"Nggak berlebihan," kata Surya.Yusuf melambaikan tangannya. Kemudian, seseorang membawa surat pinjaman yang telah dicetak dari awal. Surya hanya perlu menuliskan nominal dan informasi peminjam.Surya melirik sejenak, lalu berkata, "Bunga yang tertulis di surat pinjaman ini berbeda dengan yang dikatakan Pak Yusuf. Bunga ini bahkan sesuai dengan penetapan negara?""Tentu saja. Hanya saja kamu seharusnya tahu bunga yang sebenarnya harus sesuai dengan kesepakatan lisan kita," kata Yusuf sambil tersenyum.Surya menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Aku mengerti."Yusuf melambaikan tangannya, kemudian dua pengawal membawa 4 miliar dan meletakkannya di depan Surya.Perjudian dilanjutkan kembali.Namun, Surya sepertinya sedang bernasib sial. Hanya dalam dua jam, dia telah kehilangan 4 miliar.Saat ini, Surya berkata dengan kesal, "Pinjamkan aku 4 miliar lagi, aku nggak percaya aku nggak bisa menang.""Dik." Saat ini, Yusuf menyalakan cerutu sambil berkata dengan perlahan, "Kita baru saja b
Saat ini, Surya bersandar di kursinya dengan lemah sambil bergumam, "Ternyata seperti ini rasanya berjudi."Kali ini, Surya sama sekali tidak menggunakan kemampuannya. Dia berjudi dengan berdasarkan situasi manusia normal yang lainnya.Dia berusaha keras berakting menjadi seorang penjudi untuk menikmati setiap kali berjudi.Perasaan bahagia ketika menang perjudian, kesal ketika kalah judi dan juga putus asa setelah terjerumus kekalahan.Rangsangan seperti ini terus membuatnya bergairah sehingga adrenalinnya pun terus melonjak.Perasaan seperti ini lebih seru dan mengasyikkan dibandingkan dengan naik roller coaster. Tidak heran orang-orang mengatakan judi akan membuat orang-orang ketagihan. Ternyata memang seperti itu.Pada saat ini, Surya bersandar di kursi dengan lemah, tatapannya terlihat kosong. Dia juga bergumam pada dirinya sendiri.Penampilan Surya seperti seorang penjudi yang putus asa karena kehilangan semua hartanya.Saat ini, Yusuf tertawa dengan bahagia.Surya sudah kehilang
Surya terkekeh, lalu berkata, "Membunuh orang akan dihukum mati. Membunuh orang dan mencuri organ tubuh mereka, kejahatanmu akan bertambah besar. Apa kamu nggak takut?""Takut?" Yusuf terbahak-bahak untuk waktu lama, lalu berkata, "Siapa yang harus Keluarga Basid takuti di Kota Juwana ini? Nak, kamu sama sekali nggak paham dengan kehidupan sosial."Saat ini, Surya berkata sambil mengerutkan keningnya, "Maksudmu, Keluarga Basid yang merupakan keluarga terkaya nomor tiga di Kota Juwana?""Sepertinya kamu tahu hal ini. Ya, aku adalah anggota Keluarga Basid. Anggota Keluarga Basid tersebar di seluruh kalangan politik dan bisnis. Menurutmu, siapa yang harus aku takuti?" tanya Yusuf dengan sombong.Surya berkata dengan sinis, "Apakah anggota Keluarga Basid kebal akan hukum?""Betul, keluarga seperti kami nggak tunduk pada peraturan apa pun. Bocah, kamu masih muda. Meskipun kamu tahu tiga keluarga besar, kamu sama sekali nggak paham kekuatan menakutkan seperti apa yang kami miliki," jawab Yus
"Mana bisa begitu? Kami akan pergi bersamamu.""Ini adalah perintah. Semuanya kembalilah, cepat."Yenny tahu kejadian ini mungkin akan membuatnya kehilangan jabatan wakil ketua. Hukuman ini sudah termasuk hukuman ringan.Yenny tidak merasa takut. Namun, dia tidak boleh melibatkan anak buahnya. Mereka masih muda dan ada beberapa yang belum berkeluarga.Jika mereka kehilangan pekerjaan karena Yenny, dia pasti akan merasa bersalah seumur hidupnya.Melihat Yenny sudah bertekad dan ditambah dengan tekanan dari atasan, beberapa anak buahnya hanya bisa turun dari mobil dengan tidak berdaya.Mereka memberi hormat kepada Yenny di luar mobil, lalu berbalik dan berjalan pergi.Yenny menarik napas panjang, lalu turun dari mobil dan berjalan ke bar.Saat ini, bar sudah tutup. Yenny pun mengetuk pintu dengan kuat."Siapa?"Beberapa saat kemudian, setelah terdengar suara gumam seseorang, pintu bar pun dibuka sedikit dan seseorang berambut pirang menjulurkan kepalanya.Yenny langsung menendang pria be
