Share

Pergilah Ke Psikiater

"Hanya menebaknya karena kau menyebutnya wanita tua."

"Kau benar!" Anna terkekeh kecil. "Ah! Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apakah sudah selesai?"

"Sedikit lagi. Kau pulanglah lebih dulu, jangan menungguku."

Anna tidak berpikir untuk meninggalkan Edgar karena dia tidak ingin pulang sendiri. Dia juga tidak mungkin pulang bersama Grace karena temannya itu pasti sudah pulang sejak tadi setelah ditinggalkan olehnya di kafe.

"Sepertinya aku akan menunggumu hingga selesai dengan pekerjaanmu. Aku ingin kita pulang bersama."

"Jika itu keinginanmu, aku tidak akan memaksamu untuk pulang. Tapi, jangan salahkan aku jika kau merasa bosan di sini."

Edgar bangkit dari sofa dan segera duduk di kursi kerjanya. Dia kembali berkutat dengan laptop dan kertas-kertas yang berserakan di atas meja.

'Suamiku memang tampan!' batin Anna.

Meskipun menunggu adalah hal yang membosankan, namun jika menunggu suami dengan paras tampan dan rupawan, tentu saja Anna tidak akan merasa bosan. Sebab, dia bisa melih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status