Hiruk pikuk murid-murid di kelas yang sedang memperkenalkan diri masing-masing sesuai perintah Pak Darma, tidak Kayla pedulikan. Ia tengah meratapi nasib yang dianggapnya sangat menyebalkan. Jadi ketua kelas? OMG seumur-umur pendidikannya baik dari jenjang TK sampai awal pendaftaran SMA, Kayla tidak pernah membayangkan jabatan itu akan dijambangi olehnya.
Bukan kenapa, menurut Kayla menjadi ketua kelas itu sangatlah merepotkan, membuang waktu, dan juga ia harus bertanggungjawab untuk banyak orang yang tidak ada hubungan apa pun dengannya. Terlebih lagi pekerjaan itu tidak akan memberikannya gaji. Maklumi saja, Kayla memang sangat perhitungan jika disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai.
Posisi Kayla sekarang ini adalah menyangga keningnya di dataran meja belajarnya. Ia tidak tidur, ia hanya ingin menenangkan pikirannya saja. Lalu Kayla sedikit memiringkan kepalanya mengarah ke Kenzo. Kayla benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa
Kayla berjalan begitu riangnya sembari bersenandung kecil. Dalam hati menyuarakan sebuah lirik lagu cinta yang menjadi gambaran suasana hatinya saat ini, yaitu falling love. Di tangan kanan-kirinya terdapat gulungan kertas pink berpita biru dan sebatang coklat juga tidak ketinggalan menyertai langkahnya. Dia adalah seorang murid baru di sebuah SMA swasta yang bernama SMA Garuda. Tepat hari ini dirinya telah menyelesaikan mos terakhir yang diselenggarakan oleh sekolah SMA GARUDA-nya itu. Dan di hari ini pula Kayla ingin menyatakan sebuah perasaan yang disebut cinta kepada salah satu anggota osis yang membimbingnya selama mod itu berlangsung. "Itu dia." Mata Kayla menangkap sosok cowok yang keluar dari salah satu ruangan kelas yang hendak ia tuju sekaligus adalah kelas milik cowok itu sendiri. Kayla memegang dada bagian kirinya, merasakan degu
Seorang gadis berambut hitam sebahu dengan pita biru laut yang selalu dikenakannya, bermata bundar coklat pekat dan kelihatan besar, serta berlesung pipi di kedua belah pipi chubby-nya. Beberapa ciri-ciri fisik itu sudah cukup jelas sedang menjelaskan gambaran sosok seorang Kayla Audrey.Gadis dengan keceriaan yang selalu terpancar dari dalam dirinya, tak jarang juga tingkahnya yang kadangkala konyol sangat ampuh untuk membuat orang-orang di sekitarnya menjadi merasakan keceriaannya juga.Namun hari ini, hari yang sudah semalaman kemarin diperkirakan oleh gadis itu adalah hari yang sangat baik dan pastinya akan sangat membahagiakan juga untuknya karena ia hendak menyatakan cinta kepada seseorang yang ia sukai dan berkeyakinan kalau cintanya itu pasti akan diterima.Nyatanya, kenyataan tak semanis khayalan. Bukan penolakan yang membuat gadis itu tampak se-menyedihkan sekarang i
Pikir Kayla, saran yang Ando berikan padanya lumayan juga untuk ia terapkan. Walaupun sedikit memalukan nantinya karena pasti akan ditertawakan oleh Aska, namun setidaknya itu dapat menyelesaikan kesalahpahaman.Ia hanya perlu menemui Aska dan menjelaskan kalau sesungguhnya pernyataan cinta itu di tujukan padanya. Selesai!Ahh ... Tidak, masih tidak karena setelah melakukan penjelasan, Kayla 'kan juga harus menunggu jawaban dari Aska tentang pernyataan cinta darinya itu.Mengingatnya lagi membuat salah satu organ terpenting dalam tubuh Kayla kembali berdegup cepat. Padahal ini bukan kalipertamanya, dia juga 'kan sudah melakukannya beberapa jam yang lalu. Namun kenapa masih belum bisa terbiasa, kenapa rasanya seperti kembali berada dalam kejadian itu lagi?Mengajak Arin, Kayla pergi menuju kelas kakak osisinya itu tepat di jam pulang sekolah."Rin, tangan gua kok rasanya gemetaran yak?"
Pagi yang cerah ini Kayla awali dengan senyuman ceria. Bukan tanpa alasan, karena hari ini merupakan hari yang baru bagi Kayla. Hari ini ia telah resmi menjadi siswa didik di SMA Garuda. Tidak ada lagi kegiatan-kegiatan MOS yang melelahkan dan itu membuat Kayla bahagia.Senyum Kayla berubah semakin cerah kala ia melihat seorang individu yang amat dikenalnya. "Arin. Tungguin," panggilannya kepada Arin yang berjalan di depan.Mendengar adanya suara panggilan dari Kayla, Arin menoleh. Langkahnya pun terhenti sesuai dengan permintaan Kayla tadi. Namun, ketika ia melihat seseorang yang lain yang berjalan berdampingan dengan Kayla, gadis itu malah langsung melanjutkan perjalanannya yang sempat terjeda. Panggilan yang Kayla lakukan lagi sengaja dihiraukan oleh Arin. Melihat Arin yang benar-benar sengaja mengabaikannya, Kayla tidak marah karena ia sangat tahu alasan kenapa Arin berperilaku seperti itu dan Kayla memaklumi alasannya."Marahannya awet ya," kata Kayla
Kayla sekarang sudah berada di kelasnya, yaitu X IPS A. Ia duduk di bangku yang berada di ujung, di tepian jendela. Kayla sengaja memilih tempat itu karena itu merupakan tempat yang dirasa oleh strategis untuk segala hal, untuk tidur saat pelajaran sejarah yang membosankan misalnya. Di kala semua murid-murid yang lain memiliki partner duduk masing-masing hanya Kayla sendiri yang belum memiliki siapapun di bangku sebelahnya. Kayla rasa itu lebih baik lagi, ia bisa lebih leluasa menikmati tempat yang strategis itu sendirian.Bukannya Kayla tidak ingin bersosialisasi dengan murid-murid lain, ia hanya merasa kalau hal itu bisa ia lakukan di lain hari. Biarkan lah alur yang membawanya, bukan kemauannya sendiri.Kayla masih mengingat eskpresi wajah Arin ketika ia mengatakan Ando sekelas dengan gadis itu. Ekspresi Arin masih bisa membuat Kayla terkekeh sendiri sampai sekarang. Bagaimana tidak, raut kejengkelan yang gadis itu tunjukkan juga recokan yang gadis itu paparka