Seketika Satrio tercengang.Apa yang terjadi? Kok rasanya sekelompok polisi khusus ini datang menyerangnya?Namun, Satrio tidak berani bertindak gegabah di depan sekelompok orang ini.Meski dia berasal dari pedesaan, dia tahu orang berkemeja putih di industri ini adalah keberadaan yang hebat.Satrio pun menghampiri mereka, lalu ingin menyapa, tapi malah didorong oleh senapan seorang polisi khusus hingga jatuh."Kalau kamu berani bergerak lagi, aku akan menembakmu!"Suara dingin polisi khusus ini membuat Satrio berkeringat dingin, bahkan segera berdiri untuk mundur ke belakang.Harus diketahui kalau Adit setingkat wakil departemen. Meski tidak sehebat Leonard, aparat keamanan di sekitarnya sangatlah hebat, jadi tidak sembarangan orang bisa mendekati Adit.Saat ini, Adit berjalan ke samping Raka sambil bertanya dengan senyum, "Ada apa, Raka?"Raka berkata dengan suara pelan, "Eki adalah temanku, dia datang ke sini karena ada masalah. Tapi, sekelompok orang ini mau membawanya pergi, jadi
Namun, di mata Adit, penanggung jawab keamanan kota bukanlah apa-apa. Hanya dengan satu perintah, dia bisa menangkapnya.Terutama masalah ini berkaitan dengan Raka. Jika tidak menyelidiki dan memenjarakan sekelompok orang itu, sia-sia dia datang secara pribadi setelah ditelepon oleh Adit.Petugas mengawal rombongan Satrio ke dalam mobil. Adit menoleh pada Raka, lalu tersenyum seraya berkata, "Jangan khawatir, Paman pasti akan melakukan investigasi menyeluruh untuk memberi pertanggungjawaban pada temanmu.""Terima kasih, Paman Adit," ujar Raka.Adit berkata, "Nggak perlu sungkan. Kalau butuh bantuan Paman Adit, telepon saja. Terutama kalau ada pengacau di internal, akan Paman beri hukuman berat.""Baik, Paman Adit. Kalau ada apa-apa, pasti akan kukabari," ujar Raka seraya tersenyum.Adit mengangguk. Setelah menatap Eki dan Surya lagi untuk mengingat wajah mereka, dia langsung pergi.Saat ini, Surya berkata dengan suara rendah, "Maaf merepotkanmu.""Kak, jangan sungkan. Urusanmu adalah u
Surya menggeleng dan berkata, "Nggak perlu, justru akan memperburuk situasi nanti. Kita pergi sendiri saja.""Kak," ujar Raka seraya menggosok tangannya. "Ada penjahat, pasti ada penegak hukum. Aku percaya Kakak pasti bisa melawan para penjahat itu, tetapi nggak baik kalau Kakak lawan orang yang mendukung mereka. Bagaimanapun, mereka adalah orang pemerintahan. Mudah sekali bagi mereka untuk menyulitkan Kakak."Surya merenung sejenak, lalu berkata, "Benar juga. Bagaimana menurutmu?""Satu temanku adalah anak dari teman seperjuangan ayahku, sekarang kerja di Komisi Inspeksi Kota Juwana. Kita bisa bawa dia. Kalau masalah ini ada sangkut pautnya dengan pemerintah setempat, biar dia turun tangan. Dijamin semuanya akan ditangkap," ungkap Raka.Surya mengangguk dengan pelan. Dalam hal ini, Raka jauh lebih berpengalaman darinya."Kalau begitu, ikuti katamu saja."Setelah Surya setuju, Raka langsung mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.Sesaat kemudian, telepon tersambung. Orang itu
Raka menambahkan, "Mentang-mentang jauh, para bajingan itu bertindak semena-mena dan tidak takut pada apa pun. Berengsek!"Surya mengernyit dan diam.Sebenarnya, tidak cocok bagi Raka untuk berbicara seperti itu. Namun, terpikir pada apa yang dialami oleh Eki, dia tidak bisa menahan diri.Myko tidak mengetahui identitas Surya, tetapi Raka tahu betul. Surya berhak untuk menuturkan ucapan yang lebih ketus karena didukung oleh Pak Hendra.Pak Hendra sangat menjunjung tinggi keadilan dan membenci kejahatan. Jika mengetahui hal ini, dia pasti sudah mengamuk. Ucapan Surya sama sekali tidak keterlaluan.Sambil berbincang, dua jam lebih sudah berlalu. Mereka keluar dari jalan tol di Kabupaten Balka."Kak, pergi ke mana dulu?" tanya Raka.Surya menjawab dengan suara rendah, "Pergi ke rumah Eki dulu."Begitu Eki menunjuk ke depan, Myko langsung mengemudikan mobilnya ke arah sana.Lebih dari setengah jam kemudian, mobil berhenti di sebuah kawasan proyek. Surya dan yang lain pun turun.Eki menatap
Mendengar suara itu, Raka mencibir dan berkata, "Hebat sekali mereka! Begitu Eki pulang, mereka langsung datang. Kelihatannya mereka memang merajalela di Kabupaten Balka."Melihatnya, Myko bertanya, "Apa perlu panggil orang ke sini? Begitu tahu ini adalah tugas dari Kak Raka, atasan kami menyiapkan sebuah satgam untukku. Mereka siap beraksi kapan saja.""Terserah Kak Surya," sahut Raka sambil menatap Surya.Surya berkata dengan santai, "Nggak perlu buru-buru. Tunggu sampai mereka keluar semua, kita baru beraksi. Harus tangkap mereka semua tanpa kecuali."Raka dan Myko mengangguk serempak. Namun, Lena terbengong. Apa maksud mereka? Mereka sepertinya memiliki otoritas tinggi?Seberapa hebatnya mereka yang masih begitu muda? Bagaimana bisa Eki mengenal mereka?Seketika, pertanyaan-pertanyaan ini membuat Lena bingung.Eki menatap Lena sembari menghiburnya, "Lena, jangan khawatir. Nggak ada yang sulit bagi Kak Surya.""Eki, jangan lupa dengan William," peringatkan Lena dengan suara rendah.
