"Raven Artharwa Al Rasyid. Ternyata kamu memiliki ingatan yang kurang bagus ya Ory. Padahal baru beberapa jam yang lalu kita bertemu di kantor Bima."
Ory langsung membelalakkan mata indahnya. Ting! seolah ada lampu pijar tak kasat mata yang menyala di benaknya. Pria tampan ini adalah yasalam ternyata suami Celine. Calon istri tak jadi Dewa yang tadi masuk tiba-tiba keruangan Bima. Mengetahui pria ini masih terikat hubungan sebagai suami istri dengan Celine, membuat Ory seketika bersikap defensif. Jangan sampai lagi dia berurusan dengan Madam Medusa itu. Belum lagi Ory sempat melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Raven didadanya, tiba-tiba saja dia merasa tangannya ditarik paksa kearah yang berlawanan dan kemudian tubuhnya dipeluk posesif oleh Rendra.
"Tolong anda jangan bersikap kurang ajar terhadap adik saya ya Pak Raven. Walaupun anda sudah mendaftarkan gugatan cerai terhadap istri anda, tetapi saat ini status anda masih sebagai seorang pria beristri."
Rendra menatap tajam Raven. Sebenarnya sedari tadi dia sudah gelisah melihat tatapan lapar Raven terhadap adiknya. Diantara Dewa, Bima dan Bayu hanya Rendralah yang tidak mengenal Raven. Karena Rendra bisa dikatakan bersahabat dengan Dewa cs hanya sekitar 3 tahun belakangan ini. Menurut Bima, dulu dia, Dewa, Raven, dan Bayu adalah teman sedari kecil.
Diantara mereka berempat, Ravenlah yang paling cool dan cuek. Apalagi yang berhubungan dengan wanita. Dia sangat mapan dan tampan, tetapi karena mulutnya yang sadis dan pilihan kalimatnya yang sangat irit dan sepedas bon cabe, membuat para wanita takut mendekatinya. Mereka sendiri sampai pernah mengira Raven itu gay, sebelum akhirnya mereka tau bahwa Raven malah kawin lari dengan Celine, calon istri Dewa.
"Adik ketemu gede? Anda dan saya sama berbahayanya bagi dia selama hormon testoteron kita masih berfungsi dengan baik. Anda tidak perlu terlalu mendramatisir keadaan."
Raven cuma membalas dengan kalimat efisien namun tepat sasaran.
"Saya pergi dulu ya Cantik. Percayalah kita pasti akan berjumpa lagi. See you."
Raven mengedipkan sebelah mata sambil berlalu dari hadapan mereka berdua.
"Cuek terhadap wanita katanya? Macam Don Juan begitu malah di bilang cool. Cool dari Hongkong!"
Rendra ngomel-ngomel sendiri.
"Kamu juga Non, jangan bertingkah kegenitan gitu sama laki-laki, bisa tidak?mulai hari ini Saya tidak mau melihat kamu memandang laki-laki lain dengan mata menggodamu itu. Bisa?"
Bentak Rendra yang tiba-tiba saja mood nya terjun bebas kelaut lepas saat melihat adegan romantis ala film india yang diperagakan oleh Ory dan Raven tadi.
"Apaan sih lo Ndra, suara lo kedengeran noh sampe di depan."
Bima dan Bayu tiba-tiba muncul didepan Ory. Ory langsung memejamkan matanya rapat-rapat. Dia ingat, Rendra tadi melarangnya memandang laki-laki lain.
"Lho Ory, kamu kenapa? Koq merem-merem begitu. Kamu ngantuk? Atau tidak enak badan ya?"
Bima heran melihat Ory yang tadinya terlihat baik-baik saja, mendadak memejamkan rapat-rapat matanya.
"Saya sehat-sehat saja Bang. Tadi kak Rendra bilang, Saya tidak boleh memandang laki-laki lain lagi. Makanya sekarang Saya merem liat kak Bima dan kak Bayu." Ory menjawab polos.
"Hahahaha. Rendra lo kenapa ngomong gitu sama Ory. Si lugu ini mengasumsikan semua hal yang dia dengar itu secara harfiah."
