Di perjalanan menuju rumahnya, Christopher menanyakan mengapa tadi tersenyum sembari memperlihatkannya?
“Memang ada yang salah dengan bersikap tersenyum?” tanya Agatha heran.
“Tidak ada yang salah, hanya saja, apa yang ada di pikiranmu saat itu?” tanya balik Christopher.
“Suka saja melihatmu berkomunikasi dengan anak kecil bisa ramah seperti itu.” Jawab Agatha dengan polosnya, membuat Christopher tersinggung.
“Menurutmu, selama ini aku bagaimana?” tanya suaminya meminta kepastian.
“Ya…. begitulah, ayo segera pulang, cuaca mendung, Tuan.” Jawab Agatha mengalihkan obrolan.
“Apa kamu suka anak kecil?” tanya Christopher.
“Tentu saja suka, terlebih seperti Ken, yang tampan juga pintar.” Jawab Agatha.
“Kalau begitu, setelah sampai rumah, kita buat yang lebih baik dari Ken.” Ucap Christopher dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.&
Setelah selesai melakukan kewajiban suami istri, Christopher terus memandangi istrinya yang tidak berhenti menangis. “Apa yang membuatmu sangat bersedih, Agatha?” tanyanya dengan heran.“Harusnya anda tau, kita tidak diperbolehkan untuk sampai sejauh ini! Mengapa anda melanggarnya!” protes Agatha dengan suara terisak.“Bukankah ini sebuah kewajiban? Kami sama-sama terlena dengan permainan.” Tanya Christopher.“Seharusnya anda lebih bisa menahannya!” protes Agatha.“Kamu tidak ikhlas sudah memberikannya kepadaku? Mau bagaimana pun juga aku ini suamimu, bukan orang lain yang hanya bermodalkan janji setelah itu ditinggal.” Tanya Christopher memastikan.“Saya menyesal karena tidak memberikan kepada suami sungguhan, sedangkan kita hanya sebatas kontrak.” Jawab Agatha membuat Christopher tidak suka.“Lalu kamu mau apa?” tantang Christopher menatap istrinya dengan d
Agatha sudah berpenampilan rapi dan juga wangi, itu menandakan, jika mulai hari ini sudah kembali bekerja. Sebenarnya, Christopher tidak suka melihat istrinya harus capek bekerja, namun, jika terus berada di rumah, yang ada membuatnya cepat bosan.Sampai sekarang, Christopher belum menemukan ide yang bagus untuk membukakan usaha.“Sudah siap?” tanya Christopher memastikan.“Sudah, Tuan. Sebentar lagi, taksi online pesanan saya juga akan tiba.” Jawab Agatha membuat Christopher kesal.“Siapa yang menyuruhmu memesan taksi online?” tanya Christopher penuh penekanan.“Bukankah setiap hari seperti itu, kita berangkat sendiri-sendiri?” tanya balik Agatha heran.“Itu dulu! Mulai sekarang dan seterusnya, baik berangkat maupun pulang, wajib bersama.” Jawab Christopher secara tiba-tiba.“Kenapa anda selalu membuat keputusan secara tiba-tiba?” protes Agatha kesa
“Berani sekali mengabaikan saya!” protes Christopher menatap istrinya tajam.“Apa mau anda?” tantang Agatha.“Mari kita membuat seluruh kantor terkejut,” jawab Christopher tak kalah menantang.“Dengan cara?” tanya Agatha penasaran.“Sebentar lagi, akan saya kumpulkan semua karyawan di aula untuk mengumumkan pernikahan kita.” Jawab Christopher sangat membuat Agatha terkejut.“Anda sudah tidak waras, Tuan! Saya menolaknya!” tolak Agatha.“Saya tidak peduli pendapatmu.” Jawab Christopher keluar dari ruangan istrinya lalu memerintahkan assistennya agar semua karyawan berkumpul di aula.Tidak berselang lama, semua karyawan sudah berkumpul dengan perasaan tidak menentu, tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saja mereka di kumpulkan di aula tanpa informasi yang jelas. Bahkan, assisten Christopher saja tidak mengetahui alasann
“Jika bulan depan kita mengadakan resepsi, apa nantinya tidak menjadi gunjingan jika dua bulan kemudian bercerai?” tanya Agatha membuat suaminya mendadak kesal.“Siapa yang akan bercerai? Tidak ada perceraian!” bantah Christopher.“Perjanjian pernikahan kita?” tanya Agatha memastikan.“Biar itu menjadi urusan saya, satu yang perlu kamu tahu, tidak akan ada percerain yang terjadi, kecuali maut yang memisahkan, mengerti, Agatha Cecillia?” jawab Christopher semakin membuat istrinya terpojok, tidak bisa berkutik, akhirnya Agatha hanya pasrah saja dengan hal yang sebentar lagi terjadi.“Bagaimana bisa dia yang membuat perjanjian, malah kini menolak dengan keras untuk selesai?” batin Agatha merasa heran, namun perasaan itu tidak sebanding dengan berdebar jantungnya ketika sang suami semakin mendekatkan dirinya.“Aku menginginkanmu seutuhnya,” bisik Christopher di telinga Agatha yang
