Share

79. Kematian Ranti (Korban Balas Dendam)

“Kita tunggu sampai Nyimas membaik. Baru setelah itu katakan segalanya.”

Suara percakapan Abah dengan seseorang di kamar mengurungkan niat untuk turun ke dapur. Sepertinya sesuatu telah terjadi, tapi apa? Kuharap bukan sesuatu yang besar.

“Ranti terus mendesak saya agar menyampaikan permohonan maaf pada Sri.” Rupanya Abah tengah berbincang dengan Fakhri. Ada apa dengan Ranti, sampai dia mendesak suaminya untuk menyampaikan permohonan maaf padaku.

Benar. Aku sampai lupa menanyakan kabar Ranti karena masalah yang tengah dihadapi. Beberapa waktu lalu, entah kenapa sering sekali memimpikan sepupuku itu. Namun anehnya, Ranti yang ada dalam mimpi terlihat begitu memprihatinkan.

Dia berdiri di pintu depan rumah Abah seraya menatap ke arahku yang berada di dalam. Ketika diminta masuk, Ranti menggeleng menolak ajakan. Tubuhnya terlihat begitu kurus kering, seperti hanya tersisa tulang terbungkus kulit, sama persis dengan Mamah sebelum beliau meninggal.

Hampir setiap hari mimpi itu terus hadir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status