Bima dan Bayu langsung ngakak melihat Ory yang masih terus memejamkan matanya. Karena posisinya yang memejamkan mata, pandangan para pemilik hormon testoteron ini malah jadi fokus ke bibir ranumnya.
"Set dah itu bibir minta banget di cipok ya? Kakak boleh cium dikit ya Ry, sudut-sudut bibirnya aja. Boleh ya?"
Bayu langsung maju berpura-pura mau mencium Ory. Rendra dan Bima langsung kompak menjitak kepalanya.
"Cari mati lo Yu? Tuh otak jangan ditaruh diselangkangan mulu nape?" Rendra kembali menoyor kesal kepala Bayu.
"Nggak boleh! Saya hanya mau memberikan first kiss Saya buat suami Saya kelak."
Ory langsung membuka matanya dan sekarang dia menutup mulutnya dengan tangannya rapat-rapat.
"Suami? Berarti first kiss kamu buat Dewa dong?secara kan dia kan memang suami kamu."
Bayu menggoda Ory. Bayu tahu Ory itu bahkan sangat canggung bila ada didekat Dewa. Kelihatan sekali kalau pernikahan keduanya itu bukan karena cinta tapi terpaksa. Ory bahkan kabur hanya sesaat setelah ucapan sah terdengar pada pernikahan mereka.
"Kami akan segera mengurus pembatalan pernikahan koq kak Bayu, Mas Dewa bukan suami Saya lagi."
Ory menjawab cepat. Dia tidak sudi dianggap menyimpan first kiss nya untuk Dewa. Pria mesum akut yang sialnya masih berstatus sebagai suaminya.
"Lha jadi kamu akan segera jadi janda dong. Gila aja jadi janda diumur tujuh belas tahun. Mana masih perawan ting ting lagi."
Bayu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa.
"Kalau bercerai baru bisa disebut janda, tapi kalau cuma membatalkan pernikahan, dia akan kembali pada status gadis, karena cuma dianggap batal menikah. Makanya Tante memilih opsi pembatalan pernikahan saja. Itu akan lebih baik untuk keduanya."
Tante Mita, mama Dewa tiba-tiba muncul ditengah-tengah mereka.
"Tante juga sekarang mulai menyortir calon suami potensial buat Ory. Supaya Ory nanti tidak salah memilih lagi. Walaupun Dewa itu anak kandung Tante sendiri, tapi dia memang bukan suami yang baik dan bisa membahagiakan Ory.
Oh ya Bima, Tante juga ingin segera mengadopsi Ory secara legal menjadi anak Tante. Nanti tolong dibantu proses legalisasinya ya Bim?"Kata Tante Mita sambil mengelus sayang pipi Ory.
"Biar aja nanti Dewa nyesel sudah menyia-nyiakan anak cantik seperti kamu, dan lebih memilih mempercayai wanita ular seperti siCeline itu. Belum lagi wanita-wanita ONS nya yang lain. Tante merasa sudah gagal menjadi orang tua."
"Ehmmm..Tante, kalau Tante memang sedang menyortir calon suami buat Ory, Bima juga ingin mengajukan diri Tan, dan Bima serius ingin menjalani hubungan Dengan Ory."
"Saya juga Tan!" Bayu juga tidak mau kalah langsung ingin ikut menjadi salah satu kandidat calon suami Ory.
"Kalian semua ini kan sifatnya sebelas dua belas, sefaham seideologi dengan Dewa. Mana mungkin Tante mau anak perawan Tante dapat suami tukang ONS semua."
"ONS itu apa Tan?" Ory penasaran. Mata bulat almondnya menatap bolak balik antara Bu Mita dan Bima.
"Denger tuh, Ory terlalu lugu buat menjadi pasangan kalian.Ry, mama mau pulang, Ory mau ikut? Biar nanti mama turunin diapartemen. Aduh ini Dewa kemana lagi, dari tadi mama cariin nggak nampak-nampak batang hidungnya. Mana handphone nya nggak aktif lagi."
Bu Mita mulai ngomel-ngomel kesal.
"Tadi Mas Dewa pesan dia pulang duluan karena ada urusan Ma. Mama nanti disupirin Mang Jaja aja katanya. Ory mau nginap di rumah Intan Ma, jadi nanti Ory ikut Bang Bima aja pulangnya."
