk mengalahkan kalian yang lemah ini.""Benarkah?"Dito tertawa dan langsung berdiri di atas kursi, lalu melepaskan sandaran tangan kursi yang terbuat dari baja tahan karat dengan tangan kosong, memutarnya menjadi pelintiran dan kemudian melemparkannya ke bawah.Meski hanya berbahan stainless steel, kekuatannya jauh melebihi manusia biasa.Myko dan Lena sama-sama kaget, tangan Myko sudah mulai menyentuh telepon.Dito melihat ekspresi semua orang dengan gembira. Dito senang sekali saat membuat orang lain menye
Setelah mengatakan itu, Surya masuk ke dalam. Pintu kamar dibiarkan terbuka, tapi tidak ada yang berani melangkah maju.Bercanda, kalaupun Dito pun ditahan, orang-orang yang jatuh ini adalah orang-orang Dito yang hebat.Namun, mereka di sini hanya untuk meramaikan keadaan saja, jadi mereka tidak berani melangkah maju.Pada saat ini, seseorang bergegas ke belakang dan segera memberi tahu Zuki di luar.Saat mendengar ini, Zuki tiba-tiba berkeringat dingin.Dia sudah berpikir berulang kali, kalau dirinya tidak memberi tahu Lukman, masalahnya tidak akan terselesaikan.Meskipun mereka masih ada banyak orang, Dito dan bawahannya masih belum kuat, apalagi mereka yang tidak punya kekuatan untuk bertarung, lebih baik biarkan Lukman saja yang menanganinya.Zuki tidak punya pilihan selain menelepon Lukman.Pada saat ini di dalam kamar, Surya sedang duduk santai di depan Dito sambil merokok dan menatapnya.Kali ini, Dito sama sekali tidak sombong lagi. Dilihat dari pertarungan barusan, terlihat je
Tiba-tiba, dia tersenyum sedih, membuka jendela dan melompat keluar.Istrinya baru saja memakai celana dalam pemberian orang lain pun keluar. Saat melihat pemandangan ini, dia berteriak ketakutan dan langsung pingsan.Lukman yang saat ini berada di vila marah begitu menerima pesan dari Zuki.Dengan begitu banyak orang, mereka bahkan tidak bisa mengalahkan si sampah, bahkan Dito pun ditahan, benar-benar tidak masuk akal.Lukman merokok dan berkata dengan kejam, "Sial, ternyata mereka sudah siap. Tapi ini Kabupaten Balka. Aku yang akan berkuasa."Setelah mengumpat, dia segera mengeluarkan pistol dari brankas, membawa beberapa pengawal dan bergegas menuju hotel dengan ganas.Sepanjang jalan, Lukman menelepon Rahman berkali-kali, ingin berbicara dengannya, tapi tidak ada jawaban.Lukman marah besar, pria ini entah sedang berada di mana. Cepat, angkat teleponnya.Itu bukan salahnya. Rahman yang tidak menjawab telepon. Jika nantinya butuh dia untuk mengurus sesuatu, jangan salahkan dia karen