Gerakan pria ini yang sangat lincah itu sama sekali tidak memberikan kesempatan bagi Yenny untuk bereaksi. Dalam sekejap, situasi di antara keduanya pun berbalik.Yenny kesakitan hingga memeluk perutnya sambil berjongkok di lantai. Sementara, pria itu mengambil pistol Yenny dan berkata dengan sinis, "Sialan, apa kamu kira aku orang yang gampang ditindas?"Saat ini, Yusuf berkata dengan nada rendah, "Bimo, apa yang terjadi?"Pria yang bernama Bimo Jakarsa itu menjawab, "Bos, wanita jalang ini menerobos masuk dan bertanya tentang lokasi perjudian. Tampaknya ini sudah direncanakan sebelumnya, jadi aku membawanya kemari."Yusuf melirik Yenny sekilas, lalu kembali menatap Surya sambil bertanya dengan perlahan, "Tampaknya kalian berkomplot?""Bisa dikatakan begitu," jawab Surya.Yusuf bertanya sambil terkekeh, "Kelihatannya kalian sudah berencana untuk mengincarku?""Betul," jawab Surya.Yusuf berkata dengan nada sinis, "Hanya kalian saja? Konyol sekali. Bagaimana dengan sekarang?""Dia adal
Saat ini, dua pengawal dan Bimo terbaring di lantai dengan ekspresi kesakitan. Mereka berguling-guling di lantai, sama sekali tidak bisa berdiri. Mereka bahkan tidak bisa mengeluarkan suara.Yusuf terkejut. Sementara tiga penjudi yang berpartisipasi menjebak Surya pun menunjukkan ekspresi terkejut.Sementara Yenny menunjukkan ekspresi tidak percaya seakan dia telah melihat hantu.Saat ini, Surya menarik Yenny dan memberikan pistol kepadanya sambil berkata dengan senyum, "Aku sudah bilang semua berada dalam kendaliku."Yenny mengambil pistol itu dengan ekspresi tidak percaya. Ternyata Surya memiliki kekuatan yang sehebat ini, seketika Surya berhasil memutarbalikkan situasi.Namun, Yenny adalah orang yang memiliki banyak pengalaman. Dengan cepat, dia telah menenangkan pikirkannya, lalu berkata sambil menodongkan pistol ke semua orang, "Angkat tangan kalian."Saat ini, terlihat jelas ketiga penjudi itu terkejut dengan kemampuan Surya. Mereka segera mengangkat tangan dan berdiri di pojok.
Melihat hal itu, Surya berkata dengan acuh tak acuh, "Jawab saja teleponmu, ingatlah untuk merekamnya. Hari ini, nggak peduli siapa pun yang terlibat dalam masalah ini, mereka akan mendapatkan hukuman setimpal."Melihat Surya sangat percaya diri, Yenny juga tidak merasa ragu lagi. Karena ini adalah tugasnya.Yenny menerima panggilan itu, lalu mulai merekam suara."Kapten," kata Yenny.Di telepon, terdengar suara tegas. "Di mana kamu?""Aku di Bar Kirana.""Segera kembali. Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?""Ketua, aku menemukan perjudian di Bar Kirana. Di sini ada beberapa penjudi dan uang tunai, semua bukti lengkap," kata Yenny.Orang yang menelepon terdiam beberapa saat, kemudian berkata, "Tunggu di sana, aku segera tiba."Yenny menutup telepon, lalu melihat ke arah Surya sambil berkata, "Kapten kami akan segera tiba."Namun, Surya melihat ekspresi Yenny terlihat sedikit khawatir. Kemungkinan bala bantuan tidak akan datang.Setelah berpikir sejenak, Surya merasa dirinya tid
"Baik," jawab kedua orang itu.Kemudian, Kapten berkata dengan ekspresi dingin, "Ayo, naik.""Kapten?" Yenny tidak ingin meninggalkan tempat kejadian. Karena dia tahu, kapten tim mereka sedikit bermasalah.Seketika, wajah sang kapten langsung menjadi masam, kemudian dia berkata, "Kamu mau membantah perintahku?"Yenny masih ingin berdebat, tapi saat ini Surya sudah berdiri dan berkata, "Dengarkan perintah kaptenmu, ayo kita naik."Yenny menggertakkan giginya, dia hanya bisa menerima kenyataan ini.Sementara Yusuf menunjukkan senyum yang sulit disadari. Kemudian, dia berdiri dengan perlahan.Semua orang tiba di aula bar. Saat ini, Kapten berkata sambil menatap Yenny, "Berikan pistolmu.""Apa maksudmu?" Seketika, Yenny merasa panik. Dia memegang pistol dengan kedua tangannya, tetapi dia mengarahkan moncong pistol itu ke bawah.Kapten berkata sambil mengerutkan keningnya, "Kamu membantah perintahku. Sekarang, kamu harus menjalani penyelidikan penangguhan.""Aku akui aku telah melakukan hal
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di