Ory sengaja tidak mengatakan apa yang menjadi urusan Dewa tadi. Bisa ngamuk mertuanya bila tahu Dewa masih saja perhatian kepada calon istri tak jadinya tersebut.
"Oh ya udah. Mama jalan dulu ya Ry. Ayo Bayu, Rendra, Bima, Tante jalan dulu." Bu Mita segera berlalu.
"Kamu tidak bisa nginap ditempat Bima Non. Tadi Bi Asih minta izin pulang kampung seminggu. Anaknya sedang sakit katanya. Nanti apartemen berantakan nggak ada yang ngurus. Kita pulang sekarang aja, sudah malam. Yuk Bro sekalian, gue cabut dulu."
Rendra langsung saja menarik lengan Ory agar segera mengikutinya keparkiran.
Dalam hati Bima mengumpat. SiRendra ini kelihatannya tidak suka mendengar ide Ory mau menginap di rumahnya. Masalah Bik Asih yang katanya pulang kampung karena mau menjenguk anaknya itu, pasti cuma akal-akalan Rendra saja. Orang Bik Asih itu tidak pernah menikah alias perawan tua. Masak tetiba punya anak aja dikampung?Dasar kakak tiri sialan siRendra ini. Alamat gagal lah rencananya untuk mengajak Intan dan Ory jalan-jalan. Sepertinya dia harus lebih keras lagi mencari cara untuk membuat Ory memandangnya lebih dari seorang kakak. Bima berulang kali menghela nafas panjang. Memang susah kalau jatuh cinta sama bocah!
Sebenarnya Bima remaja dulu sudah naksir setengah mati pada gadis kecil teman adiknya itu. Cuma masalahnya si cengeng itu masih bocah dalam artian yang sebenarnya. Dan tiba-tiba saja Ory dipindahkan sekolahnya oleh orang tuanya. Sejak itu Bima tidak pernah melihat bocah itu lagi.
Sampai beberapa bulan lalu, dia melihat Ory yang sudah bertransformasi dari bocah cilik menjadi gadis remaja yang luar biasa cantik. Sebagai pria dewasa rasanya sangat malu untuk mengakui bahwa jantungnya berdebar-debar saat berdekatan dengan gadis yang disukainya. Secara dia bahkan sudah berpuluh-puluh kali membuat wanita-wanita ONS nya orgasme, kini dia malah bertingkah seperti abg labil.
Bima tahu, dibutuhkan kesabaran dan perjuangan yang panjang untuk bisa mendapatkan Ory, ditambah lagi statusnya sebagai istri orang. Tapi dia percaya hasil tidak akan menghianati usaha. Just wait n see!
==================
Hari ini Rendra berulang tahan yang ke dua puluh delapan. Ory ingin sekali memberi hadiah buat Rendra. Terlepas mau atau tidaknya Rendra mengakui Ory sebagai adik tirinya, Ory tetap harus berterima kasih karena Rendra sudah mau mengizinkan Ory untuk menumpang sementara diapartemennya. Tadi pagi Bik Asih berbelanja bahan makanan agak sedikit istimewa, sehingga mengusik rasa ingin tahu Ory. Melalui Bik Asih jugalah akhirnya Ory tahu, bahwa Rendra hari ini berulang tahun dan sibibik ingin memasak makanan yang sedikit istimewa buat tuannya. Karena itulah minggu pagi ini Ory terdampar di mall dan sedang terkagum-kagum melihat jajaran jam tangan mahal yang dirasanya akan sangat cocok bila menghiasi pergelangan tangan kekar Rendra. Masalahnya adalah harga jam tersebut yang sangat tidak cocok dengan isi kantongnya."Daddy, Ibell mau beli yang ini aja Dad. Om, mommy ini berapa harganya? Coba tolong di scankan barcodenya ya Om?"Ory kaget saat ada seo
