Anna sadar jika perkataannya barusan sangat kejam, namun hanya itu satu-satunya cara agar Wendy malu dan tahu diri! Anna paham bagaimana rasanya ketika dia tidak punya uang saat perusahaan ayahnya bangkrut, bahkan sampai terlilit hutang. Namun, dia tidak seperti Wendy yang suka berfoya-foya di atas kerja keras ayahnya. "Kau!" geram Wendy, "sebaiknya hentikan ucapanmu sebelum aku berbuat lebih jauh!" Tampaknya Wendy goyah dengan ucapan Anna. Wanita itu takut jika kebohongannya selama ini terbongkar bahkan di depan banyak orang. Susah payah dia membangunnya, dia tidak akan membiarkan Anna yang hendak merusak citranya dalam sekejap! "Bukankah ucapanku benar?" Anna tersenyum mengejek. "Teman-teman sekalian!" teriak Anna dengan lantang, dengan sengaja memancing emosi Wendy. Begitu teriakkan Anna terdengar oleh orang-orang kampus, mereka sontak menoleh hingga membuat Wendy panik karena rahasianya akan dibongkar di hadapan publik. Sebelum Anna berbicara lebih lanjut, dengan cepat We
"Anna!" teriak Grace seraya melambaikan tangan. "kau dari mana saja? Aku mencarimu dari tadi?!"Sebelum menjawab pertanyaan Grace, Anna melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. "Aku akan menceritakannya nanti. Ayo kita ke kelas!"Anna tidak menyangka jika dia terlalu lama bermain-main dengan Wendy hingga lupa kalau dia memiliki jadwal masuk pagi. Untungnya Grace datang untuk mencarinya! "Jadi ... apa yang kau lakukan pagi ini hingga aku tidak bisa menemukan keberadaanmu, Anna?"Memang pada dasarnya Grace adalah orang yang cerewet, baru saja sampai dan duduk di kelas, namun dia sudah bertanya lagi. Tadinya Anna tidak ingin menceritakan masalahnya dengan orang lain. Namun, karena Grace adalah teman baiknya jadi mungkin tidak masalah. "Jadi, begini ceritanya ...." Anna menceritakan semua kejadian, termasuk kejadian yang menimpa Andy. Dia menjelaskan secara rinci bagaimana dan mengapa itu bisa terjadi. Sementara itu, Grace hanya menanggapi cerita Anna dengan ekspresi wajahnya ya
"Aku tidak bisa lama-lama di sini. Aku ada jadwal mengajar pagi." Kevin berdiri setelah dia melihat jam tangannya. "Hn, pergilah."Kevin berbohong mengenai jadwal mengajar, sebenarnya dia mendapat jadwal mengajar siang. Namun, karena tidak ingin meneruskan pembicaraan yang sensitif baginya, dia lebih memilih menghindar secara baik-baik. Keluar dari ruangan Edgar, Kevin menghela napas panjang dan mengutuk dirinya sendiri. Seharusnya dia bisa melupakan perasaannya terhadap Anna. Sebab, Anna sudah menjadi milik Edgar! Kevin tidak ingin menjadi perusak hubungan orang karena perasaan yang dia miliki. 'Seperti ada seseorang!' pikir Kevin. Dalam sepersekian detik, dia melihat sesosok orang yang bersembuyi di balik semak-semak. "Keluar 'lah. Aku tahu kalau kau bersembunyi di semak-semak!" teriak Kevin dengan lantang. Dugaannya tepat. Seseorang keluar dari semak-semak. Orang itu memakai topi yang menutupi wajahnya, namun karena rambutnya panjang, Kevin berpikir bahwa orang itu adalah wani
Kevin tersenyum dan mengusir Edgar dengan tangannya. Jantungnya hampir berhenti karena kedatangan Edgar yang tiba-tiba. Syukurlah karena Edgar percaya dengan kebohongan yang Kevin buat. Setelah melihat punggung Edgar menjauh, Kevin sontak menghadap Venna. Tatapan tajam nan menusuk dia arahkan pada wanita yang sudah tua itu. "Aku harap kau tidak pernah muncul lagi di sekitarku dan Edgar!" ucap Kevin dengan tatapan tajamnya. Venna terdiam mendengar penuturan Kevin, namun bukan berarti dia setuju dengan pemuda itu. Tampaknya Kevin dan Edgar sangat membencinya. Bagaimana tidak? Venna adalah dalang dari trauma masa lalu mereka! Melihat Kevin menjauh, Venna kemudian menyeringai. "Menarik! Mereka tumbuh dengan sangat baik dan menjadi pemuda tampan!" Ya, awalnya tujuan Venna memang ingin meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Namun, melihat dua orang yang pernah menjadi korban pelecehan dirinya, hasrat yang sempat terkubur lama tiba-tiba bangkit kembali hingga membuat dia bersemanga
