Kenapa di sebut kota pahlawan?Kota surabaya sendiri memiliki sejarah yang mengandung nilai kepahlawanan. Pada tanggal 10 November 1945. Arek-arek Suroboyo untuk Surabaya yang berarti berani melawan pasukan sekutu dengan persenjataan terbatas. Bukan itu saja kota Surabaya juga terkenal termasuk kota terbesar kedua di Indonesia. Dan di kenal dengan pusat bisnis, industri, peradangan, dan pendidikan." Reza bagaimana caranya kita pulang hari ini " ujar Arkan dengan mengaduk-aduk kopinya mengunakan sendok." Ya Allah pak. Kita baru saja sampai di kota Surabaya 2 jam yang lalu. Dan sekarang anda sudah memikirkan pulang ke Jakarta? maaf pak, anda harus menyelesaikan pekerjaan di sini terlebih dahulu baru bisa pulang ke Jakarta." Reza sampai tidak habis pikir dengan Arkan. Mereka baru saja sampai ke Surabaya, tapi Arkan sudah langsung memikirkan pulang ke Jakarta.Arkan menatap Reza. " Kamu tidak kasihan kepada saya?" Reza menggeleng. " Tidak pak. Anda harus fokus menyelesaikan pekerjaan di
" Reza pesankan tiket pesawat saya pulang ke Jakarta hari ini." tutur Arkan yang sudah sangat ingin langsung pulang ke Jakarta" Tapi pak pekerjaan kita di sini masih belum selesai." Reza langsung menyahut ucapan Arkan barusan." Itu bagian kamu yang menghandle pekerjaannya. Saya minta cari tiket pesawat ke Jakarta secepatnya." " Ya." Reza mengangguk dengan mudah mencari tiket pesawat secepatnya untuk Arkan." Saya duluan balik ke penginapan sekalian kemasi barang bawaan saya." " Tapi pak ini kita masih bekerja dan anda belu--" " Tolong handle pekerjaan saya. Selesai pekerjaan kamu di sini akan saya kasih kamu cuti bagaimana?" " Betul nih?" tanya Reza memastikan.Arkan mengangguk. " Ya, satu hari." " Loh kok satu hari?" " Yang penting kamu cuti. Pilih mana saya kasih cuti satu hari atau tidak ada sama sekali?" " Pak Arkan sudah saya pesankan tiket pesawat anda, semoga sampai di rumah dengan selamat. Saya akan ambil cuti setelah selesai dari pekerjaan di sini." " Ingat bekerja y
" Sayang kamu kenapa?" Arkan menatap serius wajah Aisyah yang. dari tadi hanya diam.Aisyah menggeleng kepalanya dengan memainkan jari-jarinya. Arkan menggenggam tangan Aisyah dengan lembut dan" Kamu jangan pikirkan yang kemarin. Pulang kamu kuliah aku jemput sekalian kita jelaskan dengan teman kamu soal kita." Setelah keluar dari mobil Aisyah berjalan masuk ke dalam kampus. Di pertengahan jalan Aisyah melihat Nurul sedang berjalan menuju kelas dan Aisyah langsung menghampiri Nurul dengan memberikan senyuman kepada Nurul.Abian yang ingin berjalan masuk ke dalam kampus melihat anak didiknya yang sedang berjalan juga ke arah kelas. Membuat pria itu langsung mendekati dengan memberi proposal mahasiswa kepada salah satu anak didiknya." Tolong bawa ke kelas." Abian memberikan beberapa proposal mahasiswa kepada Aisyah." Tapi pak kena--" Aisyah yang ingin protes tapi tidak jadi melanjutkan protesnya." Kamu keberatan?" tanya Abian dengan menatap Aisyah." Silahkan pak Abian jalan duluan
Semilir angin sore menerpa wajah kedua perempuan yang sedang tertawa di depan sana. Membuat dua pria yang sedang mengamati itu ikut tersenyum melihatnya, seperti sudah di takdir kan bersama mereka terlihat sangat bahagia. Walaupun ke depannya tidak bisa di prediksi apa yang akan terjadi." Dua bidadari sedang tertawa di bumi." Reza dan Arkan ikut duduk di kursi taman." Bidadari dari mana!?" tanya Aisyah kepada Reza." Bidadari nyasar dari Aceh ke Jakarta." sahut Nurul yang menjawab pertanyaan Aisyah." Hahahaha.... aneh ya, orang ini." Aisyah dan Nurul tertawa bersama dengan jawaban dari Nurul sendiri.Nurul mengangguk setuju. " Hoh'o." " Sayang.." panggil Arkan.Aisyah menoleh. " Apaan?" " Aisyah aku kok gak di panggil juga." protes Nurul dengan berbicara bisik kepada Aisyah." Gila kau heh! sana noh cari lakik supaya bisa di panggil gitu juga." " Santai dong. Gak aku ambil gak, suami kau." " Kalau kau ambil pun aku bisa cari yang lain." Nurul menggeleng kepalanya tidak percaya