Dewa sudah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan Ory. Masih segar dalam ingatannya kata-kata ibunya saat Dewa ingin sesegera mungkin melakukan pembatalan pernikahan. Ibunya sepertinya berusaha menunda-nunda terealisasinya pembatalan tersebut. Setiap Dewa ingin membahasnya, Ibunya selalu bilang sabar dulu, tunggu bulan depan. Sampai akhirnya setahun sudah pembatalan pernikahan itu tertunda.Puncaknya adalah minggu lalu, saat Dewa sudah benar-benar akan menemui Bima untuk melengkapi dokumen pembatalan itu, tetapi kembali gagal saat ibunya menangis dan akhirnya mengajukan satu persyaratan buat Dewa, yaitu Dewa harus memberinya cucu. Dewa langsung mengiyakan. Apa sih susahnya menghamili Ory? Tinggal menyemburkan benih doang, pasti melendung itu perut si gadis abege.Suara bel yang berbunyi nyaring pada pukul 11.30 WIB langsung menghadirkansmirkdiwajah dingin Dewa.Finally, dombanya datang juga. Ory
Rendra berjalan sambil merangkul sayang bahu Ory. Dia melihat sepertinya Ory masihshockatas tuduhan Celine yang mengatakan bahwa dia sudah menjadicabenya Bima. Sementara Rendra sendiri juga tengah pusing akan permintaanabsurdmamanya. Bayangkan saja mamanya memintanya untuk segera menikahi Ory setelah Dewa resmi melakukan pembatalan pernikahan mereka berdua. Ingatannya kembali pada kejadian dua hari lalu di rumah mamanya.Flashback On"Rendra kamu tau kan, sampai usiamu sedewasa ini mama tidak pernah meminta apapun dari kamu? Nah untuk kali ini aja mama memohon pada mu, untuk mengabulkan satu saja permintaan Mama. Rupanya di tua bangka itu sudah merubah surat wasiatnya tanpa setahu mama. Dia sudah mengalihkan semua harta dan asset-asset berharganya hanya untuksi berandalcilik itu. Dan mama tidak rela si Dewayang ba
Hari ini Ory gembira sekali. Dia sudah menerima ijazah SMU nya. Akhirnya setelah menjadi yatim piatu diusianya yang ke delapan belas tahun tepat dihari ini, dia berhasil juga menamatkan SMUnya dengan sukses. Mengingat kemasa lalu, saat terakhir dia merayakan ultah bersama ayahnya adalah saat usianya yang ke enam belas tahun. Tiup lilin, kado istimewa biasanya telah dipersiapkan oleh ayahnya dari jauh-jauh hari. Ultah ketujuh belasnya mulai suram, ayahnya telah pergi meninggalkannya dan menjadikannya anak yatim piatu. Ibu tirinya bahkan sudah menikahkannya dua minggu kemudian dengan Dewa demi menghindari tanggung jawab untuk membesarkannya. Time flies, rasanya baru saja dia menikah dengan Dewa dan ternyata sudah setahun juga pernikahan ecek-eceknya. Bagaimana tidak disebut ecek-ecek, statusnya saja punya suami. Padahal tinggal saja berjauhan, bahkan hubungan mereka berdua seperti orang yang tidak saling mengenal. Dewa pun sama se
Hingar bingar suara musik yang memekakkan telinga menyambut kedatangan dua remaja cantik itu di Exodus. Intan memakai mini dress sexy berwarna hitam yang memperlihatkan punggung mulusnya. Sedangkan Ory mengenakan flare mini skirt berwarna putih dengan lengan mulusnya yang terbuka dibagian pangkal lengannya. Pendeknya gaunnya semakin memperjelas jenjangnya kaki mulus Ory. Kedua remaja itu tidak menyadari bahwa hampir seluruh pengunjung pria di club ini memandang Ory dengan mulut berliur. Ory dan Intan terus berjalan menuju kursi-kursi yang disediakan disudut ruangan. Mata Ory membulat seketika saat melihat orang-orang yang dikenalnya bertingkah begitu mesum didepan matanya. Dewa suami ecek-eceknya tampak sedang melumat ganas bibir wanita kurang yang tampak sedang meremas-remas selangkangannya, Rendra kakak tirinya tampak sedang memeluk mesra wanita seksi yang sekarang terlihat sedang menggerayangi tubuh kekarnya, Bima juga menciumi lengan