Setelah kepergian pengacara keluarga suaminya, kini Agatha menatap Christopher dengan sangat tajam juga dalam. “Apa maksud dari semua ini, Tuan? Saya butuh penjelasan!”“Semua sudah jelas, saya ingin pernikahan kita resmi, bukan lagi sebuah sandiwara.” Jawab Christopher dengan mudahnya.“Mengapa tiba-tiba?” tanya Agatha memastikan.“Bukan tiba-tiba, semua sudah ada di dalam pikiran saya sejak bulan lalu, namun baru terelesiasikan sekarang. Apa kamu tidak menyukainya?” tanya balik Christopher.“Apa yang membuat anda ingin pernikahan ini menjadi resmi?” tanya Agatha memastikan.“Karena…..” jawab Christopher terpotong.“Karena sudah mengambil mahkotaku? Lalu anda merasa kasihan, jadinya terpaksa pernikahan ini resmi, begitu, Tuan?” tebak Agatha dengan senyum tipis.“Kamu salah paham!” tegur Christopher kesal.“Bukankah tadi
“Halo, Kak, Ibu sudah meninggal.” Ucap Agatha melalui sambungan telepon.“APA!!! Bukankah sebelum aku pergi, keadaan Ibu baik-baik saja? Ini gak mungkin!” pekik Axel Gordon Cameron sangat terkejut.“I-ibu meninggal ketika selesai menyaksikan akad nikahku.” Ucap Agatha dengan suara isak tangis yang sangat jelas.“Kamu menikah? Dengan siapa? Mengapa tiba-tiba? Sebenarnya ini ada apa!” tanya Axel dengan beruntun. Belum selesai rasa keterkejutannya dengan kabar Julianna meninggal, kini harus menerima sebuah kabar baru, jika adiknya tiba-tiba menikah tanpa memberitahu padanya.“Dengan bos di kantor tempatku bekerja, Kak.” Jawab Agatha.“Jangan dulu makamkan Ibu, tunggu aku pulang! Dan masalah pernikahanmu, aku mau mendengarnya secara langsung denganmu serta suamimu!” perintah Axel lalu panggilan terputus begitu saja.Agatha memiiliki kakak laki-laki yang kini be
Suasana langsung canggung karena ini pertama kalinya Axel bertemu dengan Christopher, begitu pun sebaliknya.“Maaf jika pertemuan ini dengan kondisi yang sedang tidak baik-baik saja, sebagai rasa hormat saya kepada kakak dari Agatha, saya resmi memperkenalkan diri, nama saya Christopher Royce Preston dan saya adalah suami dari adik anda,” ucap Christopher mengawali obrolan.“Keluarga Royce Preston?” tanya Axel kaget, sepasang suami istri sama-sama mengangguk bersamaan dengan tatapan bingung.“Ada apa, Kak?” tanya Agatha memastikan.“Apakah sebelum meninggal, ibu mengetahui ini?” tanya Axel memastikan.“Ibu tau kalau suamiku adalah bos dari perusahaan tempatku bekerja. Memangnya ada apa?” tanya Agatha penasaran.“Ayahmu Hanrey Royce Preston?” tanya Axel kepada adik iparnya.“Benar, itu nama ayah saya, ada apa? Apakah kalian saling mengenal?” tanya balik
Agatha dan Christopher kini sudah tiba di kamar dengan membawa pemikiran masing-masing yang terasa penat sekali. Keduanya tidak saling mengobrol, padahal di satu sisi, Agatha ingin supaya suaminya memberikan jalan keluar agar kakaknya tidak berbuat nekat. Tapi, jika dia mengatakan rencana kakaknya, sama saja bunuh diri.Baik Axel juga Christopher nantinya akan saling menyerang, itu hal yang tidak di inginkannya.“Aku harus bagaimana? Di satu sisi Axel satu-satunya keluarga yang aku miliki, di satu sisi Christopher suamiku, meskipun belum lama kenal dan memiliki rasa lebih, setidaknya, aku tidak mau suaminya menjadi korban balas dendam.” Gumam Agatha memijat keningnya.“Tadi kakakmu bicara apa? Mengapa sampai menjauh?” tanya Christopher memecah kesunyian.“Dia masih belum bisa menerima kehadiranmu, seperti dimana keluargamu yang menolak kehadiranku, terlebih, alasan Axel sangat kuat, ayahmu sudah membuat hidup kami dulunya san