Malam harinya di dalam kamar pasutri double A itu tengah duduk di sofa dengan memakan oleh-oleh dari kota Surabaya yang di titip beli dari Reza. " Sayang aa~ buka mulutnya." Aisyah menggeleng. " Gak mau." Arkan pura-pura ngambek karena tidak di pedulikan dengan Aisyah yang sibuk dengan memakan oleh-oleh dari kota Surabaya itu. Seperti bocah tantrum yang tidak di pedulikan oleh orang tuanya membuat Arkan merengek dan menarik baju Aisyah dengan pelan." Sayang..." " Hm." " Kamu lihat sini dulu. Sayang.." " Ingat umur." ujar Aisyah dengan menepuk pelan kening Arkan.Arkan menghela napas dengan mengerutkan bibirnya." Aku punya sesuatu buat kamu." ujar Arkan yang ingin memberikan hadiah kepada Aisyah." Apaan?" tanya Aisyah kepo." Cium dulu." pinta Arkan yang membuat Aisyah mendengus.Aisyah menggeleng. " Gak lah, mending gak usah." " Kamu gak mau cium, aku tetap mau cium kamu." CupArkan mengecup bibir Aisyah sekilas dengan tersenyum manis sekali kepada Aisyah. Setelah itu berjal
" Sayang jangan pergi." pinta Arkan dengan memainkan tangan Aisyah yang berada di tangannya." Kan tadi kita udah sepakat kalau aku boleh pergi. Aku juga pergi gak lama, karena mau ngambil tugas sama Nurul di tempat kerjanya." " Sayang suruh teman kamu aja yang antar ke sini. Kamu jangan pergi." saran Arkan." Gak bisa dia kerja, mau es krim gak?" Aisyah menggeleng kepalanya dengan mencoba membujuk Arkan." Gak mau, mau kamu aja." " Harus mau dong, nanti setelah aku pulang ambil tugas aku beliin kamu es krim." " Gak mau sayang." kekeh Arkan dengan menggeleng kepalanya." Terus aku harus di sini aja gitu? gak usah kuliah, gak usah ngapain-ngapain di samping kamu aja. Mau jadi apa aku hah aku tanya?" ucap Aisyah yang udah habis kesabaran menghadapi Arkan yang mode on bocah." Sayang.." panggil Arkan dengan menatap wajah Aisyah dengan eskpresi sedih." Kamu nih ya... ya Allah kayaknya suami aku tertukar deh." " Enggak sayang, aku suami kamu." " Kamu itu masih sakit udah diam aja di
Selama dua hari Arkan tidak datang ke kantor di karena kan sakit demam yang lumayan cukup tinggi. Dan pagi hari ini Arkan sudah sampai di depan kantornya, ketika ia hendak berjalan ke tempat lift, dan sedang asyik membalas chatting dengan istrinya. Arkan terkejut dengan suara seseorang yang sudah ada di dekatnya." Selamat pagi pak Arkan, wajah anda kenapa pucat pak?" ucap Kesya yang sudah berada di sebelah Arkan dengan tersenyum semanis mungkin, dengan tangannya yang hendak terurur menyentuh wajah Arkan." Jauh kan tangan kamu! bukan urusan kamu, balik ke tempat kerja. Kalau tidak mau saya potong gaji kamu!!" Arkan langsung mundur dengan menatap tajam perempuan di dekatnya." Baik, pak. Tapi wajah anda benar pucat. Kalau perlu apa-apa langsung bilang kepada saya aja pak." ujar Kesya dengan nada khawatir melihat sang pujaan hatinya seperti sedang sakit." Memangnya kamu siapa!? udah sana kembali kerja!" sarkas Arkan tanpa menatap ke arah Kesya." Permisi pak." Kesya yang tidak sakit me
Aisyah dan Nurul setelah selesai kelas kuliah mereka mengobrol-ngobrol di tempat favorit mereka yaitu di taman kampus. Bahkan mereka duduk di taman bisa sampai berjam-jam saking lamanya, dan seperti sekarang sampai shalat Jum'at selesai pun mereka masih duduk di taman kampus." Jadi maksudnya kau besok malam ke rumah mertua?" tanya Nurul yang tadi menyimak Aisyah bercerita akan ke rumah mertuanya besok malam." Iya, makanya itu aku minta tutor dong Nurul. Cara bersikap dan bertemu dengan mertua." Aisyah mengangguk dengan meminta saran kepada Nurul." Jangan kan kasih kau tutor bersikap dan bertemu mertua, suami aja belum punya aku." " Aku bingung harus ngapain besok bertemu mertua." " Ngapain bingung-bingung tinggal salto aja kau, udah selesai." ujar Nurul tanpa beban." Tutor sesat!" " Kau pun aneh, tanya kok sama yang belum punya suami." ucap Nurul dengan meminum es kelapa yang beli di kantin." Mana tahu kau pengalaman, hal-hal yang beginian." balas Aisyah dengan memakan bakso go