Dewa sudah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan Ory. Masih segar dalam ingatannya, kata-kata ibunya saat ia ingin sesegera mungkin melakukan pembatalan pernikahan. Ibunya seperti berusaha menunda-nunda terealisasinya pembatalan tersebut. Setiap kali ia ingin membahasnya, ibunya selalu bilang sabar dulu, dan menunggu hingga bulan depan. Sampai akhirnya setahun sudah pembatalan pernikahan itu tertunda. Puncaknya adalah minggu lalu, saat ia sudah benar-benar akan menemui Bima untuk melengkapi dokumen pembatalan. Tetapi kembali gagal saat ibunya menangis dan mengajukan satu persyaratan buatnya. Yaitu dirinya harus segera memberinya cucu. Waktu itu dirinya langsung mengiyakan. Apa sih susahnya menghamili Ory? Tinggal menyemburkan benih saja, pasti akan melendung itu perut si gadis abege. Suara bel yang berbunyi nyaring pada pukul 11.30 WIB, seketika menghadirkan smirk di wajah dingin Dewa. Finally
Seminggu telah berlalu sejak peristiwa pemaksaan Dewa pada Ory. Mungkin bagi Dewa hal tersebut sangatlah biasa, mengingat predikatnya sebagai playboy mesum akut. Tapi bagi Ory hal itu menjadikannya begitu trauma. Sejak hari nahas itu, Ory menjadi begitu sensitif dengan sentuhan. Dia menjadi tidak nyaman dengan yang namanya skinship. Bahkan untuk bersalaman saja rasanya ia enggan. Begitu juga dengan tatapan. Ory begitu ketakutan dengan tatapan pria yang sifatnya intens ataupun intimate. Bila para wanita biasanya akan sangat tersanjung bila ditatap dengan spesial, sebaliknya, Ory refleks ingin melarikan diri. Trauma yang ditimbulkan akibat malam itu sangat membekas di hatinya. Hari ini hari libur. Itu artinya Ory bisa menghabiskan adalah waktunya dengan Intan untuk hang out atau sekedar jalan-jalan di mall. Ory membuka lemari. Entah kenapa hari ini ia ingin mempraktekkan make up ala korean style yang bar
"Gue sih cuman mau ngingetin lo ya Ry, kalo gue nggak mau bahan materialnya lo ganti sama yang abal-abal, gue mau semuanya harus yang ada label SNI dan sesuai SOP yang kita sepakati bersama. Mungkin dengan begitu biaya produksi kita akan sedikit mengalami kenaikan, tapi itu kan worth it, sebanding dengan hasil yang kita inginkan. Lo mau gegara kita sunat-sunat itu biaya material dan operasional and then jembatan itu ambruk dikarenakan faktor human error yang ujung-ujung nya kita semua bakal gol dan masuk hotel prodeo?" Rendra mulai memakai kaca mata bacanya sambil membalik-balikkan draft proposal penawaran harga yang besok akan segera diberikan pada client. "Ya itu kan cuma sekedar usul doang kali Ren, karena gue lihat penghematan biaya produksi jadi begitu jauh berbeda dan cukup significant itung-itungannya. Cuma yaitu resikonya sih, seperti yang lo bilang. Takut hasil akhir
"Bar, kamu kapan sih menikah Nak? Mama sudah kepengen sekali menggendong cucu dari kamu. Michellia aja anaknya sudah mau dua. Masa kamu kalah sama adikmu, Bar? Umur kamu juga udah tiga puluh tahun, lho. Mama kadang heran, papamu itu dulu, pacarnya di setiap sudut kota ada. Di setiap tikungan rumah juga ada. Lah kamu, umur segini juga pacarannya cuma satu kali. Perempuan di dunia ini tidak semuanya sama seperti Diandra, Bar. Nggak semua nya materialiatis. Atau kamu mama jodohin mau?" Ory yang sudah putus asa ketika melihat anak sulungnya masih betah melajang diusianya yang ke tiga puluh, mulai berpikir untuk menjodohkan anaknya dengan salah satu anak dari sahabat-sahabatnya. Akbar yang hanya pernah pacaran sekali saja dengan Diandra Sasmita, teman sekampusnya selama tiga tahun. Dan ternyata pada tahun ketiga itulah, Diandra tiba-tiba meminta putus dari Akbar, dan menikah dengan seorang duda seusia ayahnya karena faktor harta. Semenjak itu Akbar merasa kalau wanita itu