Keesokan harinya ...Edgar berdiri di samping Anna dengan wajah datar, kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana."Ini yang kau maksud dengan kencan yang berbeda?" Ucap Edgar dengan nada kesal. Di hadapannya sekarang berdiri sepasang manusia yang menyebalkan. Grace dan Kevin. Sepertinya Anna berhasil mengelabuinya dan membuat Edgar sama sekali tidak curiga. Berbeda? Edgar mengira jika Anna akan memberinya kejutan spesial hingga menyebutnya berbeda, namun ternyata ini adalah kencan ganda! Kencan ganda pun sudah membuat Edgar kesal, namun dia lebih kesal lagi ketika mengetahui bahwa Kevin ikut terlibat dalam rencana ini. Kevin menjadi pasangan kencan Grace, padahal dia berkata bahwa dia sudah memiliki orang yang disukai! Bukankah wanita yang disukai Kevin adalah wanita kemarin? "Maaf, Profesor. Sebenarnya saya yang memaksa Anna untuk pergi kencan ganda," celetuk Grace.Memang benar jika Grace yang mengajak Anna untuk kencan ganda, namun Grace sama sekali tidak memaksa! Anna p
"Ed!" Anna mencubit tangan Edgar pelan. Suaminya itu terlalu posesif dan over protektif. "Maaf, Grace. Aku akan naik bersama Edgar."Lagi pula, yang namanya kencan itu harus berpasangan dengan lawan jenis. Mana mungkin Anna berangkat dari rumah dengan Edgar, namun menghabiskan waktu kencannya dengan Grace? Itu sangat aneh. "Profesor Kevin, tolong jaga Grace baik-baik, ya! Selamat menikmati kencan kalian!"Setelah mengatakan itu, Anna sontak pergi dengan Edgar sambil berpegangan tangan. Dia sudah tidak sabar untuk menaiki bianglala yang merupakan wahana favoritnya sejak kecil. Hiruk pikuk orang berdesak-desakan untuk mengambil antrean. Ya, tidak sedikit orang yang ingin menaiki wahana bianglala. Mungkin karena bianglala adalah wahana yang menarik. Wahana bundar itu bisa memperlihatkan pemandangan alam yang indah saat sampai di titik puncaknya. Namun, bagi seseorang yang phobia ketinggian maka wahana bianglala bisa menjadi mimpi buruk! "Untuk dua orang," ucap Edgar seraya menyerahkan
"Lalu bagaimana dengan yang kemarin?" Lagi-lagi Edgar bertanya. Dia belum puas dengan jawaban Kevin. Pertanyaan Edgar membuat Anna dan Grace saling memandang dan memberi kode. Mereka penasaran dengan apa yang sedang dibicarakan para pria. Namun, sepertinya Anna sedikit paham dengan maksud Edgar. Pasti Edgar sedang mempertanyakan soal wanita yang kemarin sempat dibicarakan olehnya. Anna mengangkat bahunya berpura-pura tidak tahu. Lagi pula, itu bukan urusannya dan tidak ada hubungannya dengan Anna. Terlihat Kevin tengah kesal karena mendapat pertanyaan dari Edgar. Sudut mata Kevin berkedut dan bibirnya sediki miring. Karena dari awal sudah berbohong, tampaknya Kevin harus meneruskan kebohongannya. "Yang kemarin?" Kevin menaikkan sebelah alisnya. "Dia hanya salah satu kenalanku, Ed. Kau pasti tahu kalau aku terkenal, bukan?"Kevin mengatakan yang sebenarnya, meskipun masih ada sedikit kebohongan. Jika memikirkan kejadian kemarin, Kevin tanpa sadar teringat dengan Venna. Apakah wanit
Agar Anna tidak lagi bertemu dengan staf yang menjadi hantu, Edgar menyuruh Anna u untuk menutup mata rapat-rapat, sedangkan dia menuntun Anna berjalan. Edgar melakukan itu karena dia merasa kasihan dengan para staf yang berkostum hantu. Mereka pasti kesakitan setelah dipukuli oleh tas Anna. "Ed, apa jalan ke luarnya masih jauh?"Ketakutannya sudah mencapai batas. Anna merasa kalau seluruh badannya merinding hingga membuat jantungnya berdebar sangat kencang. Rumah hantu memang sesuatu yang efektif untuk memacu adrenalin. Grep! Langkahnya tertahan, Anna bisa merasakan sebuah tangan yang memegang pergelangan kakinya. Anna sangat takut, padahal dia sudah menutup matanya rapat-rapat seperti yang Edgar perintahkan. "Ed, kakiku ... ada sesuatu di kakiku!" ucap Anna dengan bibir bergetar. Dia menarik pakaian Edgar agar membantunya terlepas dari tangan yang menahan kakinya.Melihat ekspresi ketakutan Anna, Edgar nyaris tertawa lepas karenanya. Bagaimana bisa Anna jadi terlihat menggemaska