"Mana mungkin aku menyesal?" Raka langsung memarahinya.Zuki marah besar dan berteriak, "Beri mereka pelajaran! Biarkan mereka tahu siapa yang berkuasa di sini."Beberapa bawahannya segera mengerumuni Surya serta yang lainnya.Lena berteriak ketakutan dan menarik Eki berulang kali, tapi Eki kesulitan untuk bergerak dan hampir menariknya hingga jatuh.Surya mendengus, maju selangkah dan segera memukul.Setelah mengeluarkan beberapa pukulan, orang-orang ini tergeletak hingga menjerit kesakitan.Zuki tercengang melihat hal ini, tidak disangka Surya bisa begitu pandai bertarung, kejadian ini sungguh tidak terduga.Namun, dia tidak panik, kekuatan di belakangnya benar-benar tidak terduga, saat ini tidak ada gunanya juga menyerangnya lagi.Kamu bisa mengalahkan lima orang? Tapi apa kamu bisa mengalahkan lima puluh orang?Dia menatap Surya dengan tajam dan berkata, "Bocah tengil, jangan pikir kamu ini hebat. Kami punya banyak orang. Berapa banyak yang bisa kamu lawan?""Sebanyak mungkin," kat
Raka berkata setelah memahami keadaan ini, "Dik, jangan khawatir, lihat pria itu, 'kan? Kami bawa anggota dari komisi inspeksi kota. Tujuan kedatangan kali ini untuk membawa Lukman dan yang lainnya. Jangan khawatir."Lena tampak terkejut, mungkinkah saat pergi ke Kota Juwana, Eki benar-benar mendapat tanggapan dari departemen setempat hingga mereka mengutus seseorang untuk datang?"Lena, jangan khawatir. Aku memanggilmu ke sini karena aku takut kamu dalam bahaya. Ikuti saja kami dan tunggu sampai masalah ini selesai. Sekarang lebih baik kita makan siang saja. Saat ini sudah lewat jam satu, aku juga sudah lapar," kata Surya sambil tersenyum....Gedung Perusahaan Dirmaini.Lukman sedang bersandar di kursi mewah sambil merokok, ekspresinya begitu kejam saat melihat Zuki yang ketakutan di bawah.Saat ini Lukman sedang memakai jas, tubuhnya jangkung dan berkepala gundul, terlihat mengesankan saat duduk di sana."Hal sekecil ini saja kamu nggak becus! Dasar sampah!" umpat Lukman.Zuki membu
Bagaimana jika mereka mengungkapkan identitasnya sendiri dan Lukman buru-buru menyerang, kondisinya akan semakin memburuk hingga melukai Raka. Hal ini benar-benar kacau.Surya tersenyum tipis dan berkata, "Jangan khawatir, sekarang utus seseorang untuk ke sini. Rahman akan menyusut, kalau kasus ini untuk kalian pasti akan menambah masalah. Kita lakukan selangkah demi selangkah. Saat Rahman maju, kamu masih bisa menyerang."Myko sedikit ragu. Lagi pula, keselamatan Raka adalah yang paling penting.Raka berkata, "Dengarkan saja apa kata Kak Surya. Dalam hal bertarung, Kak Surya nggak akan kalah."Bercanda, kalau seorang praktisi yang bisa menghidupkan kembali Pak Hendra dan disebut dewa oleh Pak Hendra tidak dapat menghadapi sekelompok preman, maka dia bukan termasuk praktisi.Setelah mendengar perkataan Raka, Myko tidak berkata apa-apa.Namun, saat hendak ke toilet, dia tetap mengirimkan pesan meminta pasukan khusus untuk mengambil kendaraan pribadi dan bergegas ke area layanan terdekat
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di