Dewa akui dia bukanlah orang yang baik-baik amat. Dosanya masih bleberan ke mana-mana. Ibadah pun sekedarnya saja. Dalam doa rasa-rasanya dia tidak pernah meminta apa-apa. Tapi saat ini, untuk pertama kalinya, dia sungguh-sungguh berdoa kepada yang Maha Kuasa, untuk keselamatan istri dan anaknya. Untuk pertama kalinya juga, dia bisa merasakan bagaimana seseorang bisa mencintai orang lain, melebihi cintanya pada diri sendiri.Dewa mulai membaca ayat kursi satu kali, surat al-A'raf ayat 54 dan surat Al-Falaq satu kali. Tidak lama kemudian Ory pun sampai pada bukaan terakhir dan mulai mengejan."Ahhhhhh! Ya Allah!" Ory mulai mengejan sekuat tenaga. Rasa sakitnya bahkan sampai membuatnya tidak malu lagi untuk menjerit sekuat-kuatnya."Ayo mulai lagi, tarik napas, mulai!" Dokter Ajeng memberi aba-aba." Ya Allah, sakit ya Allah!" Di tengah perjuangannya melahirkan anaknya ini, tiba-tiba Ory terbayang i
Ory mengaduh kesakitan saat hendak meraih remote tv di kamarnya. Sebenarnya dari dini hari tadi, perutnya terus saja berkontraksi. Tetapi Ory tidak menganggapnya serius, karena dokter kandungannya mengatakan kemungkinan besar ia baru akan melahirkan satu minggu lagi. Ory mengira rasa mulas di perutnya itu adalah akibat dari memakan rujak yang pedas semalam."Auchh... sshhh..."Namun semakin lama, kontraksi mulasnya makin konstan ritmenya. Ory merasa dia mulai berkeringat dingin. Saat ini tidak ada seorang pun di rumah, karena kedua mertuanya tengah menjenguk eyang Dewa yang sedang sakit. Pembantu rumah tangga dan Mang Jaja, supirnya, tengah berbelanja kebutuhan rumah tangga ke supermaket. Dewa pada jam seperti ini tentu saja masih di kantor. Bahkan Satpam di depan rumah pun tadi pagi meminta izin pulang, karena anaknya menjadi korban tabrak lari saat akan berangkat ke sekolah. Dan saat ini sang Satpam tengah mengurus anaknya di rumah sakit
Malam pergantian tahun akan segera berganti dalam hitungan menit. Raven sengaja membuat perayaan old and new dengan seluruh staff karyawan maupun buruh pemetik teh hariannya. Dia ingin semakin mengakrabkan diri antara dirinya sebagai pemilik perkebunan dengan semua pekerjanya yang berasal dari segala lapisan. Suara musik, tawa riuh, berbagai macam makanan dan minuman tumpah ruah dalam kemeriahan pesta. Ory yang akhir-akhir ini begitu mudah lelah karena perut besarnya, menghempaskan pinggulnya di sebuah ayunan yang khusus dibuatkan Raven untuknya. Ada dua ayunan di sana. Satu milik Ibell dan satu lagi miliknya. Tiba -tiba Ory melihat satu bayangan gelap tampak di belakangnya. Ory kaget dan menoleh cepat sambil bersiap-siap lari. Horror juga malam-malam di tempat sepi begini."Ry....Ory, jangan takut. Ini Mas Ry." Dewa langsung menangkap lengan Ory saat melihat kaki Ory sudah menekuk, siap untuk berl
BUGH! BUGH! KRAKKKK!Suara daging yang saling bertumbukan dan tulang patah, terdengar di seantero ruangan. Ruang tamu yang tadinya rapi sekarang lebih menyerupai kapal pecah. Raven yang sudah babak belur dan berdarah-darah ternyata tidak menyerah begitu saja dihajar oleh Dewa. Mereka berdua saling bergumul dan bergelut dengan amarah menggila."Udah! Udah lo bedua! Udah gue bilang! Pada mau mati lo bedua? Fine, gue sih nggak masalah. Asal lo-lo bedua duelnya jangan di depan mata gue. Gue nggak mau repot jadi saksi kematian lo bedua!" Bima dengan napas terengah-engah, berusaha menahan laju tubuh Dewa yang ingin terus menerjang ke depan.Butuh dua orang satpam ditambah Bayu dan Rendra untuk menahan laju tubuh Dewa, yang hari ini seperti mendapat kekuatan ekstra. Dewa mengamuk seperti orang gila akibat kemarahannya.Sedangkan Bayu dan Rendra juga berusaha sekuat tenaga, menahan tubuh Raven ya
Delapan bulan kemudian.Hingar bingar alunan musik remix terdengar di salah satu club elit ibukota. Para pengunjungnya bergoyang seksi-seks panas bersama. Mereka menghilangkan kepenatan dan kejenuhan setelah seharian bekerja. Di salah satu ruang VVIP, tampak Dewa dan kawan-kawannya tengah duduk santai menikmati serunya suasana. Di saat teman-temannya mengobrol hebohnya, Dewa duduk acuh sembari memainkan ponselnya. Bima yang penasaran mencoba mengintip apa yang sedari tadi dipandangi Dewa di ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Bima meringis setelah mengetahui apa objek yang membuat sahabatnya ini tenggelam dalam dunianya sendiri. Ternyata sedari tadi Dewa terus memandangi galeri photo yang kesemuanya adalah wajah close up
Ory baru saja menyelesaikan makan siangnya dibantu oleh Bik Asih, saat pintu ruang rawat inapnya terbuka. Dua orang yang sangat dikenalnya muncul. Ya, sepertinya Dewa datang dengan membawa bukti hidup yang semalam dikatakannya. Dewa berdiri tegak di depannya dengan Celine yang menggelendotinya seperti seekor anak koala."Ory... Mas ma-""Cukup, Mas. Mas tidak perlu melanjutkan kata-kata Mas lagi. Ory sudah mengerti dan menyetujui apapun keinginan Mas sekarang. Ory juga akan menunjuk Pak Firman sebagai kuasa hukum Ory. Jadi kita berdua tidak perlu lagi saling bertemu di persidangan. Besok pagi, Bik Asih akan mengambil barang-barang pribadi Ory dari rumah Mas. Ory akan pastikan semua akan berjalan seperti yang Mas inginkan. Kalau tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Ory ingin istirahat sekarang. Kalau mau keluar jangan lupa pintunya ditutup lagi ya, Mas. Selamat siang Mbak Celine Mas Dewa."Ory pun segera memaling
Pintu UGD yang terbuka tiba-tiba mengejutkan Dewa dan Rendra. Mereka berdua bergegas menyambut kedatangan dokter yang menunjukkan air muka resah."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah ada luka dalam serius yang dialaminya? Tadi kepalanya mengeluarkan banyak sekali darah!"Dengan suara terbata-bata Dewa yang cemas luar biasa langsung mendatangi dokter yang menangani istrinya."Pasien kehilangan banyak darah akibat benturan keras di kepala dan tulang bahu yang bergeser. Selebihnya hanya luka-luka luar akibat bergesekan dengan aspal. Saat ini pasien membutuhkan transfusi darah golongan AB yang agak langka. Sementara stok darah golongan AB di rumah sakit ini dan PMI kebetulan juga dalam keadaan kosong. Apakah ada keluarga pasien yang memiliki golongan darah sama yang bisa menjadi pendonor untuk pasien?""Kedua orang tuanya sudah meninggal dan kebetulan pasien ini anak tunggal. Golongan darah kami sekel
"Mas, apa Mas sungguh-sungguh mencintai Ory?" Dewa mengernyitkan keningnya mendengar istrinya menanyakan hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dipertanyakan lagi. Bahkan cicak di dinding dan Tobi si ikan arwana yang seumur hidupnya di aquarium pun tahu, kalau ia cinta mati dengan istri ciliknya ini."Pertanyaan macam apa itu Ry? Mulut Mas bahkan sampai pegel terus menerus bilang kalau Mas cinta sama kamu.""Tapi mengapa Mas tidak pernah mengatakannya di depan orang lain? Kenapa Mas selalu menghindar kalau ditanya oleh teman-teman Mas, apakah Mas mencintai Ory? Mas gengsi dan tidak mau mengakui mencintai Ory di depan orang lain dan cuma mau mengatakannya saat berdua dengan Ory? begitu?" Suara Ory mulai bergelombang karena Dewa seolah-olah malu kalau diketah